Anda di halaman 1dari 36

Nama Dagang

Kain Tradisional
MENU
Kelompok
5
Anggota

1. Natasya Saputri Gunawan (23430045)


2. Friska Eka Putrisia (23430046)
3. Regina Aulia (23430047)
Ulos
Ulos (Batak)

1. Warna tegas, seperti merah, hitam dan putih


2. Pembuatan benangnya dibuat tradisional
3. Terbuat dari kain katun
4. Tidak luntur bila dicuci
5. Dibuat dengan teknik tenun
6. Pola hias mengikuti struktur yang dibentuk oleh garis-
garis vertikal dan horizontal, yang terbagi- bagi dalam
bidang-bidang warna
7. Digunakan dengan dililitkan di dada.
Ulos (Batak)

Ulos pinuncaan Ulos ragidup Ulos sibolang


Lurik
Lurik (Jogja)

1. Memiliki corak garis-garis atau kotak-kotak kecil

2. Fungsi sebagai jarik dan stagen

3. Warna kain yakni hitam dan putih atau paduan kedua warna tersebut,
perwarna atau tarum berasal dari kulit batang Mahoni.

4. Dibuat dengan cara benang dicuci berkali-kali, kemudian dipukul-pukul


hingga lunak (dikemplong), setelah itu dijemur, lalu dibaluri nasi dengan
menggunakan kuas yang terbuat dari sabut kelapa.

5. Jenis bahan baku yang digunakan, yaitu serat kapas, serat kayu, sutera alam,
serat sintetis

6. Jenis benang yang digunakan, yaitu benang pintal tangan atau pintal mesin
Lurik (Jogja)

1. Kain lurik tradisional dapat berbentuk:

a. Jarit atau kain panjang, ukurannya ± (1 x 2,5) meter

b. Kain sarung, ukurannya ± (1 x 2) meter

c. Kain ciut, antara lain adalah kain selendang dengan ukuran ± (0,5
x 3) meter,

d. Kain kemben dengan ukuran ± (0,5 x 2,5) meter

e. Stagen (ikat pinggang), ukurannya ± (0,15 x 3,5) meter

f. Bakal kelambi (bahan baju)


Lurik (Jogja)

Corak lurik secara garis besar dapat dibagi dalam 3 corak dasar, yaitu:

a. Corak lajuran, adalah corak di mana lajur/ garis-garisnya membujur searah benang
lungsi

b. Corak pakan malang, adalah corak di mana lajur/ garis-garisnya melintang searah
benang pakan

c. Corak cacahan/ kotak-kotak, adalah corak yang terjadi dari persilangan antara corak
lajuran dan corak pakan malang
Lurik (Jogja)
Songket
Songket
(Palembang)
1. Songket adalah kain tenun yang bersulam benang emas
atau perak, dan kombinasi dengan benang berwarna
lainnya seperti benang sutra, katun atau keduanya.
2. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti sarung,
disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak,
hiasan ikat kepala.
3. Kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau
gadis remaja.
4. Alat tenun itu sendiri yang oleh mereka disebut sebagai
panta, sisia, pancukia.
5. Bahan dasar kain disebut benang lusi atau lungsin.
Sedangkan, hiasannya (songketnya) menggunakan benang
makao atau benang pakan.
6. Merupakan kain tenun brokat dengan Teknik sulam dan
tenun.
Songket
(Palembang)

Songket dipasaran dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Songket kualitas bawah terbuat dari benang local dengan


penampilan lemas
2. Songket kualitas sedang terbuat dari campuran benang
local dan impor dengan penampilan mewah
3. Songket super terbuat dari bennag impor sentuhan emas
biasanya dipakai oleh pengantin dan acara formal
SASIRANGAN
SASIRANGAN
(Banjar)

1. Motif berbentuk jelujur atau garis-garis vertical


yang memanjang keatas dan bawah
2. Ragam hias yang diimbuhkan pada kain Pamintan
adalah metafora dari keluhan penyakit si pasien
3. Memiliki warna kuning, merah, hijau, ungu,
hitam, dan coklat
4. Dibuat dengan cara tenun
SASIRANGAN
(Banjar)

SASIRANGAN gagi SASIRANGAN SASIRANGAN ular


haruan bayam raja naga
Endek
Endek (Bali)

1. Terbuat dari serat alam seperti kapas,sutra, dan capuran


keduanya
2. Teknik tenun ikat lukis atau gambar
3. Memiliki warna yang cerah seperti merah, orange,
kuning, hijau, biru, dan ungu
4. Corak diadaptasi dari budaya, mitologi, kepercayaan,
dan kehidupan sosial dari masyarakat Bali.
5. Berfungsi tertentu yaitu hanya sebagai kain bawahan
saat upacara-upacara adat, seperti potong gigi.
Endek (Bali)

Endek Wajik
Endek patra Endek rang-rang ukur
Maduaro
Maduaro
(Lampung)

1. Merupakan kain sulam


2. Terbuat dari benang selingkang yang terbuat
dari perak
3. Fungsi sebagai penutup kepala perempuan
4. Motif dari Hindustan
5. Jenis kain yang berbahan serat nanas atau
sutera yang disulam dengan menggunakan
benang kawat perak tipis
Karawo
Karawo
(Gorontalo)

1. Serat vertikal dan horizontal seperti katun, linen, sifon, sutra, dan
lainnya.
2. Merupakan kain sulam dengan cara diiris
3. Pekerjaan membuat seni karawo juga kerap dianggap sebagai
simbol subordinasi kaum wanita Gorontalo.
4. Motif bunga, buah atau logo suatu instansi tertentu
5. Sulaman menggunakan benang polos maupun warna-warni
6. Proses pembuatan sulaman karawo yaitu dengan cara mengiris
dan mencabut benang dari serat kain yang sudah jadi kemudian
disulam dengan beraneka ragam benang sesuai rancangan motif
yang diinginkan secara manual.
Karawo
(Gorontalo)

Jenis karawo antara lain :

1. Karawo manila, dibuat dengan teknik mengisi benang sulam


secara berulang sesuai dengan motif yang sudah ada.
2. Karawo ikat dilakukan dengan cara mengikat bagian-bagian
bahan yang telah diiris dan dicabut serat benangnya
mengikuti motif yang telah dibuat.
Tais Pet
Tais Pet
(Maluku)

1. Tais pet Tanimbar bisa dipakai oleh siapa


saja, tanpa memandang posisi di
masyarakat, entah itu raja atau rakyat
jelata (sistem kekerabatan)
2. Pengrajinnya kaum perempuan
3. Motif alam
4. Terbuata dari serat kapas
5. Dibuat dengan cara tenun
6. Motifnya menceritakan kehidupan
masyarakat setempat
7. Sebagai mas kain keluarga laki-laki
kepada perempuan
Kerawang Gayo
Kerawang Gayo
(Aceh)
1. Motif yang terdapat pada kain Kerawang Gayo adalah
mata itik, pucuk rebung, sesirung, leladu, mun berangkat,
tulen iken, puter tali, bunge kipes, gegaping, panah dan
motif selalu.
2. Warna yang terdapat dalam kain Kerawang Gayo yaitu
warna item (hitam) sebagai warna dasar, serta warna
putih, ijo (hijau) dan using (kuning) sebagai warna
pelengkap yang menjadikan corak atau motif menjadi
indah
3. Perajin kerawang Gayo umumnya adalah wanita, berbeda
dengan dahulu yang didominasi lakilaki.
Batik
Batik
(Jawa)

1. Proses dengan tutup celup dengan malam dan pewarna


cair kimia atau alami
2. Menggunakan kain mori
3. Kain bermotif terbuat dari malam
4. Tekniknya ada tulis, prin dan cap
5. Menggunakan cating
6. Warna batik solo coklat (gelap)dan Jogja putih kebiruan
(terang)
Batik
(Jawa) Batik cap
Motifnya diadaptasi dari kuno ke modern
Cap harus presisi antara disebelah
Warna tidak sama dengan yang dibelakang
Dilakukan oleh bapak-bapak

Batik prin
Motif sempurna
Bagian belakang putih
Mirip proses sablon
Penutupan bakai bahan zat kimia
Dibutuhkan dua orang untuk 1 batik
Dilihat dari tepi kain

Batik tulis
Kurang rapi
Pakai canting malam
Bau malam
Bagian belakang tembus
Batik
(Jawa)

Batik Batik dataran


Batik
pesisir rendah
pegunungan
Kesimpulan
Kesimpulan
Kain tenun
1. Benangnya memiliki kekuatan elastis dan kerataan cukup
2. Rapi
3. Persilangan benang lusi dan pakan
4. Pola anyaman dasar untuk kain tradisional biasanya
anyaman polos
5. Mudah diberi desain muka
6. Kekuatan sobek rendah dibandingkan anyaman lainnya

Anda mungkin juga menyukai