Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ERVINA MARDIANA

NIM : 050094152

MAPEL : ISIP4110

TUGAS 2 TMK

JAWABAN

1. A. Konsep Dasar Sosiologi: Stratifikasi Sosial Ekonomi (Economic


Stratification)
Stratifikasi sosial ekonomi adalah konsep dasar dalam sosiologi yang mengacu
pada pembagian masyarakat menjadi lapisan-lapisan berdasarkan status sosial
dan ekonomi. Konsep ini menggambarkan adanya ketimpangan dalam distribusi
sumber daya, kekayaan, dan kesempatan di dalam masyarakat.
Stratifikasi sosial ekonomi melibatkan pembagian masyarakat menjadi kelompok-
kelompok yang memiliki akses yang berbeda terhadap sumber daya ekonomi
seperti pendapatan, pekerjaan, pendidikan, dan kekayaan. Kelompok-kelompok
ini biasanya ditempatkan dalam hierarki sosial, di mana kelompok yang memiliki
akses yang lebih besar terhadap sumber daya ekonomi berada di posisi yang
lebih tinggi dalam hierarki tersebut.
Stratifikasi sosial ekonomi dapat mempengaruhi kehidupan individu dan
kelompok dalam berbagai aspek, termasuk kesehatan, pendidikan, mobilitas
sosial, dan kesempatan ekonomi. Ketimpangan dalam stratifikasi sosial ekonomi
dapat menyebabkan ketidakadilan sosial dan kesenjangan ekonomi antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.

B. Analisis Kasus Terkait dengan Konsep Stratifikasi Sosial Ekonomi


Dalam kasus yang disebutkan di atas, terdapat kaitan dengan konsep stratifikasi
sosial ekonomi. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan kesusahan ekonomi bagi
sebagian orang, sementara sebagian lainnya mungkin tidak terlalu terdampak
secara ekonomi. Hal ini mencerminkan adanya ketimpangan dalam distribusi
sumber daya ekonomi di masyarakat.
Ketika terjadi krisis ekonomi seperti pandemi Covid-19, kelompok-kelompok yang
berada di posisi sosial dan ekonomi yang lebih rendah cenderung lebih rentan
terhadap dampak negatifnya. Mereka mungkin kehilangan pekerjaan,
pendapatan, atau kesempatan ekonomi lainnya, sementara kelompok yang
berada di posisi yang lebih tinggi mungkin memiliki sumber daya yang lebih
besar untuk menghadapi krisis tersebut. Dalam konteks ini, hubungan sosial di
masyarakat menjadi penting. Ketika masyarakat saling bergotong-royong dan
membantu tetangga yang sedang kesusahan ekonomi, mereka dapat membantu
mengurangi dampak negatif dari stratifikasi sosial ekonomi. Dengan saling
membantu, masyarakat dapat memperkuat hubungan sosial dan memperbaiki
ketimpangan yang ada. Namun, penting juga untuk diingat bahwa upaya
membantu tetangga yang sedang kesusahan ekonomi hanya merupakan
langkah jangka pendek. Untuk mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi yang
lebih luas, diperlukan upaya yang lebih sistemik dan struktural, seperti kebijakan
publik yang adil dan program-program pemerintah yang mendukung mobilitas
sosial dan kesetaraan ekonomi.

Dalam kesimpulan, konsep stratifikasi sosial ekonomi menjelaskan pembagian


masyarakat menjadi lapisan-lapisan berdasarkan status sosial dan ekonomi.
Kasus yang disebutkan di atas menunjukkan adanya ketimpangan dalam
distribusi sumber daya ekonomi di masyarakat, yang dapat mempengaruhi
kehidupan individu dan kelompok. Dalam menghadapi krisis ekonomi seperti
pandemi Covid-19, hubungan sosial yang erat dan saling membantu dapat
membantu mengurangi dampak negatif dari stratifikasi sosial ekonomi, tetapi
juga diperlukan upaya yang lebih sistemik untuk mengatasi ketimpangan yang
lebih luas.

2. A .Konsep Kelompok Sosial In-Group dan Out-Group W.G. Sumner


Konsep kelompok sosial in-group dan out-group dikemukakan oleh W.G.
Sumner, seorang sosiolog Amerika. Kelompok sosial in-group merujuk pada
kelompok di mana individu merasa memiliki identitas dan afiliasi yang kuat.
Anggota in-group merasa saling terhubung dan memiliki kesamaan nilai, norma,
dan tujuan. Mereka merasa memiliki kepentingan yang sama dan cenderung
saling mendukung dan melindungi satu sama lain. Kelompok in-group dapat
terbentuk berdasarkan faktor seperti agama, etnis, profesi, atau hobi yang sama.
Di sisi lain, kelompok sosial out-group merujuk pada kelompok di luar in-group.
Anggota out-group dianggap berbeda dan sering kali diberi label negatif oleh
anggota in-group. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan budaya, agama, atau
karakteristik lainnya. Anggota out-group sering kali dianggap sebagai ancaman
atau musuh potensial oleh anggota in-group.

B. Analisis Kasus Konflik di Papua


Dalam kasus konflik di Papua antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan
TNI/Polri, konsep kelompok sosial in-group dan out-group dapat diterapkan.
Kelompok KKB dapat dianggap sebagai in-group bagi anggotanya. Mereka
memiliki identitas dan afiliasi yang kuat, dengan tujuan dan nilai-nilai yang
mungkin berbeda dengan kelompok lain. Mereka mungkin merasa saling
terhubung dan mendukung satu sama lain dalam melawan aparat keamanan dan
mencapai tujuan mereka. Di sisi lain, TNI/Polri dan warga masyarakat yang
menjadi korban konflik dapat dianggap sebagai out-group oleh KKB. Mereka
dianggap berbeda dan sering kali diberi label negatif sebagai musuh atau
ancaman oleh KKB. Konflik ini menciptakan ketegangan dan kekerasan antara
in-group dan out-group, dengan konsekuensi yang merugikan bagi warga
masyarakat yang tidak terlibat dalam konflik. Penting untuk dicatat bahwa
analisis ini didasarkan pada konsep kelompok sosial in-group dan out-group
W.G. Sumner. Namun, konflik di Papua melibatkan faktor-faktor kompleks seperti
sejarah, politik, dan ekonomi yang juga perlu dipertimbangkan dalam
pemahaman yang lebih komprehensif tentang konflik ini.

Anda mungkin juga menyukai