net/publication/342013989
CITATIONS READS
0 9,031
1 author:
Ade Heryana
Universitas Esa Unggul
111 PUBLICATIONS 124 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ade Heryana on 08 June 2020.
PENDAHULUAN
Bagi yang pernah menonton film Titanic, tentu tidak akan terlupakan ada adegan ketika
penumpang kapal pesiar tersebut diselamatkan. Satu per satu penumpang diturunkan
ke kapal sekoci (kapal berukuran kecil untuk penyelamatan dari bahaya). Pada adegan
tersebut terlihat bahwa petugas kapal mendahulukan orang-orang dengan kelas sosial
tinggi dibanding penumpang kelas sosial rendah.
Dalam acara resmi pertemuan yang dilakukan secara formal, panitia penyelenggara
biasanya mengatur tempat duduk sesuai dengan kelas sosial. Tamu undangan yang
umumnya orang penting dengan kelas sosial tinggi duduk di lokasi strategis, umumnya
paling depan. Disusul deretan berikutnya ditempati orang dengan kelas di bawahnya.
Sementara tempat duduk kelas sosial rendah ada di paling belakang.
Pelayanan rawat inap di rumah sakit pun membeda-bedakan pelayanan sesuai dengan
kelas ekonomi. Bagi yang tidak mampu menempati kamar kelas 3 atau kelas 2. Kelas 1
bagi kelompok ekonomi yang agak mampu atau tinggi. Lalu tingkatan di atasnya ada
kelas Very Important Person (VIP) dan Very Very Important Persons (VVIP). Semakin
tinggi kelas rumah sakit, pelayanan semakin baik.
Suka tidak suka, budaya dan kebiasaan
manusia di bumi ini masih mengkotak-
kotakkan atau mengklasifikasi orang
berdasarkan kelas sosial. Klasifikasi ini
mempengaruhi hubungan sosial antar
manusia serta menentukan interaksi sosial
yang akan terjadi. Artikel ini berupaya
membahas tentang kelas sosial dan
mengetahui pengaruhnya terhadap masalah
kesehatan di masyarakat.
Pendapatan-5
Bakat
Pendapatan-4
Usaha
Bakat
Pendapatan-3
Lingkungan
mendukung skill Usaha
Bakat
Pendapatan-2
Pengembangan Lingkungan
mendukung skill Usaha
Bakat
Pendapatan-1
skill
Pengembangan Lingkungan
Modal sosial dan mendukung skill Usaha
skill Bakat
budaya
Gambar 2. Kumulatif pendapatan yang diperoleh seseorang yang terdiri dari lima tingkatan yang
diawali dengan bakat (alamiah) yang dimiliki seseorang (Pendapatan-1). Kemudian dengan
berbagai usaha pendapatan akan meningkat (Pendapatan-2). Lingkungan yang mendukung
keterampilan juga ikut berperan meningkatkan pendapatan seseorang (Pendapatan-3).
Pendapatan semakin meningkat jika melakukan pengembangan keterampilan (Pendapatan-4).
Akhirnya modal sosial dan modal budaya ikut meningkatkan pendapatan (Pendapatan-5).
Sumber: modifikasi dari (Brym & Lie, 2018)
Gambar 3. Karikatur yang menggambarkan bahwa individu yang memiliki cultural capital atau
modal budaya yang tinggi dapat mengalahkan tantangan lebih baik dibanding individu dengan
cultural capital yang rendah. Cultural capital meliputi kemampuan yang dimiliki individu dalam
bersosialisasi, misalnya kemampuan negosiasi, kemampuan mempengaruhi, kemampuan
menyampaikan ide dan sebagainya. Foto: leyf.org.uk
Ditstribusi pendapatan yang diperoleh masyarakat bervariasi mulai dari yang tertinggi
hingga terendah. Distribusi terendah dalam pendapatan dialami oleh individu yang
mengalami kemiskinan atau poverty. Dalam mendefinisikan kemiskinan, para ahli
sosiologi belum mencapai kesepakatan yang memuaskan. Para ahli memiliki
pemahaman yang berbeda tentang kemiskinan. Perbedaan tersebut disebabkan kondisi
kemiskinan dipengaruhi oleh kekayaan dan pendapatan yang selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Misalnya: pada bulan januari 2020 seseorang
dinyatakan masuk dalam kemiskinan, namun bisa saja seminggu kemudian orang
tersebut mendapatkan pendapatan yang tidak diduga sehingga lepas dari kemiskinan.
Di lain pihak ada orang yang dinyatakan tidak masuk dalam kelompok miskin, namun
ternyata seminggu kemudian mengalami musibah yang menyebabkan dirinya masuk
dalam kemiskinan.
Gambar 4. Lingkaran kemiskinan yang berkaitan dengan kesehatan individu. Miskin menyebabkan
konsumsi rendah yang berdampak pada status gizi juga rendah. Status gizi rendah menyebabkan
kesehatan dan kinerja atau produktivitas rendah. Produktivitas rendah akhirnya kembali lagi
menyebabkan konsumsi rendah. Disamping kesehatan, miskin juga berkaitan dengan pendapatan
rendah dan pengetahuan rendah. Foto: Blog Rowland Bismark F. Pasaribu
Anggapan Marx bahwa pemilik modal akan bangkrut jika kaum pekerja
mengalami kemiskinan ternyata tidak mendasar. Hal ini karena perusahaan
memiliki mekanisme sendiri untuk mengatasi kekurangan permintan barang
Gambar 5. Karikatur yang menggambarkan perbedaan kelas sosial dalam masyarakat. Masyarakat
kelas bawah menyokong kelas menengah. Selanjutnya kelas menengah menyokong kelas atas.
Foto: Darwinia.com
3. Teori Kompromi (Compromise theory) dari Max Weber menyatakan bahwa kelas
sosial merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga seseorang dapat menjadi miskin atau kaya pada situasi tertentu. Pemikiran
Max Weber tentang kelas sosial:
a. Kelas sosial ditentukan oleh kepemilikan barang, kesempatan mendapat
pendapatan, tingkat pendidikan, dan tingkat keterampilan.
b. Kelas sosial pada masyarakat kapitalis terbagi menjadi empat yaitu pemodal
besar, pemodal kecil, bukan pemodal tetapi berpendidikan tinggi, dan bukan
pemodal berpendidikan rendah.
c. Dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu status group dan parties.
Status group adalah kelompok masyarakat yang berbeda dibandingkan
kebanyakan kelompok lain dalam hal gengsi atau kehormatan secara sosial yang
mereka jalankan sebagai gaya hidup. Parties adalah kelompok yang dapat
memaksakan apa yang diinginkan dengan menggunakan kekuasaan.
Pengendalian dengan kekuasaan tidak hanya dengan kekayaan (menjadi orang
kaya), tetapi bisa menjadi pimpinan pada organisasi militer, akademisi, politik
atau birokrasi.
Seseorang akan mengalami kenaikan atau penurunan dalam stratifikasi sosial, misalnya
dari kaya menjadi miskin atau miskin menjadi kaya. Keadaan ini disebut dengan
Mobilitas Sosial (Social Mobility). Mobilitas sosial dapat terjadi pada satu generasi
(intragenerational mobility), atau lintas generasi (intergeneralitation mobility).
REFERENSI
Brym, R., & Lie, J. (2018). Introduction to Sociology (3rd ed.). Nelson Education.