Abstarak
A. Latar Belakang
Tapi kalau kita melihat keadaan saat ini, bagimana konsep bernegara
dari Ir. Soerarno tidak teraktualisasi secara keseluruhan, dimana saat
pada pemebtukan konsensu dasar Negara dimana perdebatan sangat
merajalela, yang fokusnya hnaya ingin bahwa pendapatnya yang harus
didengar (digunakan), maka secara langsung Ir. Soekarno membongkar
paradigm berpikir mereka dengan satu kalimat “satu untuk semua, semua
untuk satu”1 yang kalau kita menarik pemaknan bahwa kata Bung Karno,
ini bukan Negara kalian tapi ini Negara miliki kita bersama, semua untuk
semua2, jadi mari kita sama sama menghilangkan egosentris dalam ber-
negara. Tapi yang sungguh disayangkan adalah sikap ke Negarawanan
pada tokoh-tokoh bangsa kita kali ini sudah berdada pada titik Autisme.
Sehingaya masi banyak yang saat ini para pelayanan publik, masi
berpikiran untuk memperkaya diri sendiri yang dari situ bagimna tungas
dan masalah dari Gorontalo belum pernah terselesaikan, dan yang lebih
mirisnya lagi adalah Gorontalo merupaka salah satu Provinsi termiskin di
Indonesia.
1
Pidato Ir. Soekarno pada tangal 1 Juni 1945, pada sidang BPUPKI
2
Kalimat dari Prof. Dr Haedar Nasir M.Si,(Ketua umum PP Muhammadiyah) saat memberikan
pidato kebangsaan dalam peringatan HUT RI ke-76
Selain Sumber Daya Manusia yang tidak terpelajar, masalah
berikutnya juga penyebab dari kemiskinan adalah bagimana tingat
transformasi masyarakat masi sangat kecil, (belum bisa beradaptasi
secara sesunguhnya dengan lingkungan atau era). Dimana kita tau
bersama bahawa saat ini Indonesia sedang berada pada masa transisi
dari Era Industri 4.0 ke Era Socity 5.0, yang dulu sistem beli hanya
menggunkan transaksi tunai sakrang sudah mengunkan transaksi QR
Code, lewat dunia dalam gengaman (Handphone).
2. Konsep Kemiskinan
Menurut Rahman et.al (2022: 336) “kemiskinan merupakan
perseteruan yang kompleks bagi setiap penduduk yang berada
pada setiap Negara, pada hal ini penduduk yang dikatakan miskin
bila pendapatanya rendah, pendidikan yang rendah, tingkat
produktifitas yang dihasilkan rendah, tingkat kesehatan renda serta
gizi yang tidak baik, zerta juga tingkat kesejateran yang masih
rendah. Adapaun juga kemeiskian disebabkan karena asal daya
mansusia yang tidak memadai dalam hal tersebut
disebabakankarena rendahnya tingkata pendidkan baimk itu formal
ataupun non-formal.
Artinya hamper keseluruhn konsep dari ketidak berpemilikan
(kemiskinan) pemicu utamnaya karena, masyarakatnya tidak bisa
memenejmen (menelola) uang dan pendapatnya.
Sebagimna juga dikuatkan oleh Kuncoro 2006 (dalam
Rahman et.al 2022: 337) “bahwa ada tiga faktor yang selalu
mepengaruhi tingkat kemiskinan, salah satunya lialah rendahnya
kualitas sumber daya manusia karena disebabkan oleh pendidikan
yang masih renda sehinga tidak bisa mendorong angka
produktivitas kearah yang lebih baik. Lagi-lagi hal yang banyak
mensurplus angaka kemiskinan karena rendahnya kualitas hidup
masyarakat, yang disebabkan kurangnya dalam penguasan skill
yang memumpuni.
3. Konsep GAP (Kesenjagan)
Menurut Albet T (2008: 62) Mengatakan bahwa kesenjagan
sosial adalah suatu keadaan keadaan dimana terjadi kesenjangan,
ketimpangan, atau pun ketidak samaan sakses untuk
memenfaatkan sumber daya yang terjadi dalam suatau
Masyarakat. Ketimpangan sosial berarti tidak ada keseimbangan
atau terjadi jarak di tengah masyarakat, hal ini disebabkan adanya
perbedaan stataus sosial, ekonomi, maupun budaya. Artinya
kesenjagan itu terjadi karena adanaya jarak, yang ditimbukana oleh
anntar manusia, yang secara stataus sosial pasti sudah berbeda,
sehinganya dia seperti boomerang dalam tatanan bermasyarakat.
Sebagaimana juga menrut Acher dan Joan (1999: 139)
mengatakan bahwa kesenjangan sosial berkaitan erat dengan
kesenjagan ekonomi (ketidak samaan), yang biasanya
dideskripsikan atas dasar distribusi pemasukan atau kekayan yang
tidak merata, merupakan jenis kesenjagan sosial yang sering
diteliti, dan ditelaah sebenarnya apa pemicunya, dan menurut joan
bahawapemivunya adalah ketidak merataan sumber daya yang
dihasilkan oleh masyarakat yang berada disatu daerah yang sama.
Dari hal itu saya menyimpulkan bahwa kesenjagan itu
terjadi karena diakibatakan oleh adanya, ketimpang antar
pendistribusian idea, Kalau menurut hagel yang akan mengubah
starata sosial ada berada pada titik idea (pikiran, gagasan) yang
tinggi. Sehigganya masyarakat harus mampu mengakomodir atau
mamapu menfaatkan, menggunkan, menjalankan gagasan yang
dia miliki.
C. Metode Penelitian
Dari lima point yang di sampaikan oleh Adiwikarta apa bila kita
realisasikan maka sudah pasti kemiskinan itu akan terselesaikan
sebagimana tujuan dari undang undanbahwa setiap warga Negara harus
mampu menghidui dirinya dan keluaranya dengan kehidupan yang layak.
Dan cara untuk bisa sejaterah maka point utamnaya adalah lewat
pendidikan yang baik.
E. Kesimpulan
Masyarakat sebagi penegrak suatu daerah, cara mengerakan nya dari
bagaimna pergerakan ekonomi yang memadai, lewat ekonomi yang baik
maka amanat dari undang-undang meensejaterakan dan mencerdaskan
bisa tertunaikan.
Dan cara agar dia bisa tertunaikan hanya lewat bagimna pemebentukan
sumber daya manusia yang memumpuni, yang dia punya skill, yang bisa
dia pertarukan dengan masyarakat lain, dan cara itu lewat pendidkan yang
baik pula, kaerena kalau mau menilai bagimana baik dan majunya suatu
Negara hanya lewat melihat apakah para pemimpin dan masyarakatnya
itu memilik pikan semua untu semua aatau malah sebalikanya, egosentris
dalam benegara itu masi terjalankan. Itu parameter yang bisa kita
gunakan dan cara bagimana mengukur itu lewat pendikan yang
menumpuni dan yang bisa dipertanggung jawabkan.
Daftar Pustaka