Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH TERBENTUKNYA PMR WIRA SMANSA

PMR Wira SMAN 1 Parepare dibentuk pada tanggal 7 September


2010 oleh pelopor pertama yang sering disapa kak Ibrahim. Kak
Ibrahim adalah seorang anggota PMR Madya sewaktu SMP, setelah
masuk SMA 1 Parepare, pada saat itu kak Ibrahim bertanya kepada
salah satu senior organisasi di Smansa dan ternyata PMR di Smansa
belum terbentuk dan kak Ibrahim pun berinisiatif untuk membentuk
PMR di Smansa, kak Ibrahim langsung mengajukan permohonan
untuk pembentukan PMR di Smansa dan permohonan tersebut
direntisikusikan pada tanggal 1 September 2010 dan diketuai
pertama, bernama Kak Reski Ramadhan.
Ketua PMR:
1. Kak Ibrahim 011
2. Kak Nadia 012
3. Kak Surya 013
4. Kak Kifli 014
5. Kak Fadly 015
6. Kak Reza 016
7. Kak Yusril 017
8. Kak Rifal 018
9. Kak Alif 019
10. Kak Qiran 020
11. Kak Nabila 022
LAMBANG

Lambang dipakai sebagai identitas atau tanda pengenal bagi


orang-orang di suatu kelompok, daerah, negara atau apapun.

1. Lambang Palang Merah


Tahun 1863, konferensi internasional diselenggarakan di Jenewa dan
mengadopsi Lambang Palang Merah di atas dasar putih sebagai tanda
pengenal Perhimpunan Nasional Palang Merah yang merupakan
kebalikan dari bendera nasional Swiss. Pada Konvensi-Konvensi
Jenewa tahun 1906, waktu peninjauan kembali terhadap Konvensi
Jenewa Tahun 1864, barulah ditetapkan lambang Palang Merah
tersebut sebagai penghormatan terhadap Negara Swiss.
Setelah diadopsi, Lambang Palang Merah diartikan sebagai:
- Lambang Pembeda:
ada pembedaan yang nyata antara kesatuan tempur (kombatan) dan
kesatuan medis (non kombatan).
- Lambang yang netral:
pemberian satu tanda yang sama bagi seluruh anggota kesatuan
medis militer di setiap negara, memberikan mereka status netral.

2. Lambang Bulan Sabit Merah


Lambang Bulan Sabit Merah di atas dasar putih yang diadopsi
sebagai lambang yang sederajat dengan lambang palang merah
dalam konvensi tahun 1929 yang saat itu dipilih oleh Persia (sekarang
Iran), sebagaimana tercantum pada Konvensi-konvensi Jenewa 1949
dan protokol tambahan I dan II 1977.
3. Lambang Kristal Merah
Tahun 2005 Kristal Merah diatas dasar putih diadopsi menjadi
lambang alternatif apabila di suatu negara terjadi konflik
bersenjata/perang atau bencana, maka negara yang menggunakan
Lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, ICRC dan IFRC dapat
menggunakannya secara khusus untuk kegiatan kepalangmerahan
yang dilaksanakan di daerah tersebut.

Lambang memiliki dua fungsi yaitu sebagai:


Tanda Pengenal dan Tanda Perlindungan.
1.Sebagai Tanda Pengenal, Lambang digunakan pada masa damai
atau pada saat tidak terjadi konflik, perang atau pada saat tidak
terjadi bencana.
Gunanya adalah sebagai tanda pengenal:
- Identitas; bahwa seseorang adalah anggota Gerakan, staff, personel
Perhimpunan Nasional, ICRC dan IFRC.
- Hak milik; bahwa sesuatu seperti fasilitas, sarana, peralatan dan
perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan adalah milik Gerakan
(ICRC, Perhimpunan Nasional, IFRC).
2.Sebagai Tanda Perlindungan, Lambang digunakan ketika konflik,
perang atau saat bencana terjadi. Fungsinya, untuk memberitahukan
bahwa seseorang adalah anggota Gerakan dan menandai personel
medis militer, sehingga harus dilindungi.

Penyalahgunaan Lambang:
Lambang yang tidak digunakan secara benar, disebut dengan
penyalahgunaan lambang. Ada beberapa macam penyalahgunaan
yaitu:

1. Peniruan
Penggunaan tanda-tanda yang mirip dengan Lambang Palang Merah,
namun sebenarnya bukanlah Lambang Gerakan Palang Merah.
2. Penggunaan yang Tidak tepat
Yaitu Penggunaan Lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah
oleh kelompok atau perorangan, terutama untuk tujuan komersial
dan tidak sesuai dengan Prinsip Dasar Gerakan.
3. Pelanggaran Berat
Penggunaan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah dalam
masa perang untuk melindungi personel militer atau perlengkapan
militer dianggap sebagai kejahatan perang.

Anda mungkin juga menyukai