Anda di halaman 1dari 3

Layanan sepenuh hati merupakan salah satu media dalam merangsang peserta diklat untuk

bersama-sama merumuskan komitmen belajar yang kemudian dipatuhi minimal selama


pelaksanaan diklat.

Cara pengisian simulasi “Layanan Sepenuh Hati”


Lembaran “Layanan Sepenuh Hati” dibagikan kepada peserta diklat kemudian peserta diklat
memperhatikan dan mengerjakan perintah pada lembar tersebut. Perintah diberikan secara
berurutan, fasilitator mengecek beberapa jawaban peserta sebagai contoh apakah jawaban
tersebut sudah sesuai dengan perintah yang diberikan.
Adapun urutan perintahnya sebagai berikut:
1. Peserta melihat gambar hati yang dibagian bawahnya terdapat kotak segi empat, pada
kotak tersebut peserta menuliskan nama panggilan yang paling mudah didengar dan
diingat, nama tersebut ditulis dengan huruf balok dan besar agar mudah dibaca.
2. Kotak dengan angka 1 diisi dengan dua sifat atau karakter yang dimiliki peserta
diklat, contoh : tekun.
3. Kotak dengan angka 2 diisi dengan dua sifat atau karakter yang ingin diperbaiki
peserta diklat, contoh : malas.
4. Kotak dengan angka 3 diisi dengan kebiasaan belajar peserta diklat yang dapat
mendorong kearah keberhasilan belajar.
5. Kotak dengan angka 4 diisi dengan kebiasaan belajar peserta diklat yang dapat
mengambat keberhasilan belajar.
6. Kotak dengan angka 5 diisi dengan harapan dari perilaku teman belajar yang dapat
meningkatkan hasil belajar.
Mengenal Diri Sendiri (MDS) dan Mengenal Orang Luar (MOL)
Setelah peserta diklat mengisi gambar hati, maka tahap selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Dalam 10 menit, peserta diklat diberikan kesempatan untuk mewarnai gambar hati.
2. Kemudian peserta diklat dibagi dalam kelompok kecil yang beranggotakan 6-8 orang
yang kemudian masing-masing anggota kelompok tersebut memperkenalkan dan
membacakan hasil gambar hati yang telah mereka isi.
3. Setelah saling mengenal, anggota kelompok memutuskan kebiasaan baik yang
seharusnya dilakukan dan kebiasaan buruk yang dapat menghambat belajar.
Merumuskan “Komitmen Belajar”
Semua kelompok kecil diperintahkan untuk duduk kembali ke posisi kelas
1. Semua kelompok kecil diperintahkan untuk memperkenalkan anggota mereka
masing-masing kemudian memaparkan hasil diskusi mengenai kebiasaan baik yang
seharusnya dilakukan dan kebiasaan buruk yang dapat menghambat belajar.
2. Setelah itu, tiap-tiap kelompok menunjuk 2 orang untuk membahas komitmen belajar
yang berisi 5-7 kebiasaan baik dan 5-7 kebiasaan buruk.
3. Setelah tercapai perumusan komitmen, maka secara keseluruhan peserta diklat
menyatakan janji untuk menepati komitmen tersebut.
4. Peserta diklat akan dimotivasi agar selalu menepati komitmen yang telah disepakati.
Pemilihan Pengurus Kelas
1. Setelah peserta diklat mengenal satu sama lain, kemudian peserta diminta untuk
memilih ketua kelas, sekretaris, bendahara dan lain-lain.
2. Tugas pengurus kelas adalah menjaga komitmen belajar yang disepakati dengan salah
satu caranya adalah menempelkan komitmen tersebut diruang kelas.
Contoh Komitmen Belajar
Komitmen yang harus dilakukan
1. Disiplin selama mengikuti diklat
2. Menghargai sesama teman dan pengajar serta panitia
3. Setiap peserta berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok
Komitmen yang harus dihindarkan
1. Menyalahkan pendapat peserta
2. Tidak ikut berpartisipasi dalam tugas kelompok
3. Egois
4. Menyinggung perasaan teman se diklat

POKOK BAHASAN II
DAUR BELAJAR MELALUI PENGALAMAN
Peserta Diklat sebagai Sumber Belajar
Orang dewasa dalam belajar selalu mencari sebab akibat dari suatu informasi atau fenomena,
untuk itu dalam proses belajar perlu menggunakan metode partisipasi karena setiap peserta
dalam metode ini dapat menjadi sumber belajar bagi peserta lain. Belajar dengan cara
bertukar pengalaman dapat memberikan motivasi bagi peserta lain untuk memperoleh
pengalaman yang sama dengan kualitas yang lebih baik.
Belajar dengan Mengerjakan
Belajar dengan mengerjakan sendiri, mengalami sendiri, menemukan sendiri, merumuskan
sendiri merupakan metode pembelajaran yang cocok untuko orang dewasa karena orang
dewasa akan menentukan tujuan belajar mereka sendiri.
Belajar melalui Pengalaman
Belajar melalui pengalaman dapat dilakukan sesuai dengan realita, kegiatan disimulasikan
dengan dibuatkan miniaturnya seolah-olah nyata atau bisa juga berbentuk abstraksi atau
dengan kata-kata. Pengalaman yang sesungguhnya akan memberikan kesan yang lebih
mendalam disbanding pengalaman melalui cerita.
Tahapan Belajar melalui Pengalaman
1. Tahapan Mengalami
Gambar hati pada “Layanan Sepenuh Hati” bermakna untuk mengenal diri sendiri dan
teman yang ada didalam kelompoknya.
2. Tahapan Mengungkapkan
Peserta diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan pengalaman
dalam membuat komitmen yang sudah dilalui.
3. Tahapan Menganalisis
Pada tahap ini semua ungkapan peserta dihimpun dan dituliskan di papan tulis, diolah
didiskusikan dan di evaluasi.
4. Tahapan Menggeneralisasi
Dari hasil analisis pengalaman peserta, kemudian ditarik kesimpulan dan membuat
generalisasi dengan tujuan agar dari pengalaman yang diungkapkan dan dianalisis
menjadi pelajaran bagi peserta untuk lebih siap mengubah perilaku kearah yang lebih
baik.
5. Tahapan Menerapkan
Peserta diklat diharapkan mampu menerapkan apa yang telah dipelajari seperti
memberdayakan staf dengan cara menjelaskan peran masing-masing dan bekerja
untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai