Anda di halaman 1dari 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU

BESAR BERBASIS ELEKTRONIK PADA SISWA KELAS II

SDN KUTA BAKMEE

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

NETI KASMIJAR

NIM : 190209135

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS TARBIAH DAN KEKURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGIRI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2022 M / 1443
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kemampuan Membaca permulaan

1. Pengertian Membaca

Membaca pada umumnya adalah suatu aktivitas memahami isi bacaan.

lain halnya dengan siswa permulaan, atau siswa kelas rendah bahwa membaca

bertujuan untuk dapat mengaitakan huruf menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.1

Membaca juga disebut sebagai terjadinya suatu proses membaca yang

dimana pengubahan makna dari benda cetak yang dibaca, Yang dapat diubah

secara langsung dan tidak langsung. pengajaran membaca sangat tepat digunakan

untuk siswa sekolah dasar sebagai sarana untuk mengarahkan siswa agar bisa

menjadi pembaca mandiri dan juga dapat menumbuhkan minat membaca siswa

tersebut.2

Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang bersifat reseftif.

Membaca pada hakikatnya adalah suatu proses dalam pengenalan bentuk-bentuk

huruf, dan tata Bahasa serta kemampuan memperoleh dan memahami suatu isi ide

atau gagasan baik berupa tersurat, tersirat maupun tersorot dalam suatu bacaan.3

Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa, membaca adalah suatu

proses pengalihan makna pesan yang disampaikan menulis melalui media tulisnya

(buku). Pengalihan makna dilakukan secara menghubungkan kata-kata tulis

1
Ramlan A, Gani, Mahmudah Fitriayah Z A, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta:
FITK Press, 2011), h. 149.
2
Rafi`udin,Ahmad, dkk, Pendidik Bahasa Dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi
(Cetakan ke II ), (Malang: Universitas Negeri Malang, 2002), h.31
3
uhsyanur, Membaca (suatu keterampilan berbahasa reseptif), Yogyakarta: Buginese
Art, 2014, h.13

1
2

dengan makna lisan sehingga dapat menarik suatu pesan dari penulis buku

tersebut.

2. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan

Kemampuan merupakan kemampuan daya untuk melakukan suatu

tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Jadi, seseorang dapat

melalukan sesuatu itu karena adanya kemampuan dan potensi yang di miliki

siswa dari sejak lahir, sehingga di permantap dengan adanya latihan sehingga dia

mampu melakukan sesuatu. Berarti membaca dalah kemampuan melihat serta

memahami isi dari apa yang ditulis atau mengeja dan menghafalkan apa yang

tertulis.

Membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya.4

Kemampuan siswa dalam mebaca permulaan adalah salah satu dasar untuk

mengembangkan keterampilan membaca lanjut, dimana keterampilan membaca

lanjut di tentukan seberapa tepat, dan cepat pemahaman siswa terhadap teks yang

dibacanya.5

Membaca permulaan adalah suatu proses pembelajaran membaca untuk

menguasia sistem tulisan sebagai persiapan visual untuk membaca 6. Tahap

membaca permulaan umunya dimulai sejak siswa kelas I sampai kelas II, SD/MI.

yaitu pada umur sekitaran enam tahun. Namun, ada anak yang yang sudah belajar

membaca lebih awal dan ada yang baru belajar membaca permulaan pada usia

4
Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai suatu keterampilan Berbahasa, Edisi Revisi,
(Bandug: Angkasa, 2008), h.9.
5
Rina Yuliana, “ Pembelajaran Membaca Pemulaan Dalam Tinjauan Teori Artikulasi
Penyerta”, (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA, 2017), H. 345
6
Apri Damai Sagita Krissandi, dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk SD
(Pendekatan dan Teknis), (Jakarta: Penerbit Media Maxima, 2017), h. 65.
3

tujuh tahun atau delapan tahun.7 Pembelajaran membaca permulaan diberikan

pada siswa kelas I dan kelas II yang bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan

dan penyuaraan tulisan dengan intonasi yang wajar supaya siswa mempunyi bakal

untuk membaca lanjut. Dengan demikian, pengjaran membaca permulaan

diberikan dikelas I dan II yang sesuai dengan perkembangan jiwa siswa supaya

siswa terampil membaca serta dapat mengembangkan suatu pengetahuan bahasa.

Tujan membaca permulaan dikelas I adalah agar siswa dapat membaca

kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. Pada tingkat pembaca

permulaan siswa belum memiliki keterampilan untuk membaca, tetapi masih

dalam proses untuk memproleh keterampilan membaca. Membaca pada tingkat ini

merupakan suatu kegiatan untuk mengenal bahasa tulis. Dengan tulisan itu, siswa

akan dituntut untuk menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa itu agar

memperoleh kemampuan membaca ada tiga syarat yang harus dikuasai yaitu:

kemampuan membunyikan lambang-lambang tulis, penguasan kosakata untuk

memberi arti, memasukan makna dalam kemahiran membaca. Membaca

permulaan merupakn suatu proses keterampilan dan kongnitif. Yang dimana

proses keterampilan adalah pengenalan dan penguasaaan lambang-lambang bunyi,

sedangkan proses kongnitif menunjukkan pengunaan pada lambang-lambang

bunyi yang sudah dikelan untuk memahami suatu makna kata atau kalimat.

Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

membaca permulaan adalah suatu upaya yang memahami pola-pola membaca

yaitu kemampuan menyambung huruf demi huruf yang akan menjadi lambang
7
Mulyono, Abdurrahman, Siswa Berkesulitan Belajar Teori, Diagnosis, dan Remediasi
nya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h.159.
4

bunyi yang bermakna. Pengajaran membaca permulaan ini lebih ditekankan pada

pengembangan kemampuan dasar membaca siswa. Siswa akan di tuntut untuk

dapat menyebutkan huruf, suku kata, kata, dan kalimat yang disajikan dalam

bentuk tulisan dan bentuk lisan.

3. Indikator membaca permulaan

Ada beberapa indikator untuk membaca permulaan yaitu :

a. Membaca dengan lafal yang tepat

Membaca permulaan dimulai dari abjad a-z yang dimulai dengan

mengenal huruf-huruf tersebut kemudian di lafalkan anak sesuai

bunyinya. Salah satu hal yang diataur yang diataur dalam ejaan

pelafalan atau pengucapan bagaimana peserta didik dalam

mengucapkan kata atau kalimat.

b. Membaca huruf vokal, konsonan, dan mengembangkan huruf vokal,

konsonan. Huruf vokal disebut juga huruf yang hidup atau huruf bunyi

yang termasuk huruf vokal adakah a, i, u, e, o. sedangkan huruf

konsonan disebut juga sebagai huruf mati.

c. Membaca suku kata

Membaca suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang

sudah dikenal peserta didik.

d. Membaca nyaring kalimat sederhana


5

Kalimat membaca dengan menyuarakan tulisan yang divacanya

dengan intonasi dan kenyaringan yang tepat agar pendengaran dan

pembaca dapat menangkap informasi.8

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan mmebaca permulaan akan

mempengaruhi pemahaman membaca. Artinya, semakin kuat tujuan seseorang

membaca maka semakin tinggi pula kemampuan orang itu dalam memahami

bacaannya dan dapat membaca dengan intonasi dan lafal yang sangat baik.

Dengan demikian, peserta didik diharapkan terampil dalam memahami isi bacaan

sesuai dengan tujuan membaca itu sendiri

4. Tujuan umum pembelajaran membaca permulaan

Hadiana Latifa Hida mengatakan bahwa,


Tujuan membaca permulaan adalah melatih dan
mengembangkan kemampuan siswa untuk mengenal huruf-
huruf abjad, mampu mengubah tulisan menjadi bunyi bahasa,
mengembangkan keterampilan siswa untuk mengenal cara
membaca dengan baik, melatih keterampilan siswa untuk
memahami kata-kata yang dibaca, didengar dan mengingatnya
dengan baik, membaca kata maupun kalimat sederhana dengan
waktu yang sangat singkat.9
Raisa Arijani juga mengatakan bahwa,

Tujuan pengajaran membaca adalah agar anak mampu membaca


kata-kata kalimat sederhan dengan benar dan tepat. Dalam
mengajarkan membaca permulaan hendaklah memberikan
berbagi kegiatan yang berkaitan dengan kesiapan membaca
siswa yaitu : mengenalkan anak-anak pada huruf dalam abjad
sebagai tanda suara atau tanda bunyi, melatih keterampilan anak
untuk mengubah huruf dalam kata menjadi suara, dan
mempraktikkan dalam waktu singkat untuk mengenalkan huruf
8
Departemen Pendidik Nasional, Membaca dan Menulis Permulaan, (on-line),
tersediadiadihttp://uptdtksdplskalipare.files.wordpres.com/2011/11/
panduangurumembacamenulispermulaan sekolahdasarkelas12dan3_th2003.pdf.(07 Desember
2018).
9
Hadiana Latifah Hida, dkk, “Penggunaan Media Big Book Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Kalimat Sederhana”, Jurnal Pendidik Guru Sekolah Dasar, vol.IV,
No.2,2018, h.218
6

dalam abjad dan keterampilan ketika anak belajar membaca


lanjut.10
Jadi, dapat di simpulkan bahwa tujuan pembelajaran membaca permulaan

yaitu:

a. Mampu melatih dan mengembangkan kemampuan siswa untuk

mengenal huruf-huruf abjad.

b. Mampu mengembangkan keterampilan siswa untuk mengenal cara

membaca dengan baik.

c. Mampu melatih keterampilan siswa untuk memahami kata-kata yang

dibaca dengan benar dan tepat.

d. Mampu membaca kata ataupun kalimat sederhana dengan waktu yang

relavan singkat.

5. Faktor – faktor yang memengaruhi kemampuan membaca permulaan

Dalam proses pembelajaran membaca permulaan ada empat faktor yang

memengaruhinya, faktor yang memengaruhi membaca permulaan adalah faktor

fisiologis, faktor intelektual, faktor lingkungan, dan faktor psikologis.

a. Faktor fisiologis

Faktor fisologis ini adalah faktor yang mencakup kesehatan fisik siswa,

pertimbangan neurologis dan jenis kelamin siswa. Kelelahan terhadap anak juga

bisa mempengaruhinya sehingga menyebabkan anak susah membaca.

b. Faktor intelektual

10
Risah Arijani, 2013, Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemulaan
Mengunakan Media Snader Game Di Playgroup Dan Tpa Alam Uswatun Khasanah Gamping
Sleman Yogyakarta, Skripsi.
7

Faktor intelektual adalah intelegensi anak tidak sepenuhnya

mempengaruhi hasil belajar membaca permulaan anak. faktor lain yang

mempengaruhi kemapuan membaca permulaan anak terdapat pada metode

pengajaran guru, prosedur pengajaran guru dan kemampuan guru juga

terpengaruh dalam membaca permulaan

c. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi kemampuan membaca

permulaan siswayang mencakup latar belangan dan pengalaman siswa dirumah,

dan sisial ekonomi keluarga siswa.

d. Faktor psikologis

Faktor psikologis ini juga dapat mempengaruhi kempuan membaca

permulaan anak yang mencakup motovasi, minat, kematangan sosial, emosi dan

penyesuaian diri siswa.

6. Tahap membaca permulaan

Dalam proses pembelajaran peserta didik harus mampu menguasai

teknik dalam pembelajaran. Hal ini dapat berguna bagi kemampuan membaca

peserta didik. Sebagai kemampuan yang mendasari kemampuan berikutnya maka

kemampuan membaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian pendidik,

kern ajika dasar itu tidak kuat maka pada taham membaca lanjut anak akan

mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan yang memadai.

Dalam buku sterategi pembelajaran Langkah-langkah membaca

permulaan sebagai berikut:

a. Mengenal unsur kalimat


8

b. Mengenal unsur kata

c. Mengenal unsur huruf

d. Mengenal huruf menjadi suku kata

e. Mengenal suku kata menjadi kata kembali.11

Dalam melaksanakan proses membaca permulaan di kelas II peserta didik

harus melewati beberapa tahap untuk mencapai suatau proses pembelajaran yaitu

pada tahap pertama peserta didik akan membaca mengunakan buku, kemudian

pada tahap berikutnya peserta didik akan membaca tampa buku, dalam proses

tampa buku ini proses pembelajaran mengunakan media yang telah dipersiapkan

oleh pendidik mislanya buku besar berbasis elektronik (e-big book).

B. Media Buku Besar Berbasis Elektronik (E- Big Book )

1. Pengertian media

Media berasal dari kata jamak medium yang secara umum artinya

pengantar atau perantara yang digunakan guru untuk membantu menyampaikan

materi ajarnya. Kata media ini juga di sebut berasal dari kata latin yaitu “medio”

yang di artikan sebagai antara. Jadi, secara khusus media dapat diartikan sebagai

alat komunikasi atau perantara yang digunakan guru dalam proses pembelajaran

untuk menyampaikan materi agar siswa lebih mudah memahami materi ajar

tersebut.12

Kokom Komalasari mengatakan,

11
Mohamad Syarif Sumatri, Sterategi Pembelajaran. (Jakarta : Raja Grafindo,2016), hal.
12
Kustiawati Usep, Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini,(Malang:
Gunung Samudra),2016, h.5
9

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyeluruh yang


merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
sehingga dengan itu dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
siswa. Media pembelajaran memerlukan alat untuk menyajikan suatu
pesan, tetapi yang terpenting bukanlah alat tersebut, melainkan pesan
atau informasi belajar yang di sajikan media tersebut. Ada dua alat
yang perlu di perhatikan dalam menyajikan media yaitu perangkat
lunak dan perangkat keras. Dimana perangkat lunak adalah bahan
ajar yang akan disampaikan kepada siswa tersebut, sedangkan
perangkat keras adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk
menyajikan bahan ajar tesebut.13
Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat

perantara yang digunakan guru dalam pembelajaran untuk memudahkan guru

dalam menyampaikan materi, dan memudahkan siswa untuk memahami materi

tersebut sehingga dengan itu tercapainnya sebuah tujuan pembelajaran.

Suatu media diusahakan dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan

dibaca seseorang. Apapun batasan yang diberikan, tetapi ada persamaan dari

batasan tersebut yakni media adalah segala sesuatu alat fisik yang digunakan

untuk menyajikan suatu pesan serta motivasi siswa untuk belajar. Misalnya seperti

buku flim dan lain-lain sebagainya.

Hamidjojo dalam Latuheru mengatakan ada batasan media yaitu media

sebagai bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan

suatu ide, gagasan atau pendapat kepada orang yang ditujui. Ciri-ciri umum

batasan media pendidikan adalah:

a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang disebut sebagai


perangkat keras yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau
diraba dengan panca indra.
b. Media pendidikan memili pengertian non fisik yang disebut sebagai
perangkat lunak yaitu suatu kandungan pesan yang terdapat dalam

13
Komalasari,Kokom, Didin Saripudin, Pendidikan Karakter Konsep Dan Aplikasi Living
Values Education, (Bandung: PT Radika Aditama , 2017), h.208-209.
10

perangkat keras yang merupan isi yang ingin disampaikan peserta


didik.
c. Media Pendidikan menekankan kepada media visual dan audio
d. Media Pendidikan memiliki pengertian suatu alat bantu terjadinya
suatu proses pembelajaran baik dikelas maupun luar kelas.
e. Media Pendidikan digunakan dalam bentuk komunikasi dan intgrasi
antara guru dan peserta didik.
f. Media Pendidikan dapat digunakan secara masal (misalnya: radio
dan televisi), secara berkelompok baik kelompok besar maupun
kelompok kecil (misalnya: film, video, slide), secara perorangan
(mislanya: modul, computer, kaset )
g. Sikap, perbuatan, organisasi, sterategi dan menajemen yang
berhubungan dengan penerapan sebagai ilmu. 14

2. Jenis media pembelajaran

Dapat kita lihat dari alat pembuatan media, cara pembuatan media dan

memanfaatkannya, media dibagi menjadi dua macam yaitu media pembelajaran

sederhana dan media pembelajaran modern.

a. Media pembelajaran sederhana

Media pembelajaran sederhana adalah media pembelajaran yang

menggunakan alat yang mudah didapatkan dan murah, bahkan cara pembuatan

medianya juga mudah. Contoh jenis media sederhana ada 2 yaitu:

1) Media pembelajaran sederhana 2 dimensi contohnya media grafik,

media papan dan media papan.

2) Media pembelajaran sederhana 3 dimensi contohnya benda-benda nyata

dan media tidak nyata.

b. Media pembelajaran modern

Media pembelajaran modern adalah media pembelajaran yang

mengunakan alat yang susah di dapat dan harganya juga mahal, sehingga dalam

14
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 6
11

pembuatannya juga membutuh keahlian. Media ini bersifat elektronik dan

kompleks. Contoh jenis media modern ada 2 yaitu:

1) Media pembelajaran modern bersifat proyeksi misalnya OHP,

proyektor slide, proyektor apaque, proyektor film strip dan LCD.

2) Media pembelajaran modern yang bersifat nonproyeksi mislanya: radio,

tife recorder, televisi, VCD, DVD, video game, computer, laptop, dan

hp.15

3. Manfaat media pembelajaran

Ada beberapa manfaat media pembelajaran yaitu:

a. Media dapat membantu terjadinya proses pembelajaran yang


maksimal anatar guru dan peserta didik. Dengan adanya media
guru dengan mudah menyampaikan materi ajar dan peserta didik
dengan cepat mudah memahmi materi ajar tersebut. Kerana tidak
semua materi pembelajaran bisa di samapaikan secara langsung
tetapi harus memerlukan bantuan lain sehingga materi yang
disampaikan cepat dipahami.
b. Dengan adanya media, mampu meningkatkan minat dan motovasi
belajar siswa dalam pembelajaran, bahkan rasa ingin tahu peserta
didik tersebut akan lebih meningkat serta intraksi guru dan siswa
lebih banyak. Dengan adanya media beberapa informasi yang
bersifat abstrak, rumit dan kompleks bisa di sampaikan secara
singkat.
c. Dengan adanya media dapat mengatasi keterbatasan waktu, ruang
tenaga, dan daya indra. Ada beberapa materi yang membutuhkan
waktu yang banyak dan ruang yang luas sehingga dengan adanya
media pembelajaran permasalahan tersebut bisa diatasi dengan
mudah.16
4. Fungsi media pembelajaran

Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar yaitu:

15
Kustiawati Usep, Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini,(Malang:
Gunung Samudra),2016, h.15
16
Hamdi Mustofa Abi,dkk, Media Pembelajaran, (Yayasan Kita Menulis ), 2020, h. 7-8
12

a. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang

efektif.

b. Media pembelajarn merupan bagian yang integral dari keseluruhan

situasi mengajar.

c. Dalam pemakaian media pembelajaran harus melihat tujuan dan bahan

pembelajaran.

d. Media pengajaran bukan sebagai alat hibur, tetapi alat ini dijadikan

untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik

perhatian siwa.

e. Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar, serta dapat

membantu siswa dalam menangap pengertian yang di sampaikan oleh

guru, dan penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu

belajar mengajar.

5. Pengertian buku besar berbasis elektronik (e- big book)

Buku besar adalah buku bacaan yang ukurannya besar dan bervariasi.

Buku besar ini memiliki ukuran A3, A4, A5. Buku besar tersebut memiliki

karakteristik yang khusus yaitu memperbesar bagian teks dan gambar sehingga

memicu terjadinya kegiatan memebaca bersama antara guru dan siswa. Buku ini

berisi kisah singkat dari kajian yang akan dibawakan oleh guru, memiliki 8-10

halaman, memiliki dua unsur yaitu teks dan gambar. Isi dalam buku ini harus di
13

sajikan secara sederhana dan singkat, tetapi bisa membuat keefektifan suatu

pembelajaran dan menarik minat baca siswa.17

Pada dasarnya buku besar terdiri dari lembaran kertas yang berisi teks

dan gambar, tetapi dalam penelitian ini peneliti memakai buku besar berbasis

elektronik (E-Big Book), yang bersisi tentang informasi berjenis digital yang

berwujud teks dan gambar.

E-Big Book adalah buku besar yang di ubah menjadi format digital, yang

digunakan untuk memperkuat pembelajaran terhadap siswa.18 Buku besar berbasis

elektronik ini bisa digunakan untuk memotivasi pesrta didik dan dapat

memberikan efek positif kepada siswa karena buku besar ini berisi teks dan

gambar warna -warni sehingga dapat membuat siswa tertarik dalam pembelajaran.

Buku besar berbasis elektronik ini digunakan di kelas rendah karena memiliki

karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan siswa di kelas. E-Big Book ini

memiliki isi bacaan yang berulang sehingga mudah diingat siswa dan dapat

membantu meningkatakan keterampilan membaca siswa. 19 E-Big Book tetap harus

memenuhi syarat pembuatan modul/buku ajar yaitu sesuai ketentuan Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP), syarat tersebut meliputi tiga karakteristik,

yaitu karakteristik kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa buku besar berbasis elektronik adalah

sebuah media yang disajikan dalam bentuk elektronik yang didalamnya terdapat

17
Ayu Mu`awwanah,” Pemanfaatan Big Book Sebagai Media Literasi Anak Usia Dini”,
jurnal pendidik, vol. 3 2018, h. 324
18
Cut Riza Maulina Jauhari, 2021, Pengembangan Buku Besar Berbasis Elektronik dalam
Meningkatkan Keterampilan Membaca Awal Siswa Kelas II MIN 3 Aceh Barat, Skripsi.
19
Lili Madyawati, Sterategi Penegmbangan Bahasa Pada Anak, (Jakrta ; Kencana,
2017), h. 174.
14

gambar yang berwarna -warni, memiliki kata-kata yang mudah dibapahami siswa,

dan didesai semenarik mungkin. sehingga dengan media ini siswa mudah

memahmi meteri yang diajarkan, dan dapat membantu siswa dalam meningkatkan

kemampuan membaca siswa tingkat rendah.

6. Manfaat media buku besar berbasis elektronik (e- big book)

Ada beberapa manfaat buku besar bagi peserta didik yaitu:

a. Anak dapat termotivasi untuk belajar membaca dengan cepat.


b. Mampu menumbuhkan rasa percaya diri terhadap siswa, karena
siswa merasa mampu dalam membaca permulaan.
c. Siswa dapat belajar membaca dengan cara yang menyenangkan.
d. Mampu mendorong siswa untuk lebih menyukai cerita dengan tema
dan cerita yang berbeda-beda.
e. Menumbuhkan kebiasan siswa untuk membaca cerita sendiri.20

Dalam hal lain guru di tuntut untuk memiliki pengetahuan yang baik

terhadap pemanfaatan media elekteronik, yaitu sebagai berikut:

a. Mengunakan media sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk


melancarkan sebuah pembelajran.
b. Fungsi media dalam rangak mencapai suatu tujuan pendidik.
c. Proses pembelajaran yang lebih menaraik
d. Hubungan antara metode dan media pembelajaran.
e. Memiliki dan menggunakan dengan baik media pembelajaran.
f. Berbagai jenis dan alat media pembelajaran.21

7. Keunggulan dan kelemahan media buku besar berbasis elektronik (e- big

book).

Penggunaan buku besar berbasis elektronik ini sudah banyak dipakai

oleh penduduk Indonesia, dikarena E-Big Book ini bisa dikatakan murah dan

20
Lili Madyawati, Sterategi Penegmbangan Bahasa Pada Anak, (Jakrta ; Kencana,
2017), h. 176.
21
Hujair A.H Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta:Safiria Insania Press. 2009),
h.27.
15

sangat mudah digunakan dan didapatkan. Namun, di samping itu E-Big Book

mempunyai keunggulan dan kelemahan yang harus diperhatikan yaitu:

Tabel 2.1
Keunggulan dan kelemahan media buku besar berbasis elektronik
e-big book.22
No Kelebihan kekurangan
1. Sangat ringkas: E-Big Book ini telah Tidak dapat di sentuh: ada sebagain

dibuktikan lebih ringkas dari pada orang yang lebih suka membaca

penngunaan buku cetak, dan orang- buku dari pada gagjed dimana hal

orang dapat mengunakannya dengan tersebut tidak dapat di berikan

mudah. dengan menggunakan.

2. Lebih awet: dikarenakan E-Big Book Ukuran font yang relatif kecil :

berebentuk digital sehingga tidak secara umum ketika kita membuka

mudah rusak di bandingkan dengan E-Big Book di smartphone ukuran

buku cetak yang mudah rusak. font nya lebih kecil dari pada ukuran

buku cetak.

3. Lebih murah: Pembuatan E-Big Book Cepat membuat mata lelah : Jika

sangatlah mudah dan harnyanya juga membaca E-Big Book lewat

murah dari pada buku cetak. smartphone dengan waktu yang lama

dapat membuat mata terasa lelah.

4. Ramah lingkungan: Dalam

pembuatan E-Big Book tidak

menngunakan tinta dan kertas


22
Rosminiyati Idrus, 2021, Pengaruh Penggunaan E-book Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pembelajaran IPA Di Kelas VII SMP N 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa, Skripsi.
16

sehingga menjadikannya ramah

lingkungan, sedangkan buku cetak

menggunakan tinta dan kertas.

8. Contoh Media Buku Besar Berbasis Elektronik (E- Big book)

Berikut link media buku besar berbasis elektronik (E- Big book) bentuk

video :

https://www.canva.com/design/DAFEDpNUuJI/

ySK2GPhDa1m7eayKZBVzaA/watch?

utm_content=DAFEDpNUuJI&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2

&utm_source=sharebutto

Link media buku berbasis elektronik berbentu file pdf:

https://drive.google.com/file/d/

1lvngYacyEEOuHVcKAX5Az5T1AuJ0v3l9/view?usp=share_link

Anda mungkin juga menyukai