Anda di halaman 1dari 5

Nama : Cunanda Fauzi Danu Ega

NIM : 175020307111015
Kelas : Pengauditan 2 – CH

MODUL 1

1. Beberapa prosedur awal yang bisa dilakukan oleh Haraito agar kemudian bisa
memberikan laporan rekomendasi kepada Partner KAP apakah akan menerima atau
menolak tawaran penugasan audit dari PT Mitra Realty :
 Melakukan evaluasi integritas manajemen.
Prosedur ini dilakukan agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen
perusahaan yang akan diaudit memiliki manajemen yang dapat dipercaya,
sehingga laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material sebagai
akibat dari adanya integritas manajemen. Dalam kasus ini, pada PT. Mitra Realty
ditemukan beberapa hal yang dapat menurunkan integritas manajemen perusahaan
atau Sistem Pengendalian Internalnya rendah. Pada PT. Mitra Realty terdapat
tumpang tindih penugasan oleh karyawannya, terjadi rangkap jabatan yang
dilakukan oleh manajer marketing dengan fungsi penagihan, terjadi
ketidaksesuaian tugas karyawan dengan posisi yang dimiliki seperti fungsi
internal audit dialihkan untuk mencari pelanggan sehingga tidak melakukan fungsi
pekerjaan auditnya. Ditemukan pula kelemahan pengendalian internalnya pada
sewa atas tenant-tenant kecil dimana staff marketing seringkali melakukan
kesepakatan di bawah tangan secara langsung dengan tenant. Selain itu,
ditemukan juga bahwa terjadi manajemen turn over karena wakil manajer dan
staff marketing PT. Mitra Realty memutuskan untuk mengundurkan diri dengan
alasan yang tidak jelas sehingga melanggar kode etik profesi seorang manajer.
 Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko luar biasa
Prosedur ini bertujuan agar auditor dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi ketika pelaksanaan audit. Kondisi khusus yang perlu diperhatikan adalah
mengenai sistem bonus yang diterapkan oleh perusahaan atas penjualan
berdasarkan laba yang dihasilkan tower pada tahun sebelumnya. Karena hal
tersebut auditor perlu menanyakan hal-hal tersebut kepada auditor sebelumnya
yang telah mengaudit laporan keuangan klien untuk mengetahui apa saja risiko-
risiko yang mungkin terjadi serta hal-hal apa saja yang menjadi area audit utama
dalam pengauditan tahun sebelumnya.
 Menentukan kompetensi auditor untuk melaksanakan audit
Prosedur ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa tim audit mempunyai anggota
tim yang berkompeten pada pelaksanaan audit. Kompetensi auditor pada PT.
Mitra Realty dirasa belum cukup kompeten karena mereka belum pernah
melakukan audit pada bidang Persewaan Property, sehingga harus bekerja sama

This study source was downloaded by 100000864154314 from CourseHero.com on 10-24-2023 07:22:34 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/59610594/Cunanda-Fauzi-Danu-Ega-175020307111015-Modul-1-Pengauditan-2-CHdocx/
dennjgan auditor lain untuk melaksanakan audit. Hal ini berhubungan dengan
standar umum pertama yang berbunyi :
“Audit harus dilaksanakan oleh seorang/lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis cukup sebagai auditor.”
 Evaluasi terhadap independensi auditor
Prosedur ini dilakukan dengan tujuan bahwa audit yang dilakukan akan
dilaksanakan oleh ahli yang memang berkompeten dan taat kepada kode etika dan
profesi. Auditor harus independen dan memiliki integritas serta objektifitas, kaena
sesuai dengan standar umum kedua yang berbunyi :
“Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.”
 Penentuan kemampuan auditor dalam menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama
Dalam prosedur ini, auditor akan melakukan
- Penentuan waktu perikatan
- Pertimbangan jadwal kerja lapangan
- Pemanfaatan personil klien
Hal ini tercantum pada standar umum ketiga yang berbunyi :
“Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.”
 Pembuatan surat perikatan audit
Bertujuan sebagai alat untuk mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan
auditor atas penunjukkan oleh klien, tujuan dan lingkup audit, lingkup tanggung
jawab yang dipikul oleh auditor bagi kliennya, kesepakatan tentang reproduksi
laporan keuangan auditan serta bentuk laporan yang akan diterbitkan oleh auditor.

2. Prosedur analitis awal

This study source was downloaded by 100000864154314 from CourseHero.com on 10-24-2023 07:22:34 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/59610594/Cunanda-Fauzi-Danu-Ega-175020307111015-Modul-1-Pengauditan-2-CHdocx/
Rasio aktivitas dilihat dari persentase ROA dan Account Receivable Turnover
ROA
(2016)
6.242
¿ (
66.821 )
x 100 %=9,34 %

(2017)
7.993
¿ ( 76.392 ) x 100 %=10,46 %
ROA mengalami peningkatan sebesar 1,12%. ROA menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dari penggunaan seluruh aset yang dimiliki.
Pada PT. Mitra Realty menunjukkan peningkatan namun pada rasio industri yang
sejenis dengan PT. Mitra Realty dinyatakan bahwa ROA mengalami penurunan dari
tahun 2016 ke 2017. Hal ini menimbulkan adanya suatu ketidakwajaran. Dan juga
disebutkan bahwa pada hasil diskusi dengan PT. Mitra Realty bahwa perusahaan saat
ini sedang mengalami kemunduran dalam persewaan propertinya sehingga pada hal
ini perlu adanya titik tekan audit.
Account Receivable Turnover
(2016)
104.026
¿
7.936 +6.621
( )
2
104.026
¿ =14.29 ≈ 14. 3
7.278
(2017)
145.313
¿ =14.26 ≈ 14.3
10.185
Account Receivable Turnover dari tahun 2016 ke 2017 tidak mengalami kenaikan
yang cukup signifikan bahkan stagnan. Hal ini berhubungan dengan bagaimana
kinerja bagian marketing dalam mencari pelanggan potensial yang membeli akan
tetapi juga potensial membayar piutangnya. Pada hasil diskusi dengan pihak PT. Mitra

This study source was downloaded by 100000864154314 from CourseHero.com on 10-24-2023 07:22:34 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/59610594/Cunanda-Fauzi-Danu-Ega-175020307111015-Modul-1-Pengauditan-2-CHdocx/
Realty dijelaskan bahwa PT. Mitra Realty memang sedang kesulitan untuk menarik
pelanggan baru, sehingga wajar bahwa tidak ada pengingkatan pada rasio Receivable
Turnovernya. Dibandingkan dengan rasio industri perusahaan yang sejenis, tahun
2016 ke 2017 mengalami peningkatan sebesar 0,57 yang juga tidak signifikan.

Rasio solvabilitas dilihat dari persentase Assets to Equity dan Debt to Equity
Assets to Equity
(2016)

66.821
¿ =4.22
15.837
(2017)
76.392
¿ =5.12
14.931
Debt to Equity
(2016)
31.352
¿ =1.9
15.837
(2017)
37.557
¿ =2.52
14.931
Diketahu bahwa rasio solvabilitas yang dimiliki oleh PT. Mitra Realty dari segi assets
to equity mengalami peningkatan sebesar 0.9 , bahwa perusahaan beroperasi dengan
mengelola asetnya dalam pernyataan modalnya. Yang pada rasio industri mengalami
peningkatan pula. Debt to equity PT. Mitra Realty mengalami peningkatan sebesar
0.62 yang menunjukkan kenaikan jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal
yang dimiliki perusahaan pada rasio industri juga menunjukkan adanya peningkatan.

Rasio rentabilitas dilihat dari profit margin


Profit Margin
(2016)
2.521
¿ x 100 %=2.42 %
104.026

This study source was downloaded by 100000864154314 from CourseHero.com on 10-24-2023 07:22:34 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/59610594/Cunanda-Fauzi-Danu-Ega-175020307111015-Modul-1-Pengauditan-2-CHdocx/
(2017)
3.472
¿ x 100 %=2.38 %
145.313

Diketahui bahwa profit margin PT. Mitra Realty mengalami penurunan sebesar
0.04%. Hal ini mungkin disebabkan karena sulitnya perusahaan untuk menarik
pelanggan baru untuk sewa pada propertinya.
3. Pemberlakuan titik tekan audit dapat dilakukan pada bidang rasio aktivitas yaitu
persentase ROA yang didapat dari laporan keuangan PT. Mitra Realty atas hasil
perbandingan dengan tahun sebelumnya tidak sesuai dengan keadaan sesungguhnya
oleh perusahaan sehingga perlu ada titik tekan khusus. Selain itu juga terlihat dari
perbandingan jauh dari rasio industri pada rasio profit marginnya. Hal itu akan
menjadi perhatian auditor apabila terjadi perikatan audit karena perbedaan yang cukup
signifikan dibawah rata-rata rasio industri. Hal ini dapat disebabkan karena adanya
kontrol internal yang kurang baik pada PT. Mitra Realty.

4. Akun beban gaji, investasi, penjualan, piutang usaha karena akun-akun tersebut yang
akan mempengaruhi laba dari perusahaan tersebut. Akun yang terlibat pada Laporan
laba rugi tidak mengalami penurunan tetapi pada industri lain yang sejenis mengalami
penurunan sehingga perusahaan juga dapat dikatakan tidak mencapai targetnya.

5. Setelah mempertimbangkan dan melakukan analisis, menurut saya ditolak karena


pada dasarnya klien banyak menutup-nutupi informasi seperti management turnover
dan nilai investasi, yang bisa mengarah pada kinerja perusahaan. Hal ini sudah tidak
sesuai dengan Standar Auditing dan Kode Etik Profesi Auditor. SA 201 yang
menjelaskan tentang perikatan audit dimana harus ada keterbukaan informasi apabila
ingin melakukan audit kepada klien. Selain itu sistem pengendali internal perusahaan
dirasa kurang baik, sehingga untuk proses audit memerlukan waktu yang lama serta
biaya yang lebih. Yang terakhir, kode etik yang harus digunakan oleh auditor adalah
integritas, objektivitas, dan independensi sehingga meskipun klien PT. Mitra Realty
merupakan teman dari klien KAP bukan berarti harus menerima klien tersebut.

This study source was downloaded by 100000864154314 from CourseHero.com on 10-24-2023 07:22:34 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/59610594/Cunanda-Fauzi-Danu-Ega-175020307111015-Modul-1-Pengauditan-2-CHdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai