DR - Bambang Mekanisme Pelaksanaan Pelaporan KTD Di Fasyankes 2023
DR - Bambang Mekanisme Pelaksanaan Pelaporan KTD Di Fasyankes 2023
KTD di Fasyankes
Dasar-dasar regulasi:
• Permenkes 1184 tahun 2004 tentang Pengamanan Alkes dan PKRT
• Permenkes 1189 tahun 2010 tentang Produksi Alkes dan PKRT
• Kep DirJen Kefarmasian dan Alkes no HK.02.02/VI/867/2020 tentang Tim
Penyusun Tatacara Pelaporan KTD Alkes
• Tatacara Pelaporan KTD Alkes Kemenkes RI 2020
• Permenkes 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
KTD Alat Kesehatan dan Pelaporan KTD Alkes
KTD Alkes
• Kejadian Tidak Diinginkan yang selanjutnya disingkat KTD
adalah kegagalan fungsi, penurunan karakteristik/ kinerja
yang disebabkan defect produk (yaitu kerusakan atau
kegagalan, penurunan dalam karakteristik atau kinerja,
atau tidak memadainya penandaan atau petunjuk
penggunaan) baik secara langsung atau tidak langsung
yang dapat berkontribusi terhadap kematian atau cedera
pada pasien, pengguna atau orang lain
KTD pada Pasien
• Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) keselamatan pasien di
fasilitas pelayanan kesehatan adalah setiap kejadian yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
Macam-macam Insiden:
1. Kondisi Potensial Cedera (KPC), kondisi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC), terjadinya insiden yang belum
sampai terpapar ke pasien.
3. Kejadian Tidak Cedera (KTC), insiden yang sudah terpapar ke
pasien, tetapi tidak timbul cedera.
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Insiden yang mengakibatkan
cedera pada pasien.
Pasal 18
• Setiap Insiden harus dilaporkan secara internal kepada tim Keselamatan Pasien
dalam waktu paling lambat 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam dengan
menggunakan format laporan sebagaimana tercantum pada Formulir 1.
• Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diverifikasi oleh tim Keselamatan
Pasien untuk memastikan kebenaran adanya Insiden.
• Setelah melakukan verifikasi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tim
Keselamatan Pasien melakukan investigasi dalam bentuk wawancara dan
pemeriksaan dokumen. (4) Berdasarkan hasil investigasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), tim Keselamatan Pasien menentukan derajat insiden (grading) dan
melakukan Root Cause Analysis (RCA) dengan metode baku untuk menemukan
akar masalah.
Langkah – Langkah
Masukkan Kode
Registrasi RS
Masukkan Password
1234
Tampilan Dashboard
IKP
Petunjuk Pengisian IKP
IKP Nihil
Form IKP
List Insiden (incl Hasil
Investigasi)
Ganti Password IKP
Hubungi Kami
Monitoring IKP
Feedback
JUMLAH LAPORAN BERDASARKAN KTD & SENTINEL TAHUN 2022
Jumlah Insiden 2022 BULAN KTD SENTINEL TOTAL
450 JAN
421 46 4 50
400
PEB
373 56 8 64
MAR
350 296 12 308
308 314 312 APRIL
300 219 24 243
273
MEI
243 239 161 8 169
250 229 JUNI
220 9 229
200
169 JULI
229 10 239
150 AGS
300 14 314
100 SEP
64 256 17 273
50 OKT
50 344 29 373
NOV
0 402 19 421
DES
288 24 312
1. Amplodipin Ramiplin
SALAH OBAT
2. Oros Actos
3. Cefotaxime Ceftriaxone
49 4. Scopamin Dopamin
5. Fenitoin Petidin
6. Cetirizin Cefixime
7. Cefazolin Cetirine
8. Astaplus Aspilet
26
24 9. Duloxetin Fluoxetine
10. Ciprofloxacin Cefadroxil
16 11. Pyrazinamide Propylthiouracil
12. Ibuprofen Ketoprofen
13. Duphaston Diphasolon
14. Cefixime Cefadroxil
TRIWULAN 1 TRIWULAN 2 TRIWULAN 3 TRIWULAN 4
15. Lapiva Lapibal
16. Lacoldyn Lacsadyn
17. Metamizole Metrodinazole.
Laporan KTD Alkes:
• Alat syringe pump
• Alat USG
• Jarum suntik
• Masalah kelistrikan / grounding alat2
Persyaratan:
• Framework / kerangka penanganan harus sejalan
• Terminologi, definisi-definisi dan cara-cara / metodologi harus sama
• Bersedia bekerja dalam TEAMWORK secara global
Temuan Utama OECD 2020
Organisation for Economic Co-operation and Development report for the Patient Safety Priority within the G20 Health Working Group 2020
• Lebih dari 1 dari 10 pasien dirugikan dari penyimpangan keamanan selama pelayanan. Secara global, pelayanan yang tidak aman
mengakibatkan lebih dari 3 juta kematian setiap tahun. Beban kerugian kesehatan diperkirakan mencapai 64 juta Disability-
Adjusted Life Years (DALYs) per tahun, serupa dengan HIV/AIDS.
• Sebagian besar beban ini dirasakan di negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah (LMICs), diperkirakan 4 dari 100
orang meninggal karena perawatan yang tidak aman di negara berkembang.
• Pandemi SARS-cov-2 / covid-19, membawa risiko nyata pada cedera pasien. Perkiraan proporsi kasus COVID-19 yang didapat di
rumah sakit berkisar antara 12,5% hingga 44%. Sebanyak sepertiga dari kasus ini dilaporkan adalah staf layanan kesehatan.
• Pelayanan yang tidak aman memiliki biaya finansial dan ekonomi yang tinggi. Di negara maju, biaya langsung untuk merawat
pasien yang dirugikan selama pelayanan mereka mendekati 13% dari pengeluaran kesehatan. Tidak termasuk penyimpangan
keamanan yang mungkin tidak dapat dicegah menempatkan angka ini pada 8,7% dari pengeluaran kesehatan. Jumlah ini mencapai
USD 606 Miliar per tahun, lebih dari 1% dari output ekonomi gabungan negara-negara OECD.
• Beban ekonomi dan sosial tidak langsung dari pelayanan yang tidak aman bahkan lebih besar, memberikan hambatan yang tidak
dapat diabaikan pada produktivitas dan pertumbuhan. Biaya sosial dari kerugian pasien dapat mencapai USD 1 hingga 2 triliun per
tahun. Pendekatan SDM menunjukkan bahwa menghilangkan bahaya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi global lebih dari
0,7% per tahun. Ini menghasilkan lebih dari USD 29 triliun, atau sekitar 36% dari output global saat ini selama satu dekade.
• Pemerintah, sistem kesehatan dan penyedia berkewajiban untuk melindungi pasien dan masyarakat dari bahaya. Beralih dari
analisis ke tindakan memerlukan keputusan yang bijaksana dan rasional tentang bagaimana strategi, program, dan intervensi
keselamatan dapat diterapkan dalam konteks sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan nilai dan laba atas investasi (ROI)
terbaik di seluruh sistem.
STRATEGY 7.2:
Promote a common understanding and shared commitment among all stakeholders to successfully deliver the
global patient safety action plan
(Mempromosikan pemahaman bersama dan komitmen bersama di antara seluruh pemangku kepentingan untuk
berhasil melaksanakan rencana aksi keselamatan pasien global)
Actions for stakeholders
• Develop a clear and compelling narrative within the patient safety stakeholder community that explains the global action
plan to all relevant audiences and advocates for its implementation.
• (Kembangkan narasi yang jelas dan menarik dalam komunitas pemangku kepentingan keselamatan pasien yang
menjelaskan rencana aksi global kepada semua pihak yang relevan dan melakukan advokasi untuk implementasinya.)
STRATEGY 7.3:
Establish networks and convene consultative meetings to foster collaboration and partnership in patient safety
(Membangun jaringan dan mengadakan pertemuan konsultatif untuk mendorong kolaborasi dan kemitraan dalam
keselamatan pasien)
STRATEGY 7.4:
Promote cross-geographical and multisectoral initiatives to advance action on patient safety.
(Mempromosikan inisiatif lintas geografis dan multisektoral untuk memajukan tindakan terhadap keselamatan
pasien)
Actions for stakeholders
• Use established international networks and initiatives between professional organizations and medical societies,
research groups and patient associations in different countries to strategically prioritize patient safety and express
solidarity in support of the goals, principles and objectives of the global action plan.
• (Menggunakan jaringan dan inisiatif internasional yang sudah mapan antara organisasi profesional dan komunitas
medis, kelompok penelitian dan asosiasi pasien di berbagai negara untuk secara strategis memprioritaskan
keselamatan pasien dan menyatakan solidaritas dalam mendukung tujuan, prinsip, dan sasaran rencana aksi
global.)
STRATEGY 7.5:
Work closely with technical programmes to ensure alignment in patient safety action.
(Bekerja dengan ketat dengan program teknis untuk memastikan keselarasan dalam tindakan keselamatan pasien)
TERIMA KASIH