Anda di halaman 1dari 35

Arsitektur Renaisans

TEORI ARSITEKTUR OLEH


(G).Cesariano
&
(H).Walther Rivius
Anggota :
> Zhiko Dharma Putra Kalsaga_342
> Idzul Nur Rahman_408
> Fadil Ilza Fatah_418
> Tsabita Nur Izzah_426
> Mochammad Bintang Benyamin_435
DI LUCIO VITRUVIO POLLIONE DE ARCHITECTURA_CESARIANO

DI LUCIO VITRUVIO POLLIONE DE


ARCHITECTURA_CESARIANO
Publikasi teks klasik "De architectura Libri Decem" oleh
Vitruvius memiliki dampak besar pada Teori Arsitektur
Renaisans. Pada abad ke-15, banyak edisi cetak muncul, tetapi
Cesariano adalah yang pertama memberikan komentar modern
dan ilustrasi yang signifikan. Gambar-gambar dalam karya
Cesariano (1521) mempromosikan visi ruang ideal yang
didasarkan pada prinsip-prinsip matematika, harmoni, dan
proporsi. Edisi ini, berjudul "Di Lucio Vitruvio Pollione de
Architectura Libri Dece: Traducti de Latino in Vulgare, Affigurati,
Cc Mentati, & Con Mirando Ordine Insigniti: Per II Quale
Faculmente Potrai Trouare La Multitudine de Li Abtrusi &
Reconditi Vocabulli a Li Soi Loci & in...," adalah edisi Italia
pertama dari karya Vitruvius.
DI LUCIO VITRUVIO POLLIONE DE ARCHITECTURA_CESARIANO

Cesariano's De Architectura
""Cesariano's De Architectura" adalah terjemahan karya arsitektur klasik oleh Vitruvius ke dalam bahasa Italia pada
tahun 1521 oleh Giovanni Battista Cesariano. Karya ini membahas konsep arsitektur penting yang mengikuti prinsip
"trias vitruviana" (Ketahanan, Kegunaan, dan Kecantikan). Cesariano tidak hanya menerjemahkan teks, tetapi juga
memberikan ilustrasi untuk menjelaskan konsep-konsep arsitektur, termasuk proporsi, penggunaan bahan, dan desain
bangunan.
Beberapa konsep arsitektur utama yang dibahas dalam "Cesariano's De Architectura" mencakup proporsi,
penggunaan bahan, dan desain bangunan publik seperti teater dan basilika, dengan penekanan pada kegunaan dan
estetika. Terjemahan ini berkontribusi pada pemahaman dan penyebaran prinsip-prinsip arsitektur klasik. Informasi
lebih lanjut tentang teori arsitektur dapat ditemukan melalui penelitian dalam bahasa Inggris atau sumber khusus
arsitektur.
DI LUCIO VITRUVIO POLLIONE DE ARCHITECTURA_CESARIANO

Katedral Milan
Katedral Milan dalam terjemahan buku Vitruvius, karya
Cesariano, digunakan sebagai contoh bangunan untuk
menjelaskan penjelasan mengenai 'Skenographia' dalam buku
Vitruvius. Dimana Skenographia merupakan perspektif linier
dalam seni.
Definisi Skenographia sendiri adalah => Vitruvius, De
Architectura (Akhir abad pertama SM) "Juga, skenografi adalah
garis luar bagian depan dan samping yang jatuh ke tengah di
Katedral Milan: sekitar pusat semua garis."dengan kata lain "gambar bagian
depan dan sisi belakang serta korespondensi [hubungan
harmonis] semua garis dengan titik pusat kompas."
Rencana,
ketinggian, dan Vitruvius dalam bukunya menyarankan untuk menggunakan modul
elemen Arsitektur, sebagai patokan ukuran. Seperti dalam penjelasannya mengenai kuil,
dari buku pegangan Vitruvius menggunakan manusia sebagai modulnya.
Kesimpulannya, tidak ada satu kata pun dari dua bagian Vitruvian yang
tentang Arsitektur
dikutip sebagai bukti perspektif linier adalah tentang perspektif linier.
Klasik
Vitruvius memerlukan skenographia karena dua alasan: untuk mengatur
modul untuk konstruksi keseluruhan bangunan dan untuk menunjukkan
bagaimana bagian-bagian bangunan berhubungan satu sama lain dan
bangunan secara keseluruhan.
DI LUCIO VITRUVIO POLLIONE DE ARCHITECTURA_CESARIANO

Primordial Hut
(Cesariano)

Primordial Hut
"Primordial Hut" dalam arsitektur menyatakan bahwa
semua desain bangunan bermula dari kebutuhan
manusia akan perlindungan dasar. Ilustrasi
"Primordial Hut" menunjukkan bangunan sederhana
dengan empat tiang kayu dan atap daun rumbia,
02
mewakili elemen-elemen dasar dalam arsitektur.
Teori ini menekankan universalitas prinsip-prinsip
dasar arsitektur yang berlaku di berbagai budaya dan
zaman. Ilustrasi ini juga adalah simbol asal-usul
arsitektur dan dasar untuk memahami perkembangan
arsitektur dari yang sederhana menjadi lebih
kompleks sepanjang sejarah.
Order Kolom
Order kolom dalam arsitektur Yunani mengacu pada sistem tata letak dan dekorasi kolom yang digunakan dalam
konstruksi bangunan Yunani kuno, terutama kuil-kuil. Terdapat tiga jenis utama order kolom Yunani:

1. Dorik: Dorik adalah order kolom paling klasik dan sederhana. Kolom Dorik memiliki dasar kotak dan kapital
sederhana. Kuil Parthenon di Athena adalah salah satu contoh terkenal dari penggunaan order kolom Dorik.

2. Ionik: Order kolom Ionik memiliki kapital yang lebih rumit dan ornamen yang lebih dekoratif daripada Dorik.
Kapitalnya memiliki spiral gulungan. Kuil Erechtheion di Athena adalah contoh dari penggunaan order kolom Ionik.

3. Korintus: Order kolom Korintus adalah yang paling berseni dan memiliki kapital yang dihiasi dengan ornamen daun
akantus. Ini adalah order kolom yang paling mendetail. Kuil Pantheon di Roma adalah salah satu contoh terkenal dari
penggunaan order kolom Korintus.

4. Tuscan: Kolom Tuscan adalah penyederhanaan dari kolom Doric, dan menjadi salah satu kolom yang banyak
diterapkan bahkan hingga saat ini. Perbedaan antara kolom Doric Romawi dan Yunani terletak pada bagian dasar dan
mahkotanya, di mana kolom Doric Romawi memiliki balok dasar dan bagian mahkotanya lebih rumit.

5. Composite : Kolom komposit adalah gaya desain arsitektur Romawi yang menggabungkan ciri-ciri kolom Yunani
Order Kolom Kuno, terutama kolom dari ordo Ionic dan Corinthian. Ini ditandai dengan memiliki ibu kota yang sangat dihias,
Dari kiri ke kanan - Dorik, Dorik, Ionik, dengan banyak detail, termasuk ornamen berbentuk daun dan volute.
Korintian, Atik, Tuscan - (Cesariano)
Order kolom ini mempengaruhi arsitektur selama berabad-abad dan masih digunakan dalam desain bangunan
hingga saat ini sebagai elemen arsitektur klasik.

Kuil Erechtheion
Kuil Parthenon Kiuil Pantheon Kolom Tuscan Kolom Komposit
DI LUCIO VITRUVIO POLLIONE DE ARCHITECTURA_CESARIANO

Kapital Ionik

Gambar Kapitel Ionik oleh Cesariano adalah ilustrasi


yang menggambarkan salah satu komponen utama
dalam arsitektur Yunani kuno, yaitu kapitel ionik.
Kapitel ionik adalah bagian atas kolom dengan
ornamen yang khas seperti hiasan daun. Ilustrasi ini
mencerminkan bentuk dan detail dari kapitel ionik,
yang sering digunakan dalam bangunan seperti kuil
Yunani. Dengan kata lain, gambar ini adalah
pandangan rinci tentang elemen arsitektur klasik yang
berkontribusi pada estetika dan gaya arsitektur kuno.
Rimberio Co

Kapital Korinthian
Kapitel Korintian adalah salah satu dari tiga jenis kapitel yang digunakan
dalam arsitektur ordo Korintian, yang merupakan salah satu ordo arsitektur
klasik dalam arsitektur Yunani dan Romawi kuno. Kapitel ini adalah elemen
arsitektur yang terletak di bagian atas kolom dan bertindak sebagai
hubungan antara kolom dan entablature (serangkaian elemen horizontal
yang melintang di atas kolom).

Kapitel Korintian terkenal dengan ornamennya yang sangat indah dan rumit.
Ciri khasnya termasuk hiasan daun akantus yang melengkung dengan indah,
di antara elemen-elemen dekoratif lainnya. Gaya Kapitel Korintian dianggap
sebagai yang paling mewah dan artistik di antara ordo-ordo arsitektur klasik.

Inti dari Kapitel Korintian adalah menggambarkan kemewahan dan kemajuan,


dan ia sering digunakan dalam bangunan-bangunan istana, kuil-kuil, dan
monumen-monumen yang memiliki tujuan estetika yang sangat penting.
Skema dan Denah lantai dasar teater Yunani dan Romawi pada zaman
kuno, seperti yang digambarkan dalam karya terjemahan Cesare
Cesariano yang mengilustrasikan karya Vitruvius, umumnya memiliki
beberapa elemen kunci:

1. Orchestra: Ini adalah bagian tengah teater yang berbentuk setengah


lingkaran atau elips. Di sini, para pemain akan tampil. Ini adalah area
utama untuk pertunjukan.

2. Skene: Skene adalah bangunan di belakang panggung yang digunakan


sebagai latar belakang bagi pertunjukan. Pemeran dapat masuk dan
keluar dari sini.
Denah lantai dasar Teater Yunani
(Cesariano) 3. Parodos: Ini adalah koridor atau lorong yang menghubungkan
orchestra dengan skene. Pemeran atau korus bisa masuk atau keluar dari
parodos.

4. Theatron: Ini adalah tempat duduk penonton yang dibangun dalam


bentuk tebing atau tangga. Penonton akan duduk di sini untuk
Denah lantai dasar Teater Romawi dengan menyaksikan pertunjukan.
keterangannya
(Cesariano) 5. Koilon: Koilon adalah ruang di belakang theatron di mana penonton
duduk. Ini sering berbentuk setengah lingkaran mengelilingi orchestra.

Sistem penataan tempat duduk dalam cavea, serta akustik dan desain
panggung, adalah ciri khas teater Romawi.
Skema dan denah seperti ini berfokus pada pentingnya akustik dan
visibilitas bagi penonton sehingga mereka dapat dengan baik mendengar
Skema desain Denah lantai dasar Teater
dan melihat pertunjukan di orchestra. Desain teater Yunani menjadi
(Cesariano)
dasar bagi banyak teater klasik dan modern.
Denah lantai dasar Teater Yunani
(Cesariano)

Teater Yunani Kuno

Denah lantai dasar Teater Romawi dengan


Skema desain Denah lantai dasar keterangannya
Teater (Cesariano)
(Cesariano)
Teater Romawi
Teater Romawi kuno memiliki beberapa elemen, sektor, pandangan, dan rencana dasar yang khas:

1. Elemen:
- Orchestra: Ini adalah bagian tengah teater yang berbentuk setengah lingkaran, tempat pementasan
berlangsung.
- Cavea: Ini adalah area tempat duduk penonton yang mengelilingi orchestra. Dibagi menjadi beberapa
tingkatan atau sektor tergantung pada status sosial penonton.
- Scaenae Frons (Dinding Panggung): Ini adalah struktur panggung atau dinding latar belakang di belakang
orchestra yang sering dihiasi dengan elemen arsitektur dan patung.
- Pintu Masuk dan Keluar: Terdapat pintu masuk dan keluar yang memungkinkan pemeran dan penonton
memasuki dan meninggalkan teater.

2. Section:
- Scaenae Frons: Bagian ini akan menunjukkan elemen-elemen arsitektur dan penyusunan panggung di
bagian belakang panggung.
- Cavea: Peta seksi akan menggambarkan tingkatan tempat duduk dan berbagai sektor tempat duduk
penonton.

3. View (Pandangan):
- Ini mengacu pada pandangan dari berbagai tempat duduk dalam cavea. Ini mencakup bagaimana
penonton melihat orchestra dan pementasan di atas panggung.

4. Ground Plan (Rencana Dasar):


- Ini adalah gambaran keseluruhan teater dari atas, yang menunjukkan denah lantai dasar, termasuk letak
orchestra, cavea, scaenae frons, pintu masuk, dan area lainnya.

Pandangan, seksi, dan rencana dasar teater Romawi penting dalam merancang dan memahami bagaimana
Teater Romawi: Elemen, section View,
teater tersebut berfungsi dalam praktiknya. Rencana dasar khususnya menunjukkan pengaturan fisik dari
sudut pandang atas, sementara pandangan dan seksi memperjelas bagaimana penonton melihat and Ground Plan - (Cesariano)
pertunjukan dan bagian panggung.
Rekonstruksi Kuil Prostyle (Cesariano).
Penjualan
Rekonstruksi Kuil dengan Antae (Cesariano)

Kuil prostyle adalah tipe kuil Yunani yang memiliki Gambar "Rekonstruksi Kuil dengan Antae" oleh Cesare
deretan kolom yang hanya terdapat di bagian depan Cesariano adalah ilustrasi yang menunjukkan bagaimana
(fasad), sedangkan sisi-sisinya tidak memiliki kolom. kuil gaya arsitektur klasik Yunani kuno yang dilengkapi
Dalam gambar ini, kita melihat kuil dengan kolom di dengan elemen arsitektural yang disebut "antae"
bagian depannya. direkonstruksi. Kuil dengan Antae adalah jenis kuil
Yunani yang memiliki dinding samping (antae) yang
menonjol di depan bangunan utama kuil.
Penjualan

Rekontruksi Basilika Vitruvius di Fano


Caryatides (atas) dan Persians (bawah)
(Cesariano)
(Cesariano)

Basilika Vitruvian adalah sebuah bangunan Caryatides adalah hiasan arsitektur yang mengambil
kuno yang didasarkan pada prinsip-prinsip bentuk patung perempuan dalam pakaian Yunani kuno.
arsitektur yang dijelaskan oleh arsitek Persians adalah hiasan arsitektur yang menggambarkan
Romawi kuno terkenal, Vitruvius. orang-orang Persia atau bangsa Persia.
VITRUVIUS TEUTSCH - WALTHER
RIVIUS
(Vitruvius Teutsch = karya vitruvio berbahasa Jerman - yang tertulis oleh
: Walther Rivius sering di sebut dengan Walther Herman Ryff)
Untuk pertama kalinya karya Vitruvius diterjemahkan dan dicetak dalam bahasa
Jerman dalam wujud buku berjudul Vitruvius Teutsch, untuk keuntungan yang
menguntungkan dari
semua karya seni, pekerja, pembangun, desainer kendaraan dan sipil, penggali sumur,
tukang kayu, pelukis, patung, tukang emas, tukang kayu, dan semua orang yang
menggunakan judul dan alat artistik. Buku ini mengungkapkan budaya Rivius (atau
disebut juga Ryff) yang luas. Dia mengutip banyak penulis, seperti Alberti, Luca Pacioli,
Serlio, Philandrier, Dürer, ahli matematika Pedro Nuñez et Oronce Fine, Niccolò
Tartaglia, dll. Tetapi sumber utamanya adalah Cesare Cesariano edisi Italia yang
diterbitkan di Como pada 1521. Tulisan-tulisan mereka dalam bahasa asing membantu
menyusun dan mendeklarasikan
buku-buku Vitruvius ini dengan tokoh-tokoh visual khusus dan dengan komentar
Jerman, dan selanjutnya melibatkan seni matematika dan penemuan serta
penyelidikan mekanis, memang semuanya seni, sehingga mereka yang memahami dan
mempraktikkan seni ini dapat dengan jelas dan dengan mudah memiliki ajaran dan
instruksi Vitruvius.
Peralatan arsitek zaman Renaisans mencakup berbagai alat yang digunakan oleh arsitek dan insinyur pada periode
tersebut. Beberapa peralatan arsitek yang umum digunakan pada zaman Renaisans meliputi:

1. Set Square (Penggaris L-set): Alat ini digunakan untuk menggambar garis lurus dan sudut tepat.

2. Compasses (Jangka Sorong): Digunakan untuk mengukur dan menggambar lingkaran serta untuk mengukur jarak.

3. Pensil dan Pena: Untuk membuat sketsa, menggambar, dan menulis catatan.

4. Kumpas Logam (Proportional Divider): Alat ini membantu arsitek dalam memperbesar atau memperkecil gambar
dengan menjaga proporsi yang benar.

5. Set Square yang Variabel (Triangular Scale): Digunakan untuk menggambar dan mengukur dalam skala yang
berbeda.

6. Calipers (Jangka Sorong): Untuk mengukur dimensi benda dan menggambarnya pada gambar.

Peralatan Arsitek
(Rivius)

Set Square Compasses Pensil & pena Proporsional divider Tringular Scale Calipers
7. Penggaris Logam (Steel Ruler): Menggunakan penggaris logam untuk mengukur dan menggambar garis
lurus.

8. Mikrometer Skru (Screw Micrometer): Digunakan untuk pengukuran yang sangat akurat.

9. Squares (Goniometer): Untuk mengukur sudut.

10. Drawing Board (Papan Gambar): Untuk menempatkan kertas gambar dan memudahkan proses
menggambar.

11. Buku Referensi dan Buku Catatan: Untuk merujuk sumber informasi dan mencatat desain.

Perkembangan teknologi dan alat-alat arsitektur telah berubah sepanjang waktu, tetapi alat-alat dasar
ini tetap penting dalam pekerjaan arsitek pada zaman Renaisans dan memainkan peran penting dalam
pengembangan arsitektur serta seni dan ilmu pengetahuan pada masa itu.

Peralatan Arsitek
(Rivius)

Steel Ruler
Screw Micrometer Goniometer Drawing board
Penemuan api pada zaman prasejarah berpengaruh besar pada sejarah arsitektur, dengan dampak
seperti berikut:
1. Perlindungan dari Cuaca dan Hewan Buas: Api memberikan perlindungan dari cuaca buruk dan
ancaman hewan buas, memberi manusia tempat berlindung dan pemanasan.
2. Pengembangan Tempat Tinggal: Kehadiran api memungkinkan manusia membangun tempat
tinggal lebih kompleks dan nyaman, termasuk struktur berdinding untuk melindungi diri dan
penggunaan api sebagai pemanasan.
3. Penerangan Malam Hari: Api digunakan sebagai sumber cahaya pada malam hari,
memungkinkan aktivitas di dalam struktur pada malam hari dan mungkin memengaruhi
perkembangan pencahayaan dalam arsitektur.
4. Memanfaatkan Energi Panas: Selain untuk memasak, api juga dimanfaatkan untuk mengolah
berbagai material, seperti kayu atau logam, dalam proses pembuatan alat-alat.
5. Perkembangan Material Konstruksi: Penggunaan api membantu manusia memproses material
konstruksi seperti batu dan tanah liat, yang digunakan dalam pembangunan rumah dan
struktur.
Penemuan api adalah tonggak penting dalam perkembangan manusia dan arsitektur. Ini
memungkinkan pembangunan tempat tinggal yang lebih nyaman, menjadi dasar bagi
perkembangan rumah, kuil, dan struktur lain dalam sejarah arsitektur manusia.

Penggambaran penemuan api zaman


primitif
(Rivius)
1. Struktur Segitiga Sederhana: Manusia prasejarah awal menciptakan tempat perlindungan sederhana
menggunakan ranting, daun, dan bahan-bahan alami lainnya. Mereka membentuk struktur berbentuk segitiga
atau kerucut untuk melindungi diri dari cuaca dan bahaya.
2. Gubuk Sederhana: Seiring perkembangan, manusia mulai menggunakan bahan-bahan alam yang lebih kuat
seperti kayu, kulit hewan, dan batu untuk membangun gubuk-gubuk sederhana. Gubuk-gubuk ini mungkin
memiliki kerangka kayu dan dinding dari kulit binatang atau bahan alam lainnya
3. Gubuk yang Lebih Maju: Seiring berjalannya waktu, gubuk-gubuk ini menjadi lebih maju. Mereka mungkin
menggunakan teknik konstruksi yang lebih canggih dan material yang lebih tahan lama. Ini termasuk penggunaan
atap untuk melindungi dari hujan dan cuaca ekstrem
4. Peran Api: Penemuan api berperan penting dalam perkembangan tempat berlindung. Api memberikan
pemanasan, pencahayaan, dan perlindungan dari hewan buas. Ini memengaruhi desain dan pengembangan
gubuk dengan penambahan dinding yang lebih permanen dan perapian di dalamnya.
5. Perkembangan Arsitektur: Perkembangan gubuk-gubuk ini adalah langkah awal dalam evolusi arsitektur manusia.
Manusia terus mengembangkan berbagai jenis rumah dan struktur, termasuk rumah batu, rumah pohon, kuil, dan
kota-kota besar.

Evolusi dari struktur segitiga sederhana ke gubuk yang lebih maju mencerminkan kemampuan manusia untuk
beradaptasi dan berkembang dalam memenuhi kebutuhan perumahan mereka seiring berjalannya waktu. Ini adalah
awal dari perkembangan arsitektur manusia yang semakin kompleks dan beragam.

Perkembangan tempat berlindung Zaman


Primitif, dimulai dengan struktur segitiga yang
sangat sederhana, berlanjut ke jenis gubuk
yang lebih maju. (Rivius)
Struktur segitiga sederhana Gubuk sederhana Gubuk yang lebih maju
Katedral Milan adalah contoh arsitektur gotik terkenal dengan fitur-fitur seperti
lengkungan lancip, rib vaults, flying buttresses, dan kaca patri berwarna. Bangunan ini
merupakan prestasi teknik, menggunakan struktur gotik yang kuat untuk mencapai
ketinggian yang luar biasa.
Dalam pembangunan Katedral Milan, berbagai teori arsitektur terapkan,
menggabungkan konsep inovatif yang berkembang selama berabad-abad. Bangunan ini
mencerminkan nilai-nilai keagamaan dalam elemen dekoratif dan simbolisme agama
Kristen.
Katedral Milan juga mengintegrasikan seni dan arsitektur dengan interior yang dihiasi
dengan lukisan, patung, dan kaca patri. Ini adalah monumen bersejarah yang
mencerminkan keagungan arsitektur gotik, pencapaian teknis, nilai keagamaan, inovasi,
dan seni dalam satu bangunan yang luar biasa.

Katedral Milan. (Rivius).


Benteng dan parit adalah elemen penting dalam arsitektur pertahanan kastil dan benteng di
masa lalu. Berikut penjelasannya:
1. Benteng (Keep atau Castle): Benteng adalah struktur pertahanan yang terdiri dari
dinding-dinding tebal, menara, dan bangunan lain yang digunakan untuk melindungi
pemimpin atau penguasa dan berfungsi sebagai pusat administrasi militer. Ini adalah
tempat perlindungan terhadap serangan musuh.
2. Parit (Moat): Parit adalah alur air atau penggalian yang mengelilingi kastil atau benteng.
Parit ini diisi dengan air dan berfungsi sebagai rintangan fisik bagi musuh yang mencoba
mendekati bangunan. Parit juga digunakan untuk merusak tembok benteng.
3. Fungsi Pertahanan: Benteng dan parit bekerja sama untuk memberikan perlindungan
ganda. Benteng memberikan perlindungan dengan dinding-dinding yang kuat,
sementara parit menjadi hambatan tambahan. Parit membuat sulit bagi musuh untuk
mendekati atau menyerang benteng.
4. Perlindungan Alami: Parit juga memberikan perlindungan alami karena memaksa musuh
untuk melewati jembatan. Pihak yang mengendalikan kastil memiliki kendali atas
jembatan, sehingga mereka dapat mengontrol akses ke dalam dan keluar.
5. Aspek Estetika: Parit juga memiliki nilai estetika. Ini dapat memberikan tampilan yang
indah dan megah pada kastil atau benteng, yang sering menjadi daya tarik visual bagi
bangunan-bangunan tersebut.
Kombinasi benteng dan parit adalah contoh penting dalam desain arsitektur yang
Benteng dan Parit disekitar Kastil. (Rivius).
menggabungkan fungsi pertahanan, alami, dan aspek estetika. Ini membuat kastil dan
benteng menjadi struktur pertahanan yang kuat dan indah secara visual.
Menara Lonceng Renaisans yang Di Hias Indah:
Arsitektur Simetris: Menara lonceng zaman Renaisans biasanya memiliki desain simetris
yang harmonis. Mereka sering berbentuk persegi panjang atau kubus dan dihiasi dengan
elemen simetris seperti kolom dan pilaster.
Ornamen Kaya: Menara lonceng ini dihiasi dengan banyak ornamen yang kaya. Ini
termasuk patung-patung, relief, ukiran kayu, dan pahatan dekoratif yang
menggambarkan cerita-cerita mitologis, agama, atau sejarah.
Kaca Patri Berwarna: Jendela-jendela menara lonceng sering menggunakan kaca patri
berwarna dengan gambar-gambar agama, lambang, atau desain geometris yang indah.
Balustrade dan Kubah: Beberapa menara lonceng dilengkapi dengan balustrade di
bagian atas dan kubah atau atap piramida yang menambahkan unsur arsitektur yang
indah.
Pahatan Marmer dan Batu: Marmer dan batu digunakan untuk pahatan detail yang
indah, termasuk pilar-pilar bergaya klasik, relief-relief yang menggambarkan cerita
sejarah atau mitologi, dan patung-patung yang menghiasi fasad menara.
Eksplorasi Proporsi Ideal: Arsitek Renaisans mengikuti prinsip proporsi ideal
berdasarkan prinsip matematika dan geometri. Mereka menggunakan proporsi yang
matematis dan proporsional yang baik untuk menciptakan kesan harmoni dalam desain.
Menara lonceng Renaisans bukan hanya alat untuk penanda waktu, tetapi juga merupakan
Menara Lonceng yang didekorasi
dengan indah (Rivius). karya seni yang mencerminkan keindahan dan nilai-nilai estetika tinggi dari periode
tersebut. Mereka menciptakan struktur yang mencakup fungsi praktis dan keindahan yang
luar biasa.
Elemen Simbolis dalam Seni dan Arsitektur Renaisans:
Bola Api (Flaming Orb): Bola api adalah simbol cahaya
intelektual dan pengetahuan. Dalam seni Renaisans, ini
digambarkan sebagai bola berapi-api yang menggambarkan
kebijaksanaan.
Bola Meriam (Cannonball): Bola meriam digunakan dalam seni
untuk menunjukkan kekuatan militer atau perlindungan. Ini
muncul dalam hiasan istana dan benteng sebagai simbol
kekuatan.
Komet (Comet): Komet digunakan dalam seni untuk
menggambarkan peristiwa luar biasa atau perubahan
signifikan. Ini seringkali dikaitkan dengan peristiwa penting
dalam sejarah.
Ketiga elemen ini mencerminkan bagaimana seni dan arsitektur
Renaisans digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan simbolis
dan budaya, seperti cahaya pengetahuan, kekuatan, dan
perubahan. Memahami makna di balik elemen-elemen ini
membantu kita lebih menghargai karya seni dari masa Renaisans
Bola api, bola meriam dan komet. yang penuh dengan simbolisme.
(Rivius).
Ornamen di Ujung Menara pada Zaman Renaisans:
Tanduk Fungsi (Finials): Finials adalah ornamen yang ditempatkan di
puncak menara atau kubah dengan bentuk puncak atau batang
panjang. Mereka sering dihias dengan hiasan dekoratif seperti
mahkota, bunga, atau figur manusia, memberikan sentuhan anggun
dan elegan pada ujung menara.
Lambang Agama: Pada gereja dan katedral, ornamen di ujung
menara sering mencakup lambang agama seperti salib atau simbol Putto
Kristen lainnya. Ini menyampaikan makna religius bangunan
tersebut.
Kepala Makhluk Mitologis: Ornamen sering menggambarkan kepala
makhluk mitologis seperti satir atau makhluk laut, menunjukkan
pengaruh klasik dalam seni Renaisans.
Kepala Manusia atau Putto: Ornamen kadang-kadang berupa patung
kepala manusia atau putto (bayi dengan sayap) yang diukir indah Lambang Agama
dan mempercantik ujung menara.
Ornament pada ujung menara. Relief Geometris dan Motif Abstrak: Beberapa ornamen berisi relief
(Rivius).
geometris atau motif abstrak yang rumit, menciptakan tampilan
abstrak dan modern pada bangunan Renaisans.
Gaya Arsitektur Klasik: Pada bangunan yang dipengaruhi oleh Gaya
Renaisans Klasik, ornamen mencakup elemen klasik seperti kapitela,
Relief Geometris
metopa, dan triglif yang ditempatkan di puncak kolom atau pilar.
Ornamen di ujung menara pada zaman Renaisans adalah contoh
Finials Kepala makhluk mitologis kecermatan dalam detail arsitektur periode tersebut. Mereka
mencerminkan simbolisme, kepercayaan agama, dan selera seni yang
dalam dari masa tersebut.
Pengukuran Jarak dan Sudut dengan Kuadran pada Zaman Renaisans:
Kuadran Matahari (Sundial): Alat pengukur waktu dan sudut yang
digunakan dengan mengamati bayangan yang dihasilkan oleh sinar
matahari. Diukir pada bangunan, digunakan untuk mengukur waktu
dalam sehari.
Kuadran Zaman Terbenam (Horizontal Sundial): Jenis kuadran
matahari yang menunjukkan waktu terbenamnya matahari, dengan
angka-angka dan garis-garis lingkaran.
Kuadran Meridian (Meridian Sundial): Digunakan untuk mengukur
sudut matahari di atas kepala pada pukul 12 siang, juga dikenal
sebagai sudut meridian. Berguna dalam navigasi.
Kuadran Khatulistiwa (Equatorial Sundial): Mengukur sudut
matahari di atas horizon dengan dua bujur di piringan datar.
Mengukur jarak dan sudut
menggunakan kuadran. (Rivius). Kuadran Kompas (Compass Dial): Menyertakan arah matahari dan
sudut matahari, berguna dalam navigasi dan pengukuran.
Pengukuran jarak dan sudut dengan kuadran adalah penting dalam
ilmu pengetahuan, arsitektur, dan navigasi pada masa Renaisans. Ini
membantu dalam pemahaman waktu, posisi matahari, dan
penggunaan praktis dalam perencanaan bangunan dan kota.
Pada Zaman Renaisans, penggunaan meriam atau kanon sebagai senjata untuk menyerang
kota berbenteng menjadi perkembangan penting dalam teknologi militer. Berikut adalah cara
kanon digunakan dalam menyerang kota berbenteng:
1. Penempatan Taktis: Kanon ditempatkan di lokasi strategis di sekitar kota yang akan
diserang, seperti benteng atau pos-pos yang memberikan sudut tembak optimal terhadap
dinding kota.
2. Jenis Kanon: Terdapat berbagai jenis kanon, termasuk meriam besar untuk menyerang
dinding dan benteng, serta meriam kecil untuk menyerang pasukan musuh di dalam kota.
3. Peluru Meriam: Kanon menggunakan peluru meriam, yaitu proyektil berat berbentuk bola
besi atau batu untuk menyerang dinding dan benteng kota.
4. Taktik Belagerung: Serangan kota berbenteng melalui kanon melibatkan taktik belagerung
yang mencakup blokade pasokan, tembakan berkelanjutan, dan upaya melemahkan
pertahanan musuh sebelum serangan darat.
5. Tembakan Curah (Canister Shot): Selain peluru meriam, kanon juga dapat menggunakan
tembakan curah, yang terdiri dari sejumlah proyektil kecil untuk menyerang pasukan
musuh yang berkumpul dalam kelompok.
6. Membongkar Tembok dan Benteng: Meriam besar digunakan untuk merusak tembok dan
Menyerang Kota Berbenteng dengan
benteng, sedangkan tembakan berulang-ulang digunakan untuk melemahkan struktur
menggunakan Kanon (Rivius).
pertahanan kota.
Penggunaan kanon mengubah taktik militer dan konstruksi kota berbenteng, menciptakan
tantangan baru dalam pertahanan dan menyerang kota

Kanon
Meriam
Pada masa Renaisans, pengukuran horizontal adalah hal penting dalam arsitektur, konstruksi, dan survei
tanah. Beberapa alat dan metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran ini meliputi:
1. Busur Geodetik (Theodolite): Alat ini digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal dengan
akurasi. Ini memiliki teleskop yang bisa diarahkan ke titik yang ingin diukur dan skala yang membantu
mengukur sudut.
2. Kompas: Kompas digunakan untuk menentukan arah utara dan arah mata angin. Ini adalah alat
penting dalam navigasi dan survei tanah.
3. Garis Tegak Lurus (Plumb Line): Garis tali digunakan untuk menentukan arah vertikal atau tegak lurus.
Ini berguna untuk memastikan bahwa bangunan dibangun dengan vertikal dan untuk mengukur
perbedaan ketinggian dalam survei tanah.
4. Sekat dan Alat Ukur Tegak Lurus (Wedge and Plumb Rule): Alat ini digunakan untuk mengukur
ketinggian dan garis tegak lurus. Wedge digunakan untuk membentuk garis yang tegak lurus,
sedangkan penggaris tegak lurus membantu mengukur jarak vertikal atau perbedaan ketinggian.
5. Garis Horizontal: Memiliki garis horizontal yang tepat adalah kunci untuk pengukuran yang akurat. Ini
Instrumen dan Garis Tegak Lurus
sering dicapai dengan menggunakan alat seperti air level atau perangkat air untuk memastikan
untuk menentukan Pengukuran
Horizontal (Rivius).
adanya garis horizontal yang presisi.
Pengukuran horizontal yang akurat sangat penting dalam arsitektur, konstruksi, dan survei tanah pada
masa Renaisans. Alat dan metode ini membantu para profesional dalam merancang dan membangun
struktur dengan presisi geometri yang dibutuhkan

Theodolite Kompas Plumb line Wedge dan plumb rule


Mausoleum Halicarnassus adalah makam
monumental yang dibangun untuk Mausolus,
satrap Karia, dan istrinya Artemisia II setelah
kematiannya pada tahun 353 SM. Mausoleum ini
adalah pencapaian arsitektur Yunani klasik yang
menggabungkan elemen-elemen Timur,
menciptakan struktur inovatif dan indah dengan
tinggi sekitar 45 meter. Di sekitarnya, kota
Halicarnassus (kini Bodrum) adalah pelabuhan
penting pada zaman kuno, berfungsi sebagai
pusat perdagangan dan aktivitas maritim yang
vital. Karya seni Mausoleum Halicarnassus
memberikan inspirasi bagi seniman dan arsitek
pada masa Renaisans serta menggambarkan
pengaruh budaya yang beragam dalam
arsitektur.

Pelabuhan dan Mausoleum di


Halicarnassus (Rivius).
Proporsi Arsitektur Klasik (Rivius).

Pada zaman Renaisans, prinsip-prinsip proporsi sangat penting dalam arsitektur. Para arsitek menggunakan rasio matematika, seperti
proporsi emas dan Rasio Aurelius, serta prinsip geometri dan kesimetrian untuk menciptakan bangunan yang seimbang dan harmonis.
Kolom-kolom dalam gaya Dorik, Ionik, dan Korintus dirancang dengan perbandingan yang tepat, dan angka-angka bulat sering digunakan
dalam perencanaan. Ini semua adalah cara-cara untuk menciptakan estetika yang indah dalam desain bangunan pada masa Renaisans.
Vitruvian Man (Rivius)..

Gambar ini mencoba menggambarkan proporsi manusia yang ideal yang harus menjadi dasar dalam merancang bangunan dan karya
seni. Ini adalah contoh hubungan antara matematika, geometri, dan tubuh manusia dalam konteks seni dan arsitektur. Karya "Vitruvian
Man" menunjukkan cara Leonardo da Vinci menggabungkan pengetahuan ilmiah dan kreativitas seni dalam karyanya.
Perspektif dan Penggunaan Lensa
(Rivius).
Pada masa Renaisans, terjadi perkembangan penting dalam ilmu pengetahuan dan seni. Penggunaan perspektif linear adalah teknik
utama yang memungkinkan seniman menggambarkan objek dalam gambar dengan lebih realistis. Hal ini dicapai melalui penggunaan titik
tengah pandangan yang membuat garis-garis sejajar bertemu di satu titik. Selain itu, kamera obscura adalah perangkat optik awal yang
digunakan dalam seni untuk menciptakan gambar proyeksi. Kedua inovasi ini memungkinkan seniman dan ilmuwan memahami dunia
dengan lebih rinci dan menghubungkan ilmu pengetahuan dan seni dalam berbagai cara yang memengaruhi perkembangan masa depan
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Suasana Kehidupan Domestik (Rivius).

Zaman Renaisans (akhir abad ke-14 hingga awal abad ke-17) di Eropa mencerminkan perubahan sosial dan budaya yang penting. Kehidupan istana
dan kastil bangsawan dikelilingi oleh seni, musik, dan sastra, sementara peran keluarga dan pendidikan menjadi lebih menonjol. Pertumbuhan pusat
kota membuka peluang baru, dan seni menghiasi bangunan dan perabotan rumah. Mode pakaian berkembang, makanan menjadi lebih beragam, dan
masyarakat masih tergantung pada siklus musim. Renaisans adalah masa perubahan budaya yang menekankan seni, pendidikan, dan eksplorasi
pemikiran manusia di Eropa.
Kelengkapan dan Peralatan untuk Manuver Blok Batu (Rivius)

Zaman Renaisans melihat penggunaan beragam alat untuk mengangkat dan memanipulasi balok batu besar dalam proyek konstruksi, termasuk penggunaan
lincar, gulingan, alat pengangkat, dan katrol untuk efisiensi. Penggunaan bahan tali dan rantai, serta roda kayu dan alat ukur, membantu dalam manuver
balok. Dalam konteks ini, tenaga manusia dan hewan juga digunakan untuk membantu memindahkan beban berat. Semua alat ini memungkinkan
pembangunan bangunan monumental, seperti katedral dan istana, yang menjadi ciri khas zaman Renaisans.
Kelengkapan dan Peralatan untuk Menggunakan Kelengkapan dan
Kontruksi Dinding Batu (Rivius). Peralatan untuk Kontruksi Dinding
Batu (Rivius).

Pada zaman Renaisans, untuk membangun dinding batu dalam proyek konstruksi, digunakan berbagai alat seperti pahat, martil, dan
trowels untuk memahat, memotong, dan meratakan batu. Alat pemotong batu, roda barunya, dan tenaga manusia serta hewan
membantu dalam transportasi batu. Mortar adalah bahan pengikat yang penting, sementara alat pengukur, penyokong, dan alat
keselamatan melengkapi proses konstruksi. Semua alat ini memungkinkan pembangunan bangunan megah yang menjadi ciri khas
zaman Renaisans.
Mesin pengepungan dan pendobrak.
(Rivius).

Pada zaman Renaisans, dalam konteks militer dan pengepungan kota atau benteng, digunakan berbagai alat
pengepungan, termasuk catapult, balista, dan trebuchet yang digunakan untuk melemparkan proyektil besar, meriam
dan artileri awal yang menggunakan bubuk mesiu, serta alat pendobrak seperti ariete. Tambahan lagi, digunakan
gundola perang untuk serangan dari air, lambung perang untuk mendekati tembok, dan alat seperti miner dan
counter-miner dalam peperangan bawah tanah. Alat-alat ini menjadi strategi penting dalam pertempuran dan
pengepungan pada masa Renaisans.
Terimakasih
Referensi :

Yohanes. W. 2021. Teori ArsitekturIII. Purwokerto : Untuk Kalangan sendiri

Ashadi. 2020. Teori Arsitektur Zaman Renaisans, Buku 2. Jakarta : Penerbit


Arsitektur UMJ Press

Anda mungkin juga menyukai