Anda di halaman 1dari 5

C.

Analisis

1. Pengumpulan Data SUB BAB INI TIDAK PERLU DI BOLD

Pengumpulan data di dapat dari data MPS pada penelitian perhitungan

MPS dengan menggunakan permintaan actual pada stasiun kerja

pembuatan miniatur kereta api. Kemudian data diolah dengan

menggunakan metode Theory Of Contractions (TOC).

2. Pengolahan Data

a. Penentuan Proses Standar Stasiun Kerja

Pada perhitungan ini terdapat hasil perhitungan dari total waktu

proses stasiun kerja yaitu, pada meja pola dengsn total 1704,02 meja

mesin scrill saw dengan total 367,93 meja mesin bor berdiameter 6

dengan total 262,78, meja mesin bor berdiameter 08 dengan total 79,98

meja mesin pegamplas dengan total 375,04, dan meja mesin Sprai Gun

dengan total 306,4 dan meja pemeriksaan dengan total 168,1.

b. Menentukan Stasiun Kerja Kendala

1) Menghitung kapasitas tersedia

Pada perhitungan ini terdapat hasil perhitungan dengan total

kapasitas yang tersedia untuk tanggal 3 Febuari 2020 sampai

dengan 28 Febuari 2020 yaitu 20736 dengan total waktu efisiensi

kerja yaitu 414720.


2) Kapasitas yang dibutuhkan

Pada perhitungan ini terdapat tak time yaitu 335,53 detik

dan untuk Rasio mainan kereta api tipe A sama dengan 0,2 unit,

tipe B sama dengan 0,34 unit, tipe C sama dengan 0,24 , sehingga

total Rasio Heijunka sama dengan 1. Kemudian total volume

produksi harian mainan kereta api tipe A sama dengan 515, kereta

api tipe B sama dengan 420, dan mainan kereta api tipe C sama

dengan 301.

3) Waktu yang di butuhkan tiap Stasiun Kerja

Pada perhitungan ini kapasitas waktu yang di butuhkan

stasiun kerja meja pola yaitu 585,05, kapasitas waktu kerja yang di

butuhkan mesin scrill saw yauitu 126,32, kapasitas waktu kerja

stasiun mesin bor 06 yaitu 90,22, kapasitas waktu kerja mesin bor

diameter 08 27,46, kapasitas waktu kerja meja mesin

pengamplasan yaitu 128,6, kapasitas waktu kerja mesin splay gun

106,47,kapasitas waktu kerja meja pemeriksaan 570,68. Dengan

utilisasi meja pola 483,6%, mesin Scrill saw 1,043%, mesin bor

diameter 6mm 74,59%, mesin bor 8mm 22,70%, mesin

pengaplasan 106,45%, meja spray gun 87,69%, meja pemeriksaan

47,69%.
4) Tabel Kapasitas stasiun kerja

Pada tabel ini terdapat total hasil presentasi pada Stasiun kerja

didaptkan hasil yang bottleneck yaitu pada stasiun kerja meja pola,

mesin scrill saw, mesin pengamplasan dan hasil terpenuhi yaitu

pada stasiun kerja mesin bor diameter 6mm, mesin bor 8mm,

spray gun dan meja pemeriksaan.

c. Menghitung Buffer Time pada Stasiun Kerja Kendala

1) Tabel Buffer Time dan Lead Time Sebelum dan Sesudah Stasiun

Kendala.

Pada tabel ini menjelaskan hasil perhitungan Lead Time dan

Buffer Time Sebelum dan Sesudah Stasiun Kendala. Hasil yang di

dapatkan sesudah stasiun kendala yaitu mesin bor diameter 6mm

lead time 0,00006 dan buffer rope 0.00030, mesin bor diameter

8mm lead time 0,00002 dan buffer rope 0,00009, mesin spry gun

lead time 0.00007 dan buffer rope 0,00009. Dan meja pemeriksaan

0,00004 dan buffer rope 0,0019.


d. Drum Buffer Rope

Pada PT Lways Industri Tbk terdapat bottleneck pada stasiun kerja

meja pola, Scrill Saw dan meja pengamplasan. Dengan menyediakan

suatu buffer time di depan stasiun kerja pada mesin yang mengalami

kendaala (Bottleneck) sebagai inventori pengaman maka output dari

stasiun kerja pada mesin tersebut akan menentukan performansi

sistem. agar tidak terjadi kendala yang sama maka diperlukannya

perbaikan dengan cara menyeimbangkan buffer time pada stasiun kerja

lainnya, kemudian perlu dilakukannya penentuan jumlah material yang

akan diproduksi pada stasiun kerja bottleneck ataupun stasiun kerja

non-bottleneck agar sesuai dengan kemampuan produksi.

Anda mungkin juga menyukai