Anda di halaman 1dari 6

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

Disusun Oleh:

Rizky Kurnia Wuldan/31420134

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2023
TUGAS PRAKTIK UK 1
1. Buatlah penjadwalan dengan pekerjaan dan operator (sesuai PPO dan diagram alir)
untuk satu mesin dan dua mesin.
2. Data satu mesin terdiri dari jenis mesin yang digunakan, urutan pengerjaan (sesuai
PPO), dan batas waktu yg pengerjaan (due date).
3. Data dua mesin terdiri dari jenis mesin yang digunakan (2 mesin), 4 operator yang
mengerjakan, dan batas waktu pengerjaan (due date).

Jawab:
Berdasarkan PPO dan diagram alir yang telah dibuat sebelumnya. Berikut merupakan
data penjadwalan dengan pekerjaan serta operator untuk satu mesin dan dan dua mesin
dengan menggunakan metode Job Shop Scheduling per satuan menit.

a. Data Schedulling Satu Mesin


Date Received Prod Time Due Date
Pemotongan 1 0.33 9
Pencucian 2 0.17 9
Pencetakan 3 1.25 10
Heat Treatment 4 11 21
Pembersihan dan Pemolesan 5 0.67 22
Surfacetreatment 6 0.5 22
Pengoksidaan 7 1 23
Injeksi 8 1.67 25
Thermoprinting (Mark) dan Quality Control Produk 9 1 26

b. Data Schedulling Dua Mesin


Mesin Bubut Steel bar cutter machine
Almaas 33 46
Criserya 23 40
Sinta 28 44
Vina 22 36

Langkah-langkah penjadwalan menggunakan metode Job Shop


Schedulling menggunakan software POM-QM for Windows V5.
a. Penjadwalan produk obeng (satu mesin) dengan metode Johnson Method.
1. Membuka software POM-QM for Windows V5, lalu pada menu bar Module pilih Job
Shop Schedulling.

Gambar 1. Menu bar pada Module Job Shop Scheduling


2. Selanjutnya pada menu File pilih New.

Gambar 2. Menu bar pada File New


3. Akan muncul kotak dialog Create Data Set For Job Shop Scheduling, lalu
memberi Title “Produk Obeng (Satu Mesin)”. Pada Number of Jobs pilih 9.
Pada Number of Machines pilih 1 Machine (Priority Rules). Pada Row
Names pilih Job 1, Job 2, Job 3, … klik OK.

Gambar 3. Create Data Set For Job Shop Scheduling


4. Selanjutnya melakukan input data sesuai dengan studi kasus. Metode yang digunakan
yaitu First Come First Serve(FCFS) dengan Starting Day number / Starting
Timesebanyak 9. Ada 9 kegiatan yang dilakukan dengan Prod
Time dan Due Date yang berbeda-beda. Berikut ini data-data yang telah di input.

Gambar 4. Input Data pada Method


5. Jika data telah di input pilih Solve Problem. Lalu akan muncul Output Job Shop
Scheduling Result dari pengolahan data tersebut. Berdasarkan output dapat
diketahui total prod time yaitu sebesar 17,59 menit, total flow time sebesar 91,8
menit dengan rata-rata sebesar 10,2 menit.

Gambar 5. Output Job Shop Scheduling Result pada First Come First
Serve(FCFS)
Berdasarkan hasil output data pada Method First Come First
Serve diatas merupakan salah satu output pada Job Shop Scheduling Result dengan
menggunakan Starting Time pada periode hari ke-9. Diketahui bahwa
terdapat 9 kegiatan pekerjaan yaitu pemotongan, pencucian, pencetakan, Heat
Treatment, pembersihan dan pemolesan, Surface
Treatment, pengoksidaan, injeksi, Thermoprinting(mark) dan Quality Control.
Total prod time yaitu sebesar 17,59 menit, total flow time sebesar 91,8, end
time sebesar 163,8 dan memiliki total terlambat sebesar 0 menit. Nilai Average flow
time sebesar 10,2, Average end time sebesar 18,2 dan memiliki Averageterlambat
sebesar 0 menit. Kemudian nilai Average #jobs in system atau nilai rata-rata dari jobs
system pada satu mesin sebesar 5,22, dan Utilization (Since the starting
date) sebesar 19,17%. Sehingga Sequence atau urutan pada satu mesin yang pertama
yaitu Pemotongan, pencucian, pencetakan, Heat treatment, pembersihan dan
pemolesan, surfacetreatment, pengoksidaan, injeksi, Thermoprinting(mark) dan
Quality Control.
6. Lalu pada menu Solutions pilih Method Summary akanmuncul Output Method
Summary yang merupakan rangkuman dari keseluruhan metode.

Gambar 6. Output Method Summary pada First Come First Serve(FCFS)


Berdasarkan hasil output data
pada Method Summary diatas merupakan output keseluruhan metode yang terdapat
pada Job Shop Scheduling Result, dimana Method summarysuatu ringkasan metode
yang digunakan dalam scheduling satu mesin dengan menggunakan Starting Time pada
periode hari ke-9 dan menggunakan First Come First Serve(FCFS).
7. Selanjutnya pada menu Soluti9ons pilih Ghant Chart akan muncul Output terakhir
yaitu Output Ghant Chart yang menginformasikan keseluruhan proses
produksi obeng dimana, keseluruhan proses kerja berdasarkan waktu kedatangan.

Gambar 7. Output Gantt Chart pada First Come First Serve(FCFS)


Gantt Chart merupakan grafik yang berisi tentang waktu total yang optimal dalam
proses pengerjaan dan waktu idle (waktu menganggur) pada mesin. Berdasarkan
hasil outputGantt Chart pada First Come First Serve diatas dengan
menggunakan Starting Time pada periode hari ke-9. Dengan urutan Gantt Chart yang
pertama yaitu pencetakan dengan nilai end time sebesar 9,75, urutan kedua yaitu heat
treatmentdengan nilai end time sebesar 20,75, urutan ketiga yaitu Surface
Treatment dengan nilai end time sebesar 21,92, urutan ke eempat
yaitu pengoksidaan dengan nilai end time sebesar22,92, urutan ke lima
yaitu injeksi dengan nilai end timesebesar 24,59, urutan
ke enam yaitu Thermoprinting dengan nilai end time sebesar 25,59.
b. Penjadwalan produk obeng (dua mesin) dengan metode Johnson Method.

Gambar 8. Input Data di Job Shop Schedulling dengan Johnson’s Method


Job Shop Scheduling Results berisi tentang waktu yang optimal untuk setiap
mesin. Scheduling dua mesin terdiri dari mesin bubut dan mesin steel bar cutter dengan
4 operator.

Gambar 9. Output Job Shop Scheduling pada pengolahan data Johnson’s


Method
Berdasarkan hasil output data pada Johnson’s Methoddiatas diketahui bahwa terdapat
4 operator yaitu yusuf, fajar, egi dan nando. Total waktu pengerjaan pada mesin
bubut yaitu sebesar 106 menit, total waktu pengerjaan pada mesin steel bar
cutter sebesar 166, pada done mesin yaitu makespan dan done mesin steel bar
cutter sebesar 188. Makespan merupakan total waktu penyelesaian pekerjaan-
pekerjaan mulai dari urutan pertama yang dikerjakan pada mesin pertama sampai
kepada urutan pekerjaan terakhir pada mesin terakhir. Makespan dari penjadwalan
dengan dua mesin adalah 188 mesin yang terdapat pada pekerjaan terakhir di mesin
kedua yaitu mesin steel bar cutter. Sehingga Sequenceatau urutan pada operator yang
pertama yaitu vina, criserya, sinta dan almaas.

Gambar 10. Output Job Shop Scheduling pada pengolahan


data Johnson’s Method Steps
Berdasarkan hasil output data pada Johnson’s MethodSteps diatas diketahui bahwa
terdapat 4 operator yaitu yusuf, fajar, egi dan nando. Dengan job yang pertama yaitu
operator Bernama Fajar, job yang kedua yaitu operator Bernama Nando, job yang ketiga
yaitu operator Bernama Egi, job yang keempat yaitu operator Bernama Yusuf.

Gambar 11. Output Johnson’s Method pada Gantt Chart


Gantt Chart merupakan grafik yang berisi tentang waktu total yang optimal dalam
proses pengerjaan dan waktu idle (waktu menganggur) pada
mesin. Operator Fajar melakukan pengerjaan di mesin bubut dengan waktu 22 menit,
sedangkan pada mesin steel bar cutter terdapat waktu idle selama 22menit. Hal tersebut
dikarenakan operator 1 yaitu Yusuf sedang melakukan pengerjaan di mesin 1
yaitu mesin bubut. Operator Yusuf melakukan pengerjaan di mesin steel bar
cutter selama 36 menit dengan total waktu pengerjaan dua mesin yaitu 188menit. Saat
mesin steel bar cutter sedang dijalankan oleh operator Yusuf, maka
mesin bubut dijalankan oleh operator Fajar selama 23 menit dengan total waktu
pengerjaan dari operator Fajar adalah 45 menit, kemudian dilanjutkan dengan
operator Egi selama 28 menit sehingga total waktu pengerjaan mesin adalah 73 menit.
Operator Nando selesai menjalankan mesin bubut, maka dilanjutkan ke mesin steel bar
cutter selama 33 menit dengan total pengerjaan di dua mesin yaitu selama 106 menit,
dan seterusnya sampai operator Nando menjalankan mesin terakhir yaitu mesin steel
bar cutter selama 46 menit dengan total makespan adalah 188menit.

Anda mungkin juga menyukai