Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BANGUNAN AIR TEKNIK SIPIL

KELOMPOK 1

Disusun Oleh :

Dimas Dermawan (1810611110)

Fardaniel Ishlahi (2310611001)

Mohammad Luthfie Ariadana(2210611077)

Pasha Putri Sahwalah Medika(2310611052)

Alimul Rozikin (2210611088)

Gilang Akbar Ramadhan (2210611097)

Mochammad Fatahillah (2310611035)

Putra Nanda Sugesna (2310611060)

Kevin Nanda Pratama (2210611055)

1
PRODI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2023

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat rahmat-
Nya pula kita dapat menyelesaikan makalah Bangunan Teknik Sipil yang membahas tentang
Bendungan. Adapun penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Bahan pada semester ganjil ini. Tidak lupa kami haturkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah bersedia membantu menyelesaikan makalah ini.

Begitu juga makalah kami yang rasanya masih jauh dari kesempurnaan, maka saran-
saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Jember, 17 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 4


1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 4

BAB II Pembahasan

2.1 Definisi Bangunan Air 5

2.2 5

2.3 Bagian-Bagian Bendungan 7

BAB III Kesimpulan

3.1 Kesimpulan 11

Daftar Pustaka 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah komponen penting dalam kehidupan manusia, Karena air sudah menjadi
kebutuhan utama bagi manusia baik untuk dikonsumsi atau sarana aktivitas dan pekerjaan,
Maka dari itu dibuatlah bangunan air yang bertujuan untuk memudahkan kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah dapat
dirumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apakah yang dimaksud dengan Bangunan Air ?


2. Apa saja Jenis jenis Bangunan Air ?
3. Apa fungsi dari setiap jenis Bangunan Air ?
4. Apa manfaat bangunan air bagi manusia ?
5. Apa yg dimaksud Bangunan Pembawa
6. Apa saja jenis jenis dan fungsi bangunan pembawa
7. Apa yang di maksud bangunan intake ?
8. Jenis-jenis bangunan intake dan fungsinya ?
9. Apa yang dimaksud bangunan embung ?
10. Apa saja tipe dan tujuan embung ?
11. Apa yang dimaksud dengan siphon?
12. Apa saja bagian-bagian dari siphon dan fungsinya ?
13. Apa yang dimaksud dengan bangunan pembilas?
14. Apa fungsi dari bangunan pembilas?

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mencapai beberapa tujuan, diantaranya :

1. Memahami makna dan pengertian bangunan air


2. Mengetahui macam bagian dan fungsi pada bangunan air

4
3. Untuk mengetahui manfaat dari setiap bangunan air
4. ……
5. Mengetahui definisi bangunan pembawa
6. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis dan fungsi dari bangunan pembawa
7. Memahamkan bangunan intake
8. Untuk mengetahui jenis-jenis dan fungsi dari bangunan intake
9. Mengetahui Definisi Bangunan Embung
10. UNtuk Mengetahui Apa saja Tipe dan Tujuan Bangunan embung
11. Untuk mengetahui apa itu siphon
12. Untuk mngetehui bagian-bagian siphon dan fungsinya
13. Untuk mngetahui apa itu bangunan pembilas
14. Untuk mengetahui fungsi dari bangunan pembilas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bangunan Air

Bangunan air di definisikan sebagai prasarana fisik yang digunakan untuk mengelola
air sungai atau danau, Untuk bentuk dan ukuranya dibangun tergantung kebutuhan,
kapasitas sungai, dana pembangunan dan sifat hidraulik dari sungai. Dan tujuan adanya
bangunan ini selain mngendalikan dan mengelola air adalah untuk mengoptimalkan
sumber daya air dan memperkecil faktor yang merugikan. Ada banyak jenis bangunan air

5
yang dibangun sesuai fungsi dan tujuan diantaranya terdapat : Bangunan Utama,
Bangunan Irigasi, Bangunan Sadap, Bangunan Bagi, dan Bangunan Terjun, dan
sebagainya.

2.2 Bangunan Terjunan

Dalam suatu sistem drainase, saluran drainase sangat erat hubungannya dengan
bangunan pelengkapnya, seperti Bangunan terjunan, Bangunan silang seperti Gorong-
gorong dan box culvert, . Pintu air, Pompa dan Rumah pompa, Sumur resapan,
Bangunan penyaring sampah, Kolam penampungan sementara atau kolam tandon, dan
lain-lain. masing-masing bagian mempunyai peranan tersendiri. Bangunan Terjunan
adalah bangunan pelengkap sistem drainase yang di bangun untuk mengurangi
kemiringan saluran yang terlalu curam dan menurunkan kecepatan aliran air agar
tidak merusak saluran atau bangunan lainya.

2.2.1 Jenis Bangunan Terjunan

Dilihat dari bentuknya Bangunan Terjunan dibagi menjadi 2 yaitu : Bangunan


terjunan tegak dan bangunan terjunan miring.

a. Bangunan terjunan tegak biasanya terdapat pada saluran induk dan saluran
sekunder. Tinggi terjun pada Bangunan terjunan tegak dibatasi maksimum
1,50 meter untuk debit aliran kurang dari 2,50 m3/detik. Sedangkan untuk
debit lebih dari 2,50 m3/detik tinggi terjun maksimum adalah 0,75 meter.
b. Pada Bangunan terjunan miring kedalaman air tidak boleh kurang dari 0,4
kali kedalaman kritis. Apabila kecepatan aliran di dalam bangunan
terjunan miring lebih dari 9 meter/detik maka dinding saluran terjunan
harus ditinggikan.
2.2.2 Contoh Bangunan Terjunan

6
a.
(https://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/bagian-bagian-bangunan-
irigasi)

b.
(https://www.kumpulengineer.com/2014/01/bangunan-terjunan.html)

2,3 Bangunan Pembawa


Saluran pembawa atau biasa disebut saluran irigasi merupakan salah satu prasarana
irigasi yang memiliki fungsi antara lain mengambil air dari sumber air, membawa atau
mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian, mendistribusikan air kepada tanaman
serta mengatur dan mengukur aliran air
Bangunan pembawa mempunyai fungsi mernbawa / mengalirkan air dari surnbemya
menuju petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer, saluran sekunder,

7
saluran tersier dan saluran kwarter. Termasuk dalam bangunan pembawa adalah talang,
gorong-gorong, siphon, tedunan dan got miring. Saluran primer biasanya dinamakan
sesuai dengan daerah irigasi yang dilayaninya. Sedangkan saluran sekunder sering
dinamakan sesuai dengan nama desa yang terletak pada petak sekunder tersebut. Berikut
ini penjelasan berbagai saluran yang ada dalam suatu sistem irigasi.
2.3.1 Macam Macam bangunan pembawa dalam system irigasi

a. Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan
ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir.
b. Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
primer menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir
c. Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
sekunder menuju petak-petak kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks tersier terakhir
d. Saluran kuarter mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier
menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas
akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks kuarter terakhir

2.3.2 Contoh bangunan pembawa

8
Sumber : hello., 2022

2.4 bangunan intake


2.4.1 Definisi bangunan intake

9
Bangunan intake adalah sebuah struktur yang dirancang khusus untuk
mengambil atau menyalurkan air dari sebuah sumber alami, seperti sungai,
danau, atau waduk, ke dalam sistem perpipaan atau saluran untuk keperluan
pengolahan air atau penyediaan air bersih. Intake biasanya memiliki berbagai
komponen seperti pintu masuk air, sarana penyaringan, pompa, atau
mekanisme lain yang diperlukan untuk mengatur dan mengarahkan aliran air
ke fasilitas pengolahan atau penyediaan air yang sesuai. Intake umumnya
digunakan dalam aplikasi seperti penyediaan air minum, pembangkit listrik
tenaga air, atau instalasi pengolahan air lainnya.

2.4.2 Jenis-jenis bangunan intake


Ada beberapa jenis bangunan intake yang dapat ditemui tergantung pada
aplikasi dan kebutuhan spesifik. Beberapa jenis bangunan intake yang umum
meliputi:

1. Intake Sungai (River Intake): Bangunan ini digunakan untuk mengambil


air dari sungai. Mereka sering dilengkapi dengan pintu masuk air yang
dapat diatur, saluran masuk untuk mengarahkan aliran air, dan sistem
penyaringan untuk menghilangkan partikel besar.
2. Intake Danau (Lake Intake): Intake danau digunakan untuk mengambil air
dari danau. Mereka sering memiliki struktur yang mencakup sistem
penyaringan dan pompa untuk mengangkut air dari danau ke tempat
pengolahan.
3. Intake Pantai (Beach Intake): Digunakan di wilayah pesisir untuk
mengambil air dari laut. Intake pantai sering melibatkan penyaringan
ekstra untuk menghilangkan garam dan partikel lain dari air laut.
4. Intake Dasar (Bottom Intake): Jenis intake ini mengekstraksi air dari
lapisan bawah permukaan danau atau sungai. Mereka biasanya memiliki
pipa atau saluran yang mengebor ke dasar perairan.
5. Intake Terowongan (Tunnel Intake): Intake ini menggunakan terowongan
atau pipa yang ditempatkan di dasar perairan untuk mengambil air. Mereka
sering digunakan dalam aplikasi pembangkit listrik tenaga air.
6. Intake Floating (Floating Intake): Intake apung adalah struktur yang
mengambang di permukaan air untuk mengambil air. Mereka sering

10
digunakan di lokasi yang membutuhkan fleksibilitas dalam mengikuti
perubahan tingkat air.

Setiap jenis intake memiliki karakteristik dan desain yang disesuaikan dengan
sumber air dan aplikasi tertentu. Pemilihan jenis intake yang tepat sangat
tergantung pada kebutuhan proyek dan faktor lingkungan yang relevan.

2.4.3 fungsi bangunan intake

Bangunan intake memiliki beberapa fungsi utama dalam pengambilan air dari
sumber alam, terutama dalam konteks penyediaan air bersih, pembangkit listrik tenaga
air, atau pengolahan air. Fungsi utama bangunan intake meliputi:

1. Pengambilan Air: Fungsi utama bangunan intake adalah untuk mengambil air dari
sumber alami, seperti sungai, danau, atau laut, dan mengarahkannya ke sistem
perpipaan atau saluran.
2. Penyaringan: Bangunan intake sering dilengkapi dengan sistem penyaringan untuk
menghilangkan partikel besar, dedak, dan sampah dari air yang diambil. Ini
membantu menjaga kualitas air dan melindungi peralatan di dalam sistem.
3. Pengaturan Aliran: Bangunan intake dapat mengatur jumlah air yang diambil sesuai
dengan kebutuhan. Pintu masuk air yang dapat diatur digunakan untuk mengendalikan
aliran air masuk.
4. Perlindungan Lingkungan: Bangunan intake dapat dirancang untuk melindungi
lingkungan alami, seperti perlindungan ikan dan makhluk hidup air lainnya dari
masuknya bangunan intake.
5. Transportasi Air: Intake sering dilengkapi dengan sistem pompa atau mekanisme lain
yang memindahkan air dari intake ke instalasi pengolahan atau penyediaan air yang
diperlukan.
6. Penyesuaian Kualitas Air: Beberapa intake dilengkapi dengan peralatan tambahan
untuk penyesuaian kualitas air, seperti penghilangan garam dari air laut atau
penyesuaian parameter kimia tertentu.

11
Fungsi-fungsi ini sangat penting dalam menjaga pasokan air yang berkualitas, memenuhi
kebutuhan masyarakat, dan mendukung berbagai aplikasi seperti pembangkit listrik
tenaga air, irigasi, dan banyak lagi.

2.4.4 Contoh bangunan intake

https://sin.do/u/android https://sin.do/u/ios

2.5 Bangunan embung

12
Bangunan embung merupakan bangunan artifisial yang berfungsi untuk menampung
dan menyimpan air dengan kapasitas volume kecil tertentu, lebih kecil dari kapasitas
waduk/bendungan. Embung biasanya dibangun dengan membendung sungai kecil atau
dapat dibangun di luar sungai. Kolam embung akan menyimpan air dimusim hujan dan
kemudian air dimanfaatkan oleh suatu desa hanya selama musim kemarau untuk
memenuhi kebutuhan dengan urutan prioritas, penduduk, ternak, dan kebun atau sawah.
Jumlah kebutuhan tersebut akan menentukan tinggi tubuh embung dan kapasitas
tampungan embung.

2.5.1 Tipe embung berdasarkan tujuan pembangunannya


Ada dua tipe embung dengan tujuan tunggal dan embung serbaguna:

a. Embung dengan tujuan tunggal (single purpose dams) Embung yang dibangun
untuk memenuhi satu tujuan saja, misalnya untuk kebutuhan air baku atau
irigasi (pengairan) atau perikanan atau tujuan lainnya tetapi hanya satu tujuan
saja.

b. Embung serbaguna (multipurpose dams) Embung yang dibangun untuk


memenuhi beberapa tujuan misalnya : irigasi (pengairan), air minum dan
PLTA, pariwisata dan lain-lain.

2.5.2 Tujuan pembuatan Bangunan Embung

Pembuatan embung untuk pertanian bertujuan antara lain untuk :

1.Menampung air hujan dan aliran permukaan ( run off ) pada wilayah
sekitarnya serta sumberair lainnya yang memungkinkan seperti mata air, parit,
sungai-sungai kecil dan sebagainya.

2.Menyediakan sumber air sebagai air baku untuk minum, suplesi irigasi di
musim kemarau untuk tanaman palawija, hortikultura semusim, tanaman
perkebunan semusim dan peternakan.

2.5.3 contoh Bangunan Embung

13
Sumber : Udin Abay 2018

2.6 Siphon
Sipon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain (biasanya
pembuang), jalan maupun lembah dan area cekungan. Aliran dalam sipon bersifat
tertutup sehingga air mengalir karena tekanan. Agar pipa sipon tidak tersumbat dan
tidak ada orang, binatang maupun sampah yang masuk, maka mulut sipon ditutup
dengan kisi-kisi penyaring (trashrack).
Gambar 2.4 Siphon

Sumber : Aji 2015

14
2.6 bagian-bagian penyusun siphon beserta fungsinya

Gambar 2.6 bagian-bagian Siphon

sumber : Aji 2015

1. Inlet (Inlet Siphon): Bagian ini adalah tempat air dari saluran utama masuk ke
siphon. Fungsinya adalah menerima aliran air dari sumber utama irigasi
2. Kisi-kisi penyaring : bagian ini memiliki peranan penting karena berfungsi
untuk menyaring sampah-sampah yang akan masuk ke dalam siphon
3. Cerobong Siphon (Siphon Tube): Ini adalah bagian penting yang membentuk
saluran tertutup di atas tanah atau di bawah tanah, yang membawa air dari
inlet ke outlet. Cerobong siphon menciptakan tekanan negatif yang
memungkinkan air mengalir melalui siphon.
4. Outlet (Outlet Siphon): Ini adalah ujung siphon di mana air akan dikeluarkan
ke area irigasi yang dituju. Di sini, air akan mengalir keluar dari siphon dan
masuk ke saluran irigasi sekunder.

2.7 Bangunan pembilas


bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi yang disebut dengan
bangunan pembilas.
Bangunan pembilas merupakan salah satu perlengkapan pokok bendung yang terletak
didekat intake dan hilir setelah kantong lumpur. Bangunan pembilas dirancang pada
bendung yang dibangun di sungai dengan angkutan sedimen yang relatif besar yang
dikhawatirkan mengganggu aliran ke bangunan pengambilan. Oleh karenanya diperlukan

15
tinggi tekan yang cukup untuk pembilasan dan pertimbangan tidak akan terjadi
penggerusan setempat di hilir bangunan.

2.7.1 Fungsi bangunan pembilas


Berdasarkan letak bangunannya di dalam bendung terdapat dua buah
bangunan pembilas yaitu, di bagian hulu di dekat intake dan di hilir setelah
kantong lumpur.
1) Bangunan pembilas didekat intake
Bangunan pembilas (penguras) berfungsi untuk mengontrol pergerakan
sedimen, menghindarkan angkutan muatan dasar, dan mengurangi
angkutan muatan layang masuk ke bangunan pengambil.
2) Bangunan pembilas setelah kantong lumpur
Bangunan pembilas setelah kantong lumpur berfungsi untuk menguras
atau membilas sedimen keluar dari saluran kantong lumpur dengan
aliran terkonsentrasi yang berkecapatan tinggi.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mendimensi kantong lumpur
adalah:
 Kecepatan aliran dalam kantong lumpur hendaknya cukup rendah,
sehingga partikel yang telah mengendap tidak menghambur lagi
 Turbulensi yang mengganggu proses pengendapan harus dicegah
 Kecepatan hendaknya tersebar secara merata di seluruh potongan

16
melintang, sehingga sedimentasi juga dapat tersebar merata.
 Kecepatan aliran tidak boleh kurang dari 0,3 m/dt, guna mencegah
tumbuhnya vegetasi
 Peralihan/transisi dari pengambilan ke kantong dan dari kantong ke
saluran primer harus mulus, tidak menimbulkan turbulensi atau
pusaran.

2.8 Bendungan

• Definisi Bendungan: Bendungan adalah sebuah struktur buatan yang dirancang untuk
menahan aliran air, membentuk waduk atau kolam air yang dapat digunakan untuk
berbagai tujuan, seperti penyediaan air minum, irigasi, produksi energi listrik, dan
pengendalian banjir.

• Bendungan Semantok berlokasi di Dusun Kedungpingit, Desa Sambi Kerep,


Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur. Secara astronomis,
bendungan terletak pada koordinat 111o53’- 25,68” BT dan 7o29’- 41,90” LS.
Bendungan Semantok memiliki luas Daerah Tangkapan Air 54,032 km2 dan panjang
as 3,005 km.

(Foto: dok. Brantas Abipraya)

17
2.8.1 Manfaat Bendungan

• Irigasi: Bendungan digunakan untuk menyimpan air yang dapat digunakan untuk
pertanian, meningkatkan produksi tanaman, dan mengurangi ketergantungan pada
curah hujan.

• Pengendalian Banjir: Bendungan dapat membantu mengurangi risiko banjir dengan


mengatur aliran sungai.

• Pembangkit Listrik: Bendungan dapat menghasilkan energi listrik melalui pembangkit


listrik tenaga air (PLTA).

• Penyediaan Air Minum: Air dari bendungan dapat diolah dan disalurkan untuk
konsumsi manusia.

• Rekreasi: Waduk bendungan sering digunakan untuk rekreasi, seperti berenang,


memancing, dan perahu.

2.8.2 Komponen Bendungan

• Dinding atau Tubuh Bendungan: Bagian utama yang menahan air dan material.

• Pintu Air dan Pelimpah: Digunakan untuk mengatur aliran air.

• Saluran Pembuangan: Menyalurkan air ke area yang dituju.

Konstruksi Bendungan

• Perencanaan: Tahap awal dalam membangun bendungan adalah perencanaan yang


mencakup pemilihan lokasi yang tepat, desain bendungan, dan perizinan.

• Konstruksi: Proses pembangunan fisik bendungan melibatkan pemotongan tanah,


pembuatan dinding bendungan, pemasangan pintu air, dan konstruksi infrastruktur
terkait.

• Pengujian dan Inspeksi: Setelah konstruksi selesai, bendungan harus diuji dan
diinspeksi secara berkala untuk memastikan keamanan dan integritasnya.

Pengelolaan dan Pemeliharaan Bendungan

18
• Operasi Rutin: Bendungan perlu dioperasikan dengan hati-hati untuk memenuhi
berbagai tujuan. Ini termasuk mengatur pintu air dan aliran air.

• Pemeliharaan Rutin: Pemeliharaan rutin seperti perbaikan dinding, pintu air, dan
infrastruktur lainnya penting untuk menjaga keamanan dan fungsi bendungan.

• Manajemen Bencana: Bendungan perlu diawasi dengan ketat selama kondisi cuaca
ekstrem, seperti hujan deras atau banjir.

2.8.3 Masalah Terkait Bendungan

• Kesehatan Sungai dan Lingkungan: Konstruksi bendungan bisa memengaruhi


ekosistem sungai dan lingkungan sekitarnya.

• Keamanan: Kerentanan bendungan terhadap kerusakan atau kegagalan bisa menjadi


masalah serius.

• Sosial dan Ekonomi: Bendungan bisa mempengaruhi masyarakat lokal dan ekonomi
regional, baik secara positif maupun negatif.

19

Anda mungkin juga menyukai