Abstract
This study aims to determine the form and efficiency level of pineapple marketing in Sungai
Raya District, Kubu Raya Regency and to find out. The sampling technique was obtained
based on the simple random sampling method (simple random technique), namely the
population was not selected or stratified beforehand, in which a sample was obtained of 30
pineapple farmers, besides that there were 5 collectors and 5 retailers. Analysis of the data
used is the marketing channel, calculating the percentage margin (Share margin), calculating
marketing efficiency and farmers' share. The results of the study are (1) the pineapple
marketing channel in Sungai Raya District has 3 channels, (2) the more efficient pineapple
marketing efficiency is channel II because seen from the margin other than the channel, the
marketing profit is less, the marketing profit is higher.
Keywords: efficiency, farmers share, margin, pineapple
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan tingkat efisiensi pemasaran nanas di
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Analisis data untuk saluran pemasaran nanas
menggunakan metode deskriptif, untuk menghitung efisensi pemasaran menghitung presentase
margin (Share margin), dan farmers share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran
pemasaran nanas terdiri dari 3 saluran yaitu saluran I (petani-konsumen), saluran II (petani-
pedagang pengecer-konsumen), saluran III (petani-pengumpul-pedagang pengecer-konsumen).
Saluran pemasaran nanas yang lebih efisien adalah saluran II karena dilihat dari nilai margin
40,21, nilai farmers share 59,74, dan selain itu memiliki saluran pemasaran yang lebih sedikit.
https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2018.000.00.0
2 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203
Menurut tabel 1.1 menunjukkan bahwa produksinya yaitu 44.612 ton (Badan Pusat
produksi nanas di Kabupaten Kubu Raya Statistik Kubu Raya, 2020).
memiliki Luas lahan maupun poduksi Menurut tabel 1.2 menunjukkan bahwa
nanas tertinggi dibanding lainnya, dengan produksi nanas terbanyak berada di
luas lahan yaitu 425 hektar dan total Kecamatan Sungai Raya dibandingkan
kecamatan lainnya, maka dari itu penilitian
Raya dilakukan dengan cara Random (acak) (Sugiyono, 2009). Adapun populasi
Sampling, menurut (Sugiyono, 2010) pedagang pengecer nanas Kabupaten Kubu
apabila jumlah populasi dalam penelitian Raya, sampel dalam penelitian
lebih dari 100, maka 30 sampel sudah menggunakan metode survei yaitu semua
layak dilakukan dalam penelitian ini. populasi di jadikan sampel, menurut
Selain itu purposive sampling merupakan (Effendi, Sofian, & Tukiran, 2012)
pemilihan sampel tidak dilakukan secara Pengambilan sampel dengan pertimbangan
subjektif, dalam arti sampel yang terpilih tertentu yang dianggap relevan atau dapat
tidak didasarkan semata-mata pada mewakili objek yang akan diteliti disebut
keinginan si peneliti sehingga setiap dengan purposive sampling yaitu pedagang
anggota populasi memiliki kesempatan pengumpul 5 orang, dan pedagang
yang sama (acak) untuk terpilih sebagai pengecer sebanyak 5 orang.
sampel. Dengan demikian diharapkan 2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
sampel yang terpilih dapat digunakan Sumber data penelitian adalah subjek
untuk mendukung karakteristik populasi dimana data diperoleh, baik dari langsung
secara objektif, jadi teknik probilitas ini objek penelitian (data primer) maupun
bertujuan mendapatkan data seakurat tidak langsung dari objek penelitian (data
mungkin agar diketahui jarak pasti dari sekunder).
kondisi ideal (Asep, 2005). a) Sumber Data Primer
Berdasarkan pendapat (Sugiyono, 2010) Sumber data primer merupakan sumber
dan pertimbangan kemampuan dana dan data dimana data tersebut diperoleh secara
waktu maka ditetapkan petani nanas langsung yang berhubungan dengan
sampel dari jumlah populasi di Kecamatan penelitian. Penelitian ini yang menjadi
Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya yaitu sumber data primer yaitu observasi dan
110 orang petani nanas, sehingga sampel wawancara pada pihak-pihak yang menjadi
yang diperoleh sebanyak 30 orang petani objek penelitian yaitu melalui wawancara
nanas. Teknik penentuan sampel dalam dengan kuesioner serta observasi langsung
penelitian ini adalah menggunakan metode ke lapangan. Wawancara adalah metode
simple random sampling (teknik acak pengumpulan data yang dilakukan dengan
sederhana) yaitu populasi tidak dipilih- mengadakan tanya jawab terhadap orang-
pilih atau di stratakan terlebih dahulu tetapi orang yang berkaitan dengan
semua populasi dipilih secara random permasalahan, baik secara tertulis ataupun
Menurut tabel 4.5 dapat dilihat bahwa memiliki semangat yang tinggi untuk
petani sampel berdasarkan umur dengan mengembangkan usaha karena pada usia
tingkat umur sampel terbesar berada pada tersebut dapat dorongan kebutuhan yang
umur diantara 31-40 tahun yaitu 17 jiwa tinggi.
(56,67%) dan umur 41-50 tahun yaitu 7 b) Tingkat Pendidikan Petani Sampel
jiwa (23,34%), serta sampel terkecil pada Pendidikan merupakan suatu hal
umur 20-30 tahun yaitu 4 jiwa (13,33%), yang penting, dimana dengan adanya
umur 51-60 tahun yaitu 1 jiwa (3,33%), pendidikan yang pernah diikuti oleh
dan 61-70 tahun dengan jumlah 1 jiwa seseorang secara langsung akan
(3,33%). Dapat diketahui persenan mempengaruhi pola pikir dan pengetahuan,
tertinggi pada usia 41-50 tahun, umur dalam hal ini pendidikan yang dimaksud
menunjukkan tenaga dan hasil yang adalah pendidikan yang bersifat
diperoleh. Menurut Elvionita (2020), formal.Pendidikan petani sampel secara
menyatakan bahwa karakteristik petani keseluruhan pada rentang 6-12 tahun,
responden berusia mulai dari 25 tahun ke untuk lebih jelasnya sebaran pendidikan
atas sehingga diduga mempengaruhi dalam formal pada petani dapat dilihat pada tabel
hal pengambilan keputusan dan biasanya dibawah ini :
Tabel 4. 2 Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan
20
Saluran I x 100% = 67%
30
5
Saluran II x 100% = 16,68%
30
5
Saluran III x 100% = 16,68%
30
Saluran pemasaran 1 di atas menjual nanas ke pedagang
terdapat 20 orang responden petani pengecer dalam jumlah yang
nanas yang terdiri 30 sampel pada banyak. Saluran pemasaran III
penelitian ini, maka diperoleh 67% terdapat 5 orang responden petani
yang menggunakan saluran nanas yang terdiri dari 30 sampel
pemasaran I karena pada saluran pada penelitian ini, maka diperoleh
pemasaran ini hanya menjual 16,68% yang menggunakan
nanas langsung ke konsumen. saluran pemasaran III karena pada
Saluran pemasaran II terdapat 5 saluran pemasaran ini petani nanas
orang responden petani nanas yang mempunyai keterikatan dengan
terdiri dari 30 sampel pada pedagang pengumpul karena
penelitian ini, maka diperoleh pedagang pengumpul memberikan
16,68% yang menggunakan modal kepada petani untuk
saluran pemasaran II karena pada menanam nanas tesebut.
saluran pemasaran ini petani
Bentuk Saluran Pemasaran Nanas
1. Saluran Pemasaran I
Petani Konsumen
2. Saluran Pemasaran II
Petani P. Konsumen
3. Pengecer
Saluran Pemasaran III
Petani P. P. Konsume
Pengumpul Pengecer n
Pada gambar diatas dapat dijelaskan c) Saluran Pemasaran III
bahwa yang berperan aktif disetiap saluran Saluran Pemasaran III merupakan
pemasaran adalah sebagai berikut : saluran yang terpanjang karena melibatkan
a) Saluran Pemasaran I pedagang pengumpul, pedagang pengecer
Pada saluran pemasaran I terdiri dari dan barulah ke konsumen, yang terdiri
20 petani nanas, Dalam kegiatan saluran dari 5 petani. Banyak dari petani nanas
pemasaran yang terlibat adalah konsumen yang menggunakan saluran ini, petani
langsung. Petani langsung menjual nanas nanas lebih banyak menggunakan saluran
di halaman rumahnya dan menanggung pemasaran III karena selain sudah menjalin
biaya transportasi sendiri untuk menjual kerjasama dengan pedagang perantara
kepada konsumen di pasar. Mekanisme dalam hal pengadaan modal maupun lahan
yang dilakukan adalah petani menentukan dan pada saluran ini pedagang perantara
harga nanas sendiri yang disesuaikan yang terlibat langsung dengan petani
dengan haga pasar. adalah pedagang pengumpul. Pedagang
b) Saluran Pemasaran II pengumpul tidak memilih hasil panen
Saluran pemasaran II terdiri dari 5 berdasarkan kualitas besar dan kecilnya
petani nanas, dalam kegiatan saluran nanas karena masing-masing telah
pemasaran II, lembaga pemasaran yang memiliki ketentuan harga tersendiri
terlibat adalah pedagang pengecer dan walaupun yang menentukan harga adalah
konsumen. Pedagang pengecer langsung pedagang pengumpul tesebut. Pedagang
mendatangi petani untuk membeli nanas, pengumpul langsung mendatangi petani
kemudian pedagang pengecer menjual melakukan pembelian nanas dan biaya
kembali nanas kepada konsumen. transportasi sepenuhnya ditanggung oleh
Kebanyakan dari petani nanas yang pedagang pengumpul.
menggunakan saluran ini memang sudah 4.2.1 Fungsi Pemasaran
saling mengenal atau menjadi langganan Fungsi pemasaran diperlukan untuk
sehingga permintaan pedagang pengecer memperlancar proses penyampaian barang
dapat dipenuhi petani nanas. dari petani kekonsumen akhir. Apabila
fungsi pemasaran berjalan dengan baik meliputi pembelian dan penjualan. Namun,
maka pemasaran dapat meningkatkan nilai petani hanya melakukan fungsi penjualan
ekonomi dan nilai jual produk. Sama saja. Petani nanas di Kecamatan Sungai
halnya dengan pemasaran nanas. Fungsi- Raya Kabupaten Kubu Raya juga
fungsi pemasaran yang terdiri dari fungsi melakukan fungsi fisik pengangkutan dan
pertukaran, fisik, dan fasilitas dilakukan pengemasan sedangkan untuk transportasi
oleh lembaga-lembaga pemasaran yang nanas ditanggung pedagang perantara pada
terlibat dalam pemasaran tersebut, fungsi- setiap lembaga pemasaran sehigga petani
fungsi pemasaran yang dilakukan oleh tidak akan mengeluarkan biaya lagi untuk
masing-masing lembaga tersebut adalah : pemasaran karena biaya pemasaran
1. Fungsi Pemasaran Petani sepenuhnya ditanggung oleh pedagang
Fungsi pemasaran yang dilakukan perantara.
petani nanas yaitu fungsi pertukaran yang
memberikan harga jual yang cukup tinggi pemasaran maka semakin besar margin
jika hasil produksi gula kelapa relatif besar pada saluran pemasaran tersebut, dan
karena volume pembelian pedagang besar semakin tidak efisien saluran pemasaran
dalam skala besar. Sedangkan pada saluran tersebut. Dengan membandingkan total
pemasaran III farmer’s share 58,96% dan biaya pemasaran dengan nilai harga jual
marjin 41,04% yaitu FS < MP. Maka buah nanas yang dipasarkan kepada
berdasarkan analisis perbandingan marjin konsumen akhir, jika Ep < 33% maka
dan farmer’s share di karenakan farmer’s sistem pemasaran buah nanas efisien.
share lebih kecil dari marjin, dengan Menurut perhitungan tabel 4.10 dapat
demikian saluran pemasaran III tidak disimpulkan tingkat efisiensi pemasaran
efisien yang terbentuk dari komponen pada saluran I sebesar 0,5% < 33%, ini
biaya pemasaran dan keuntungan menunjukkan bahwa saluran pemasaran I
pemasaran. efisien. Pada saluran pemasaran II nilai
4.2.2 Efisiensi Lembaga Pemasaran Buah efisiensi pemasaran sebesar 12,2%< 33%
Nanas hal ini menunjukkan bahwa saluran
Aspek pemasaran merupakan aspek pemasaran II efisien.
yang penting dari penelitian ini apabila Tingkat efisiensi saluran pemasaran III
aspek ini berjalan cukup baik, maka sebesar 7,8%< 33%. Dalam hal ini tingkat
seluruh pihak akan sama-sama di efisiensi saluran pemasaran III lebih besar
untungkan artinya pemasaran yang baik dari pada saluran pemasaran II, hal ini
akan membawa dampak positif terhadap disebabkan margin saluran pemasaran III
petani, pedagang dan konsumen. ini melibatkan dua lembaga pemasaran
Menurut tabel 4.10 dapat dilihat bahwa yaitu pedagang pengumpul dan pedagang
margin pemasaran pada saluran I Rp.20 pengecer, dimana setiap lembaga memiliki
perbuah dan margin pemasaran tidak ada. biaya pemasaran yaitu Rp.134 perbuah
Pada saluran II Rp. 386 perbuah dan pada pedagang pengumpul dan Rp. 382,6
margin pemasaran pada saluran II sebesar perbuah pada pedagang pengecer. Ini
Rp. 2.134 perbuah dalam hal ini margin menunjukkan bahwa semakin kecil tingkat
pemasaran saluran II lebih besar dari efesiensi maka semakin efisen sistem
margin saluran I, hal ini di karenakan oleh tersebut, sehingga dalam hal ini saluran
panjang pendeknya saluran pemasaran pemasaran II lebih efisien di daerah
tersebut, dimana semakin panjang saluran penelitian, karena saluran tersebut paling
sedikit saluran pemasarannya dan memiliki nilai 12,2% yang mana kurang dari 33%
itu sudah di katakan efisien.
Tabel 4.6 Tingkat Efisiensi Saluran Pemasaran Nanas
pengumpul. 111-122.