Anda di halaman 1dari 27

Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)

Volume 0, Nomor 0 (0000): 000-000

EFISIENSI PEMASARAN NANAS (Ananas comosus L. Merr) DI KECAMATAN


SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

Nur Aini1, Didik1*, Ida Rustianti1


1
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan
Barat, Indonesia
(Email: aini83361@gmail.com)

Abstract
This study aims to determine the form and efficiency level of pineapple marketing in Sungai
Raya District, Kubu Raya Regency and to find out. The sampling technique was obtained
based on the simple random sampling method (simple random technique), namely the
population was not selected or stratified beforehand, in which a sample was obtained of 30
pineapple farmers, besides that there were 5 collectors and 5 retailers. Analysis of the data
used is the marketing channel, calculating the percentage margin (Share margin), calculating
marketing efficiency and farmers' share. The results of the study are (1) the pineapple
marketing channel in Sungai Raya District has 3 channels, (2) the more efficient pineapple
marketing efficiency is channel II because seen from the margin other than the channel, the
marketing profit is less, the marketing profit is higher.
Keywords: efficiency, farmers share, margin, pineapple

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan tingkat efisiensi pemasaran nanas di
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Analisis data untuk saluran pemasaran nanas
menggunakan metode deskriptif, untuk menghitung efisensi pemasaran menghitung presentase
margin (Share margin), dan farmers share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran
pemasaran nanas terdiri dari 3 saluran yaitu saluran I (petani-konsumen), saluran II (petani-
pedagang pengecer-konsumen), saluran III (petani-pengumpul-pedagang pengecer-konsumen).
Saluran pemasaran nanas yang lebih efisien adalah saluran II karena dilihat dari nilai margin
40,21, nilai farmers share 59,74, dan selain itu memiliki saluran pemasaran yang lebih sedikit.

Kata kunci : efisiensi, farmers share, marjin, nanas

https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2018.000.00.0
2 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

nanas di Kalimantan Barat adalah


1. Pendahuluan Kabupaten Kubu Raya dan salah satu dari
Subsektor holtikultura memberikan 8 kecamatan di Kabupaten Kubu Raya
kontribusi yang cukup besar terhadap yang paling tinggi memproduksi nanas
produk domestik bruto. Komoditas adalah Kecamatan Sungai Raya yaitu
hortikultura juga mempunyai nilai sebanyak 361.780 ton (Badan Pusat
ekonomi yang tinggi, sehingga usaha Statistik, 2020).
agribisnis hortikultura (buah, sayur, Saluran pemasaran (Marketing Chanel)
florikultura dan tanaman obat) dapat merupakan sebuah sistem individu dan
menjadi sumber pendapatan bagi organisasi (yang didukung oleh fasilitas,
masyarakat dan petani baik berskala kecil, perlengkapan dan informasi) untuk
menengah maupun besar. Selain itu mengarahkan arus barang dan jasa dari
komoditas hortikultura memiliki produsen kekonsumen, maka dari itu perlu
keunggulan berupa nilai jual yang tinggi, diadakan penelitian mengenai bentuk
keragaman dalam negeri dan internasional saluran pemasaran dan efisiensi pemasaran
yang terus meningkat. Pasokan produk nanas di Kabupaten Kubu Raya Kecamatan
hortikultura nasional diarahkan untuk Sungai Raya agar petani bisa
memenuhi kebutuhan konsumen dalam meningkatkan harga tersebut dan bisa
negeri, baik melalui pasar tradisional, mengetahui saluran pemasarannya
pasar modern, maupun pasar luar negeri sehingga pendapatan petani juga bisa
atau ekspor. meningkat. Efisiensi pemasaran bisa
Provinsi Kalimantan Barat memiliki dikatakan efisien yaitu jika biaya
peluang untuk dikembangkan sebagai pemasaran lebih rendah dari pada nilai
daerah sentra nanas, mengingat potensi produk yang dipasarkan dan bagian
lahan yang dimiliki masih cukup luas yaitu pendapatan yang diperoleh bernilai layak,
1,6 juta ha lahan gambut yang sangat sebanding dengan biaya produksi yang
cocok untuk pengembangan nanas, dikeluarkan yang dan margin
wilayah sebaran nanas merata disetiap pemasarannya tidak terlalu besar, hal ini
kabupaten sebagian besar perkebunan berarti keuntungan yang diperoleh lembaga
nanas di Kalimantan Barat. Salah satu pemasaran adalah rasional (Soekartawi,
daerah yang banyak memproduksi buah 2002).

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


3Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................

Tabel 1. 1 Produksi Nanas Menurut


Kabupaten/Kota, Tahun 2020

Kabupaten/Kota Luas Produksi(Ha) Total Produksi(Ton)


Sambas 3 661
Bengkayang 2 485
Landak 0,2 38
Pontianak 45 9.490
Sanggau 0,3 91
Ketapang 1 118
Sintang 0,2 14
Kapuas Hulu 1 83
Sekadau 0,1 14
Melawi 0,1 11
Kayong Utara 8 689
Kubu Raya 425 44.612
Kota Pontianak 7 2.168
Kota Singkawang 160 32.097
Jumlah 622 90.570
Sumber: BPS, 2020
Tabel 1. 2 Produksi Nanas Menurut Kecamatan di Kabupaten Kubu Raya

Tahun Produksi (Ton)


Kecamatan
2018 2019 2020
Batu Ampar 509 350 178
Terentang 25 91 143
Kubu 15.310 17.561 10.215
Teluk Pakedai 17 15 82
Sungai Kakap 184 204 206
Rasau Jaya 46 610 482
Sungai Raya 62.569 475.442 361.780
Sungai Ambawang 645 3.050 5.900
Kuala Mandor B 5.380 5.779 2.870
Total 84.685 503.102 381.856
Sumber: BPS, 2020

Menurut tabel 1.1 menunjukkan bahwa produksinya yaitu 44.612 ton (Badan Pusat
produksi nanas di Kabupaten Kubu Raya Statistik Kubu Raya, 2020).
memiliki Luas lahan maupun poduksi Menurut tabel 1.2 menunjukkan bahwa
nanas tertinggi dibanding lainnya, dengan produksi nanas terbanyak berada di
luas lahan yaitu 425 hektar dan total Kecamatan Sungai Raya dibandingkan
kecamatan lainnya, maka dari itu penilitian

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


4 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

ini akan dilaksanakan di Kecamatan melalui penelitian unsur pemasaran yang


Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. meliputi struktur pasar, tingkah laku
Produktivitas harus tetap ditingkatkan perusahaan atau pedagang dalam
agar nanas dijadikan komoditas unggulan memasarkan komoditi, kinerja pasar
sehingga dapat memberikan kontribusi (market performance) yang terkait dengan
pendapatan yang cukup besar terhadap market structure, untuk pendekatan yang
petani nanas tersebut, karena kedua dapat melalui analisis rantai
keberhasilannya pendapatan petani secara pemasaran berdasarakan kriteria harga dan
langsung berimplikasi pada tingkat jasa-jasa yang diberikan.
kesejahteraan petani dalam memenuhi Berdasarkan uraian latar belakang
kebutuhan hidup keluarga mereka, namun tersebut, di Kecamatan Sungai Raya
tingginya produksi nanas yang diperoleh Kabupaten Kubu Raya nanas merupakan
persatuan luas lahan belum menjamin buah unggulan ketiga dan merupakan
tingginya pendapatan yang akan diterima tempat paling banyak memproduksi nanas.
petani, hal ini disebabkan penerimaan Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui
petani dipengaruhi oleh harga yang mana bagaimana bentuk dan tingkat efesiensi
dalam hal tersebut masih terdapat saluran pemasaran nanas di Kecamatan Sungai
pemasaran yang harus dilalui. Raya Kabupaten Kubu Raya.
Pengukuran efisiensi pemasaran dapat
melalui dua pendekatan yaitu pendekatan

2. Metode Penelitian Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya yang


2.1 Metode dan Lokasi Penelitian ditentukan secara purposive sampling
Metode yang digunakan adalah metode dengan pertimbangan salah satu sentra
survei yaitu dilakukan dengan cara produksi nanas tertinggi di Kecamatan
mengambil sampel dari satu populasi dan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya
menggunakan kuesioner sebagai alat dengan rata-rata produksinya sebesar
pengumpulan data yang pokok, serta 169.752 ton (Badan Pusat Statistik, 2020).
mendatangi langsung lokasi penelitian 2.2 Populasi Dan Sampel
untuk memperoleh informasi yang Populasi dalam penelitian ini adalah
diperlukan dalam penelitian (Nazir, 2005). seluruh petani nanas yang berada di
Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


5Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................

Raya dilakukan dengan cara Random (acak) (Sugiyono, 2009). Adapun populasi
Sampling, menurut (Sugiyono, 2010) pedagang pengecer nanas Kabupaten Kubu
apabila jumlah populasi dalam penelitian Raya, sampel dalam penelitian
lebih dari 100, maka 30 sampel sudah menggunakan metode survei yaitu semua
layak dilakukan dalam penelitian ini. populasi di jadikan sampel, menurut
Selain itu purposive sampling merupakan (Effendi, Sofian, & Tukiran, 2012)
pemilihan sampel tidak dilakukan secara Pengambilan sampel dengan pertimbangan
subjektif, dalam arti sampel yang terpilih tertentu yang dianggap relevan atau dapat
tidak didasarkan semata-mata pada mewakili objek yang akan diteliti disebut
keinginan si peneliti sehingga setiap dengan purposive sampling yaitu pedagang
anggota populasi memiliki kesempatan pengumpul 5 orang, dan pedagang
yang sama (acak) untuk terpilih sebagai pengecer sebanyak 5 orang.
sampel. Dengan demikian diharapkan 2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
sampel yang terpilih dapat digunakan Sumber data penelitian adalah subjek
untuk mendukung karakteristik populasi dimana data diperoleh, baik dari langsung
secara objektif, jadi teknik probilitas ini objek penelitian (data primer) maupun
bertujuan mendapatkan data seakurat tidak langsung dari objek penelitian (data
mungkin agar diketahui jarak pasti dari sekunder).
kondisi ideal (Asep, 2005). a) Sumber Data Primer
Berdasarkan pendapat (Sugiyono, 2010) Sumber data primer merupakan sumber
dan pertimbangan kemampuan dana dan data dimana data tersebut diperoleh secara
waktu maka ditetapkan petani nanas langsung yang berhubungan dengan
sampel dari jumlah populasi di Kecamatan penelitian. Penelitian ini yang menjadi
Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya yaitu sumber data primer yaitu observasi dan
110 orang petani nanas, sehingga sampel wawancara pada pihak-pihak yang menjadi
yang diperoleh sebanyak 30 orang petani objek penelitian yaitu melalui wawancara
nanas. Teknik penentuan sampel dalam dengan kuesioner serta observasi langsung
penelitian ini adalah menggunakan metode ke lapangan. Wawancara adalah metode
simple random sampling (teknik acak pengumpulan data yang dilakukan dengan
sederhana) yaitu populasi tidak dipilih- mengadakan tanya jawab terhadap orang-
pilih atau di stratakan terlebih dahulu tetapi orang yang berkaitan dengan
semua populasi dipilih secara random permasalahan, baik secara tertulis ataupun

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


6 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

secara lisan, guna memperoleh keterangan a. Efisiensi Pemasaran


atau informasi mengenai masalah yang Tingkat produktivitas sistem pemasaran
sedang diteliti. Observasi adalah metode dapat dilihat dari efisiensi dan efektifitas
pengumpulan data yang dilakukan dengan seluruh kegiatan fungsional pemasaran,
melihat, mengunjungi, dan mempelajari yang juga menentukan kinerja operasi dan
secara langsung objek penelitian. Alasan proses sistem. Efisiensi pemasaran dapat
peneliti melakukan observasi adalah untuk ditinjau dari terselenggaranya integrasi
menyajikan gambaran realistik perilaku vertikal dan integrasi horizontal yang kuat,
atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, terjadi pembagian yang adil dari rasio nilai
dan untuk evaluasi yaitu melakukan tambah yang tercipta dengan biaya yang
pengukuran terhadap aspek tertentu dan dikeluarkan dalam kegiatan produktif
melakukan umpan balik terhadap masing-masing pelaku (Syahril, 2018)
penelitian. Sistem pemasaran dikatakan efisien
b) Sumber Data Sekunder apabila mampu meneruskan permintaan
Sumber data sekunder yaitu sumber kepada petani atau produsen dengan wajar
data yang tidak berhubungan langsung dan penawaran dari produsen kepada
dengan objek penelitian melainkan sifatnya konsumen dengan biaya pemasaran yang
membantu dan memberikan informasi minimum. Mekanisme pemasaran tersebut
untuk bahan penelitian. Data sekunder mampu meneruskan informasi harga,
diperoleh dengan menggunakan teknik kualitas dan kuantitas komoditi dari
dokumen yaitu mengumpulkan bahan- produsen dan sebaliknya. Selain itu harga
bahan tertulis, literatur dan sumber data yang layak dan rasional baik di pihak
lain yang berkaitan dengan masalah produsen, lembaga pemasaran maupun
penelitian baik dari perpustakaan maupun konsumen adalah keharusan untuk
instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik, mencapai efisiensi pemasaran.
Badan Penyuluhan Pertanian serta Pengukuran efisiensi pemasaran dapat
literatur-literatur yang mendukung dalam melalui dua pendekatan yaitu pendekatan
melengkapi data yang diperlukan dalam melalui teliti unsur pemasaran yang
pemerintah. meliputi struktur pasar, tingkah laku
3. Variabel Penelitian perusahaan/ pedagang dalam memasarkan
Variabel yang akan dianalisa dalam komoditi, kinerja pasar (market
penelitian ini adalah sebagai berikut: performance) yang terkait dengan market

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


7Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................

structure. Pendekatan yang kedua yaitu yang digunakan untuk menyalurkan


dapat melalui analisis dengan bentuk produk dan status kepemilikannya dari
pemasaran berdasarakan kriteria harga dan produsen ke konsumen. Produsen memiliki
jasa-jasa yang diberikan. peranan utama dalam menghasilkan
barang-barang dan sering melakukan
sebagian kegiatan pemasaran, sementara
b. Harga itu pedagang menyalurkan komoditas
Harga nanas adalah harga yang diterima dalam waktu, tempat dan bentuk yang
oleh petani nanas dan lembaga perantara diinginkan konsumen. Hal ini berarti
terkait didalamnya dan konsumen, satuan bahwa saluran pemasaran yang berbeda
yang digunakan dalam rupiah per buah akan memberikan keuntungan pula kepada
(Rp/buah), yaitu: masing-masing lembaga yang terlibat
1. Harga ditingkat petani nanas dalam kegiatan pemasaran tersebut (Philip,
adalah harga yang diterima dari 2002).
hasil penjualan kepada konsumen Peran utama saluran pemasaran adalah
langsung dengan kisaran harga produk atau jasa yang disediakan untuk
rupiah (Rp/buah). digunakan atau dikonsumsi, sebagian besar
2. Harga ditingkat pedagang produsen membutuhkan saluran pemasaran
pengumpul adalah harga yang guna menjual produk atau jasanya sampai
diterima dari hasil penjualan nanas ke pengguna akhir. Sistem saluran
kepada pedagang pengecer dengan pemasaran (marketing channel system)
kisaran harga rupiah (Rp/buah). merupakan sekelompok saluran pemasaran
3. Harga ditingkat pedagang tertentu yang digunakan oleh sebuah
pengecer adalah harga yang perusahaan dan keputusan tentang sistem
diterima pedagang pengecer dari ini merupakan salah satu keputusan
hasil penjualan kepada konsumen terpenting yang dihadapi manajemen,
atau harga yang dibayarkan oleh peran utama saluran pemasaran adalah
konsumen dengan kisaran harga mengubah pembeli potensial menjadi
rupiah (Rp/buah). pelanggan yang menguntungkan, tidak
c. Saluran Pemasaran hanya melayani pasar namun harus
Saluran pemasaran adalah serangkaian membentuk pasar.
lembaga yang melakukan semua fungsi

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


8 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

Biaya pemasaran nanas merupakan Lembaga-lembaga pemasaran yang


biaya yang dikeluarkan selama proses terlibat dalam proses pemasaran dapat
pemasaran berlangsung, mulai nanas diidentifikasikan sebagai berikut:
terjual dari tangan petani hingga diterima 1. Tengkulak, lembaga pemasaran
oleh konsumen. Biaya pemasaran tersebut yang secara langsung berhubungan
di tanggung oleh lembaga pemasaran yang dengan petani.
terlibat berupa biaya transportasi, tenaga 2. Pedagang pengumpul, lembaga
kerja, dan penyusutan. Hal ini sesuai yang membeli komoditi dari
dengan pendapat Alma (2010) Pedagang tengkulak.
perantara mengeluarkan biaya dalam 3. Pedagang besar, lembaga yang
rangka penyelenggaraan kegiatan melakukan proses konsentrasi
pemasaran hingga konsumen biaya yang (pengumpulan) komoditi dari
dikeluarkan untuk keperluan pemasaran pedagang-pedagang pengumpul,
meliputi biaya pengangkutan, transportasi, melakukan distribusi ke agen
dan lain-lain. penjualan atau pengecer.
4. Lembaga Pemasaran 4. Agen penjualan, lembaga yang
Lembaga pemasaran merupakan badan- membeli komoditi yang dimiliki
badan atau lembaga yang berusaha dalam pedagang dalam jumlah banyak
bidang pemasaran, menggerakkan barang dengan harga yang relatif murah
dari produsen sampai konsumen melalui dibanding pengecer.
penjualan (Limbong, 1987). Lembaga 5. Pengecer, lembaga yang
pemasaran pada dasarnya harus berfungsi berhadapan langsung dengan
dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.
pembeli maupun komoditas itu sendiri, Lembaga tataniaga juga memegang
arus barang yang melalui lembaga- peranan penting dan juga menentukan
lembaga yang menjadi perantara akan saluran pemasaran. Fungsi lembaga ini
membentuk saluran pemasaran, perantara berbeda satu sama lain, dicirikan oleh
memperlancar arus barang dan jasa untuk aktivitas yang dilakukan dan skala usaha,
menjembatani kesenjangan antara mereka yang meliputi kegiatan: Pembelian, Sorting
yang diminta oleh konsumen dengan atau grading (membedakan barang
keanekaragaman yang ditawarkan berdasarkan ukuran atau kualitasnya),
produsen.

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


9Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................

Penyimpanan, Pengangkutan, dan 1. Untuk identifikasi masalah yang


pengolahan. pertama bentuk pemasaran nanas yang
Masing-masing lembaga pemasaran, dianalisis dengan menggunakan metode
sesuai dengan kemampuan dimiliki, akan deskriptif yaitu karakteristik penelitian
melakukan fungsi pemasaran ini secara yang mengungkapkan secara spesifik
berbeda-beda. Karena perbedaan kegiatan berbagai fenomena sosial yang ada
dan biaya yang dilakukan, maka tidak dalam kehidupan masyarakat yang
semua kegiatan dalam fungsi kegiatan mana hal tersebut lebih dekat pada
pemasaran dilakukan oleh lembaga hubungan, dampak, dan cara
tataniaga, maka dari itu karena perbedaan penyelesaiannya yang diungkapkan.
inilah biaya dan keuntungan pemasaran 2. Untuk identifikasi masalah yang
menjadi berbeda disetiap tingkat lembaga kedua yaitu efisiensi pemasaan
pemasaran. nanas, untuk metode analisis yang
5. Analisis Data digunakan adalah sebagai berikut:
Untuk identifikasi masalah yang
pertama dapat dianalisis dengan
menggunakan yaitu :

a. Menghitung Presentase Margin b. Menghitung Efisiensi Pemasaran


(Share Margin)
Biaya pemasaran
Ep=
PP Nilai produk yang Dipasarkan
SM = x100%
PK x 100%
Keterangan: Keterangan:
Sm = Persentase margin (Share Margin) Ep = Efisiensi Pemasaran
dihitung dalam persen (%) Dengan kreteria:
Pp = Harga yang diterima produsen dan 1. 0 – 33% = efisien
pedagang 2. 34 – 67% = Kurang Efisien
Pk = Harga yang dibayar oleh konsumen 3. 68 – 100% = tidak efisien
akhir Menurut (Widia, 2012) untuk
Menurut (Rosmawati & Henny, menghitung marjin dari setiap
2011) untuk menghitung efisiensi lembaga pemasaran, dapat
pada setiap saluran pemasaran dihitung dengan menggunakan
digunakan rumus sebagai berikut: rumus:

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


10 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

MP = Pr – Pf 6. Hasil Dan Pembahasan


Keterangan : 1. Karakteristik Sampel Petani Nanas
Mp = Marjin pemassaran (Rp/buah) Hasil Petani nanas yang
Pr = Harga di tingkat konsumen (Rp/buah) menjadi responden dalam
Pf = Harga ditingkat produsen (Rp/buah) penelitian ini adalah sebanyak 30
Menurut (Soekartawi, 2002) orang dan bertempat tinggal di
efisiensi pemasaran yang efisien Kecamatan Sungai Raya
adalah jika biaya pemasaran lebih Kabupaten Kubu Raya. Gambaran
rendah dari pada nilai produk yang umum responden yang meliputi
dipasarkan, maka semakin efisien umur, tingkat pendidikan,
melaksanakan pemasaran. pengalaman bertani, jumlah
Kriteria efisiensi pemasaran tanggungan dan luas lahan yang
adalah sebagai berikut: akan diuraikan sebagai berikut :
a. Efisiensi pemasaran tidak terjadi jika a) Umur Petani Sampel
1. Biaya pemasaran semakin besar Umur merupakan salah
2. Nilai produk yang dipasarkan satu indikator dalam penentuan
jumlahnya tidak terlalu besar. masa produktif
b. Efisiensi tataniaga akan terjadi jika seseorangnnmenjalani pekerjaan.
1. Biaya pemasaran dapat ditekan Umur petani sampel secara
sehingga keuntungan tataniaga dapat keseluruhan berada pada rentang
lebih tinggi. 29-63 tahun. Data petani
2. Persentase perbedaan harga yang berdasarkan umur dapat dilihat
dibayarkan konsumen dan produsen pada tabel berikut :
tidak terlalu tinggi.
Tabel 4. 1 Data Petani Sampel Berdasarkan Umur di Kecamatan Sungai
Raya Kabupaten Kubu Raya Tahun 2022

Kelompok Usia Jumlah Jiwa Persentase (%)


20-30 4 13,33
31-40 17 56,67
41-50 7 23,34
51-60 1 3,33
61-70 1 3,33
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2022

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................
11

Menurut tabel 4.5 dapat dilihat bahwa memiliki semangat yang tinggi untuk
petani sampel berdasarkan umur dengan mengembangkan usaha karena pada usia
tingkat umur sampel terbesar berada pada tersebut dapat dorongan kebutuhan yang
umur diantara 31-40 tahun yaitu 17 jiwa tinggi.
(56,67%) dan umur 41-50 tahun yaitu 7 b) Tingkat Pendidikan Petani Sampel
jiwa (23,34%), serta sampel terkecil pada Pendidikan merupakan suatu hal
umur 20-30 tahun yaitu 4 jiwa (13,33%), yang penting, dimana dengan adanya
umur 51-60 tahun yaitu 1 jiwa (3,33%), pendidikan yang pernah diikuti oleh
dan 61-70 tahun dengan jumlah 1 jiwa seseorang secara langsung akan
(3,33%). Dapat diketahui persenan mempengaruhi pola pikir dan pengetahuan,
tertinggi pada usia 41-50 tahun, umur dalam hal ini pendidikan yang dimaksud
menunjukkan tenaga dan hasil yang adalah pendidikan yang bersifat
diperoleh. Menurut Elvionita (2020), formal.Pendidikan petani sampel secara
menyatakan bahwa karakteristik petani keseluruhan pada rentang 6-12 tahun,
responden berusia mulai dari 25 tahun ke untuk lebih jelasnya sebaran pendidikan
atas sehingga diduga mempengaruhi dalam formal pada petani dapat dilihat pada tabel
hal pengambilan keputusan dan biasanya dibawah ini :
Tabel 4. 2 Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Persentase (%)


SD 10 33,33
SMP 11 36,67
SMA 9 30
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2022
Menurut tabel 4.2 dapat dilihat bahwa berpengaruh terhadap kemampuan petani
petani sampel berdasarkan tingkat yang rendah sangat berpengaruh terhadap
pendidikan, dimana tingkat pendidikan kemampuan petani dalam menerapkan
SMP jumlah sampel terbanyak yakni teknologi-teknologi baru, karena
sebesar 11 jiwa (36,67%) dan tingkat rendahnya pendidikan, petani kurang
pendidikan sampel terendah adalah SMA mampu mengakses informasi yang
dengan jumlah sampel petani sebanyak 9 sebenarnya sangat dibutuhkan untuk
jiwa (30%), sedangkan tingkat pendidikan
kemajuan didalam usaha taninya.
SD sebanyak 10 jiwa (33,33%). Tingkat
pendidikan petani yang rendah sangat

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


12 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

3. Pola Saluran Pemasaran Nanas kegiatan pemasaran nanas adalah pengecer,


Saluran pemasaran merupakan pengumpul, dan konsumen. Terdapat tiga
rangkaian penyampaian produk dari saluran pemasaran nanas Kecamata Sungai
produsen ke konsumen melalui tingkat Raya Kabupaten Kubu Raya.
lembaga pemasaran. Kegiatan ini Berikut ini adalah perhitungan untuk
menentukan pendapatan dan biaya-biaya mengetahui saluran pemasaran mana yang
yang akan diterima oleh produsen. paling sering digunakan oleh petani nanas:
Lembaga pemasaran yang terlibat di dalam

20
Saluran I x 100% = 67%
30
5
Saluran II x 100% = 16,68%
30
5
Saluran III x 100% = 16,68%
30
Saluran pemasaran 1 di atas menjual nanas ke pedagang
terdapat 20 orang responden petani pengecer dalam jumlah yang
nanas yang terdiri 30 sampel pada banyak. Saluran pemasaran III
penelitian ini, maka diperoleh 67% terdapat 5 orang responden petani
yang menggunakan saluran nanas yang terdiri dari 30 sampel
pemasaran I karena pada saluran pada penelitian ini, maka diperoleh
pemasaran ini hanya menjual 16,68% yang menggunakan
nanas langsung ke konsumen. saluran pemasaran III karena pada
Saluran pemasaran II terdapat 5 saluran pemasaran ini petani nanas
orang responden petani nanas yang mempunyai keterikatan dengan
terdiri dari 30 sampel pada pedagang pengumpul karena
penelitian ini, maka diperoleh pedagang pengumpul memberikan
16,68% yang menggunakan modal kepada petani untuk
saluran pemasaran II karena pada menanam nanas tesebut.
saluran pemasaran ini petani
Bentuk Saluran Pemasaran Nanas
1. Saluran Pemasaran I

Petani Konsumen

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................
13

2. Saluran Pemasaran II

Petani P. Konsumen
3. Pengecer
Saluran Pemasaran III
Petani P. P. Konsume
Pengumpul Pengecer n
Pada gambar diatas dapat dijelaskan c) Saluran Pemasaran III
bahwa yang berperan aktif disetiap saluran Saluran Pemasaran III merupakan
pemasaran adalah sebagai berikut : saluran yang terpanjang karena melibatkan
a) Saluran Pemasaran I pedagang pengumpul, pedagang pengecer
Pada saluran pemasaran I terdiri dari dan barulah ke konsumen, yang terdiri
20 petani nanas, Dalam kegiatan saluran dari 5 petani. Banyak dari petani nanas
pemasaran yang terlibat adalah konsumen yang menggunakan saluran ini, petani
langsung. Petani langsung menjual nanas nanas lebih banyak menggunakan saluran
di halaman rumahnya dan menanggung pemasaran III karena selain sudah menjalin
biaya transportasi sendiri untuk menjual kerjasama dengan pedagang perantara
kepada konsumen di pasar. Mekanisme dalam hal pengadaan modal maupun lahan
yang dilakukan adalah petani menentukan dan pada saluran ini pedagang perantara
harga nanas sendiri yang disesuaikan yang terlibat langsung dengan petani
dengan haga pasar. adalah pedagang pengumpul. Pedagang
b) Saluran Pemasaran II pengumpul tidak memilih hasil panen
Saluran pemasaran II terdiri dari 5 berdasarkan kualitas besar dan kecilnya
petani nanas, dalam kegiatan saluran nanas karena masing-masing telah
pemasaran II, lembaga pemasaran yang memiliki ketentuan harga tersendiri
terlibat adalah pedagang pengecer dan walaupun yang menentukan harga adalah
konsumen. Pedagang pengecer langsung pedagang pengumpul tesebut. Pedagang
mendatangi petani untuk membeli nanas, pengumpul langsung mendatangi petani
kemudian pedagang pengecer menjual melakukan pembelian nanas dan biaya
kembali nanas kepada konsumen. transportasi sepenuhnya ditanggung oleh
Kebanyakan dari petani nanas yang pedagang pengumpul.
menggunakan saluran ini memang sudah 4.2.1 Fungsi Pemasaran
saling mengenal atau menjadi langganan Fungsi pemasaran diperlukan untuk
sehingga permintaan pedagang pengecer memperlancar proses penyampaian barang
dapat dipenuhi petani nanas. dari petani kekonsumen akhir. Apabila

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


14 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

fungsi pemasaran berjalan dengan baik meliputi pembelian dan penjualan. Namun,
maka pemasaran dapat meningkatkan nilai petani hanya melakukan fungsi penjualan
ekonomi dan nilai jual produk. Sama saja. Petani nanas di Kecamatan Sungai
halnya dengan pemasaran nanas. Fungsi- Raya Kabupaten Kubu Raya juga
fungsi pemasaran yang terdiri dari fungsi melakukan fungsi fisik pengangkutan dan
pertukaran, fisik, dan fasilitas dilakukan pengemasan sedangkan untuk transportasi
oleh lembaga-lembaga pemasaran yang nanas ditanggung pedagang perantara pada
terlibat dalam pemasaran tersebut, fungsi- setiap lembaga pemasaran sehigga petani
fungsi pemasaran yang dilakukan oleh tidak akan mengeluarkan biaya lagi untuk
masing-masing lembaga tersebut adalah : pemasaran karena biaya pemasaran
1. Fungsi Pemasaran Petani sepenuhnya ditanggung oleh pedagang
Fungsi pemasaran yang dilakukan perantara.
petani nanas yaitu fungsi pertukaran yang

Gambar 4.1 Penjualan nanas di depan rumah petani

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................
15

Gambar 4.2 Pengumpulan nanas Gambar 4.3 Pengangkutan nanas

2. Fungsi Pemasaran Pedagang Pengecer kembali kepada konsumen akhir


Pedagang pengecer adalah dengan harga Rp. 5.300 perbuah,
pedagang yang membeli langsung fungsi fisik juga terjadi di
kepada patani sehingga biaya pedagang pengecer, fungsi ini
pemasaran ditanggung oleh mencakup pengemasan dan
pedagang pengecer tesebut. Fungsi pengangkutan.
pemasaran yang dilakukan Pembelian dilakukan dengan
pedagang pengecer adalah fungsi cara mengemas kedalam keranjang
pertukaran yaitu pembelian dan dan diangkut dengan
penjualan. Fungsi pembelian menggunakan sepeda motor.
merupakan fungsi pemasaran yang Penjualan saluran I berdomisili di
dilakukan oleh pedagang pengecer depan rumah ada juga yang
untuk memperoleh nanas yang menjual di Pasar Kemuning dan
akan dijualnya kembali untuk pengecer di saluran II dan
kekonsumen. Pedagang pengecer III pedagang pengecer berdomisili
membeli nanas dengan harga Rp. Pasar Mawar dan Pasar
4.000 perbuah, dan menjualnya Flamboyan.

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


16 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

Gambar 4.4 Pedagang Pengecer Gambar 4.5 Pedagang Pengumpul


3. Fungsi Pemasaran Pedagang Pengumpul meliputi kegiatan secara langsung,
Pedagang pengumpul adalah dan fungsi pelancar adalah semua
yang memperoleh nanas langsung tindakan yang behubungan dengan
dari petani dan menjualnya ke kegiatan petukaran yang tejadi
pedagang pengecer. Pedagang antara podusen dan konsumen.
pengumpul membeli nanas dengan 4 Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran
harga Rp. 3.125 perbuah dari Nanas
petani dan menjual ke pedagang Suatu sistem pemasaran dapat
pengecer dengan harga Rp. 4.000 dikatakan efisien apabila petani
perbuah. Fungsi pemasaran yang mampu menyampaikan hasil
dilakukan oleh pedagang panennya kekonsumen dengan
pengumpul adalah fungsi biaya semurah-murahnya, dan
pertukaran, fungsi fisik dan fungsi mampu mengadakan pembagian
pelancar yang adil dari seluruh harga yang
Fungsi pertukaran yang dibayar konsumen akhir kepada
dilakukan pedagang pengumpul semua pihak yang terlibat dalam
adalah fungsi penjualan dan fungsi kegiatan pemasaran nanas tersebut.
pembelian, pedagang pengumpul Marjin yang efisien yaitu
membeli nanas dari petani dan mempunyai nilai lebih rendah
menjual nanas tersebut kepada dibandingkan dengan saluran
pedagang pengecer dari pedagang pemasaran lainnya. Namun nilai
pengecer barulah ke konsumen, marjin yang rendah belum tentu
fungsi fisik adalah fungsi yang mencerminkan efisiensi yang

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................
17

tinggi. Indikator lain untuk melihat mengetahui besaran dan sebaran


efisiensi pemasaran adalah dengan marjin dan farmer’s share diantara
membandingkan bagian yang lembaga-lembaga pemasaran yang
diterima petani (farmer’s share) terlibat dalam suatu saluran
oleh petani nanas terhadap harga pemasaran, sehingga dapat dilihat
yang dibayar konsumen akhir. unsur pembentukan marjin
Adapun indikator untuk pemasaran yang paling besar.
efisiensi saluran pemasaran adalah Selain itu menganalisis marjin
sebagai berikut pemasaran maka sekaligus dapat
1. Analisis Marjin dan Farmer’s share mengetahui besarnya persentase
pada Setiap Saluran Pemasaran bagian harga pada level kegiatan
Margin pemasaran atau share yang dilakukan lembaga
margin dari buah nanas adalah pemasaran, sehingga diperoleh
perbedaan dari harga ditingkat tingkat efisiensi dari setiap saluran
petani dengan harga di tingkat yang dilakukan petani dengan
eceran atau perbandingan antara membandingkan farmer’s share
harga jual petani dengan hargabeli dan marjin pemasaran dapat dilihat
konsumen. pada tabel rekapitulasi.
Tujuan menganalisis marjin dan
farmer’s share adalah untuk
Tabel 4. 3 Analisis Marjin Pemasaran Nanas

Uraian Saluran I Saluran II Saluran III


(Rp) (%) (RP) (%) (Rp) (%)
Petani
Harga jual 4.000 75,48 3.400 64,15 3.125 58,97
Pedagang Pengumpul
Harga Beli - - - - 3.125 58,97
Transportasi - - - - 61,75 11,65
Tenaga Kerja - - - - 72,33 13,65
Penyusutan - - - - 10 1,9
Harga Jual - - - - 4.000 75,48
Keuntungan - - - - 741 1,39
Marjin - - - - 875 1,65
Pemasaran
Pedagang Pengecer
Harga Beli 4.000 75,48 3.400 64,15 4.000 75,48
Transportasi - - 174,5 355,1 150,8 284,6

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


18 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

Tenaga Kerja - - 180,83 367,9 230,4 434,8


Tali 10.25 19,38 30,67 62,42 27,5 51,9
Harga Jual 5.300 100 5.300 100 5.300 100
Keuntungan 1.300 24,58 1.745 32,93 837,3 15,79
Marjin 1.300 24,58 2.134 40,27 1.300 24,53
Pemasaran
Total Biaya 10.25 19,34 386 728,4 408,7 771,3
Total 5.290 80,66 4.914 628,4 4.891,3 671,3
Keuntungan
Total Marjin 1.300 24,53 2.134 40,21 2.175 41,04
Sumber: Data Primer Diolah 2022
a. Saluran Pemasaran I mendapatkan nilai tambah dan
Saluran pemasaran I harga petani juga tidak memiliki
buah nanas di tingkat petani keterikatan antar saluran.
sebesar Rp. 4000 perbuah dengan b. Saluran Pemasaan II
harga jual kepada konsumen akhir Saluran pemasaran II memiliki
sebesar Rp. 5.300 perbuah. Biaya total marjin pemasaran yakni Rp.
pemasaran yang dikeluarkan oleh 2.134 lebih kecil dibandingkan
petani sebesar Rp. 10.25 untuk dengan farmer’s share 40,27%
biaya packing, sedangkan untuk (MP<FS) dimana besarnya marjin
nilai share margin pada saluran dan farmer’s share tidak
pemasaran I adalah sebesar melibatkan pedagang pengecer,
75,47% hal ini dikarenakan petani sehingga bagian harga yang
langsung menjual hasil harusnya diterima petani terserap
propduksinya langsung kepada oleh pedagang perantara dan
konsumen akhir, sehingga margin menimbulkan keuntungan yang
pemasaran pada saluran pertama tinggi ditingkat pedagang besar
ini tidak ada. Menurut Kotler karena marjinnya besar dan biaya
(2007), semua kegiatan yang pemasaran yang dikeluarkan tidak
melibatkan penjualan barang dan terlalu besar. Marjin terbentuk oleh
jasa secara langsung kepada komponen biaya-biaya pemasaran
konsumen akhir untuk penggunaan dan keuntungan pemasaran serta
pribadi bukan bisnis. Jadi alasan besarnya biaya pemasaran
petani menjual nanas langsung ke berdasarkan analisis perbandingan
konsumen yaitu untuk marjin dan farmer’s Share di

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................
19

karenakan farmer’s Share lebih share margin sebesar 40,27%


besar dari marjin, dengan saluran pemasaran II termasuk
demikian saluran pemasaran II saluran pemasaran yang efisien
dapat dikatakan efisien bahkan karena nilai share margin pada
lebih efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran II ini 40,21%
saluran III. lebih besar dari pada 50%.
Hal tersebut dapat dilihat harga Keuntungan yang diperoleh
jual buah nanas ditingkat petani pedagang pengecer dari pemasaran
sebasar Rp. 3.400 perbuah, petani buah nanas sebesar Rp. 5.290
menjual hasil produksinya perbuah. Alasan petani menjual
langsung kepada pedagang nanas ke pedagang pengecer
pengecer, pada saluran II biaya- adalah karena pembelian nanas
biaya pemasaran yang dikeluarkan tersebut dalam jumlah yang
oleh pedagang pengecer buah banyak dan langsung ke petani
nanas antara lain: biaya sehingga petani tidak perlu
transportasi dan tenaga kerja, mengeluarkan biaya transportasi
untuk packing/pengemasan buah dan biaya lainnya. Penelitian ini
nanas pedagang pengecer hanya sejalan dengan penelitian
menggunakan tali plastik atau tali (Zulkarnain, 2020) yaitu saluran
rapia, biaya yang dikeluarkan oleh pemasaran II yang paling efisien,
pedagang pengecer untuk packing hal tersebut dikarenakan nilai
buah nanas sebesar Rp. 30,67 marjin pemasaran dan
perbuah. Untuk biaya tenaga kerja farmers’Share menunjukkan
sebesar Rp. 180,83 perbuah. keberpihakan pada saluran
Penggunaan tenaga kerja pada tersebut, selain itu keterlibatan
saluran pemasaran II hanya tenaga saluran pemasaran ke II ini lebih
kerja keluarga, untuk biaya sedikit.
transportasi pedagang pengecer c. Saluran Pemasaan III
mengeluarkan biaya sebesar Rp. Pada saluran pemasaran III
174,5 perbuah. Margin pemasaran dapat dilihat harga jual buah nanas
pada saluran II sebesar Rp. 1.300 ditingkat petani sebasar Rp. 3.125
perbuah, sedangkan untuk nilai perbuah, petani menjual hasil

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


20 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

produksinya langsung kepada harga Rp 4.000 perbuah, kemudian


pedagang pengumpul. Pada pedagang pengecer menjual buah
saluran III biaya-biaya pemasaran nanas kepada konsumen akhir
yang dikeluarkan oleh pedagang dengan harga Rp. 5.300 perbuah,
pengumpul buah nanas antara lain: keuntungan yang diperoleh
biaya penyusutan, transportasi dan pedagang pengecer buah nanas
tenaga kerja, untuk biaya pada saluran pemasaran III sebesar
penyusutan sebesar Rp.10 Rp. 837,3 perbuah, dengan margin
perbuah, utuk biaya tenaga kerja pemasaran antara harga beli dari
sebesar Rp.72,33 perbuah, biaya pedagang pengumpul dan harga
transportasi pedagang pengumpul jual kepada konsumen akhir
mengeluarkan biaya sebesar 61,75 sebesar Rp. 1.300 perbuah. Nilai
perbuah. Pedagang pengumpul share margin pada saluran
menjual buah nanas kepada pemasaran III ini sebesar 41,04%
pedagang pengencer dengan harga saluran pemasaran III termaksuk
jual sebesar Rp 4.000 perbuah. saluran pemasaran tidak efisien
Keuntungan yang diperoleh oleh karena nilai share margin pada
pedagang pengumpul dari saluran pemasaran III ini 41,04%
pemasaran buah nanas pada lebih kecil dari pada 50%.
saluran pemasaran III sebesar Rp. Penelitian ini tidak memiliki
741 perbuah, dengan nilai margin kesamaan dengan penelitian
pemasaran antara harga jual petani terdahulu kaena pada saluan III ini
dengan harga jual pedagang temasuk saluran paling panjang
pengumpul sebesar Rp. 875 yang mana semakin panjang
perbuah. saluran pemasaran tersebut maka
Biaya pemasaran yang semakin tidak efisien di saluran
dikeluarkan oleh pedagang pemasarannya, namun petani lebih
pengecer pada saluran Pemasaran banyak memilih disaluran III ini
III antara lain: packing, tenaga karena adanya keterikatan dengan
kerja, transportasi. Pedagang pedagang pengumpul dan
pengecer membeli buah nanas dari pedagang pengumpul tersebut
pedagang pengumpul dengan

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................
21

melakukan pembelian nanas mampu membeli hasil panen


dengan jumlah banyak. dalam jumlah banyak, ini berkaitan
Menurut tabel 4.1 dapat dilihat dengan jaringan pengumpul
bahwa saluran pemasaran buah dengan agen pasar besar bahkan
nanas margin pemasarannya pengumpul mampu mengangkut
berbeda-beda setiap saluran dan mengurus sendiri pemanenan
pemasaran, perbedaan margin hingga pengangkutan. Hal inilah
pemasaran pada pemasaran buah yang membuat petani begitu
nanas disebabkan oleh banyaknya tergantung pada pengumpul dan
lembaga pemasaran yang dilalui, mengikat petani agar terus menjual
seperti yang diketahui semakin hasil panen kepadanya, situasi
sedikit saluran pemasaran yang yang digunakan pengumpul baik
dilewati dalam proses pemasaran berupa panen raya atau bahkan
maka margin pemasarannya akan saat gagal panen karena pada saat
semakin rendah dan keuntungan itu harga hasil panen anjlok dan
dari pemasarannya akan semakin petani kehabisan modal dalam
tinggi. menanam tanaman selanjutnya.
Bedasarkan ketiga saluran 2. Analisis Farmer’s Share
pemasaran tersebut yang lebih Farmer’s Share merupakan
efisien adalah saluran pemasaran II perbandingan harga yang diterima
karena saluran pemasarannya lebih oleh petani dengan harga yang
sedikit dan nilai keuntungan dibayarkan oleh konsumen akhir
pemasaranpun lebih tinggi. Tetapi dan sering dinyatakan dalam
walaupun begitu petani tetap bentuk persen. Farmer’s share
memilih di saluran pemasaran III, berhubungan terbalik dengan
Studi Hardinawati (2017) marjin pemasaran, artinya semakin
mengungkap beberapa alasan tinggi marjin pemasaran maka
petani tetap menjual hasil akan semakin rendah farmer’s
panennya pada saluan III atau ke sharenya. Besarnya bagian yang
pengumpul karena berperan diterima dapat dilihat pada tabel
memberi modal kepada petani di 4.8
samping itu pengumpul juga

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


22 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

Tabel 4. 4 Sebaran Farmer’s Share Nanas Pada Setiap Saluran

Saluran Pemasaran Farmer’s Share


Saluran I 75,47
Saluran II 59,74
Saluran III 58,96
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Berdasarkan analisis data primer harga sebesar 59,74% kepada petani nanas
menunjukkan saluran pemasaran yang dari harga yang dibayarkan konsumen dan
memiliki farmer’s share tertinggi terdapat saluran pemasaran III memberikan bagian
pada saluran pemasaran I yaitu sebesar harga terkecil untuk petani nanas sebesar
75,47%, artinya petani nanas menerima 43,75% dari harga yang dibayarkan
harga yang dibayarkan oleh konsumen. konsumen.
Saluran pemasaran II memberikan bagian
Tabel 4. 5 Analisis perbandingan Farmer’s Share dan Marjin Pemasaran Nanas

Saluran Farmer’s Share Marjin Keterangan


Pemasaran (%) (%)
Saluran I 75,47 24,53 FS>MP
Saluran II 59,74 40,21 FS>MP
Saluran III 58,96 41,04 FS<MP
Sumber: Analisis Data Primer, 2022
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa saluran 59,74% dan marjin 40,21% yaitu FS >
pemasaran II dan III merupakan saluran MP. Hal ini dikarenakan lembaga
yang memiliki farmer’s share lebih besar pemasaran yang terlibat hanya pedagang
dibandingkan marjin pemasaran sedangkan pengecer sehingga bagian harga yang
saluran I farmer’s share lebih kecil dari diperoleh petani nanas lebih besar. Pada
marjin pemasaran. Azzaino (1983) saluran pemasaran III yaitu dengan
menyatakan suatu pemasaran dikatakan farmer’s share 56,25% dan marjin 43,75%
efisien apabila mempunyai marjin yang yaitu FS > MP. Maka berdasarkan analisis
rendah dan farmer’s share yang tinggi. perbandingan marjin dan farmer’s share di
Berdasarkan analisis perbandingan karenakan farmer’s share lebih besar dari
farmer’s share dan marjin pada tabel 4.8 marjin, dengan demikian saluran
maka saluran yang paling efisien adalah pemasaran II dapat dikatakan efisien
saluran II yaitu dengan farmer’s share dikarenakan pedagang besar dapat

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................
23

memberikan harga jual yang cukup tinggi pemasaran maka semakin besar margin
jika hasil produksi gula kelapa relatif besar pada saluran pemasaran tersebut, dan
karena volume pembelian pedagang besar semakin tidak efisien saluran pemasaran
dalam skala besar. Sedangkan pada saluran tersebut. Dengan membandingkan total
pemasaran III farmer’s share 58,96% dan biaya pemasaran dengan nilai harga jual
marjin 41,04% yaitu FS < MP. Maka buah nanas yang dipasarkan kepada
berdasarkan analisis perbandingan marjin konsumen akhir, jika Ep < 33% maka
dan farmer’s share di karenakan farmer’s sistem pemasaran buah nanas efisien.
share lebih kecil dari marjin, dengan Menurut perhitungan tabel 4.10 dapat
demikian saluran pemasaran III tidak disimpulkan tingkat efisiensi pemasaran
efisien yang terbentuk dari komponen pada saluran I sebesar 0,5% < 33%, ini
biaya pemasaran dan keuntungan menunjukkan bahwa saluran pemasaran I
pemasaran. efisien. Pada saluran pemasaran II nilai
4.2.2 Efisiensi Lembaga Pemasaran Buah efisiensi pemasaran sebesar 12,2%< 33%
Nanas hal ini menunjukkan bahwa saluran
Aspek pemasaran merupakan aspek pemasaran II efisien.
yang penting dari penelitian ini apabila Tingkat efisiensi saluran pemasaran III
aspek ini berjalan cukup baik, maka sebesar 7,8%< 33%. Dalam hal ini tingkat
seluruh pihak akan sama-sama di efisiensi saluran pemasaran III lebih besar
untungkan artinya pemasaran yang baik dari pada saluran pemasaran II, hal ini
akan membawa dampak positif terhadap disebabkan margin saluran pemasaran III
petani, pedagang dan konsumen. ini melibatkan dua lembaga pemasaran
Menurut tabel 4.10 dapat dilihat bahwa yaitu pedagang pengumpul dan pedagang
margin pemasaran pada saluran I Rp.20 pengecer, dimana setiap lembaga memiliki
perbuah dan margin pemasaran tidak ada. biaya pemasaran yaitu Rp.134 perbuah
Pada saluran II Rp. 386 perbuah dan pada pedagang pengumpul dan Rp. 382,6
margin pemasaran pada saluran II sebesar perbuah pada pedagang pengecer. Ini
Rp. 2.134 perbuah dalam hal ini margin menunjukkan bahwa semakin kecil tingkat
pemasaran saluran II lebih besar dari efesiensi maka semakin efisen sistem
margin saluran I, hal ini di karenakan oleh tersebut, sehingga dalam hal ini saluran
panjang pendeknya saluran pemasaran pemasaran II lebih efisien di daerah
tersebut, dimana semakin panjang saluran penelitian, karena saluran tersebut paling

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


24 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

sedikit saluran pemasarannya dan memiliki nilai 12,2% yang mana kurang dari 33%
itu sudah di katakan efisien.
Tabel 4.6 Tingkat Efisiensi Saluran Pemasaran Nanas

Saluran Pemasaran Efisiensi Pemasaran (EP)


Saluran Pemasaran I (10,25:4000) × 100%
0,003×100%
0,3%
Saluran Pemasaran II (386:3.166,67) × 100%
0.114×100%
11,4%
Saluran Pemasaran III (408.7:5300) × 100%
0.078×100%
7,8%

Sumber: Data Primer Diolah 2022


Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tingkat saluran pemasaran II lebih efisien di
efisiensi pemasaran pada saluran I sebesar daerah penelitian.
0,3% < 33% maka dikatakan saluran Kesimpulan Dan Saran
pemasaran I efisien, pada saluran Kesimpulan
pemasaran II nilai efisiensi pemasaran Berdasarkan hasil penelitian, maka
sebesar 11,4% < 33% hal ini menunjukkan dapat diperoleh kesimpulan dari Efisiensi
bahwa saluran pemasaran II efisien, dan Pemasaran Nanas (Ananas comosus
pada tingkat efisiensi saluran pemasaran L.Merr) di Kecamatan Sungai Raya
III sebesar 7,8% < 33% ini juga Kabupaten Kubu Raya yaitu:
menunjukkan bahwa saluran pemasaran III 1. Bentuk saluran pemasaran nanas
efisien. Dalam hal ini dari ketiga saluran memiliki 3 saluran, yaitu : Saluran I
pemasaran semuanya efisien akan tetapi menujukkan bahwa petani langsung
untuk yang paling efisien berada disaluran menjual nanas langsung ke konsumen,
pemasaran II, hal ini disebabkan margin untuk saluran II petani menjual ke
dan saluran pemasarannya yang lebih pedagang pengecer dari pedagang
pendek yaitu hanya melibatkan dua pengecer barulah sampai ke konsumen,
lembaga pemasaran pedagang pengecer dan untuk saluran III petani menjual ke
dan konsumen. Apabila semakin pendek pedagang pengumpul lalu di jual lagi ke
saluran pemasaran maka semakin efisen pedagang pengecer selanjutnya ke
sistem tersebut, sehingga dalam hal ini konsumen.

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................
25

2. Hasil tingkat efisiensi pemasaran yang 2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya


paling efisien berada di saluran II, hal untuk melanjutkan dan
ini dikarenakan nilai marjin pemasaran mengembangkan penelitian dengan
dan biaya pemasaran pada saluran ini menelusuri lebih lanjut lembaga-
merupakan yang terendah sehingga lembaga pemasaran lain yang ada di
mampu meningkatkan keuntungan yang luar daerah penelitian.
didapat oleh petani yang mana di Daftar Pustaka
saluran ke II terdapat petani – pedagang BIBLIOGRAPHY Anggraeni, M.,
pengecer – konsumen akhir, dengan & Suharno. (n.d.). Sistem
farmer’s share (40,00%) lebih besar dari Pemasaran Nenas Di Kecamatan
marjin pemasaran (21,34%) karena Cijeruk, Kabupaten Bogor. 91-
lembaga pemasaran yang dilalui lebih 109.
pendek dan harga yang ditawarkan Ardisela. (2010). Pengaruh Dosis
lebih tinggi, selain itu keterlibatan Rootone-F Terhadap Pertumbuhan
pelaku pemasaran yang lebih banyak Crown Tanaman Nenas (Ananas
mengakibatkan pemasaran tidak efisien. Comosus). Jurnal Agribisnis dan

Saran Pengembangan Wilayah, 1(2) : 48-

Berdasarkan pada uraian hasil 62.

penelitian dan pemabahasan serta Asep, H. (2005). Penelitian Bisnis

kesimpulan diatas maka yang menjadi Paradigma Kuantitatif. Jakarta:

saran dalam penelitian ini adalah sebagai Gramedia Widiasarana Indonesia.

berikut: Asmarantaka, R. W., Atmakusuma, J.,

1. Untuk mencapai tingkat efisiensi Muflikh, Y. N., & Rosiana, N.

pemasaran nanas petani sebaiknya (2017). Konsep Pemasaran

menjual melalui saluran II yang lebih Agribisnis Pendekatan Ekonomi dan

efisien karena saluran II lebih pendek Manajemen. Jurnal Agribisnis

dan harga yang ditawarkan lebih tinggi Indonesia, halaman 143-164.

dan juga harus mengikuti Astoko, E. P. (2019). Konsep

perkembangan informasi harga nanas Pengembangan Agribisnis Nanas

yang telah ditetapkan pedagang (Ananas comosus L. Merr). Habitat,

pengumpul. 111-122.

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


26 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

Badan Pusat Statistik. (2020). Retrieved dan Ronny A. Rusli). PT.


April 10, 2021, from Kabupaten Prenhalindo. Jakarta.
Kubu Raya Dalam Angka: Limbong, d. S. (1987). Pengantar
http;//pusdatin.setjen.pertanian.go.id/ Tataniaga Pertanian. Jurusan Ilmu-
tinymcpuk/gambar/file_Nanas.pf. ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Dayat, M. (n.d.). Strategi Pemasaran Bogor: Fakultas Pertanian Insitut
Dan Optimalisasi Bauran Pemasaran Pertanian Bogor.
Dalam Merebut Calon Konsumen Philip, K. (2002). Manajemen
Jasa sssssPendidikan.jurnal Mu'allim Pemasaran , Edisi Millenium, Jilid 2.
Vol.1 No. 2. Jakarta: PT Prenhallindo.
Effendi, Sofian, & Tukiran. (2012). Philip, K. (2008). Manajemen
Metode Penelitian Survei, Cetakan Pemasaran, Edisi Millenium
Ketiga Puluh, (Edisi Revisi). LP3ES. diterjemahkan Benyamin Molan.
Fandari, A. F. (2015). Analisis Margin Jakarta.
Dan Efisiensi Pemasaran Day Old Rosmawati, & Henny. (2011). Analisis
Duck (Dod) Pada Beberapa Lembaga Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi
Pemasaran Di Kabupaten Sidrap. Petani di Kecamatan Lengkiti
Fitri, M., Yurisinthae, E., & Dolorosa, Kabupaten Ogan Komering Hulu.
E. (2014). Strategi Pengembangan Jurnal Agribisnis, Vol. 3.No. 5. Hal
Agribisnis Nenas Di Kabupaten 1-9.
Kubu Raya Kalimantan Barat. Jurnal Sari. (2002). Analisis Keragaan
Social Economic of Agriculture, Morfologi dan Kualitas Buah
Vol.3, No. 2. Populasi Nenas (Ananas comosus
Herawati, & Rifin, A. (n.d.). Analisis L.Merr) Queen di Empat Desa
Pemasaran Nenas Palembang Kbupaten Bogor. Skripsi. Fakultas
(Kasus: Desa Paya Besar, Kecamatan pertanian.Insitut Pertanian Bogor.
Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir Sinaga, S. C., & Dewi, N. (2016).
Provinsi Sumatera Selatan . Pemasaran Buah Nenas (Kajian
Kotler, Philip. 2002. Manajemen struktur, Perilaku, dan Penampilan
Pemasaran Edisi Millenium 2 Pasar) di Desa Kualu Nenas
(Diterjemahkan Oleh Hendra Teguh Kecamatan Tambang Kabupaten

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel............................................................................................
27

Kampar. Jurnal Ilmiah Pertanian Morfologi dan Amplified Fragment


Vol.13 No. 1, 38-50. Leght Polymorphism (AFLP). Tesis.
Soekartawi. (2002). Prinsip Dasar Insitut Pertanian Bogor.
Ekonomi Pertanian, Teori dan Syahril, A. (2018). Efesiensi Pemasaran
Aplikasi. Jakarta : Jakarta : Nanas (Ananas Comosus L.Merr)
Grafindo., 2002. (Studi Kasus: Desa Pasar Tiga
Sucita, R., Tangkesalu, D., & Lamusa, Kecamatan Panai Tengah Kabupaten
A. (2017). Analisis Pemasaran Labuhan Batu).
Usahatani Tomat Di Desa Widia, A. (2012). Identifikasi
Nupabomba Kecamatan Tanantovea Fenomena Urban Aprawl di
Kabupaten Donggala . Agrotekbis , Kecamatan Cimanggis Kota Depok.
260-268. Bogor: Laporan Penelitian, Fakultas
Sudiyono, A. (2004). Pemasaran Teknik, Universitas Pakuan.
Pertanian. Malang: Universitas Zulkarnain, Supriyadi, Supartini,
Muhammadiyah Malang. Mandala, W., & Seta, A. P. (2020).
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Efisiensi Pemasaran Nanas Dengan
Pendekatan Kuantitati, Kualitatif dan Berbagai Grade Nanas di Kabupaten
R&D. Bandung: Alfabeta. Lampung Tengah. Jurnal Manajemen
Surtiningsih, P. (2008). Keragaman dan Bisnis, 17.
Genetik Nenas (Ananas comosus
L.Merr) Berdasarkan Penanda

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)

Anda mungkin juga menyukai