Anda di halaman 1dari 2

Nama:Rafiqy afta fadilah 23.12.

2926

Hukum di indonesia tajam ke bawah,tumpul ke atas

Nenek Dituduh Mencuri 7 Kayu Jati

Kasus Nenek Asyani juga menarik empati banyak orang. Pasalnya, yang
menuntutnya adalah pihak Perhutani. Nenek Asyani dituduh mencuri 7 batang
kayu jati di lahan yang kini memang menjadi milik perhutani.
Namun, Nenek Asyani dengan jujur mengatakan bahwa kayu tersebut sudah
lebih dulu ditebang oleh suaminya selagi lahan itu masih miliknya. Sayangnya,
pihak Perhutani bersikeras membuktikan bahwa sang nenek memang mencuri
7 batang kayu jatinya.
Sampai akhirnya Nenek Asyani diperkarakan dan harus menjalani persidangan.
Parahnya, tuntutan penjara untuk sang nenek adalah 5 tahun!

pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita

Tommy divonis hukuman 15 tahun penjara. Tommy terbukti menjadi otak


pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita tahun 2001. Tommy
divonis pada 2002 namun sudah bebas pada 2007. Tommy mendapat
pengurangan hukuman oleh hakim dan hanya dihukum 5 tahun.
Alasan kenapa hukum di Indonesia tajam ke bawah dan
tumbul ke atas

1. Kurangnya Pemahaman Akan Hukum Di Kalangan Masyarakat Menengah


Ke Bawah

Masyarakat kalangan menengah ke bawah kurang paham tentang hukum jadi


mereka lebih mudah untuk di tuuduh saat pengadilan

2. Kebenaran dan Keadilan yang Dapat Diperjualbelikan

Sudah menjadi pengetahuan public soal kebeneran yang bisa di perjual belikan
bayak kasus pengadilan yang tumpul ke atas saat mengadili orang yang
memiliki uang yang banyak,maka benar kata orang “Lu pumya uang lu punya
kuasa”

3. Para Penegak Hukum Tidak Mampu Mengalahkan Kepentingan Pribadi

Harus diakui bahwa para penegak hukum di Indonesia dan dimanapun di dunia
ini adalah manusia-manusia biasa. Mereka berasal dari keluarga-keluarga,
mengenal pribadi-pribadi tertentu, dan memiliki ikatan kepentingan dengan
kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

Maka, ketika keluarga, pribadi-pribadi yang mereka kenal, pun orang-orang


yang berasal dari kelompoknya terjerat dalam kasus hukum, mereka cenderung
untuk mengorbankan sumpah jabatan, harga diri, dan kehormatan sebagai
penegak hukum demi kepentingan pribadi. Padahal, dalam situasi demikian, di
sinilah mereka teruji. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah mereka kalah.

Anda mungkin juga menyukai