1. Perancanaan strategi
a. Keputusan mengenai produk yang akan dihasilkan atau jasa yang akan di berikan.
b. keputusan mengenai strategi pemasaran dan produksi yang akan diikuti dalam
rangka menyampaikan produk atau jasa tersebut kepada pihak yang
membutuhkan.
Sedangkan yang dimaksud dengan rencana strategis adalah dokumen yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan organisasi tujuan organisasi, tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan-tujuan dan semua elemen penting lainnya yang dikembangkan selama latihan
perencanaan Manajemen strategis adalah koleksi yang komprehensif dari kegiatan yang sedang
berlangsung dan proses yang digunakan organisasi untuk secara sistematis mengkoordinasikan
dan menyelaraskan sumber daya dan tindakan dengan misi, visi dan strategi di seluruh
organisasi. kegiatan manajemen strategis mengubah rencana statis menjadi sebuah sistem yang
memberikan umpan balik kinerja strategis untuk pengambilan keputusan dan memungkinkan
rencana untuk berkembang dan tumbuh sebagai persyaratan dan kondisi lainnya berubah.
Strategi Pelaksanaan pada dasarnya identik dengan Manajemen Strategi dan jumlah pelaksanaan
sistematis strategi.
Ada banyak kerangka kerja yang berbeda dan metodologi untuk perencanaan dan
manajemen strategis. Meskipun tidak ada aturan mutlak mengenai kerangka kerja yang tepat,
yang paling mengikuti pola yang sama dan memiliki atribut umum. siklus banyak kerangka
melalui beberapa variasi pada beberapa tahapan yang sangat mendasar:
1. Analisis atau penilaian, di mana pemahaman tentang lingkungan internal dan eksternal
saat ini dikembangkan,
2. Perumusan strategi, di mana strategi tingkat tinggi dikembangkan dan tingkat organisasi
dasar rencana strategis didokumentasikan
3. Eksekusi strategi, di mana rencana tingkat tinggi diterjemahkan ke dalam lebih
perencanaan dan tindakan operasional item, dan
4. Evaluasi atau memelihara kelestarian / manajemen fase, di mana perbaikan yang
berkelanjutan dan evaluasi kinerja, budaya, komunikasi, pelaporan data, dan manajemen
strategis lainnya masalah terjadi.
Perencanaan merupakan proses menetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi
dimasa yang akan datang serta merancangkan tindakan tindakan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam Pengoganisasian, manajer akan memutuskan dan menyusun
cara terbaik untuk mengkombinasikan sumber daya manusia dengan sumber daya ekonomi lain
yang dimiliki agar dapat menjalankan rencana yang telah ditetapkan. Termasuk dalam fungsi ini
adalah menyusun struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab serta wewenang secara
tegas untuk masuing masing bagian. Pengarahan merupakan proses pengelola aktivitas sehari
hari serta mempertahankan organisasi agar berfungsi secara lancar.
Fungsi fungsi manajemen yang sudah dijelaskan di atas dapat dijelaskan dengan gambar
1.1. Model ini menggambarkan siklus perencanaan danpengendalian,yang mengilustrasikan
aliran aktivitas manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian
dan kembali keperencanaan lagi.Seluruh aktivitas ini ditunjukan sebagai suatu lingkaran yang
berpusat pada pengambilan keputusan.
Perencanaan Strategis Dalam setiap organisasi, perencanaan strategis terjadi dalam dua
tahap:
1. Keputusan mengenai produk yang akan dihasilkan dan/atau jasa yang akan
diberikan.
2. Keputusan mengenai strategi pemasaran dan/atau produksi yang akan diikuti
dalam rangka menyampaikan produk atau jasa yang dimaksud kepada pihak
yang semestinya.
Perencanaan: Manajer merancang beberapa langkah yang akan diambil dalam upaya
menggerakkan organisasi ke arah sasarannya.
Pengendalian Dalam tugas ini, manajer mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk memastikan bahwa setiap bagian organisasi berfungsi dengan efektifitas yang maksimal.
4. Manajemen
Sebuah organisasi atau perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien jika dikelola
dengan cara yang tepat, agar mencapai tujuan tersebut diperlukan manajer-manajer handal untuk
melakukan pengelolaan pada masing-masing departemen. Setiap organisasi baik skala kecil
maupun besar pasti memiliki seorang manajer (pengelola), yaitu orang yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan aktivitas penyusunan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pemberian motivasi bagi karyawan serta mengendalian kegiatan perusahaan. Manajemen pada
perusahaan memiliki fungsi diantaranya melakukan:
1. Perencanaan (planning), yaitu merupakan proses menentukan apa yang ingin dicapai
perusahaan di masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang
dibutuhkan untuk mencapainya.
2. Pengorganisasian (organizing), yaitu proses penyusunan dan pengkoordinasian dari
struktur organisasi sesuai dengan tujuannya, hal ini meliputi pengaturan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan untuk membagi berbagai tugas, tanggungjawab, dan
wewenang pada masing-masing bagian.
3. Pengarahan dan Pemberian Motivasi (directing/leading), yaitu mampu memberikan
bimbingan, arahan dan petunjuk kepada anggota lainnya untuk memiliki rasa
tanggungjawab terhadap tugasnya masingmasing. Seorang manajer yang baik akan bisa
memberikan pengarahan dan motivasi bagi karyawannya sehingga kinerja dan loyalitas
karyawan terhadap perusahaan akan tinggi.
4. Pengendalian (controlling), yaitu mampu melakukan pengendalian dari aktivitas
perencanaan yang sudah diimplementasikan dengan cara memonitor implementasi suatu
rencana dan melakukan tindakan koreksi yang diperlukan.
5. Pengambilan keputusan (dicision), semua fungsi manajemen pada hakikatnya
memerlukan pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan Dan Pengendalian
Merupakan fungsi Manajemen yang sangat penting. Perencanaan dan pengendalian tidak
dapat dipisahkan, keduanya membentuk proses yang jalin-menjalin. Pengendalian adalah suatu
kegiatan yang terjadi bersama-sama dengan perencanaan untuk siklus selanjutnya dari kegiatan
yang sama, dan terjadi bersama-sama dengan perencanaan dan pengendalian dari kegiatan
lainnya. Rencana disusun untuk masa kini dan masa mendatang, tindakan yang terkendali
dilaksanakan, umpan balik (evaluasi) diperoleh dari operasi, rencana disesuaikan demikian
terjadi berulang-ulang.
Perencanaan dan pengendalian adalah dua hal yang perlu dipertimbangkan bersama-
sama. Pengendalian tanpa perencanaan tidak akan berarti karena tidak ada tindak lanjut untuk
mengidentifikasi apakah rencana organisasi telah dicapai. Perencanaan tanpa pengendalian juga
tidak akan berarti karena tidak ada target atau rencana yang digunakan sebagai pembanding.
Jones and Pendlebury (1996) membagi proses perencanaan dan pengendalian manajerial pada
menjadi lima tahap yaitu:
1. Perencanaan tujuan dan sasaran dasar. Perencanaan tujuan dan sasaran dasar merupakan
langkah utama dalam perencanaan. Dengan adanya tujuan dan sasaran dasar organisasi
maka akan diketahui dengan jelas organisasi harus dibawa ke arah mana dan tujuan apa
yang harus dicapai.
2. Perencanaan operasional Perencanaan operasional memberikan rincian tentang kegiatan
apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Penganggaran Penganggaran membantu organisai untuk mengalokasikan dan
mendistribusikan sumber dana publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata.
4. Pengendalian dan pengukuran Pengendalian dan pengukuran merupakan cara dalam
mengawasi pelaksanaan kegiatan dalam organisasi untuk meminimalisir dan mendeteksi
adanya kecurangan.
5. Pelaporan, analisis, dan umpanbalik Pelaporan merupakan bentuk penyampaian hasil dari
seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Analisis diperlukan untuk mengetahui apakah
laporan tersebut sudah sesuia dengan keadaan organisaai ataukah ada praktek manipulasi.
Perencanaan dan pengendalian benar-benar saling berhubungan. Perencanaan adalah
pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat
mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian adalah melihat kebelakang, menentukan
apakah yang sebenarnya telah terjadi, dan membandingkannya dengan hasil yang telah
direncanakan sebelumnya. Kemudian, perbandingan ini dapat digunakan untuk menyesuaikan
anggaran, yaitu melihat ke masa depan sekali lagi. Inti dari proses manajemen adalah membuat
keputusan, memilih diantara beberapa alternatif tindak pelaksanaan dipandang dari suatu tujuan
tertentu.
Pengendalian adalah suatu bentuk pengawasan untuk menjamin bahwa strategi untuk
mencapai tujuan organisasi dijalankan secara ekonomis, efisian dan efektif. Pola pengendalian
organisasi tergatung pada jenis dan karakteristik organisasi. Organisasi sektor publik yang
sifatnya tiak mengejar laba serta adanya pengaruh politik yang besar, makaalatpengendaliannya
berupa peraturan birokrasi. Akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam pengendalian
organisasi yang mengkuantifikasi keseluruhan kinerja terutama dalam ukuran moneter. Informasi
akuntansi, umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial, sehingga memungkinkan
pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang akhirnya membentuk gambaran
kinerja organisasi secara keseluruhan.
kepada manajer level menengah dan bawah untuk dilaksanakan. Struktur organisasi
termanifestasi dalamenciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang
digunakan dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan
jumlah sumber daya yang digunkan, sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang
dihasilkan. Suatu struktur pusat pertanggungjawan harus mendukung pusat pertanggungjawaban
lainnya. Sehingga penggabungan aktivitas dari masing-masing pusat pertanggungjawaban seiring
dengan tujuan utama perusahaan.Dalam hal ini apapun aktivitas di perusahaan dapat mendukung
tercapainya tujuan perusahaan pada level yang lebih tinggi.
D. Anggaran Fleksibel Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Anggaran sebagai alat
perencanaan dan pengendalian, bisa dibagi menjadi dua model:
Anggaran tetap merupakan perencanaan biaya untuk jangka waktu tertentu dengan
jumlah dan tolok ukur lainnya disusun pada tingkat tertentu. Melalui anggaran tetap pelaksanaan
anggaran dibatasi untuk mengeluarkan biaya maksimal sebesar yang telah direncanakan.
Anggaran semacam ini cocok untuk biaya-biaya yang pengeluarannya sukar diperkirakan di
muka, seperti pengeluaran untuk riset dan pengembangan. Tentu saja anggaran semacam ini sulit
untuk ditentukan di muka sebab tidak seorang pun tahu kapan pengembangan atau riset untuk
produk baru menghasilkan output atau hasil akhir dan untuk kepentingan ini biaya berapa pun
tidak pernah akan cukup sehingga perlu dibatasi dengan jumlah anggaran maksimal yang bisa
dikeluarkan.
Anggaran fleksibel yang juga sering disebut anggaran variable merupakan anggaran yang
tolok ukur kegiatannya dibagi (dikelompokkan) pada berbagai tingkat kegiatan, setiap kegiatan
dianggarkan jumlah biaya yang sesuai dengan tingkat kegiatan tersebut.Jadi pada anggaran
fleksibel tolok ukur pengeluaran biaya tidak dibuat satu tingkat kegiatan saja seperti dalam
anggaran tetap.Sebagai contoh anggaran fleksibel biaya produksi.
Anggaran fleksibel biaya produksi bisa disusun untuk berbagai jenjang kegiatan misalnya
anggaran untuk 80%, 100% dan 120% kapasitas produksi. Dengan penyusunan anggaran biaya
pada berbagai jenjang, akan tampak biaya baik total maupun per satuan pada berbagai jenjang
kegiatan.
Contoh:
PT.ABADI FURNITURE Tbk, mempunyai informasi rencana pengeluaran biaya dan kapasitas
produksi dan operasi sebagai berikut.
Tabel 1.1
PT.ABADI FURNITURE TBK
ANGGARAN BIAYA DAN KAPASITAS PRODUKSI & OPERASI
Biaya Kapasitas 10.000 Unit
Bahan Baku 1.000.000.000
Upah Langsung 1.500.000.000
Biaya Overhead Variabel 1.250.000.000
Biaya Overhead Tetap 1.500.000.000
Biaya Pemasaran Variabel 750.000.000
Biaya Pemasaran Tetap 500.000.000
Biaya Administrasi & Umum Variabel 500.000.000
Biaya Administrasi & Umum Tetap 300.000.000
Biaya Operasi Lain-lain Variabel 600.000.000
Biaya Operasi Lain-lain Tetap 400.000.000
Jumlah 8.300.000.000
Per Unit 8.3000
Dari informasi biaya kapasitas produksi dan operasi tersebut, maka apabila disusun
anggaran tetap misalnya pada kapasitas 10.000 unit maka biaya yang direncanakan dikeluarkan
hanya pada kapasitas 10.000 unit tersebut. Sekarang apabila anggaran biaya produksi dan operasi
disusun berdasarkan anggaran fleksibel maka tolok ukur pengeluaran biaya didasarkan pada
berbagai jenjang kapasitas, misalnya kapasitas yang dianggarkan berdasar antara 8.000 - 12.000
dengan kapasitas normal diasumsikan sebesar 10.000 (10.000 dianggap 100%) maka anggaran
fleksibel disajikan sebagai berikut.
Tabel 1.2.
PT.ABADI FURNITURE TBK
ANGGARAN FLEKSIBEL BIAYA PRODUKSI DAN OPERASI
PERIODE 2015
Jenis Biaya Kapasitas
8.000 unit (80%) 10.000 unit 120.000 unit
(100%) (120%)
Biaya Variabel Bahan Baku 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000
Upah Langsung 1.200.000.000 1.500.000.000 1.800.000.000
Biaya Overhead 1.000.000.000 1.250.000.000 1.500.000.000
Biaya Pemasaran 600.000.000 750.000.000 900.000.000
Biaya 400.000.000 500.000.000 600.000.000
Administrasi &
Umum
Biaya Operasi 480.000.000 600.000.000 720.000.000
Lain-lain
Jumlah 4.480.000.000 5.600.000.000 6.720.000.000
Biaya Tetap Biaya Overhead 1.500.000.000 1.500.000.000 6.720.000.000
Pabrik
Biaya Pemasaran 500.000.000 500.000.000 500.000.000
Biaya 300.000.000 300.000.000 300.000.000
Administrasi &
Umum
Biaya Operasi 400.000.000 400.000.000 400.000.000
Lain-lain
Jumlah 2.700.000.000 2.700.000.000 2.700.000.000
7.180.000.000 8.300.000.000 9.420.000.000
PT ANGKASA
ANGGARAN BIAYA BULAN Mel 2015
DEPARTEMEN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
TBV Biaya Tingkat kegiatan
Jam Tetap 90% (Rp) 100% (RP) 110% (Rp) 120% (Rp)
(Rp) Per
Bulan
(Rp)
Biaya
Terkendali 900 - 13.500.000 16.200.000 18.900.000 21.600.000
3) Penganggaran Partisipatif
Partisipasi terdiri atas dua konsep, yaitu proses dan konten. Proses mengacu pada
tindakan untuk berpartisipasi. Konten mengacu pada tujuan bersama yang diinternalisasi oleh
setiap anggota kelompok. Hal itu menjadi salah satu aspek penting dalam proses penganggaran
karena dalam realitasnya anggaran yang sudah disahkan merupakan konsensus dan komitmen
bersama semua pihak dalam organisasi.
4) Standar Realistis
Jumlah yang dianggarkan akan digunakan sebagai pedoman kinerja. Oleh karena itu,
anggaran harus didasarkan pada kondisi yang ekspektasi yang realistik. Anggaran fleksibel dapat
digunakan untuk memastikan biaya dianggarkan dapat digunakan sebagai pembanding yang
setara dengan biaya sesungguhnya.
5) Keterkendalian Biaya
Biaya terkendali adalah biaya dapat dipengaruhi oleh manajer yang bersangkutan.
Menurut pandangan ini, manajer yang tidak dapat mengendalikan suatu biaya tidak boleh
dimintai tanggung jawab terhadap biaya tersebut.
6) Banyak Ukuran Kinerja
Organisasi sering melakukan kesalahan menggunakan anggaran sebagai satu-satunya
ukuran kinerja manajer. Penekanan yang berlebihan terhadap ukuran ini dapat mendorong
perilaku disfungsional yang disebut milking the firm atau rabun jauh (myopic). Perilaku rabun
jauh terjadi jika seorang manajer mengambil tindakan yang meningkatkan kinerja anggaran
dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang berpengaruh buruk terhadap perusahaan. Cara
terbaik untuk mencegah perilaku ini adalah dengan mengukur kinerja manajer berdasarkan
beberapa dimensi, termasuk atribut jangka panjang. Produktivitas, kualitas, dan perkembangan
karyawan merupakan contoh bidang kinerja lain yang perlu dievaluasi. Ukuran kinerja keuangan
penting, tetapi penekanan yang berlebihan terhadap ukuran tersebut dapat kontraproduktif