PHP/SITE/LOGOUT)
RINGKASAN FORMULIR
PURWA BURHANUDIN
PROGRAM MAGISTER DALAM NEGERI BEASISWA PRASEJAHTERA
Kode Registrasi 0006172/TRP/M/TM-AF-2023
Status Pendaftaran Lulus Seleksi Bakat Skolastik
Alamat Sesuai KTP/Identitas : Kp. Padasuka, RT.02/RW.11, Desa Situsaeur, Kec. Karangpawitan
Alamat Saat Ini : Kp. Padasuka, RT.02/RW.11, Desa Situsaeur, Kec. Karangpawitan
IPK : 3.99
Sosial Media
Mohon diperiksa agar semua tautan di bawah ini sudah mengarah pada laman pro5l masing-masing media sosial Anda. Jika belum benar, mohon
diperbarui pada laman Data Diri (/index.php/proXlUser/update).
INFORMASI KELUARGA
BAPAK
Pendidikan Bapak : SD
Pendapatan Bapak : 0
Alamat Bapak : Kp. Padasuka, RT.02/RW.11, Desa Situsaeur, Kec. Karangpawitan, Garut Jawa Barat-44182
IBU
Pendidikan Ibu : SD
Pendapatan Ibu : 0
Alamat Ibu : Kp. Padasuka, RT.02/RW.11, Desa Situsaeur, Kec. Karangpawitan, Garut Jawa Barat-44182
PASANGAN
Suami/Istri :
Nama Suami/Istri :
Pendidikan Suami/Istri :
Pekerjaan Suami/Istri :
Pendapatan Suami/Istri :
Alamat Suami/Istri :
Pertama, salah satu kekuatan yang saya miliki adalah memiliki kemampuan yang baik di bidang akademis maupun non akademis. Hal tersebut saya
buktikan di dalam kelas saya dapat menjadi Wisudawan Terbaik serta menjadi seorang pemimpin di berbagai
organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Kedua, saya memiliki kekuatan terlebih dalam kemandirian dan keberanian. Saya senantiasa memiliki
kecenderungan untuk tidak bergantung pada orang lain dan semangat pantang menyerah dalam menjalani kehidupan
Sebenarnya kegagalan saya lebih banyak dari pada keberhasilan saya. Namun, saya memiliki komitmen untuk terus berjuang dalam setiap proses.
Dengan kata lain, saya memiliki sifat yang gigih dan pantang menyerah.
Salah satu kelemahan yang saat ini masih saya usahakan dengan keras untuk menutupi agar tidak muncul ialah masih lemahnya melakukan komunikasi
secara tegas. Saya punya kecenderungan untuk terlalu seadaanya/jujur dan blak-blakan.
Kelemahan kedua saya adalah terkadang suka terburu-buru dan cenderung ingin cepat dalam mengerjakan tugas sesuatu. Misalnya, dalam kurun waktu
sehari atau rentang waktu tertentu, saya terlalu banyak taget/keinginan yang ingin saya capai
Padahal se yogyanya setiap manusia diberikan waktu yang sama yakni 24 jam/hari nya. Kelemahan ketiga saya adalah terkadang terlalu bersemangat
dan terlalu banyak mengambil tanggung jawab sehingga ujungnya terkadang menyulitkan diri sendiri
Namun, Insya Alloh sekarang akan jauh lebih matang dalam melihat sebuah tanggung jawab yang akan saya emban kedepanya.
PENGALAMAN MEMBANGGAKAN
Pengalaman yang paling membanggakan semasa hidup saya ialah ketika saya bersama teman-teman delegasi yang ada di Indonesia mengunjungi dan
memberikan motivasi kepada salah satu kampung imigran yang ada di sebuah kampung kecil ditengah kemegahan Ibu Kota Malaysia/Kuala Lumpur.
Tepatnya pada tahun 2019 silam, ketika saya terpilih menjadi salah satu dari delegasi SSN Goes to Asean dan mewakili Indonesia di ajang tersebut.
Setelah selesai melakukan study eksrusi di beberapa kampus disana, saya berkesempatan untuk mendatangi suatu kampung imigran yang notabene
diisi oleh para penduduk Indonesia bahkan beberapa Negara lain di Asia seperti Myanmar, Laos, Bangladesh dsb. Disana kita melakukan seperti halnya
mahasiswa KKN atau pengabdian. Singkat memang, hanya beberapa hari, namun kami mengupayakan untuk mengoptimalkan 3 proker yang cukup
besar. Antara lain : mengedukasi lewat Pendidikan kebangsaan, menggalakan dan kerja bakti membersihkan lingkungan yang kotor menjadi hijau, serta
membantu dalam memfasilitasi hak-hak dasar mereka seperti mendapatkan kehidupan serta Pendidikan yang layak dan lain sebagainya untuk
selanjutnya jadi bahan diskusi bersama kedutaan besar Indonesia untuk Malaysia, bahwa toh masih banyak masyrakat yang tidak mendapatkan hal yang
sama dikarenakan tidak memiliki tanda pengenal/kartu identitas, sehingga tentu menylitkan mereka dalam mengakses layanan Kesehatan secara gratis,
Pendidikan bahkan sampai bantuan sosial lainya. Disana, saya merasa menjadi manusia seutuhnya. Mengapa? Karena seyogyanya manusia terbaik itu
adalah manusia yang senantiasa bermanfaat untuk orang lain. Dan tentunya, saya pun ikut serta dadlam memberikan kesan bangga khususnya bagi
keluarga, lamamater dan kota saya, Garut.
RIWAYAT PEKERJAAN
Institusi Posisi Tahun Masuk Tahun Keluar Pendapatan
PENGALAMAN ORGANISASI
Jenjang
Pendidikan Organisasi Tahun Bulan Posisi
Luar Sekolah HMI CABANG GARUT 2023 Februari KETUA BIDANG PEMBINAAN ANGGOTA
Luar Sekolah HMI KOMISARIAT INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA 2022 September KETUA BIDANG PTKP/EKSTERNAL
Luar Sekolah BPL HMI CABANG GARUT 2022 Januari KETUA BIDANG PEMBINAAN
INSTRUKTUR DAN KURIKULUM
Luar Sekolah PAGUYUBAN DUTA BACA KABUPATEN GARUT 2022 Januari KETUA DEPARTEMEN ADVOKASI DAN
KEMITRAAN
Luar Sekolah PAGUYUBAN JABAR FUTURE LEADER JABAR INOVATION 2022 Januari STAFF DEPARTEMEN EKSTERNAL
FELLOWSHIP
Perguruan Tinggi ALIANSI LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA KABUPATEN 2022 Februari KETUA UMUM
GARUT
Perguruan Tinggi DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA KBM INSTITUT 2021 Juni KETUA UMUM
PENDIDIKAN INDONESIA
Perguruan Tinggi KOPERASI MAHASISWA IPI GARUT 2021 Juni KETUA PENGAWAS
Luar Sekolah HMI KOMISARIAT INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA 2021 September KETUA BIDANG PPPA/KADERISASI
Perguruan Tinggi LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) AT-TARBIYYAH IPI 2020 Juni KETUA DEPARTEMEN HUBUNGAN
GARUT MASYARAKAT
Perguruan Tinggi LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) AT-TARBIYYAH IPI 2019 Juni KETUA DEPARTEMEN SYIAR
GARUT
Perguruan Tinggi HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN POLITIK DAN 2019 Juni WAKIL KETUA UMUM
HUKUM
PRESTASI
Tahun Prestasi Tingkat
2022 JURI UTAMA LOMBA DEBAT KEBANGSAAN (OLPEK PPKN) ANTAR SISWA SMA/SEDERAJAT Nasional
2019 4TH RU DAN BEST INTELEGENCE PUTERA KAMPUS JAWA BARAT Nasional
2019 DELEGASI MAHASISWA INDONESIA DALAM AGENDA SSN GOES TO ASEAN DI MALAYSIA, SINGAPURA DAN THAILAND Internasional
BAHASA
Bahasa Skor Tahun SertiIkat Masa Berlaku
KRISIS IKLIM DAN ADAPTASI MITIGASI CLIMATE INSTITUTE DAN MENKUMHAM RI 2022-08-04
LATIHAN KETERAMPILAN MANAJEMEN MAHASISWA TINGKAT LANJUT DIRJEN DIKTI BELMAWA RI 2021-12-09
PENGALAMAN RISET
Tahun Judul Riset Sumber Dana
KARYA ILMIAH
Tipe Tahun Judul Penerbit/Jurnal/Media Tautan Publikasi Ilmiah
2022 PENYAJI JURNAL DI WEBINAR 4TH ANNUAL CIVIC EDUCATION CONFERENCE UPI BANDUNG Pembicara
2022 SPEAKER PADA ACARA ILMU KHAS INTERNATIONAL ACADEMIC DISCOURSES ILMU KHAS UNIVERSITY MALAYSIA Pembicara
SERIES (IKIADS) ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA
2022 LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN MAHASISWA STIKES KARSA HUSADA STIKES KARSA HUSADA Pembicara
2022 SHARING SEASON KAMPUS MENGAJAR DAN KELAS DEBAT HMI CABANG GARUT Pembicara
2021 PO LKM KBM IPI GARUT SELURUH HIMPUNAN KBM IPI Pembicara
GARUT
2021 PUBLIC SPEAKING AND PERSONAL BRANDING BEM JBM IPI Pembicara
2020 SEMINAR INTERNASIONAL "JOURNEY AND ETCH EMPHATY FOR NATIONAL UNIVERSITY OF Peserta
SDG'S SINGAPORE
2020 SEMINAR INTERNASIONAL "OPTIMIZING EDUCATION THROUGH SDG- UNIVERSITY OF MALAYA Peserta
S"
PENGHARGAAN
Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi
2021 PEMENANG PENGANUGERAHAN PEMUDA PELOPOR BERPRESTASI KATEGORI KEPEMIMPINAN DAN PEMERINTAH KABUPATEN
ORGANISASI GARUT
2019 PESERTA TERBAIK INTERMEDIATE TRAINING HIMOUNAN MAHASISWA ISLAM TINGKAT NASIONAL PB HMI
PEMBERI REKOMENDASI
Instansi Jabatan Handphone
Nama Pemberi Pemberi Pemberi Pemberi Email Pemberi Bulan Tahun
Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi Penerbitan Penerbitan
Dr. Nizar Alam Institut Pendidikan Rektor Institut 081320441245 nizarhamdani@yahoo.com Februari 2023
Hamdani, M.M., M.T., Indonesia Pendidikan (tel:081320441245)
M.Si., M.Kom Indonesia
DOKUMEN
Surat Rekomendasi dari Tokoh Masyarakat atau
DOWNLOAD (/INDEX.PHP/LIHATDETAIL/GETDOKUMENPENDAFTARAN/2158502)
Akademisi
ESSAY
Komitmen kembali ke Indonesia, rencana pasca studi, dan rencana kontribusi di Indonesia
Purwa Burhanudin
Sejak duduk di bangku SMP, saya sudah tertarik dengan bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Oleh karena itu, keputusan saya
untuk berkuliah di program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Institut Pendidikan Indonesia bukanlah suatu bentuk pelarian karena tidak
bisa menempuh pendidikan di jurusan lainya. Semasa kuliah, saya pernah mengikuti beberapa organisasi di dalam dan luar kampuss. Di dalam kampus,
saya pernah menjadi Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Politik dan Hukum (HIMADIKPOLKUM), Ketua Departemen HUMAS 2 periode
Lembaga Dakwah Kampus, Ketua Pengawas KOPMA STKIP-IPI, hingga pada puncaknya dapat menjadi Ketua Umum DPM KBM IPI. Adapun di luar
kampus, saya aktif berkegiatan di beberapa organisasi, diantaranya menjadi Ketua Bidang PPPA/Kaderisasi 2 periode Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Komisariat IPI, Ketua Bidang Pembinaan Instruktur dan Kurikulum BPL HMI Cabang Kabupaten Garut, Ketua Departemen Internal Duta Baca Kabupaten
Garut, pengurus Paguyuban Duta Baca Jawa Barat, dan puncaknya menjadi Ketua Umum Aliansi Lembaga Legislative Mahasiswa Garut serta Menjadi
Ketua Bidang Pembinaan Anggota (PA) HMI Cabang Garut.
Meskipun demikian, hal itu tidak membuat saya lalai terhadap kewajiban akademik saya, saya berhasil menyelesaikan pendidikan dengan kurun
waktu 3,5 tahun dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,99. Selain itu, dalam bidang non-akademik, saya juga pernah memenangi belasan lomba baik
tataran Regional, Nasional hingga Internasional di bidang Duta/Ambasador ( Duta GenRe, Duta Baca, Duta Pendidikan dan Putera Kampus Jawa Barat),
bidang Debat ( Debat antar mahasiswa program studi, kabupaten dan KDMI). Atas Raihan semuanya tersebut saya pernah dianugerahi penghargaan
Mahasiswa Berprestasi IPI 3 Tahun berturut-turut sekaligus mengantarkan saya mendapatkan penghargaan Pemuda Pelopor kategori Kepemimpinan
Pemuda dan Organisasi tingkat Kabupaten Garut, serta pada puncaknya saya dapat terpilih menjadi delegasi pemuda Asean di Singapura, Malaysia dan
Thailand.
Terdapat dua masalah mendesak yang sedang dihadapi oleh lingkungan saya saat ini, termasuk Indonesia secara umum, yakni tingkat literasi serta
kurangnya kesadaran dalam mencintai diri sendiri (self love) dan motivasi belajar peserta didik. Dewasa ini, literasi tidak hanya diartikan sebagai
kecakapan-kecakapan umum lainya. Menurut United Nations Educational, Scientiac, and Cultural Organization (UNESCO), untuk mengarungi kehidupan
abad 21, masyarakat dunia setidaknya harus menguasai enam jenis literasi dasar, yaitu literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, budaya, dan
anansial. Namun, sebelum melangkah lebih jauh, literasi baca tulis merupakan sebuah kunci utama. Sebagai gambaran, berdasarkan hasil pengamatan
saya sendiri di Kampus Institut Pendidikan Indonesia tempat saya berkuliah saya, pada 2019, para mahasiswa di sana hanya membaca sekitar empat-
lima buku dalam setahun. Angka tersebut jauh lebih rendah dari rata-rata buku yang dibaca oleh masyarakat Indonesia secara umum, yakni sekitar lima-
sembilan buku (2018).
Untuk memperbaiki permasalahan tersebut, menurut saya, salah satu solusi yang dapat dilaksanakan ialah dengan cara mendistribusikan bahan bacaan
ke perpustakaan-perpustakaan sekolah dan komunitas-komunitas baca yang ada dilingkunagan saya salah satunya di Kecamatan Karangpawitan dan
Kampus Institut Pendidikan Indonesia. Berangkat dari pandangan itulah, pada 2019, saya menggagas sebuah gerakan bernama POSIL (Pojok Surya
Iklimkan Literasi) pada tahun 2019-2020 POSIL (Pojok Surya Iklimkan Literasi) berhasil menyalurlakan lebih dari 2000 eksemplar buku (novel, kumpulan
cerpen, eksiklopedia, majalah dan sebagainya) ke sejumlah perpustakaan seperti Madrasah Babussalam yang terdapat di Kecamatan Wanaraja,
Perpustakaan IPI, serta Taman Baca Mahasiswa HIMADIKPOLKUM. Dalam praktiknya, gerakan POSIL (Pojok Surya Iklimkan Literasi) ini tidak hanya
bekerja untuk menyalurkan bahan bacaan, tapi juuga terlibat dalam perancangan program membaca yang akan diterapkan termasuk masyarakat disana
dalam agenda pengabdian.
Masalah mendesak kedua yang sedang terjadi di lingkungan saya bahkan negara Indonesia ialah kurangnya kesadaran dalam mencintai diri sendiri (self
love) dan motivasi belajar terkhusus pada peserta didik yang duduk di bangku sekolah baik SMP/sederajat maupun SMA/sederajat. Tak dapat dipungkiri,
pandemi telah berdampak sangat besar. Menurut temuan awal dari survei internasional terhadap anak-anak dan orang dewasa di 21 negara yang
dilaksanakan oleh UNICEF dan Gallup hasilnya disajikan sekilas di dalam laporan The State of the World’s Children 2021 terdapat median 1 dari 5 anak
muda usia 15-24 tahun yang di dalam survei yang menyatakan mereka sering merasa depresi atau rendah minatnya untuk berkegiatan.
Memasuki tahun ketiga pandemi COVID-19, dampak pandemi terhadap kesehatan dan kesejahteraan mental anak-anak dan orang muda terus
memburuk. Data terkini dari UNICEF menunjukkan bahwa, secara global, setidaknya 1 dari 7 anak mengalami dampak langsung karantina, sementara 1,6
miliar anak terdampak oleh terhentinya proses belajar mengajar. Gangguan terhadap rutinitas, pendidikan, rekreasi, serta kecemasan seputar keuangan
keluarga dan kesehatan membuat banyak anak muda merasa takut, marah, sekaligus khawatir akan masa depan mereka. Contohnya adalah hasil dari
survei daring di Tiongkok pada awal tahun 2020 yang dikutip di dalam The State of the World’s Children, yang mengindikasikan bahwa sekitar sepertiga
responden merasa takut atau cemas.
Melihat permasalahan tersebut diatas, saya sebagai calon pendidik/guru dituntut untuk membuat sebuah inovasi dalam permbelajaran guna
meningkatan motivasi dan Kesehatan mental yang diakibatkan oleh tidak percaya diri nya siswa (un-self love) tepatnya di semester 7 saya melakukan
penelitian yang saya abadikan dalam bentuk tugas akhir saya (skripsi) yang berupa motode pembelajaran yang berbasis Mental Health. Metode
pembelajaran berbasis Mental Health ini terasa sangat penting untuk diterapkan dilingkungan pendidikan, terlebih bagi peserta didik yang masih duduk di
bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat. Hal tersebut berkaitan erat dengan survey yang dilakukan UNICEF dan Gallup dimana 20% anak
muda usia 15-24 tahun yang sering mengalami depresi atau rendah minatnya dalam berkegiatan. Dengan dimulai diterapkan di bangku SMP, besar
harapan peneliti untuk dapat meningkatkan motivasi dalam belajar PPKn dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis Mental Health.
Pada penilitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kondisi motivasi setelah diberikan perlakuan Metode Pembelajaran Berbasis
Mental Health peserta didik sebesar 31%. Hal tersebut didasarkan pada hasil perhitungan data secara manual dimana kondisi sebelum mendapatkan
perlakuan (Pretest) sebesar 65% dengan kategori “Cukup” dan setelah mendapatkan perlakuan (Posttest) sebesar 96% dengan kategori “Sangat baik”.
Selanjutnya hasil olah data kondisi motivasi peserta didik dengan menggunakan SPSS pula menunjukan bahwasanya terdapat pengaruh yang signiakan
dari adanya penerapan metode pembelajaran berbasis mental health dalam meningkatkan motivasi peserta didik.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, saya memutuskan untuk mengabil program studi Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan
Indonesia sebagai pilihan pertama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pilihan kedua dan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Universitass Pendiidkan Indonesia sebagai pilihan ketiga. Dari segi mata kuliah, saya merasa tertarik dengan mata kuliah-mata
kuliah yang ditawarkan oleh program studi Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia, seperti Filsafat dan Teori Politik,
Perbandingan Sistem Politik, Filsafat Ilmu, dan Landasan Pedagogik. Selain it, saya juga tertarik dengan minat penelitian dosen sekaligus Kepala Prodi
disana yakni Prof. Dr. Cecep Dermawan, M.Pd yang secara santai namun mendalam membahas suatu materi dalam seminar nasional nya.
Di masa depan, saya bermimpi jika seluruh masyarakat Indonesia bisa memiliki akses yang seluas-luasnya terhadap pendidikan tinggi, termasuk bagi
mereka yang memiliki keterbatasan dalam bidang ekonomi. Sebab, bagaimanapun juga, hal tersebut telah diamanati oleh Undang-undang dasar 1945
pasal 31 ayat 1 dan 2, bahwa (1) setiap warga negara berhak atas pendidikan dan (2) pemerintah wajib untuk mebiayainya.
Mimpi saya tersebut bukan berangkat dari kekosongan belaka. Dalam konteks ini, saya percaya, bahwa pendidikan merupakan jalan terbaik untuk
mengatasi berbagai persoalan yang sedang dan akan terjadi di Indonesia, termasuk masalah sosial dan ekonomi. Itulah mengapa, saya memutuskan
untuk terlibat langsung dalam upaya perbaikan iklim pendidikan di lingkungan saya
sejak lama. Lebih khusus, dalam bidang pendidikan tinggi sendiri, sejak dinyatakan lolos di program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IPI
Garut pada 2018 saya sudah sering mengadakan sesi diskusi dengan adik-adik kelas saya di SMA, mulai dari pengalaman mengikuti perlombaan dan
ajang berbakat lainnya, tips dan trik berprestasi di dalam maupun luar kelas, hingga pendampingan persiapan masuk perguruan tinggi dengan ikut terjun
secara langsung dalam membantu meloloskan program KIP kuliah di kampus Institut Pendidikan Indonesia.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita terbukanya akses pendidikan tinggi untuk seluruh masyarakat Indonesia di atas, saya setidaknya akan
melaksanakan tiga peran. Pertama, terus menjalankan program pendidikan yang telah digagas oleh beberapa program di organisasi yang tentu saya
pimpin dan organisasi lainya yang saya arahkan. Hal ini berangkat dari kesadaran bahwa cita-cita terbukanya akses pendidikan tinggi merupakan cita-cita
lanjutan dari program pendidikan dasar. Kedua, menjadi dosen. Sejak SMA, saya sudah bercita-cita menjadi seorang dosen. Namun, selain mengajar di
kelas, dengan keilmuan yang saya miliki di bidang PKn, saya juga bisa berperan aktif dalam upaya memajukan daerah saya sendiri, mulai dari kegiatan
riset dalam bidang PKn, ngobrol nasionalisme, bedah buku dan literasi. Ketiga, mendirikan Rumah Beasiswa (rencana 10 -15 tahun ke depan). Cita-cita
tersebut didasari oleh pengalaman saya sendiri, bahwa ternyata, banyak masyarakat di lingkungan saya yang menganggap program beasiswa seperti
Bidikmisi atau KIP-Kuliah sebagai sebuah mitos belaka. Selain persoalan rumitnya proses administrasi, beasiswa Bidikmisi atau KIP-Kuliah (termasuk
beasiswa lainnya) tersebut baru akan diperoleh ketika kegiatan perkuliahan telah berlangsung. Adapun untuk biaya pertama, mereka harus
menanggungnya lebih dahulu itulah yang memberatkan mereka.
Berangkat dari temuan itulah, saya termotivasi untuk mendirikan Rumah Beasiswa yang dapat menutupi biaya pertama para mahasiswa baru yang
kurang mampu. Dalam benak saya, beasiswa tersebut bersumber dari Rumah Baca yang nanti akan saya dirikan. Selain sebagai tempat membaca dan
toko buku, Rumah Baca tersebut juga akan dilengkapi dengan fasilitas pemesanan makanan dan minuman, souvenir, alat tulis, dan sebagainya. Desain
tersebut terinspirasi dari konsep toko buku Kineruku di Bandung, Jawa Barat. Selain program beasiswa, keuntungan yang diperoleh dari Rumah Baca
tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk program-program sosial lainnya, seperti bimbingan belajar, kursus bahasa, pendampingan program beasiswa
(seperti KIP-Kuliah dan LPDP), dan sebagainya.
Saya percaya, bahwa perubahan besar pasti berasal dari pribadi yang juga besar. Artinya, untuk mewujudkan cita-cita besar saya tersebut, saya harus
terus berproses untuk menjadi besar. Lalu, di sisi lainnya saya juga percaya, bahwa ada banyak jalan yang dapat saya tempuh untuk menggapai setiap
cita-cita saya tersebut. Akan tetapi, untuk saat ini, saya meyakini jika salah satu jalan itu ialah terus menimba ilmu di perguruan tinggi, dan untuk itu, saya
memerlukan program beasiswa yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini.
(https://www.facebook.com/LPDPKemenkeu/)
(https://twitter.com/LPDP_RI)
(https://www.instagram.com/LPDP_RI/)
(https://www.youtube.com/channel/UCLWpsuqDrJ19mTZV
(https://www.linkedin.com/company/lembaga-
pengelola-dana-
pendidikan/)