Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN PROPOSAL

Program Nasional yang dicanangkan pemerintah adalah Program Indonesia Sehat


dengan pendekatan keluarga (PIS-PK). Program indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga bertujuan untuk mengetahui indeks Keluarga sehat dengan pendekatan 12
indikator. Salah satu indikator untuk menilai penyakit tidak menular adalah penyakit
Hipertensi. Di kabupaten Banyuwangi yang menderita Hipertensi sebanyak 70.829 Jiwa
dan penderita Hipertensi yang berobat teratur hanya 16.531 jiwa atau sekitar 23,34%
yang berobat dan terpantau secara teratur. Di wilayah Puskesmas Singotrunan yang
terdiri dari 7 kelurahan hanya ada 747 penderita hipertensi yang berobat teratur yaitu
dari 2324 penderita atau 32,14 %. (sumber data : data Nasional Keluarga Sehat 2019).

Berdasarkan data PIS PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga),


jumlah temuan penderita hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Singotrunan
yaitu 2324 jiwa dan hanya 747 jiwa yang mampu mengakses pelayanan kesehatan
maupun tenaga kesehatan. Permasalahan lainnya adalah sulitnya akses bagi penderita
hipertensi yang lansia (lanjutusia) maupun yang memiliki kecacatan post stroke.Adanya
antrian layanan kesehatan yang terlalu panjang di Puskesmas Singotrunan membuat
pasien hipertensi yang mayoritas tidak memiliki keluhan tidak mau/malas untuk berobat.
Selain itu, pengobatan penderita hipertensi dan diabetes membutuhkan jangka waktu
yang lama sehingga diperlukan suatu inovasi agar penderita hipertensi dan diabetes
tetap terkontrol pengobatannya.

Oleh sebab itu inovasi ini diperlukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan


tersebut.

Sejauh ini program kesehatan cenderung berjalan sendiri-sendiri. Sehingga informasi


dan daya ungkit Program Nasional tampak kurang memiliki daya ungkit.Inovasi ini
selaras dengan Program Posbindu PTM (Pos Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak
Menular) dan Perkesmas (Perawatan Kesehatan Masyarakat)sekaligus bagian dari
intervensi PIS PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga).Posbintu
PTM dan PIS PK bertujuan menjaring/deteksi dini penderita hipertensi dan diabetes
baru sedangkan Perkesmas untuk mengunjungi penderita yang tidak bisa hadir ke
pelayanan kesehatan

SIGNIFIKASI (ARTI PENTING)

Jelaskan bagaimana inisiatif ini berperan penting dalam mengatasi


kekurangan/kelemahan tata kelola, administrasi umum atau pelayanan publik di
suatu Negara atau wilayah tertentu. Inisiatif tersebut harus berdampak positif
terhadap kelompok-kelompok penduduk, termasuk kelompok yang rentan (yaitu
anak-anak, perempuan, orang tua, orang cacat, dll) dalam konteks Negara atau
wilayah anda

Jawaban:

Sebelum dilaksanakan inovasi:

1. Penderita Hipertensi tidak terpantau dan termonitor secara rutin.


2. Penderita sulit di monitor dan di evaluasi bila penderita pindah tempat
periksa/kontrol.
3. Jumlah obat yang didapat, kapan harus diminum, sisa obat dan kapan harus
kembali kontrol tidak bisa dipantau oleh orang terdekat penderita.

Sesudahdilaksanakaninovasi:

1. Adanya “kader PITA SI DIA”untuk selalu mengingatkan penderita hipertensi dan


diabetes untuk rutin minum obat, berpola hidup sehat dan kontrol di layanan
kesehatan.
2. Penderita bisa di monitoring dan di evaluasi oleh tenaga kesehatan siapa saja
dan dimana saja dengan menggunakan “kartu pintar PITA SI DIA”
3. Jumlah obat yang didapat, kapan harus diminum, sisa obat dan kapan harus
kembali kontrol dapat dipantau melalui “kartu pintar PITA SI DIA”

INOVASI
Jelaskan mengapa inisiatif ini inovatif dalam konteks Negara atau wilayah anda

Jawaban:

PITA SI DIA (Peduli Penderita Hipertensi dan Diabetes) merupakan bentuk


kepedulian yang melibatkan penderita untuk berperan aktif dalam
edukasi/pendampingan bagi sesama penderita hipertensi dan diabetes yang baru
didiagnosa maupun yang lama didiagnosa menderita penyakit tidak menular ini. Karena
jumlah penderita yang banyak di temukan di wilayah kerja Puskesmas Singotrunan.

Jelaskan apakah inovasi ini asli atau apakah itu merupakan adaptasi/ modifikasi/
replikasi dari konteks lain

Jawaban:

Inovasi PITA SI DIA ini inovasi original yang belum diterapkan didaerah lain.
Pendekatan yang dilakukan :

1. Membentuk “Kader PITA SI DIA” yaitu salah satu penderita


hipertensi/diabetes yang sudah berobat teratur dan sukarela memantau
penderita hipertensi/diabetes disekitarnya.
2. Membuat “Kartu Pintar PITA SI DIA” yaitu kartu yang memberikan
informasi mengenai identitas pasien dan catatan pemeriksaan pasien
untuk digunakan memonitor pasien pada kunjungan selanjutnya serta
untuk memudahkan komunikasi, monitoring dan evaluasi antar nakes.
3. Mengadakan pelayanan kesehatan khusus pasien hipertensi dan diabetes
sesuai standar di Pustu Pengantigan dan Pustu Mandar setiap 2 minggu
sekali untuk memutus antrian di Puskesmas Singotrunan.

Anda mungkin juga menyukai