Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

ANALISIS ISU INSTANSI

Disusun Oleh :

Nama : dr. Septri Acme Yuna Br Ginting


Pangkat/ Golongan : Penata Muda Tk. I/ III-B

NIP : 199409192020122004

Nama Pengampu : Dr. Hironymus Ghodang, S.Pd., M.Si

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI SUMATERA UTARA

MEDAN 2022
I. LATAR BELAKANG

Pada tahun 2020, Penulis dinyatakan lulus Ujian Calon Pegawai Negeri Sipil pada
Unit Pelaksana Tugas Puskesmas Simpang Dolok Kabupaten Batubara sebagai Calon Ahli
Pertama Dokter. Dengan membawa semangat Marsipature Hutana Be yang penulis rasakan,
penulis bertekad untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Batubara pada umumnya
dan khususnya Kecamatan Datuk Lima Puluh.

Sebagai seorang dokter, Penulis melaksanakan fungsinya sesuai 4 Pilar Pelayanan


Kesehatan yaitu Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif di Puskesmas Simpang dolok.
Hal tersebut juga sejalan dengan Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas. Dimana
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya Kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif.

Selama menjadi dokter di Puskesmas Simpang dolok, penulis telah banyak melakukan
kegiatan – kegiatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Dalam hal
promotive, penulis secara aktif mengajak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Simpang dolok secara perorangan maupun kelompok. Penulis juga
mengajak kelompok lansia dan pengidap penyakit tidak menular untuk mengikuti senam
Prolanis. Penulis juga gencar melakukan edukasi – edukasi terkait Kesehatan terutama
mengenai Covid – 19 untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus. Dalam hal preventif, Penulis
ikut turun langsung dalam melakukan Vaksinasi Covid – 19 di seluruh wilayah kerja
Puskesmas Simpang dolok bahkan diperbantukan hingga ke seluruh wilayah Kabupaten
Batubara. Kuratif sudah menjadi kegiatan utama harian Penulis di Puskesmas Simpang dolok.
Memberikan pelayanan di Poliklinik umum, kesehatan ibu dan anak, maupun ruang tindakan
merupakan tugas utama penulis sebagai seorang dokter. Dalam hal rehabilitasi, penulis secara
aktif memberikan layanan rehabilitasi medik dan sosial sederhana kepada pasien – pasien
pasca stroke dan penyakit syaraf lain, pasca tindakan medik, pasien dengan penyakit paru
obstruktif menahun dan sebagainya.

Hal tersebut di atas juga sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter
dan Angka Kreditnya, rincian kegiatan jabatan Dokter Pertama yaitu :

1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama


2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
tingkat sederhana
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20. Melakukan penyuluhan medik
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25. Menguji kesehatan individu
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29. Menjadi saksi ahli
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana
Puskesmas Simpang Dolok dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yaitu dr. Heliana
yang dilantik pada April 2021 lalu yang juga merupakan mentor dan pembimbing penulis
dalam menjalankan tugas – tugas pokok dan fungsi penulis sebagai seorang pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Simpang Dolok. Dengan semangat perubahan dan perbaikan, beliau
membimbing penulis untuk memberikan pelayanan Kesehatan yang prima.
Puskesmas Simpang Dolok, Kecamatan Datuk Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara
merupakan penyelenggara pelayanan publik yang berupaya dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat secara optimal. Dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat diperlukan adanya kerjasama antara petugas kesehatan dengan masyarakat dalam
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang baik. Akan tetapi harapan tersebut tidak
berjalan sesuai dengan faktanya. Hal ini dikarenakan banyaknya kendala, hambatan, dan
tantangan, baik dari segi pihak puskesmas sendiri maupun dari pasien dan masyarakat. Dari
masalah-masalah yang ada maka beberapa isu yang akan diangkat adalah :

1. Kurangnya kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas


Simpang Dolok. Mengkonsumsi obat antihipertensi merupakan salah satu cara untuk
mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi dan mencegah terjadinya komplikasi
seperti penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, kepatuhan minum obat
antihipertensi merupakan hal yang harus diperhatikan dalam mencegah komplikasi
penyakitnya.

Series 1
80

70

60

50

40

30

20

10

0
Jumlah pasien hipertensi Jumlah pasien hipertensi
yang rutin minum obat

Series 1

Gambar 1.1 Grafik perbandingan jumlah pasien hipertensi dengan yang


mengkonsumsi obat hipertensi. (Sumber : Program PTM)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari seluruh pasien hipertensi di Puskesmas
Simpang Dolok ditemukan ada 76 orang pasien hipertensi dan hanya 25 orang yang
mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan pasien tentang penanganan hipertensi dan akibat tidak mengkonsumsi obat
antihipertensi.

2. Kurangnya minat masyarakat untuk vaksinasi booster COVID-19 di wilayah


kerja Puskesmas Simpang Dolok
Vaksinasi booster COVID-19 adalah salah satu upaya untuk meningkatkan antibodi
sehingga dapat menekan risiko penularan COVID-19 serta mengurangi angka
kesakitan dan kematian akibat COVID-19. Namun beberapa bulan terakhir banyak
beredar berita hoax tentang keamanan dan efek samping dari vaksin COVID-19 yang
menyebabkan berkurangnya minat masyarakat untuk mendapat vaksinasi booster.

Gambar 1.2 Kegiatan vaksinasi di Desa Empat Negeri dengan menurunnya jumlah
sasaran yang hadir (Sumber : Dokumentasi Tim Vaksinasi)
Gambar 1.3 Kegiatan vaksinasi di Desa Lubuk Besar dengan penurunan jumlah
sasaran yang hadir. (Sumber : Dokumentasi Tim Vaksinasi
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa kurangnya minat masyarakat
untuk vaksinasi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Simpang Dolok. Hal ini perlu
menjadi perhatian mengingat vaksinasi ini bertujuan untuk mengurangi angka
kesakitan dan kematian akibat COVID-19.
3. Kurangnya ruangan khusus untuk melakukan pemeriksaan visus mata di
Puskesmas Simpang Dolok
Pemeriksaan visus mata yang selama ini dilakukan di Puskesmas Simpang
Dolok hanya dilakukan diruang tunggu pasien yang cukup sempit dan membuat
pasien merasa tidak nyaman untuk dilakukan pemeriksaan visus. Hal ini disebabkan
karena kurangnya ruangan pemeriksaan di Puskesmas Simpang Dolok.
Gambar 1.4 Ruang tunggu pasien yang dijadikan untuk ruangan pemeriksaan visus
mata

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penggunaan ruang tunggu pasien
sebagai ruang pemeriksaan visus mata. Hal ini harus menjadi perhatian agar dapat
memberikan kenyamanan pada pasien dan petugas yang memeriksanya sehingga bisa
mengurangi kesalahan dari hasil pemeriksaan.

4. Belum optimalnya  penurunan angka stunting di wilayah kerja Puskesmas


Simpang Dolok
Stunting menurut Peraturan Presiden nomor 27 tahun 2021 adalah gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar
yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari
dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak.
Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak
maksimal. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kabupaten Batu
Bara tahun 2021 menunjukkan bahwa prevalensi Stunting 31, 88%.
Tabel 1.1 Prevalensi Balita Stunting di Kabupaten Batu Bara Bulan April 2022

(Sumber : Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara)

Dari hasil pengukuran dan pengentryan data balita bulan April tahun 2022,
didapatkan prevalensi balita yang stunting di wilayah kerja Puskesmas Simpang
Dolok adalah 14,75 %. Hal ini harus menjadi perhatian karena apabila terus dibiarkan
tanpa penanganan yang optimal akan dapat mempengaruhi kecerdasan anak.
5. Belum lengkapnya pengisian vital sign pada berkas rekam medis pasien di
Puskesmas Simpang Dolok
Rekam medis dalam sarana pelayanan kesehatan mempunyai peranan penting dalam
memberikan informasi dan dapat melaksanakan kegiatan untuk melakukan pencatatan
dan pendokumentasian terhadap berkas rekam medis pasien. Rekam medis
keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese,
penentuan, fisik laboratorium, diagnosa dan segala tindakan medis yang diberikan
kepada pasien baik rawat inap, rawat jalan, maupun darurat. Ketidaklengkapan
pengisian berkas rekam medis merupakan masalah yang penting karena berpengaruh
terhadap mutu pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang terkait.
Gambar 1.5 Berkas rekam medis yang tidak lengkap pengisian tanda-tanda vitalnya.

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa masih belum lengkapnya pengisian berkas rekam
medis pasien terkhususnya pada bagian tanda vital. Hal ini harus dijadikan perhatian karena
apabila pengisian berkas rekam medis tidak lengkap dapat berdampak pada mutu pelayanan
kesehatan karena ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medik dapat mempersulit tenaga
medis yang menangani pasien dalam melihat riwayat pemeriksaan sebelumnya sehingga
berpengaruh juga dalam mengontrol penyakit pasien dan keberhasilan pengobatannya.
II. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN ISU

No Isu Sumber Isu Penyebab Isu


.
1. Kurangnya kepatuhan minum obat 1. Petugas medis 1. Rendahnya tingkat
pada pasien hipertensi di Puskesmas 2. Pasien pengetahuan pasien
Simpang Dolok tentang hipertensi
2. Jauhnya jarak
tempuh pasien untuk
berobat ke Puskesmas
3. Kurangnya
partisipasi petugas
posbindu PTM
sebagai pengawas
minum obat pasien
hipertensi

2. Kurangnya minat masyarakat untuk 1. Petugas Medis 1. Keraguan


vaksinasi booster COVID-19 di 2. Dinas masyarakat akan
wilayah kerja Puskesmas Simpang Kesehatan keamanan dan efek
Dolok samping vaksin
booster yang berbeda
dari vaksin
sebelumnya yang
diketahui
informasinya dari
berita hoax
2. Adanya riwayat
keluhan yang muncul
pada vaksin
sebelumnya yang
dirasakan oleh pasien
3. Syarat perjalanan
yang dilonggarkan
3. Kurangnya ruangan khusus untuk 1. Petugas medis 1. Perlunya suasana
melakukan pemeriksaan visus mata di 2. Pasien nyaman dan tenang
Puskesmas Simpang Dolok untuk pemeriksaan
mata
2. Pentingnya ruangan
sesuai standart dalam
menjamin mutu
pelayanan
3. Ketidakpuasan
pasien ketika
mendapatkan resep
kacamata
4. Belum optimalnya  penurunan angka 1.Petugas medis 1.Kurangnya
stunting di wilayah kerja Puskesmas 2.Dinas kemampuan petugas
Simpang Dolok Kesehatan dalam mengedukasi
keluarga anak yang
stunting
2.Kurangnya
pengetahuan keluarga
tentang stunting
3.Kurangnya
perhatian lintas sektor
dan lintas program

5. Belum lengkapnya pengisian vital sign 1.Petugas medis 1.Sebagian alat


pada rekam medis pasien di 2.Petugas Rekam pemeriksaan vital sign
Puskesmas Simpang Dolok Medis rusak
3.Petugas BPJS 2.Kurangnya
4.Pasien kepatuhan petugas
dalam mengisi rekam
medis
3.Kurangnya sikap
saling mengingatkan
antar sesama petugas
Tabel 2.1 Identifikasi, Sumber Isu dan Penyebab Isu

Untuk menentukan isu terpilih, selanjutnya penulis akan menggunakan metode APKL
dan USG yang nantinya akan melahirkan solusi dan gagasan kreatif untuk mengatasi
permasalahan tersebut.

Metode APKL merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji
kelayakan suatu isu yang artinya :

1. Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan
sedang menjadi pembicaraan orang banyak.
2. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya.
3. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak.
4. Kelayakan, artinya isu bersifat zlogis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab.

Agar dapat dianggap kriteria memenuhi maka semua poin APKL terhadap isu harus
terpenuhi.

Untuk menentukan isu yang memenuhi kriteria APKL dari 5 isu atau permasalahan
yang telah diidentifikasi, dapat dilihat pada tabel berikut :

No ISU A P K L Keterangan
.
1. Kurangnya kepatuhan minum obat pada √ √ √ √ Memenuhi
pasien hipertensi di Puskesmas Simpang
Dolok

2. Kurangnya minat masyarakat untuk √ √ √ √ Memenuhi


vaksinasi booster COVID-19 di wilayah
kerja Puskesmas Simpang Dolok

3. Kurangnya ruangan khusus untuk √ √ x √ Tidak Memenuhi


melakukan pemeriksaan visus mata di
Puskesmas Simpang Dolok

4. Belum optimalnya  penurunan angka √ √ √ √ Memenuhi


stunting di wilayah kerja Puskesmas
Simpang Dolok

5. Belum lengkapnya pengisian vital sign √ √ x √ Tidak Memenuhi


pada rekam medis pasien di Puskesmas
Simpang Dolok

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa isu :

1. Kurangnya kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Simpang


Dolok
2. Kurangnya minat masyarakat untuk vaksinasi booster COVID-19 di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Dolok
3. Belum optimalnya  penurunan angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Simpang
Dolok

Mendapatkan kriteria memenuhi karena terpenuhinya ke 4 unsur APKL. Sedangkan isu


kurangnya ruangan khusus untuk melakukan pemeriksaan visus mata di Puskesmas Simpang
Dolok tidak mendapatkan kriteria memenuhi. Isu belum lengkapnya pengisian vital sign pada
rekam medis pasien di Puskesmas Simpang Dolok juga tidak mendapat kriteria memenuhi.
Namun kiranya perbaikan kedepan diperlukan untuk mengejar tercapai sasaran.

Langkah selanjutnya untuk menetapkan isu terpilih adalah dilakukan analisis isu
dengan metode USG. Metode USG adalah salah satu metode yang digunakan untuk
Menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya adalah dengan menentukan
tingkat urgensitas masalah ( U ), tingkat keseriusan ( S ) dan tingkat pertumbuhan masalah ( G
) dengan menentukan skala 1 – 5 yaitu (1) tidak mendesak/ serius/ berdampak, (2) kurang
mendesak/ serius/ berdampak, (3) cukup mendesak/ serius/ berdampak, (4) mendesak/ serius/
berdampak dan (5) sangat mendesak/ serius/ berdampak. Isu yang memiliki total skor
tertinggi merupakan isu prioritas.
Dengan metode tersebut maka dapat dibuat table penentuan isu terpilih sebagai
berikut:

Tabel 2.2 Skrining Isu Metode USG

No. Isu U S G SKOR


1. Kurangnya kepatuhan 5 5 5 15
minum obat pada
pasien hipertensi di
Puskesmas Simpang
Dolok

2. Kurangnya minat 5 4 4 13
masyarakat untuk
vaksinasi booster
COVID-19 di wilayah
kerja Puskesmas
Simpang Dolok

3. Belum optimalnya 4 4 4 12
penurunan angka
stunting di wilayah
kerja Puskesmas
Simpang Dolok

Berdasarkan hasil analisis ketiga isu diatas dengan menggunakan metode USG
didapatkan isu terpilih adalah Kurangnya kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di
Puskesmas Simpang Dolok.
BAB III

PENETAPAN ISU TERPILIH DAN GAGASAN KREATIF

1.PENETAPAN ISU TERPILIH

Berdasarkan penetapan isu dengan mencari sumber isu dan penyebab isu, analisis isu dengan
metode APKL dan USG maka Penulis menetapkan bahwa Isu “kurangnya kepatuhan minum
obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Simpang Dolok.”

2.GAGASAN KREATIF

Pentingnya memikirkan solusi dan gagasan kreatif terhadap rendahnya angka kontak
pasien adalah agar menjadi proyeksi peningkatan kepercayaan masyarakat Simpang dolok
terhadap pelayanan BPJS Kesehatan dan semakin meningkatkan keyakinan bahwa Puskesmas
Simpang dolok adalah Puskesmas dengan akesesibilitas yang baik.

Untuk itu, penulis menetapkan 5 ide kreatif utk mendorong minat masyarakat
Simpang dolok untuk melakukan kontak Kesehatan ke Puskesmas Simpang dolok yaitu :

1. Menunjuk Duta Anti Hipertensi


Melalui program ini, akan ditunjuk 1 orang Duta Anti Hipertensi untuk setiap
desa. Harapannya para duta ini akan menjadi pelopor dan role model pasien-pasien
hipertensi dan membantu dalam kegiatan promosi kesehatan terutama yang
berkaitan dengan hipertensi.
2. Membuat Pondok PeTe (Pondok Peduli Hipertensi)
Dengan membuat Pondok Pe-Te diharapkan dapat menjadi tempat bagi pasien-
pasien hipertensi untuk berkumpul, saling berbagi informasi dan merencanakan
kegiatan yang dapat membangkitkan semangat mereka untuk hidup sehat sehingga
dapat mengontrol penyakitnya.
3. Membuat video “TANGKAL HOAX TENTANG HIPERTENSI”
Dengan adanya video ini diharapkan agar masyarakat tidak terpengaruh dengan
hoax yang beredar yang mengatakan bahwa minum obat antihipertensi dapat
merusak ginjal.
4. Membuat Poli Khusus PTM (Penyakit Tidak Menular)
Dengan adanya poli PTM diharapkan dapat memberikan pelayanan lebih
maksimal dan lebih cepat terhadap pasien-pasien hipertensi sehingga pasien tidak
merasa lama untuk menunggu ketika datang berobat ke Puskesmas.
5. Membuat kartu monitoring pemantauan minum obat
Dengan adanya kartu ini diharapkan pasien dapat mengingat untuk minum obat
dan dapat mencatat laporannya setelah minum obat.
PENUTUP

Demikianlah laporan Analisis Isu Kontemporer di Instansi Penulis saat ini. Dengan
adanya laporan ini kiranya dapat memberikan masukan bagi Kepala Puskesmas untuk
meningkatkan pelayanan Kesehatan di Puskesmas Simpang Dolok lebih baik lagi.

Terimakasih Penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Hironymus Ghodang, S.Pd., M.Si.
yang telah banyak memberi masukan dan inovasi – inovasi dalam menyusun makalah ini.
Mohon dimaafkan apabila masih terdapat kekurangan disana sini.

Anda mungkin juga menyukai