Ringkasan Mini Project Wajo
Ringkasan Mini Project Wajo
Judul : Analisis masalah hipertensi pada warga posyandu lansia di wilayah kerja
puskesmas Wajo
Latar Belakang :
Jika dilihat dari jumlah estimasi kasus hipertensi, pada tahun 2020 wilayah kerja Puskesmas
Wajo memiliki penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan yakni sebanyak
652 kasus, dan pada tahun 2021 jumlah kunjungan rawat jalan kasus hipertensi meningkat
menjadi 1683 kasus. Jumlah ini tentu saja belum termasuk dengan jumlah kasus hipertensi
pada pasien yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Hal ini
menunjukkan bahwa banyak penderita hipertensi wilayah kerja Puskesmas Wajo yang tidak
terjaring oleh pelayanan kesehatan.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti jauh dari jangkauan fasilitas
kesehatan, kepatuhan minum obat hipertensi yang rendah, kurang aktifnya pencatatan
kasus baru hipertensi dan lain-lainnya. Oleh karena kurangnya jumlah penemuan kasus
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wajo pada tahun, maka perlu diketahui faktor
penyebab dan dilakukannya intervensi mini project terkait hipertensi.
Permasalahan :
Berdasarkan uraian latar belakang maka didapatkan permasalahan yaitu bagaimana analisis
masalah penyebab hipertensi pada warga posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas Wajo.
Responden dipilih secara acak berdasarkan pasien yang datang ke posyandu lansia dan
menggunakan wawancara tidak terstruktur terhadap pasien posyandu lansia. Cakupan Populasi
wilayah kerja dari Puskesmas Wajo yaitu :
Jumlah warga yang mengikuti posyandu lansia pada bulan Januari 2023 dari 3 kelurahan yang terdiri
dari 10 lokasi posyandu lansia adalah sebanyak 159 orang, didapatkan penderita hipertensi sebanyak
65 orang yang terdiri dari 45 perempuan dan 20 laki-laki.
Ringkasan Pelaksanaan :
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan secara acak dengan menggunakan metode
wawancara tidak terstruktur pada 65 orang pasien posyandu lansia didapatkan hasil bahwa:
Media informasi tentang hipertensi yang diperoleh sehingga pasien tidak mengetahui
penyebab hipertensi, dan penyakit-penyakit apa saja yang dapat menjadi komplikasi
hipertensi, sehingga menyepelekan penyakit tersebut. Sehingga perlunya media-media
informasi berupa pamflet yang disebar pada tiap kegiatan posyandu.
Ketidak patuhan minum obat. Terkadang setelah didiagnosis dan diberikan obat
hipertensi oleh dokter, pasien tidak minum obat secara teratur dan terus menerus
setelah obat yang diberikan telah habis, dan hanya minum saat tekanan darah tinggi dan
ada keluhan, sehingga perlunya penyuluhan dan pelatihan kader posyandu.
Ketakutan berlebihan setelah di diagnosis hipertensi. Pasien mengeluh takut minum
obat secara terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan dan takut akan
kerusakan ginjal, sehingga dibutuhkan pelatihan kader posyandu.
Pasien yang tidak memiliki BPJS dan hanya kontrol pada saat posyandu lansia, sehingga
perlunya kerjasama dan peran aktif petugas RT, RW, dan kelurahan setempat.