Anda di halaman 1dari 3

1.

Model kompartemen

Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari secara khusus perubahan jumlah obat dalam
tubuh sebagai fungsi waktu. Dengan kata lain, dalam pokok bahasan farmakokinetika dilakukan
kajian-kajian terhadap fenomena absorbsi, distribusi, dan eliminasi obat secara kuantitatif. Oleh
karena itu, dalam penelitian-penelitian farmakokinetika dikembangkan berbagai macam model-
model matematika untuk menjelaskan proses perjalanan obat di dalam tubuh. Salah satu pemodelan
matematika yang paling umum digunakan untuk mengkaji profil farmakokinetika adalah model
kompartementeral. Kompartemen farmakokinetik adalah konsep matematika yang
menggambarkan ruang dalam tubuh yang ditempati oleh obat. Kompartemen tersebut tidak
perlu berhubungan dengan ruang anatomi atau volume fisiologis tertentu. Dengan cara ini, model
kompartemen adalah konstruksi matematika praktis yang memungkinkan kita secara intuitif
mempertimbangkan perilaku suatu zat ketika zat tersebut dimasukkan ke dalam pasien.
Beberapa model farmakokinetika kompartementeral antara lain model kompartemen tunggal
dan multi kompartemen telah dikenal secara luas. (Notario, D. (2018). Pemodelan Farmakokinetika
Berbasis Populasi dengan R: Model Dua Kompartemen Ekstravaskuler. Jurnal Farmasi Galenika
(Galenika Journal of Pharmacy)(e-Journal), 4(1), 26-35.)

Beberapa macam model kompartemen :


a) Model Kompartemen Satu Terbuka: Jika suatu obat diberikan dalam bentuk injeksi intravena cepat
(IV bolus), seluruh dosis obat masuk tubuh dengan segera.
b) Model kompartemen dua terbuka: Dalam model kompartemen dua dianggap bahwa obat
terdistribusi ke dalam dua kompartemen
c) Model kompartemen tiga terbuka: Model kompartemen tiga adalah suatu perluasan dari model
kompartemen dua, dengan suatu tambahan kompartemen jaringan dalam.

(Maryati, S. (2012). Pengaruh Pemberian Susu Curcumaterhadap Parameter Farmakokinetika


Parasetamol Pada Tikus Jantan Wistar (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto)).

https://allucent-com.translate.goog/resources/blog/compartmental-modeling-pharmacokinetics?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=wapp

2. Orde reaksi:
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi obat atau perekasi yang mempengaruhi laju
suatu reaksi kimia. Terdapat beberapa macam orde reaksi yang umumnya dijumpai dalam persamaan
laju reaksi, yaitu; (Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep inti edisi ketiga jilid 2.)
a. Orde nol
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan konsentrasi
pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah
tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi.
Bila jumlah obat A berkurang dalam suatu jarak waktu yang tetap, maka laju hilangnya obat A
dinyatakan sebagai:

b. Orde Satu
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Misalkan, konsentrasi pereaksi itu dilipat
tigakan maka laju reaksi akan menjadi 3(1) atau 3 kali lebih besar.

Bila jumlah obat A berkurang dengan laju yang sebanding dengan jumlah obat A tersisa, maka
laju hilangnya obat A dinyatakan sebagai:

(Juli, A. M. J., 2004. Laju Reaksi. Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional.)

3. Hubungan orde reaksi obat dengan laju reaksinya

Orde suatu reaksi kimia Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari) konsentrasi dalam
persamaan laju.
 Jika laju suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu
pereaksi Laju= k[A] Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama.
 Jika orde itu berbanding lurus dengan pangkat dua suatu pereaksi: Laju= k[A] 2

(Yuda, R. C., Irdiansyah, I., & Prihatiningtyas, I. (2018). Studi Kinetika Pengaruh Suhu Terhadap
Ekstraksi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Nipis dengan Pelarut Etanol. Jurnal Chemurgy, 1(1), 22-26.)

https://www-pharmaguideline-com.translate.goog/2022/04/reaction-kinetics-zero-pseudo-
zero-first-second-order.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=wapp
Penentuan dan pemahaman tentang bagaimana suatu zat tertentu dihilangkan adalah penting
ketika memberikan obat untuk mencapai tingkat terapeutik dan ketika menilai pasien yang menelan
zat beracun. Jika zat yang tertelan tidak diketahui oleh pasien dan praktisi, pengujian darah/plasma
rutin terhadap zat tersebut dan analisis penurunan konsentrasi akan membantu dalam
mengidentifikasi zat yang tertelan. Misalnya, jika suatu zat mengikuti eliminasi orde nol, jumlah yang
dihilangkan akan bergantung pada waktu dan bukan jumlah yang dicerna, berbeda dengan kinetika
orde pertama, di mana jumlah yang dihilangkan akan bergantung pada konsentrasi darah/plasma
maksimum dan bukan waktu. Selain itu, setelah zat dan sifat-sifatnya dipahami, pengobatan yang
tepat dapat diberikan kepada pasien yang menelan zat beracun.

Untuk mencapai tingkat terapeutik suatu obat yang diinginkan, dokter harus memahami urutan
eliminasi dan memanfaatkan informasi dalam pemberian dosis berikutnya untuk mempertahankan
konsentrasi terapeutik selama periode tertentu. Kesalahpahaman mengenai eliminasi kinetik dapat
menyebabkan pasien mengalami gejala toksik dan dapat menyebabkan efek samping iatrogenik
lainnya hingga dan termasuk kematian. (Borowy, C. S., & Ashurst, J. V. (2018). Physiology, zero and
first order kinetics.)

Reaksi berorde 0 dikatakan ketika tidak terjadi perubahan pada laju reaksi berapapun
perubahan konsentrasi pereaksi. Pada orde reaksi nol ini nantinya laju reaksi tidak akan mendapatkan
pengaruh oleh konsentrasi zat atau konstan.

Reaksi orde 1 dikatakan ketika adanya perubahan konsentrasi pada pereaksi dua kali yang
dapat menjadikan kondisi laju reaksi lebih cepat dua kali. Pada orde reaksi 1 ini nantinya
pertambahan laju reaksi akan sama dengan perubahan konsentrasi zat.

4. Parameter farmakokinatika:
Parameter farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara matematis dari model
berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi obat atau metabolitnya dalam cairan fisiologis seperti
plasma dan urin. Konsentrasi plasma biasanya diperiksa, dan biopsi tambahan dapat diambil dari
hewan dan kadang-kadang dari manusia. Parameter farmakokinetik memberikan indikasi
keseluruhan perilaku obat dalam tubuh. Secara umum parameter farmakokinetika digolongkan
menjadi parameter primer, sekunder dan turunan.
 Parameter primer
adalah parameter farmakokinetika yang nilainya dipengaruhi oleh variable biologis contoh dari
parameter ini ialah volume distribusi (Vd), klirensi (Cl), dan konstanta laju absorbsi (Ka).
 Parameter sekunder
Adalah parameter farmakokinetika yang nilainya bergantung pada parameter primer contoh dari
parameter ini ialah waktu paruh eliminasi (t1/2) dan konstanta laju eliminasi (Ke).
 Parameter turunan
adalah parameter farmakokinetika yang harganya tergantung dari dosis dan kecepatan pemberian
obat contoh dari parameter ini ialah waktu maksimum (tmaks), kadar maksimum (Cpmaks), dan
Area Under Curve (AUC).

(Ramadhan. M. Adam., 2021. Modul ajar farmakokinetika)

Anda mungkin juga menyukai