Anda di halaman 1dari 131

ANATOMI DAN MORFOLOGI

DAUN
Team Teaching:

Dr. apt. Nuri, S.Si., M.Si. apt.


Indah Yulia Ningsih, S.Farm., M.Farm. apt.
Dewi Dianasari, S.Farm., M.Farm.
Apt. Tanfidz Alishlah, S.Farm., M.Si.

Mata Kuliah Botani Farmasi (FAU 1204)


Fakultas Farmasi Universitas Jember
MARET 2023
01. ANATOMI DAUN
Sistem Jaringan pada Daun

Jaringan mesofil
1.Jaringan 3. Jaringan
atau parenkim
Epidermis Pengangkut
daun
• - Epidermis atas • - Jaringan mesofil • terletak pada
(adaksial) palisade (jaringan mesofil (sponsa)
• - Epidermis tiang) • - xilem
bawah (abaksial) • - Jaringan mesofil • - floem
sponsa (jaringan
bunga karang)
JARINGAN EPIDERMIS
Jaringan Epidermis
Sebagian besar terdiri
Umumnya terdiri atas dari vakuola yg berisi
•Jaringan paling luar satu lapis sel yg irregular. cairan. Pada beberapa
pada setiap organ Dapat tersusun dari tumbuhan
tumbuhan beberapa lapis sel, 2-16 spermatophyta, cairan
lapis sel (Ficus, Piper) ini berisi zat warna
antosianin

Epidermis abaksial
Tidak mengandung Epidermis adaksial sering
dinding sel lebih tipis dan
kloroplas kecuali pada ditutup kutikula, tersusun
lapisan kutikula lebih
sel penutup stomata dari zat kutin
sedikit
Fungsi epidermis :
• Sebagaipelindung terhadap hilangnya air karena adanya
penguapan
• Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanik
• Sebagai pelindung terhadap perubahan suhu
• Sebagai pelindung terhadap hilangnya zat-zat makanan

Berbagai bentuk sel epidermis :


• Kubus/prisma,
• Tidak teratur dari permukaan, merupakan segi banyak, ada yang
dindingnya berkelok-kelok tidak teratur
• Memanjang pada Monokotil
(GIA Academy)
1. STOMATA

Merupakan celah pada epidermis


yg berwarna hijau

Fungsi : pengatur penguapan,


masuknya CO2 dan keluarnya O2.

Pada permukaan daun bagian atas


dan bawah. Bawah >>
Nymphaea, adaksial >>>
Stomata dibatasi oleh dua sel penutup yg bentuknya
berlainan dg sel epidermis sekitar, yakni bentuk ginjal &
bentuk halter

Bentuk ginjal terdapat pada dicotyledoneae, sedang


bentuk halter terdapat pada familia Poaceae (Monokotil)

Bentuk ginjal Bentuk halter


Stomata tersusun dari :

Sel penutup yg terdiri atas 2 sel (sepasang)


yg mengandung kloroplas

Stoma atau apertura (celah)

Sel tetangga yang


jumlahnya 2 atau
lebih

Tipe stomata ditentukan berdasarkan struktur,


jumlah dan letak sel-sel tetangga
Stoma atau apertura (celah)
Tipe Stomata (berdasarkan susunan sel epidermisnya)
1. Tipe anomositik (Ranunculaceae)

• Sel penutup berbentuk ginjal


• Jumlah sel tetangga 3 atau
lebih, satu sama lain sukar
dibedakan. Bentuk sel tetangga
sama dengan sel epidermis sekitar
2. Tipe anisositik (Solanaceae)
§ Sel penutup berbentuk
ginjal
§ Jumlah sel tetangga 3
atau lebih, satu sel jelas
lebih kecil dari sel lain
16

3. Tipe diasitik (Caryophyllaceae)


● Sel penutup
berbentuk ginjal
● Jumlah sel tetangga
2, bidang
persekutuannya
menyilang celah
stomata
17

4. Tipe parasitik (Rubiaceae)


 Sel penutup berbentuk
ginjal
 Jumlah sel tetangga
2, bidang
persekutuannya
segaris celah
stomata
18

5. Tipe aktinositik (Mangifera)

 sel penutup berbentuk ginjal


 Merupakan variasi tipe
anomositik yg ditandai dg sel
tetangga yg pipih &
mengelilingi stomata dlm
susunan berbentuk lingkaran
19

6. Tipe bidiasitik (Labiatae)

 Sel penutup berbentuk


ginjal
 Jika sel penutup dilapisi
dua lapis sel tetangga,
bidang persekutuannya
menyilang celah stomata
Stomata bentuk halter

Terdapat pada genus Gramineae and Cyperaceae.

Bentuk
halter
2. Rambut Epidermis (Trikoma)
Tonjolan atau apendiks dari epidermis dengan
bentuk, struktur dan fungsi yang bermacam-
macam

Terdapat pada epidermis abaksial maupun


adaksial

Bentuk bermacam-macam : bintang (pada


Malvaceae, Sterculiaceae), lurus sampai
bercabang
Fungsi Trikoma
Sebagai proteksi, penguat, sebagai kelenjar dll

● Tergantung pd letaknya :
a. Rambut gatal pd daun utk mengurangi gangguan dr manusia dan
hewan
b. Nektaria pd bunga:mengeluarkan madu utk menarik
serangga penyerbukan
c. Zat perekat pd putik sehingga serbuk sari mudah melekat
d. Pada biji untuk membantu penyebaran biji
e. Pada daun dan akar mengurangi penguapan
Jenis Trikoma Berdasar Fungsi Sekresi
Trikoma
non
glanduler • Tidak bersekresi
(rambut
penutup)
• Bersekresi
• Trikoma Glanduler
• Tipe Compositae (Asteraceae)
Trikoma • Terdiri dari satu deret sel tangkai
glanduler dan dua baris sel kelenjar
(rambut • 2. Tipe Labiatae (Lamiaceae)
kelenjar) • Terdiri dari 1 sel pangkal, 1 atau
bbrp sel tangkai, sebaris mendatar
sel kelenjar sebanyak 4, 8, 12 sel
atau lebih
Jenis Trikoma Berdasar:

Berdasarkan •Berdasarka
jumlah sel n bentuk:
• Uniseluler • Rambut
• Multiseluler • Sisik
• Papila
3. SEL KIPAS
Pada penampang
Sel >> besar drpd sel
•Pada daun melintang tampak spt
epidermis biasa,
Gramineae dan kipas dgn sel
dinding tipis dan
Monokotil lain terbesar di bagian
vakuola besar
tengah

Berisi banyak air dan Dinding sel trd dr Dinding luar tdd kutin
tdk berisi kloroplas selulosa dan pektin dan ditutupi kutikula

Fungsi sel kipas :


untuk menyimpan air
-> mengurangi
penguapan
JARINGAN MESOFIL
(PARENKIM DAUN)
Jaringan Mesofil Daun
Jaringan Palisade :
 Terletak antara epidermis adaksial dan  Terdiri dari satu/beberapa lapis sel yg
abaksial panjang
 Tersusun rapat (ruang antar sel sedikit)
 Terdiri dari jaringan palisade (jaringan tiang)
 Mengandung banyak kloroplas
dan jaringan sponsa (jaringan bunga karang)  Biasanya tdp pada sisi adaksial, namun pada
xerofit tdpt pd kedua sisi daun

Jaringan Sponsa :
 Sel-sel ireguler
 Tersusun agak renggang (banyak ruang antar
sel)
 Ruang ini langsung berhubungan dengan
stomata
 Stomata dan ruang antar sel berperan untuk
mensuplai gas CO2 untuk keperluan
fotosintesis
 Mengandung kloroplas, tetapi lebih sedikit
dibanding sel-sel palisade
Jaringan Mesofil Daun

Sering disebut klorenkim

Perbedaan struktur mesofil bergantung pada spesies dan


lingkungan tempat tumbuh
Sinar matahari >>, jaringan sinar matahari <<, palisade Pada monokotil, tidak ada
mesofil lebih kompak, palisade sebagian besar digantikan oleh perbedaan yang tegas antara
terdiri dari 2– 3 lapis jaringan sponsa palisade & sponsa
Type text here
JARINGAN PENGANGKUT
Tulang Daun (jaringan pengangkut)
 Tulang daun (vena) terdapat pada
Tulang daun wilayah jaringan sponsa,
(vena) Ibu Tulang tetapi ibu tulang daun (costa)
daun (costa) membentang menempati
wilayah palisade sampai sponsa
 Tulang daun menjalar ke berbagai
arah, maka pada sayatan
melintang daun pada vena akan
tampak terpotong melintang
ataupun membujur
 Namun pada daun dengan arah
tulang daun yang sejajar
(misal pada monokotil), maka pada
sayatan melintang vena
membujur melintang hanya terpotong melintang saja
Tulang daun terdiri dari :
 Selaput sklerenkim
- menutup sebagian atau seluruh berkas pembuluh
- berfungsi sebagai penguat
- biasanya hanya terdapat pada costa (jarang
pada vena)
- pada vena, selaput ini terdiri dari sel-sel parenkim
(seludang berkas/bordered parenchym)
 Floem
 Xilem
Xilem biasanya lebih ke arah adaksial dan floem ke arah
abaksial
TIPE DAUN
Pada tumbuhan kelas Dikotil dapat dibedakan dua
tipe daun : 1.Tipe
dorsi-
ventral
atau tipe Palisade hanya terdapat pada salah
bifasial satu sisi daun
2. Tipe Palisade terdapat pada kedua bagian
isolateral lamina daun biasanya tdp pd
atau tumbuhan xeromorf, mis. Atriplex
ekuifasial portulacoides
02. MORFOLOGI DAUN
DAUN (FOLIUM)
Fungsi Daun :

Pengambilan zat- Pengolahan zat


zat makanan makanan Transpirasi
(penguapan)
(resorbsi) (asimiliasi)

Perkembangbiakan
Respirasi (reproduksi)
DAUN LENGKAP VS TIDAK LENGKAP
46

daun lengkap

Unterblatt
Daun Lengkap
Oberblatt

Daun
Daun
Bertangkai
Daun
Daun Tidak Berpelapah
Lengkap
Daun Duduk

Daun Semu
DAUN LENGKAP VS DAUN TIDAK LENGKAP

helaian
helaian

tangkai

Upih/
Helaian
pelepah
saja
tangkai
Daun Lengkap
Bagian-bagian daun
A. Pelepah daun (vagina)
B. Tangkai daun (petiolus)

C. Helaian daun (lamina)

D. Tulang daun (venatio)

Contoh :
Pisang (Musa paradisiaca L)
Pinang (Areca catechu)
Bambu (Bambusa sp.)
Helai daun

Sudut daun
Tangkai daun

Pelepah daun Monocotyledoneae


Buku batang

Ruas batang Daun Lengkap


Bagian-bagian Daun Lengkap:
A.Upih/Pelepah B. Tangkai daun C. Helaian daun
Daun (Vagina) (petiolus) (Lamina)
• Bagian yang • Umumnya • Umumnya
meliputi batang, berbentuk silindris, berwarna hijau,
ujung atas sering bulat berongga, • Dibedakan
dilengkapi dengan pipih dg tepi berdasar : bentuk/
ligula (Gramineae) melebar, bersegi, bangun
• Terdapat pada setengah lingkaran umum,ukuran
tumbuhan • bersisik, trikoma, (panjang/lebar),
Monocotyledoneae lentisel dll dasar, tepi, ujung,
: Gramineae, tulang daun,
Zingiberaceae, adanya
Palmae, Musaceae rambut/trikoma
• Fungsi : pelindung pada permukaan
kuncup, memberi atas/bawah, tekstur
kekuatan pada dan warna, juga
batang ujung, pangkal dan
daging daun
Daun Lengkap dapat dibagi menjadi 2
bagian :
• Bagian bawah (Unterblatt), terdiri dari pelepah dan
tangkai daun
• Bagian atas (Oberblatt), terdiri dari helaian daun
(termasuk anak daun pada daun majemuk)

Suatu daun dapat tereduksi:


hanya punya unterblatt atau punya tangkai daun saja

• hanya tinggal unterblatt, seperti sisik-sisik kuncup;


• hanya tinggal oberblatt, seperti pada daun yang
duduk (tempuyung)
Daun Tidak Lengkap
Tidak punya upih

Bagian Daun:
A. Tangkai daun (petiolus)

B. Helaian daun (lamina)

C. Tulang daun (venatio)

D. Ujung daun helaian


53

Daun Tidak Lengkap

Daun
Bertangkai

Daun
Berpelapah
Daun Tidak
Lengkap
Daun
Duduk

Daun
Semu
Daun Tidak Lengkap
1. Daun Bertangkai (tangkai & helaian)
ex : Nangka (Artocarpus integra Merr.), Mangga (Mangifera indica L.)

Daun bertangkai
Daun Tidak Lengkap
2. Daun Berpelepah (pelepah & helaian)
ex : Padi (Oryza sativa L.), Jagung (Zea mays L.)

Daun berpelapah/
berupih
Daun Tidak Lengkap
3. Daun Duduk (helaian saja)
Sonchus oleraceus L.)

Daun duduk
memeluk
batang
Daun duduk (sessil)
(amplexicaulis)

Calotropis gigantea Sonchus arvensis


(Biduri) (Tempuyung)
Daun Tidak Lengkap

4. Helaian daun semu/palsu (filodia)


Daun hanya terdiri dari tangkai saja
yang menjadi pipih sehingga
menyerupai helaian daun.
ex : akasia (Acacia auriculiformis A.
Cunn)
ALAT TAMBAHAN PADA DAUN
59

Stipula liberae
bebas

Stipula adnatae di anara tangkai

Stipula axillaris/ nemlet


Stipula
intrapetiolaris

Alat Tambahan
Ocrea Stipula antidroma
Daun ber

Stipula di antatra 2 tangkai


Ligula
interpetiolaris
Stipula
Merupakan tonjolan serupa daun pada pangkal dari daun,
biasanya satu untuk tiap sisi atau melekat ke tangkai daun, gugur
lebih awal
a. Daun penumpu bebas (stipulae b. Melekat pada kanan kiri pangkal
liberae), ex. Kacang tanah tangkai daun (stipula adnatae)
(Arachis hypogaea) ex. Mawar (Rosa sp.)
c. Daun penumpu berlekatan menjadi satu, d. Daun penumpu berlekatan menjadi satu mengambil
mengambil tempat di ketiak daun (stipula tempat berhadapan dengan tangkai, melingkari batang
(stipula antidroma)/ petiol opposite
axillaris atau intrapetiolaris)
e. Stipula interpetiolaris
ex. Mengkudu (Morinda
citrifolia L.), Artocarpus
integra.

(Youtube: apt. Oktavia Rahayu A. S.Farm., Biomed.)


s. liberae
.s. interpetiolaris

s. interpetiolaris
Ocrea (Selaput Bumbung)

● Berupa selaput tipis


yang menyelubungi
pangkal suatu ruas
batang
● ex. Daun Karetan
(Ficus benjamina)
ocrea
65 menghsmbsh

Ligula
● Lidah-lidah (ligula) terdapat
pada rumput-rumputan
(Gramineae)
● Suatu selaput kecil yang
biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun
STRUKTUR MORFOLOGI LAMINA
(HELAIAN DAUN)
1. Bangun
/bentuk daun 2. Ujung daun 3. Pangkal daun
(Apex) (Basis)
(Circumscriptio)

4. Tulang daun 5. Tepi daun 6. Daging daun


(venatio) (margo) (intervenium)

8. Permukaan
7. Warna daun
Daun
Bulat

Membulat
Seri Bulat
Bulat
memanjang
Bulat telur
Lanset
1. PENENTUAN Pangkal tidak
Segitiga

BANGUN/BENTUK bertoreh
Delta

DAUN Belah ketupat

(Circumscriptio) Seri Bulat Telur


Jantung

Ginjal
Pangkal
bertoreh
Anak panah

Tombak
Bulat telur
terbalik

Jantung terbalik
Seri Bulat Telur
Terbalik
Segitiga terbalik

1. PENENTUAN Sudip
BANGUN/BENTUK
DAUN Garis

(Circumscriptio) Pita
Seri Garis
Pedang

Jarum
KELOMPOK SERI

Seri Bulat Telur


(Ovate series) Seri Bulat Telur
Seri Bulat
Terbalik
(Ellip series) diamter di bawah
(Obovate series)
diamter di tengah
Seri Garis
(Linearis series)
Seri Bulat Seri Bulat Telur
(Ellip series) (Ovate series)

Seri Bulat Telur Seri Garis


Terbalik (Linearis series)
(Obovate series)

(Youtube: apt. Oktavia Rahayu A. S.Farm., Biomed.)


Seri Bulat/Ellip

P : L = 2-3 : 1
P : L = 1-1,5 : 1 P : L = 5-10 : 1

Membulat P : L = 4-5 : 1
Bulat Lanset
(Ovoid)
(Orbicular) (lanceolate)
Ex. nangka Bulat memanjang
Ex. teratai Ex. kamboja
(Artocarpus (oblong)
(Nelumbium (Plumeria
integra Merr.) Ex. srikaya (Annona
nelumbo) acuminata)
squamosa L.)
(Youtube: apt. Oktavia Rahayu A. S.Farm., Biomed.)
SERI BULAT TELUR
PANGKAL TIDAK BERTOREH

Sama sisi
Sama kaki

Bulat telur Belah ketupat


(Ovate) Segitiga (rhomboideus)
(triangular) Delta
Ex. kembang Ex. bengkuang
Ex. bunga (Deltoideus)
sepatu (Pachyrrhizus
pukul 4 Ex. air mata
(Hibiscus rosa- erosus Urb.)
(Mirabilis jalapa pengantin
sinensis) (Antigonon leptopus
L.)
Hook.et Arn.)
SERI BULAT TELUR
PANGKAL BERTOREH

Bentuk jantung Bentuk ginjal


(cordate) (reniformis)
Ex. waru (Hibiscus Ex. pegagan Bentuk tombak
Bentuk anak
tiliaceus L.) (Centella asiatica (hastate)
panah
Urb.) Ex. wewehan
(sagitate)
Ex. enceng (Monochoria hastata
(Sagittaria Solms)
sagittifolia L.)
Anak panah Tombak
Jantung

Bulat telur

Delta
Segitiga
Belah ketupat
Seri bulat telur terbalik

Bulat telur
Jantung terbalik Segitiga terbalik
terbalik
(obcordate) (cuneate) Sudip
(obovate)
Ex. semanggi Ex. semanggi (spathulate)
Ex. sawo
gunung (Oxalis (Marsilea crenata Ex. tapak
kecik
corniculata L.) Presl.) liman
(Manilkara
kauki Dub.) (Elephantopus
scaber L.)
Sudip

Jantung terbalik

Ginjal

Bulat telur terbalik

Jantung terbalik
Variasi bentuk Garis (Linearis)
Jarum, penampang bulat
berkayu

Pedang, penampang ellips


tebal berdaging

Garis, penampang Pita, penampang


ellips kaku ellips lemas
Meruncing Meruncing
Meruncing Runcing pendek panjang Berekor

2. UJUNG DAUN
(APEX)
Berkait Terbelah Runcing Terbelah Berduri Berduri
pada semu kecil
ujung

Tumpul Terbelah Membulat Rata


Jantung
terbalik
Runcing (acute)

Gambar: Ujung daun runcing pada A. Daun Muntingia


carabula L.; B. Daun Durio zibethinus Murr.; C.
Daun Artocarpus heterophyllus Lam.; dan D.
Daun Mangifera indica
Meruncing (acuminate)

Gambar: Ujung daun meruncing pada A. Daun Averrhoa


carambola L.;B. Daun Syzygium malaccense; C.
Daun Lansium domesticum Corr; danD.
Daun Stelechocarpus burahol
3. PANGKAL
DAUN (BASIS)

Perfoliate =
meruncing Miring, tertembus
pangkal daun batang
tak simetris

runcing Anak panah

membulat
tombak

Peltate = tameng

jantung rata
● Ibu tulang (costa) :
ada di tengah daun,
membagi daun menjadi 2
4. Tulang bagian sama besar
Daun
Urat daun/vena
● Tulang cabang :
- tl cabang mencapai
(Venatio)
Tulang
cabang

Ibu tulang
daun
(costa) - tl cabang berhenti
sebelum mencapai tepi
- tl cabang dekat tepi
daun lalu membengkok ke
atas
88

(Youtube: apt. Oktavia Rahayu A. S.Farm., Biomed.)


89

(Youtube: apt. Oktavia Rahayu A. S.Farm., Biomed.)


Tipe Pertulangan daun
Menjari
(palminerve)

Menyirip
(penninerve)
Melengkung
(curvinerve)
Torehan tidak
mempengaruhi
5. TEPI DAUN bentuk
(MARGO)

Torehan
mempengaruhi
bentuk
Sinus

Angulus

TOREHAN TIDAK
MEMPENGARUHI
BENTUK
(MERDEKA)

Rata

Bergerigi

Beringgit

Bergigi
Tepi daun : torehan
mempengaruhi bentuk
Berbagi menyirip Bercangap
Berlekuk

Berbagi menjari
6. DAGING DAUN

(Youtube: apt. Oktavia Rahayu A. S.Farm., Biomed.)


Daging Daun
● Membranous, tipis spt selaput
● Herbaceus, umumnya keadaan daun
● Papiraseus, spt kertas, tipis, kaku : Musa
paradisiaca
● Pergamentaseus, spt kertas perkamen, tipis, kaku :
Cocos nucifera
● Coriaseus, spt kulit, agak tebal, kaku : Ananas
comusus
● Cartilaineus, spt tulang rawan, tebal, kaku
● Carnosus, tebal, berdaging, kering
● Sukulen, tebal, berdaging, berair : Aloe vera
7. WARNA DAUN

(Youtube: apt. Oktavia Rahayu A. S.Farm., Biomed.)


8. PERMUKAAN DAUN

a. Licin (laevis)
1. Nitidus/ mengkilap : kaca
piring (Gardenia augusta)
2. Opacus/ buram : mahoni
(Swietenia macrophylla)
3. Pruinosus, berlapis lilin :
pisang (Musa paradisiaca)

(Youtube: apt. Oktavia Rahayu A. S.Farm., Biomed.)


b. Glaber, gundul : daun
kupu-kupu (Bauhinia
purpurea)
c. Scaber, kasar : Petrea
volubilis
d. Rugosus, berkerut :
jarong (Stachytarpheta
jamaicensis)
e. Bullatus, berbenjol-
benjol, kerut lebih besar :
air mata pengantin
(Antigonon leptosus)

(Youtube: apt. Oktavia Rahayu A. S.Farm., Biomed.)


f. Rambut (pilus)
1. Pilosus, berambut pendek, tersebar
2. Villosus, rambut panjang, lunak
3. Velutinus, rambut pendek, rapat
4. Hirsutus, rambut kaku
5. Stellato-pillosus, rambut bercabang spt bintang : waru (Hibiscus similis)
6. Setosus, rambut duri, kaku & tegar
7. Plumosus, rambut bulu
8. Pubescens, rambut pendek, lunak, merapat pada permukaan
9. Sericeus, berambut sutera, rambut tegak, rapat, lurus lunak, mengkilap
10. Lanatus, berambut wol, panjang, keriting tak teratur
11. Tomentosus, berambut pendek, saling menjalin membentuk penutup rapat
12. Strigosus, berambut spt sikat, rapat
(Youtube: apt. Oktavia Rahayu A. S.Farm., Biomed.)
Struktur Permukaan Daun
Rambut Permukaan Daun

Pilosus Villosus

Hirsutus
Velutinus

Stellato pillosus Plumosus

Pubescens kanesens

lanatus tomentosus

strigosus
Modifikasi Daun
DAUN MAJEMUK
1. Petiolus (tangkai daun), yaitu tangkai yang
terletak di antara batang (dahan) dengan anak
DAUN MAJEMUK
daun terbawah atau rakhila terbawah, memiliki
pulvinus di bagian pangkalnya.
Pulvinus adalah struktur mirip sendi yang
menggembung yang menghubungkan batang
dengan tangkai daun. Struktur ini cukup fleksibel
untuk membengkok ke segala arah, mis. Pada
Mimosa pudica. Pulvinus dapat merupakan
engsel bagi pergerakan daun (tu pada daun
majemuk). Pergerakan ini dipengaruhi
perbedaan osmotik, termasuk kadar air dalam
pulvinus.
2. Rakhis, yaitu tangkai yang terletak di atas anak
daun terbawah atau rakhila (rakhis sekunder)
terbawah.
3. Petiolulus, yaitu tangkai anak daun dan biasanya
memiliki suatu persendian yang disebut
pulvinulus (pulvinus sekunder).
Macam Daun Majemuk
Daun majemuk menyirip (pinnatus) : anak daun
muncul menyirip pada rakhis

Daun majemuk menjari (palmatus) : anak daun


muncul dari satu titik pada ujung petioles

Daun majemuk bangun kaki

Daun majemuk campuran


A. Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)

1) D. maj. menyirip gasal (imparipinnatus)


Mawar (Rosa sp)
2) D. maj. menyirip genap (abrupte pinnatus)
Johar ( Cassia siamea)
3) D. maj. menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus)
Daun kentang (Solanum tuberosum)
4) D. maj menyirip ganda 2 (bipinnatus)
Flamboyan (Delonix regia)
5) D. maj menyirip ganda 3 (tripinnatus)
Foeniculum vulgare
6) D. maj. menyirip ganda 4
Sambucus javanica
Tipe Daun majemuk menyirip

Beranak daun 2
Beranak daun 3 Beranak daun 3 ganda

Menyirip gasal Menyirip genap Menyirip berselang-seling

menjari Menjari spt kaki


Menyirip ganda
DAUN MAJEMUK Menyirip

imparipinnatus Palmatus
paripinatus

Interupte pinatus bipinatus digiitatopinatus

trifoliolatus
bifoliolatus
unifoliolatus
B. Daun Majemuk Menjari (Palmatus)

1) D. maj menjari beranak daun 2 (bifoliatus)


Nam-nam (Cynometra cauliflora)
2) D. maj. menjari beranak daun 3 (trifoliatus)
Pohon para (Havea brasiliensis Muell)
3) D. maj. menjari beranak daun 5 (quinquefoliatus)
Daun maman (Gynandropsis pentaphylla D.C)
4) D. maj. menjari beranak daun 7 (septemfoliatus)
Daun kapuk randu (Ceiba pentandra)
C. Daun majemuk bangun kaki (Pedatus)
Merupakan daun yang
mempunyai susunan
seperti daun majemuk
menjari, tetapi dua
anak daun yang paling
pinggir tidak duduk
pada ibu tangkai,
melainkan pada
tangkai anak daun
yang disampingnya
Arisaema filiforme
Daun majemuk bangun kaki (Pedatus)
D. Daun majemuk campuran
(Digitatopinatus)
Merupakan campuran antara menjari dan menyirip
Mimosa pudica
Tata letak Daun Pada Batang
(Phyllotaxis atau Dispositio
Foliorum)
Buku –buku batang (nodus)
 Bagian batang atau cabang tempat duduknya suatu daun. Bagian
ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit
membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin
Contohnya : Bambu (Bambusa sp) , tebu (Saccharum officinarum)
Ruas (internodium)
 Bagian batang diantara 2 buku-buku
Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada
batang, harus ditentukan dahulu berapa jumlah daun
yang terdapat pada satu buku2 batang, yang
kemungkinannya adalah :

a. Pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun saja


b. Pada setiap buku-buku batang terdapat 2 daun yang
berhadap-hadapan
c. Pada setiap buku-buku batang terdapat lebih dari 2
daun
1. Pada tiap buku- buku batang hanya
terdapat satu daun.

● Tata letak daun ini dinamakan: tersebar (folio sparsa).


● Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan
garis spiral tadi mengelilingi batang a kali, jumlah daun yang dilewati
selama itu adalah b. Maka perbandingan kedua bilangan tadi akan
merupakan pecahan a/b yang dinamakan rumus daun
● Untuk mencapai 2 daun yang tegak lurus satu sama lain telah dilewati
sejumlah b daun, berarti pada batang terdapat pula sejumlah b garis-
garis tegak lurus (garis vertikal) yang dinamakan ortostik
● Garis spiral genetik merupakan suatu garis yang menghubungkan
daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas, menurut urutan tua
mudanya
2. Pada tiap buku- buku
batang terdapat dua daun
Dalam hal ini dua daun pada setiap buku- buku itu letaknya
berhadapan (terpisah oleh jarak 180⁰). Pada buku2 batang
berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang
dengan dua daun yang dibawahnya tadi.
Tata letak daun yang demikian ini dinamakan: berhadapan-
bersilang (folia opposita atau folia decussata), misalnya pada soka
(Ixora paludosa Kurz).
3. Pada tiap buku-buku batang
terdapat lebih dari dua daun

Tata letak daun demikian ini dinamakan: berkarang (folio


verticillata) dapat ditemukan pada alamanda (Allamanda cathartica
L).
Bagan (skema) dan diagram tata letak
daun
Untuk memberikan penjelasan mengenai tata letak daun
pada tanaman dapat dilakakukan dengan :
1. Membuat bagan atau skema letaknya
2. Membuat diagramnya
1. Diagram tata letak daun
Untuk membuat diagramnya, batang tumbuhan harus dipandang
sebagai kerucut yang memanjang, dengan buku-buku batangnya
sebagai lingkaran-lingkaran sempurna.
Jika diproyeksikan pada suatu bidang datar, maka buku-buku
batang akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan
puncak batang akan menjadi titik pusat semua lingkaran tadi.
2. Bagan tata letak daun
Batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya digambar membujur ortostiknya
demikian pula buku-buku batangnya.
Daun-daun digambar sebagai penampang melintang helaian daun yang kecil.
Pada bagan akan terlihat misalnya pada daun dengan rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1, 6, 11,
dst atau daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan terletak pada ortostik yang sama
bagan / skema letak daun
Menggambarkan letak/susunan daun
pada batang, ditunjukkan dengan
rumus tata letak daun.
Contoh: tata letak daun dengan rumus
2/5; artinya, setelah spiral genetik
melingkari batang 2 x, akan
melewati 5 buah daun untuk
= daun (1,2, ...)
didapatkan 2 daun yg segaris (no 1
dan 6)
Jadi, untuk mendapat 2 daun yg
segaris (1 dan 6), kita harus
melingkari batang sebanyak 2 kali,
dan selama melingkari itu akan
menjumpai 5 buah daun (2 s.d. 6)
Mulainya bisa dari daun yang mana
saja.
diagram daun

Dari bagan tata letak daun,


bisa digambar ”diagram
daun”
Contoh: tanaman dengan
rumus tata letak 2/5
= setelah spiral genetik
melingkar 2 x, akan
melewati 5 buah daun
Jadi, untuk mendapat 2 daun
yg segaris (1 dan 6), kita harus
melingkari batang sebanyak 2
kali, dan selama melingkari itu
akan menjumpai 5 buah daun
(2 s.d. 6)
Link youtube:
● (12) Praktikum Morfologi Tumbuhan, Latihan III Tatak Letak Daun pada Batang – YouTube
● (12) Praktikum Morfologi Tumbuhan, Latihan III (Tutorial Bagan Tata Letak Daun pada Batang) – YouTube
● (12) Praktikum Morfologi Tumbuhan, Latihan III (Tutorial Diagram Tata Letak Daun pada Batang) -
YouTube
PUSTAKA UTAMA
1. Bowes, B.G. 2004. A Colour Atlas of Plant Structure. London: Manson Publishing.

2. Glimm-Lacy, J., and Kaufman, P.B., 2006. Botany Illustrated: Introduction to Plants, Major Groups,
Flowering Plant Families. Second Edition. New York: Springer.

3. Mulyani, S.E.S., 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

4. Nugroho, L.H., Purnomo, Sumardi, I., 2010. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Cetakan kedua.
Depok: Penebar Swadaya.

5. Sutrian, Y., 2011. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan: tentang sel dan jaringan. Cetakan ketiga.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

6. Youngken, H.W., 1921. Pharmaceutical Botany, Third edition, Philadelphia: P. Blackiston’s Son & Co.

7. Tjitrosoepomo, G. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Cetakan kesembilan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

8. Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Cetakan kesepuluh. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.
PUSTAKA UTAMA (2)
1. Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Tumbuhan: Dasar-dasar taksonomi
tumbuhan. Cetakan keempat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

2. Sutedjo. M.M., Kartasapoetra, 1989. Tumbuhan dan Organ-Organ


Pertumbuhannya. Jakarta: PT. Bina Aksara.
3. Bidwell, R. G. S., 1974. Plant Physiology. New York: Mc Millan Publishing Co.

4. Salisbury, F.B., and Ross, W.C. 1992. Plants Physiology. California:


Wadsworth Pub. Co.
5. Taiz, L. and Zeiger, E., 2010. Plant Physiology. 5th Edition, Sunderland:
Sinauer Associates Inc.
6. Simpson, M.G. 2006. Plant Systematics. Amsterdam: Elsevier Academic Press.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai