Seminar Anak Kelompok 4
Seminar Anak Kelompok 4
Dian Tiara
Riska Noviani
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI ETIOLOGI
Etiologi chylothorax dapat
dibagi menjadi 2 kategori : non
Chylothoraks, juga dikenal traumatik dan traumatik.
sebagai efusi pleura Chylothorax non traumatik
chylous, adalah penyebab umumnya disebabkan oleh tumor
efusi pleura yang jarang maligna dan infeksi.
terjadi dengan diagnosis Chylothorax traumatik
banding yang luas yang umumnya disebabkan oleh
ditandai dengan akumulasi operasi intrathorasik yang
bakteriostatik chyle di merupakan penyebab utama
ruang pleura. chylothorax pada anak-anak.
Insidens postoperatif
chylothorax pada anak-anak
adalah 0,56 – 1,9 %
MANIFESTASI KLINIS
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. evaluasi
BAB III
Gambaran kasus PEMBAHASAN KASUS
An. E ( 3 bulan) bersama dengan orang tuanya datang ke IGD RSUD Arifin
Achmad pada tanggal 4/6/2023 rujukan dari rumah sakit Eka Hospital. An. E
sebelumnya sudah dirawat di RS Eka Hospital selama 11 hari dengan diagnosa
efusi pleura. Ibu An. E mengatakan sehari sebelum An. E dibawa ke RS Eka
Hospital, An. E menangis, tidak bisa tidur, dan tidak mau minum susu selama 24
jam. Ibu An. E mengatakan ia mengira itu tidak apa-apa selayaknya anak kecil
sedang rewel karena An. E tidak demam. Namun, pagi harinya An. E terlihat
pucat, lemas dan suaranya mengecil. Orang tua An. E cemas dan langsung
membawa ke klinik, di klinik dokter menyarankan untuk di awa ke RS dan orang
tua An. E membawa An. E ke RS Eka Hospital karena paling dekat. Karena
keterbatasan alat yang ada di RS Eka Hospital, An. E di rujuk ke RSUD Arifin
Achmad. An. E dirawat di ruangan PICU RSUD Arifin Achmad sampai sekarang
( ± 4 bulan). An. E pernah dilakukan pemasangan WS An. E terlihat gelisah,
suara nafas ronchi,, trakeostomy dan terpasang selat NGT
BAB III
Gambaran kasus PEMBAHASAN KASUS
An. E ( 3 bulan) bersama dengan orang tuanya datang ke IGD RSUD Arifin
Achmad pada tanggal 4/6/2023 rujukan dari rumah sakit Eka Hospital. An. E
sebelumnya sudah dirawat di RS Eka Hospital selama 11 hari dengan diagnosa
efusi pleura. Ibu An. E mengatakan sehari sebelum An. E dibawa ke RS Eka
Hospital, An. E menangis, tidak bisa tidur, dan tidak mau minum susu selama 24
jam. Ibu An. E mengatakan ia mengira itu tidak apa-apa selayaknya anak kecil
sedang rewel karena An. E tidak demam. Namun, pagi harinya An. E terlihat
pucat, lemas dan suaranya mengecil. Orang tua An. E cemas dan langsung
membawa ke klinik, di klinik dokter menyarankan untuk di awa ke RS dan orang
tua An. E membawa An. E ke RS Eka Hospital karena paling dekat. Karena
keterbatasan alat yang ada di RS Eka Hospital, An. E di rujuk ke RSUD Arifin
Achmad. An. E dirawat di ruangan PICU RSUD Arifin Achmad sampai sekarang
( ± 4 bulan). An. E pernah dilakukan pemasangan WSD dan cairan yang keluar
berwarna putih susu. Saat ini An. E terlihat gelisah, suara nafas ronchi,,
trakeostomy dan terpasang selat NGT
pengkajian
2. Tanda Vital: 4. Riwayat Keluarga
1. Data Umum Klien a) BB/TB : 5 kg/ 60 cm Ibu pasien
a) Inisial : An. E b) Lingkar Kepala: 40 cm mengatakan tidak ada
c) Suhu : 36,4 °C anggota keluarga yang
b) Umur: 6 bulan 26
d) Nadi : 133 x/m memiliki penyakit yang
hari e) Frekuensi Napas: 63 sama seperti pasien. Ayah
c) Jenis Kelamin: x/m pasien tidak perokok aktif
Laki-Laki f) Tekanan Darah: 106/68 dan lingkungan di sekitar
mmHg rumah pasien juga tidak
g) Alergi Makanan: tidak ada yang merokok
ada
h) Alergi obat :
3. Diagnosa medis: tidak ada
Cylothorax i) Riwayat Penyakit: tidak
ada
Pengkajian
Pola Tidur
Pola Makan Pola Eliminasi
a) Sebelum dirawat/sakit a) Sebelum dirawat/sakit b) Setelah dirawat/sakit
Ibu An. E mengatakan anaknya Ibu An. E mengatakan dalam An. E BAB dan BAK
sangat kuat minum sampai harus sehari anaknya BAK 6 kali sehari, menggunakan Pempers. Pempers
dibantu dengan susu formula tidak ada keluhan pada saat BAK, diganti setiap pergantian shift
karena ASI yang kurang. urin berwarna kuning jernih dan atau saat pempers sudah terlihat
beraroma khas An.E BAB dan BAK penuh,
menggunakan pempers.
Ibu An. E mengatakan bahwa
b) Setelah dirawat/sakit anaknya BAB teratur 1 - 3 kali
An. E minum susu formula dalam sehari, tidak ada keluhan
sebanyak 150 cc/3 jam melalui saat BAB. Tekstur feses lunak,
selang NGT berwarna kuning tua.
Pola Perilaku
a) Sebelum dirawat/sakit b) Setelah dirawat/sakit
Ibu An. E mengatakan An. E melihat orang-orang
anaknya selalu ceria dan sangat yang akan menghampirinya. Saat
aktif. Setiap diajak berbicara An. E kita memberikan jari tangan, An.
seperti ingin ikut berbicara. Ibu An. E mengangkat tangannya dan
E mengatakan anaknya bahkan menggenggam jari tangan kita.
sudah berusaha untuk Jika sedang sendiri An. E biasa
memiringkan badannya seperti memainkan selang- selang
mau tengkurap. oksigen, selang infus, selang NGT
dan selang-selang lain yang ada
di dekatnya. An. E sering
menggelengkan kepala dan
menangis jika ada perawat yang
mendekatinya.
10. Hasil pemeriksaan fisik
9. Pengkajian perkembangan a) LLA & LP :
h) Dada: simetris, edema (-), ictus cordis
a) Sosial: Ibu An. E mengatakan b) Kepala : bentuk simetris, kepala bersih, tidak tampak, suara napas ronkhi,
anaknya dapat berinteraksi rambut pendek, berwarna hitam, edema (- penggunaan otot bantu napas (+).
dengan baik dan tidak ), lesi (-) i) Perut: distensi abdomen (-), lesi (-),
rewelsaat bertemu orang baru c) Mata: simetris kanan dan kiri, konjungtiva edema (-), perkusi timpani,
tidak anemis, alat bantu penglihatan (-), j) Punggung: simetris, pembengkakan (-),
b) Bahasa: Ibu An. E mengatakan
sklera normal, reflek cahaya (+),
anaknya sering mengatakan lesi (-), nyeri tekan (-)
d) Telinga: telinga simetris, kemampuan
“mmmmm” saat diajak pendengaran baik, edema (-), lesi (-),
k) Ekstremitas: lengkap kanan dan kiri,
berbicara. serumen (-), penggunaan alat bantu jari-jari tangan lengkap, dapat
c) Motorik Kasar: Ibu An. E dengar (-) menggerakkan tapi sangat lemah dan
mengatakan anaknya suka e) Hidung: secret (+), pernapasan cuping jarang
menggerakkan tangan dan hidung (+), edema (-), lesi (-), terpasang l) Kulit dan kuku: kulit putih, kuku sedikit
selang NGT panjang dan bersih
kaki
f) Mulut: bibir kering, mukosa lembab, warna
d) Motorik Halus: Ibu An. E m) Ginekologi: skrotum mengalami
pink pucat, secret (+), gigi tidak ada,
mengatakan anaknya suka g) Leher: edema (-), pembengkakan kelenjar
pembengkakan,
menggenggam mainan dan getah bening (-), pembengkakan kelenjar n) Anorectal: normal, tidak ada masalah
jari apabila disodorkan tiroid (-), terpasang trakeostomi dan o) Neurology: normal, tidak ada masalah
oksigen 1 L/m
Terapi
Terapi Dosis Rute Pemberian Tanggal
Analisa Data
1. Ds: Chylothorax
Do: Proses peradangan
pada rongga pleura
- Dispnea (+)
- pasien tampak
gelisah
- batuk (+) Merangsang sel goblet
- terdapat sputum
berlebih
- bunyi napas ronkhi menghasilkan secret Bersihan jalan
- frekuensi napas napas tidak
berubah-ubah setiap efektif
di observasi Produksi secret
- TTV: berlebih
- TD: 106/68 mmHg
- RR: 63 x/m
Secret tertahan di
- HR: 133 x/m saluran pernapasan
- S: 36,4 °C
- SPO2: 97%
Bersihan jalan napas
tidak efektif
2. DS: - Chylothorax
Analisa Data
DO: Akumulasi cairan
yang berlebihan di
- Dispnea (+) rongga pleura
- Penggunaan
otot bantu
napas (+)
- Pola napas Penurunan
takipnea ekspansi paru
Pola napas
- Pernapasan tidak efektif
cuping hidung
(+) Pola napas tidak
- TTV: efektif
- TD: 106/68
mmHg
- RR: 63 x/m
- HR: 133 x/m
- S: 36,4 °C
- SPO2: 97%
3. Ds: - Penatalaksanaan prosedur
Analisa Data
invasif
Do:
- Terpasang trakeostomy
sejak tanggal 13/09/2023- Tindakan trakeostomy
sekarang
- Suction trakeostomy, oral,
dan hidung sesuai indikasi Perawatan trakeostomy,
- Terpasang selang NGT Tindakan suction
sejak tanggal 04/06/2023- trakeostomy
sekarang
- Dispnea (+)
- pasien tampak gelisah Jalan masuk kuman Risiko infeksi
- batuk (+)
- terdapat sputum berlebih
- bunyi napas ronkhi
Risiko infeksi
- frekuensi napas berubah-
ubah setiap di observasi
- TTV:
- TD: 106/68 mmHg
- RR: 63 x/m
- HR: 133 x/m
- S: 36,4 °C
- SPO2: 97%
1
Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan hipersekresi
C.Diagnosa Keperawatan
jalan napas
Edukasi
Kolaborasi
D. Rencana Keperawatan
04/10/202 Resiko Setelah dilakukan
3 infeksi b.d tindakan keperawatan (l.14539)
efek 2x8 jam derajat infeksi Observasi:
prosedur menurun dengan 1. Monitor tanda gejala infeksi lokal dan
invasive kriteria hasil: sistemik
(L.14137) Terapeutik
(D.0142)
1. Batasi jumlah pengunjung
1. Demem menurun
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
2. Kemerahan menurun
pasien
3. Pertahankan teknik aseptik pada pasien
3. Nyeri menurun
berisiko tinggi
4. Bengkak menurun
Edukasi
5. kultur sputum 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
membaik 2. Ajarkan cara memeriksa luka
3. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
6. kadar sel darah putih
membaik Kolaborasi
Kesimpulan
Saran
Thank You