KELOMPOK 4
OLEH:
NAMA NIM
Daniel Abdi Pranata Sitanggang 6223210034
Rojo Prayoga Saragih 6223210037
Dio Sandri Tarigan 6223210033
Beri Guatapo Kaban 6223210042
DISKURSUS MAKNA
DALAM PERKEMBANGAN OLAHRAGA MASYARAKAT
P ara mahasiswa di manapun Anda berada, seperti kita ketahui bersama perkembangan
olahraga di masyarakat saat ini memperlihatkan banyak dimensi dan memainkan
peranan penting dalam kaitannya dengan keberhasilan pembangunan. Dalam
implementasinya olahraga tampil dalam beragam istilah yang mencerminkan arah orientasi
dan kekhasan masing-masing. Kita mengenal istilah olahraga amatir, olahraga profesional,
olahraga kesehatan, olahraga prestasi, olahraga Pendidikan, dan olahraga rekreasi.
Kategorisasi ini secara singkat akan dijelaskan sebagai berikut.
P ada tahun 1927 seorang penduduk Madrid, Don Santiago memberanikan diri membawa
kesebelasan Real Madrid untuk suatu turnamen ke Amerika Serikat. Perlawatan itu
menghasilkan cukup banyak pendapatan, karena itu para pemain Real Madrid memutuskan
serentak menandatangani kontrak sebagai pemain bayaran. Peristiwa itulah yang menandai
per tamakalinya sepak bola bayaran di Benua Eropa. Sebelumnya sudah ada sepakbola
profesional di Inggris, tetapi masih belum jelas, baru sesudah Spanyol menjadi pionernya,
maka sepak bola profesional
Menjelang perang dunia II sudah seluruh "Eropa Bebas" (non komunis) menganut
sepakbola bayaran, kecuali jerman (belum ada barat dan timur), Netherland, Belgia dan
Negara negara skandinavia. Tetapi segera sesudah perang dunia II Negara-negara inipun turut
mengadakan sepakbola bayaran, karena terpaksa; semua pemain-pemain terbaiknya "dibeli"
luar negeri. Dari uraian terlintas nyatalah bahwa sepakbola profe sional berlaku di negara-
negara bebas, non komunis.
Ilustrasi singkat tersebut, menggambarkan kasus dalam olahraga profesional. Artinya
seorang profesional bermain untuk memperoleh bayaran sebagai mata pencaharian.
Profesional dalam olahraga adalah olahraga dengan bayaran. Sebagai mata pencaharian
karenanya seorang profesional tidak lagi dapat disebut bermain akan tetapi bekerja. Ia tidak
lagi berolahraga karena kesenangan untuk memperoleh uang sebagai nafkah hidupnya.
Meskipun demikian tidak dapat dikatakan bahwa seorang profesional itu tidak sportif lagi.
Jika seoran olahragawan profesional bermain kasar, licik atau curang ia tida akan disukai oleh
penonton yang membayarnya dengan memberi