Kel 8 Tafsir Lisan FSA
Kel 8 Tafsir Lisan FSA
Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10
Daftar Pustaka..................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketimpangan gender merupakan wacana yang banyak dibahas apabila
dikaitkan dengan persoalan perempuan. Menurut Lull dalam Eriyanto wacana
adalah objek yang diperdebatkan secara terbuka kepada publik sehingga
membentuk pemahaman tertentu yang meluas. 1 Dalam ketimpangan gender
yang ada, perempuan digambarkan sebagai sosok yang lemah sebab adanya
dominasi dari laki–laki. Mereka tidak pula diberikan kesempatan dalam
membela dirinya. Khususnya ketika mereka menjadi objek dalam kekerasan.
Kekerasan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu perbuatan
seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya
orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. 2
Harskrisnowo membagi macam kekerasan menjadi empat yaitu kekerasan
fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan kekerasan ekonomi. 3 Dalam
satu kali kekerasan yang terjadi, perempuan bisa mengalami 2 atau lebih dari
macam kekerasan. Oleh karena itu, perempuan yang notabene nya sebagai
korban seharusnya lebih diperhatikan, dan diberikan kesempatan untuk
menjelaskan tragedi yang terjadi sebenarnya.
Namun sayangnya, perempuan justru dijadikan korban untuk yang
kedua kalinya. Yaitu ketika dalam media massa maupun cetak perempuan
dinarasikan dengan kalimat yang seolah–olah kekerasan itu terjadi karenanya.
Sebab itu, banyak para aktivis-aktivis dari kaum wanita yang
memperjuangkan persamaan hak antar gender ini. Salah satunya yaitu Sara
Mills, dimana dia menggagas teori feminism stylistic approach. Dalam
1
Wahyu Widiyaningrum dan Umaimah Wahid, Analisis Wacana Sara Mills Tentang
Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan (Studi Pemberitaan Media Tribunnews.com dan
Tirto.id), gender equality: international journal of child and gender studies 7, No. 1, (maret
2021):15, http://dx.doi.org/10.22373/equality.v7i1.8743.
2
KBBI Daring, Kekerasan, diakses Oktober 03, 2023,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kekerasan
3
Wahyu Widiyaningrum dan Umaimah Wahid, Analisis Wacana Sara Mills Tentang
Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan (Studi Pemberitaan Media Tribunnews.com dan
Tirto.id), 15.
1
teorinya itu sara mills menekankan pada aspek perempuan. Bagaimana
teorinya maupun biografi dari sara mills akan dibahas dii bab II nanti.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Sara Mills?
2. Bagaimana latar belakang Pemikiran Sara Mills?
3. Apa saja karya-karya Sara Mills?
4. Bagaimana pemikiran Sara Mills?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang biografi Sara Mills
2. Menjelaskan tentang latar belakang Pemikiran Sara Mills
3. Memaparkan tentang latar belakang Pemikiran Sara Mills
4. Mendeskripsikan tentang pemikiran Sara Mills
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Wikipedia, sara mills, diakses oktober 03, 2023,
https://en.wikipedia.org/wiki/Sara_Mills_(linguist).
5
Sara mills wabpages at SHU, diakses oktober 04, 2023,
https://teaching.shu.ac.uk/ds/slm/.
3
menganalisis struktur rasisme, baik di inggris sendiri ataupun dalam
hubungan inggris dengan negara lain. Keadaan tersebut menjadikan sara mills
mengusung politiknya karena sintesa dari keprihatinan terhadap diskriminasi
atas dasar ras, kelas, gender.
4
perempuan dan laki-laki.6 Orang yang menganut paham feminisme disebut
dengan feminis. Istilah feminisme pertama kali digunakan dalam debat politik
di Perancis, tepatnya di akhir abad 19.
Adapun model analisis wacana milik Sara Mills yaitu feminist stylistic
approach sudah pasti titik tekannya pada aspek perempuan, bagaimana
perempuan nantinya ditampilkan dalam suatu wacana. Mills berpandangan
bahwa selama ini wanita selalu dimarjinalkan dan selalu berada dalam posisi
yang lemah. Mereka tidak diberikan kesempatan untuk membela dirinya.
Oleh karena itu, mills membuat analisis wacana kritis melalui perpektif
feminis dan menjulukinya dengan Feminist Stylistics.
6
KBBI Daring, feminisme, diakses september 01, 2023,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/feminisme
7
Sara Mills, Feminist Stylistics (London: Routledge,2005)
5
dan penulis diperlakukan dalam teks. Bagaimana pembaca mengidentifikasi
dan menempatkan dirinya dalam penceritaan teks. Posisi semacam ini akan
menempatkan pembaca pada salah satu posisi dan mempengaruhi bagaimana
teks itu ditampilkan. Pada akhirnya cara penceritaan dan posisi-posisi yang
ditempatkan dan ditampilkan dalam teks ini membuat satu pihak menjadi
terlegitimasi dan pihak lain menjadi tak terlegitimasi.8
1. Posisi Subjek-Objek
2. Posisi Penulis-Pembaca
8
Masitoh, pendekatan dalam analisis wacana kritis, jurnal elsa 18, no. 1, (april 2020): 74,
https://doi.org/10.47637/elsa.v18i1.221
6
Menurut Sara Mills konsep posisi pembaca yang ditempatkan dalam
berita dibentuk oleh penulis tidak secara langsung, namun sebaliknya. Ini
terjadi melalui penyapaan dalam dua cara. Pertama, suatu teks memunculkan
wacana secara bertingkat dengan mengetengahkan kebenaran secara hirarkis
dan sistematis, sehingga pembaca mengidentifikasikan dirinya dengan
karakter atau apa yang terjadi di dalam teks (Eriyanto, 2001). Kedua, kode
budaya. Ini mengacu pada kode atau nilai budaya yang berlaku di benak
pembaca ketika menafsirkan suatu teks. Penulis menggunakan kondisi ini
ketika menulis.
9
Sara Mills, Feminist Stylistics (London: Routledge,2005)
7
atau frasa yang merendahkan atau mendiskriminasi salah satu jenis
kelamin?
- Pelecehan pada Wanita: berkaitan dengan mencari tahu apakah ada
kalimat atau frasa yang meremehkan atau melecehkan perempuan.
- Belas kasihan/pengkerdilan: Mengacu pada frasa atau kalimat yang
mungkin menggambarkan perempuan sebagai lemah atau tidak mampu.
Ini dapat merendahkan perempuan dengan mengungkapkan rasa kasihan
atau pengkerdilan terhadap mereka.
- Penghalusan / tabu: mencakup frasa atau kata-kata yang mungkin
digunakan untuk menghaluskan atau menutupi tindakan seksisme atau
pembicaraan tabu terkait dengan jenis kelamin.
c) Analisis Pada Level Wacana
- Karakter/peran: melibatkan pemeriksaan karakter atau peran yang
dimainkan oleh perempuan dan laki-laki dalam wacana atau narasi.
Apakah mereka digambarkan dalam peran yang klise atau stereotip?
- Fragmentasi: berhubungan dengan memeriksa apakah wacana atau narasi
menghancurkan atau membagi-bagi peran atau tugas berdasarkan jenis
kelamin. Fragmentasi bisa merujuk pada pemisahan yang tidak adil.
- Fokalisasi: berkaitan dengan fokus cerita atau narasi pada satu jenis
kelamin atau sudut pandang tertentu. Apakah wacana tersebut
memberikan perhatian yang adil kepada semua jenis kelamin?
- Skemata: melibatkan pengidentifikasian skema atau pola berulang dalam
wacana yang mungkin mencerminkan bias jenis kelamin atau seksisme.
8
dianggap ada. Teks diserang oleh norma-norma sosial budaya, oleh ideologi,
oleh sejarah, oleh kekuatan ekonomi, oleh gender, rasisme, dan sebagainya.
Bukan berarti penulis tidak memiliki kontrol apapun tentang apa yang mereka
tulis, tetapi penulis sendiri juga tunduk pada interpelasi dan interaksi dengan
kekuatan-kekuatan diskursif.10
10
Andriana, M., & Manaf, N. A. Analisis Wacana Kritis Sara Mills dalam Novel Berkisar
Merah Karya Ahmad Tohari. (2020).http://dx.doi.org/10.30998/deiksis.v14i1.9961
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sara mills merupakan seorang Profesor Emeritus Linguistik di
Universitas Sheffield Hallam, Inggris. Selain bekerja dibidang linguistik, sara
mills juga berkerja dibidang feminisme. Sara mills memiliki komitmen poliitk
bahwa dalam bekerja dirinya harus bisa membawa perubahan bagi dunia luar,
bukan bagi para akademisi saja. Hal ini terjadi karena pengalamannya ikut
dalam komunitas ataupun pekerjaanya, dimana dia menemukan adanya
diskiriminasi dan rasisme. Hingga sara mills mengusungkan teori feminist
stylistich approach. Dimana dalam teorinya sara mills menekankan pada
aspek perempuan. Dalam teorinya tersebut sara mills membuat analisis
kerangka teorinya menjadi dua yaitu posisi subjek-objek dan posisi penulis
pembaca.
B. Saran
Mungkin, hanya itu saja materi yang dapat dipaparkan. Penyusun
menyadari bahwa makalahnya ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu penyusun mohon kritik dan saran yang membangun agar penyusun bisa
lebih baik lagi kedepannya.
10
Daftar Pustaka
Andriana, M., & Manaf, N. A. Analisis Wacana Kritis Sara Mills dalam Novel
Berkisar Merah Karya Ahmad
Tohari. (2020).http://dx.doi.org/10.30998/deiksis.v14i1.9961
KBBI Daring, feminisme, diakses september 01, 2023,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/feminisme
KBBI Daring, Kekerasan, diakses Oktober 03, 2023,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kekerasan
Masitoh, pendekatan dalam analisis wacana kritis, jurnal elsa 18, no. 1, (april
2020): 74, https://doi.org/10.47637/elsa.v18i1.221
Mills, Sara. Feminist Stylistics (London: Routledge,2005)
Sara mills wabpages at SHU, diakses oktober 04, 2023,
https://teaching.shu.ac.uk/ds/slm/.
Widiyaningrum, Wahyu Widiyaningrum dan Umaimah Wahid, Analisis Wacana
Sara Mills Tentang Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan (Studi
Pemberitaan Media Tribunnews.com dan Tirto.id), gender equality:
international journal of child and gender studies 7, No. 1, (maret 2021):15,
http://dx.doi.org/10.22373/equality.v7i1.8743.
Wikipedia, sara mills, diakses oktober 03, 2023,
https://en.wikipedia.org/wiki/Sara_Mills_(linguist).
11