Anda di halaman 1dari 4

Nama : Irawan Tri Aminudin

Nim : 206131049

Kelas : SPI 5B

Dosen : Anna Mariana M.A

Mata Kuliah : Filsafat Sejarah

ANALISIS BUKU AROK DEDES KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER DALAM


PEMBAHASAN SEJARAH SPEKULATIF

Sebelum membahas tentang isi buku Arok Dedes dalam analisis Sejarah Spekulatif, berikut saya
jelaskan terlebih dahulu tentang apa itu Sejarah Spekulatif. Filsafat Sejarah Spekulatif yang
bertujuan untuk melihat peristiwa-peristiwa sejarah sebagai suatu keseluruhan. Sejarah
Spekulatif berusaha untuk memberikan penjelasan dan penafsiran yang luas mengenai seluruh
proses sejarah dimana posisi proses sejarah senagai peristiwa.

Dan tiga hal yang merupakan tumpuan dari sejarah spekulatif dibawah ini :

1. Pola Gerak Sejarah


Pemahaman teori pola gerak sejarah akan memungkinkan sejarawan memperoleh
gambaran yang komperehensif tentang posisi manusia dalam ranah sejarah dan faktor
manusia lainnya yang juga menentukan arah pergerakan sejarah. Pada dasarnya banyak
gerakan sejarah yaitu : gerakan sejarah maju, gerakan sejarah mundur, gerakan sejarah
budaya, gerakan sejarah menurut hukum dan takdir dll

Contoh pola gerak sejarah sebagai berikut :

 Siklus
Pada gerak siklus dihasilkan dari hukum fatum dan hukum fatum berkaitan dengan
penyamaan antara alam raya dengan alam kecil yakni manusia (macrocosmos dan
microcosmos).

 Linier
Pada gerak linier ini berkembang pada abad ke 18 sampai 19. Zaman dimana kekuatan
gereja sudah runtuh dan digantikan oleh zaman renaissance dengan ciri masyarakat
yang senantiasa bergerak dan mengupayakan kehidupan yang lebih baik.
 Spiral
Giambatista vico merupakan seorang filsuf dan sejarawan yang berasal dari napoli italia
dan merupakan guru besar dalam retorika juga sejarawan istana. Ia menyatakan bahwa
sejarah bergerak mengikuti pola spiral yaitu selalu berulang-ulang, tetapi tidak kepada
titik pangkal melainkan ke titik yang lebih tinggi.
 Dialektis
Merupakan pola gerak sejarah yang menunjukkan bahwa peristiwa sejarah bersifat
fluctuaction of age to age yaitu naik turun pasang surut timbul tengglam.

Review Buku

Buku Roman Politik “Arok Dedes” ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer dan diterbitkan
pertama kali pada Desember 1999. Buku ini menceritakan tentang roman politik yang
begitu apik. Pergulatan batin seorang wanita cantik bernama Dedes. Dan pergelutan
politik dengan kecerdikan Arok dalam menjatuhkan kekuasaan Tunggul Ametung.
Roman Arok Dedes bukan roman mistika-irasional (kutukan keris Gandring tujuh
turunan). Ini adalah roman politik seutuh-utuhnya. Berkisah tentang kudeta pertama di
Nusantara. Kudeta ala Jawa. Kudeta merangkak yang menggunakan banyak tangan
untuk kemudian memukul habis dan mengambil bagian dari kekuasaan sepenuh-
penuhnya. Kudeta licik tapi cerdik. Berdarah, tapi para pembunuh yang sejati bertepuk
dada mendapati penghormatan yang tinggi. Melibatkan gerakan militer (Gerakan
Gandring), menyebarkan syak wasangka dari dalam, memperhadapkan antarkawan, dan
memanasi perkubuan. Aktor-aktornya bekerja seperti hantu. Kalaupun gerakannya
diketahui, namun tiada bukti paling sahih bagi penguasa menyingkirkannya.

Arok adalah simpul dari gabungan antara mesin paramiliter licik dan politisi sipil yang
cerdik-rakus (dari kalangan sudra/agrari yang merangkakkan nasib menjadi penguasa
tunggal tanah Jawa). Arok tak mesti memperlihatkan tangannya yang berlumur darah
mengiringi kejatuhan Ametung di Bilik Agung Tumapel, karena perang politik tak selalu
identik dengan perang terbuka. Politik adalah permainan catur di atas papan bidak yang
butuh kejelian, pancingan, ketegaan melempar umpan-umpan untuk mendapatkan
peruntungan besar. Tak ada kawan dan lawan. Yang ada hanya takhta di mana seluruh
hasrat bisa diletupkan sejadi-jadinya yang dimau.
Pada akhirnya roman Arok Dedes menggambarkan perang kudeta politik yang kompleks
yang “disumbang” Jawa untuk Indonesia.

Kelebihan Buku:
Alur yang sederhana dan mudah dipahami, terutama tentang birokrasi dan politik
kerajaan. Penggambaran tokoh, tempat dan kejadian ditulis secara detail sehingga
pembaca ikut terbawa masuk ke zaman kerajaan di mana kerajaan Kediri masih berdiri.
Ada banyak kejutan dalam buku ini. Arok yang awalnya berada di medan pertempuran
untuk menghadapi Tunggul Ametung, ia berpindah ke medan siasat untuk bisa
menggulingkan Tunggul Ametung. Juga tentang pergulatan batin Paramesywari Ken
Dedes yang jatuh cinta pada Arok dan tidak ingin kedudukannya sebagai Paramesyari
Tumapel digantikan oleh Umang, istri pertama Arok yang kastanya jauh lebih rendah
daripada dirinya.

Kekurangan Buku :
Kekurangan yang terdapat dalam Novel Arok Dedes adalah gaya bahasa yang digunakan
masih ejaan lama dan sulit dimengerti untuk pembaca masa sekarang. Hal ini termasuk
wajar karena novel ini diterbitkan pada tahun 1999 dan ditulis pada masa dahulu
dengan gaya bahasa sesuai dengan zamannya.

ANALISIS SEJARAH SPEKULATIF TERHADAP BUKU


AROK DEDES

Kisah cerita arok dedes bertumpu kepada analisis gender yang menyebabkan dedes
sebagai perempuan mendapat ketidakadilan sebagaimana semestinya. Dan juga
kecerdikan arok dalam menjatuhkan kekuasaan kerajaan kediri untuk membantu rakyat
yang sengsara. Dari sudut pandang saya buku ini lebih dekat dengan pemahaman
sejarah spekulatif karena dicerita ini muncul sebuah pergerakan yang mengupayakan
kehidupan masyarakat yang lebih baik yang berpegang pada pola gerak spekulatif model
linier.
Dan sedikit menyinggung tentang gender politik dan kasta pada buku yang dijelaskan
bahwa arok adalah salah satu simbol dari gabungan mesin para militer licik serta politisi sipil
cerdik dan rakus (dari kalangan sudra/agrari menginginkan nasib menjadi panguasa tunggal raja
di tanah jawa). Dan juga Dedes sebagai tokoh utama wanita hidup bersosial dengan lawan
jenis (laki-laki) dan sesama jenisnya (perempuan). Dalam hidup bersosialnya, Dedes selalu
menjadi objek laki-laki yaitu saat laki-laki tersebut menginginkan harta, kekuasaan, atau tahta
bahkan kecantikan Dedes.
Pada intinya spekulatif dalam buku ini yang saya tangkap adalah bagaimana cara arok untuk
menjatuhkan kekuasaan tumapel kediri karena rakyat pada masa tersebut sangat jatuh miskin
akibatnya muncul arok sebagai tokoh aksi dalam cerita sebagai pengahncur kerajaan kediri dan
menggantikannya dengan kerajaan baru yaitu singosari. Dalam tanda kutip juga untuk
mensejahterakan rakyat yang pada masa kerajaan kediri dulu miskin. Dan juga akhir dari cerita
ini adalah arok juga dapat menikahi dedes dan umang yang merupakan perempuan yang tidak
mendapatkan keadilan pada masa lalu.
Tetapi juga ada pendekatan dengan pola gerak dialektis tidak saja linier seperti yang saya
sampaikan tadi sebelumnya. Karena pada cerita ini juga ada pasang surut timbul tenggelam yang
dijelaskan bahwa kerajaan naik turun pergantian penguasa atau raja dan dilanjutkan oleh
anaknya yang juga nanti terjadi konflik antara anak arok dengan dedes dan dengan umang. Yaitu
anusapati dan toh jaya yang akan saling membunuh untuk memperebutkan kekuasan singasari.

Jadi kesimpulan daripada cerita buku arok dedes terhadap sejarah spekulatif yaitu bersifat linier
dan dialektis.

Sekian, terimakasih
Wassalam.

Anda mungkin juga menyukai