Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI
TIPE MADYA PABEAN A
Standar Operasional Prosedur
Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Perjalanan
Dinas Mekanisme Langsung Sebelum Perjalanan Dinas
No. SOP: Tanggal Penetapan Tanggal Revisi Revisi ke-
19/TMPA/2017 19 Juni 2017
1. Deskripsi:
a. SOP ini menjelaskan tentang proses Penerbitan SPP Perjalanan Dinas
dengan mekanisme langsung (LS) sebelum pelaksanaan perjalanan dinas.
SOP ini dimulai sejak Pelaksana SPD mengajukan permohonan LS sampai
dengan penerusan berkas SPP yang telah disetujui PPK ke Pejabat
Penandatangan SPM oleh Staff pengelola keuangan.
b. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat
yang diberi kewenangan oleh Pengguna Anggaran/KPA untuk mengambil
keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
c. Surat Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen
yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dalam rangka
pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Pegawai
Tidak Tetap, dan Pihak Lain.
d. Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah
pembayaran yang dilakukan langsung kepada Bendahara
Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat
keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui
penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung.
e. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran
tagihan kepada negara.
f. Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut SPP-LS
adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK dalam rangka pembayaran
tagihan kepada penerima hak/ Bendahara Pengeluaran.
g. Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang selanjutnya disebut Perjalanan Dinas
adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang dilakukan dalam
wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara.
h. Perjalanan Dinas Jabatan adalah Perjalanan Dinas melewati batas Kota
dan/atau dalam Kota dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju,
melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan semula di dalam
negeri. Perjalanan dinas dilakukan dalam rangka:
1) Pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan;
2) Mengikuti rapat, seminar, dan sejenisnya;
3) Pengumandahan (Detasering);
4) Menempuh ujian dinas/ujian jabatan;
5) Menghadap Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri atau menghadap
seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk, untuk mendapatkan
surat keterangan dokter tentang kesehatannya guna kepentingan
jabatan;
6) Memperoleh pengobatan berdasarkan surat keterangan dokter karena
mendapat cedera pada waktu/karena melakukan tugas;
7) Mendapatkan pengobatan berdasarkan keputusan Majelis Penguji
Kesehatan Pegawai Negeri;
8) Mengikuti pendidikan setara Diploma/S1/S2/S3;
9) Mengikuti pendidikan dan pelatihan;
10) Menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah Pejabat
Negara/Pegawai Negeri yang meninggal dunia dalam melakukan
Perjalanan Dinas; atau
11) Menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah Pejabat
Negara/Pegawai Negeri yang meninggal dunia dari Tempat Kedudukan
yang terakhir ke Kota tempat pemakaman.
i. Prinsip Perjalanan Dinas:
1) Selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan;
2) Ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja
Kementerian Negara/Lembaga;
3) Efisiensi penggunaan belanja negara; dan
4) Akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan Perjalanan Dinas dan
pembebanan biaya Perjalanan Dinas.
j. Biaya Perjalanan Dinas tersebut dibayarkan yang biayanya dibebankan
pada anggaran yang tersedia dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Kantor Pusat DJBC dalam waktu tidak bersamaan.
k. Perhitungan perjalanan dinas jabatan dilakukan sebagai berikut:
 Terhadap ST yang dilampirkan, maka yang dapat dibayarkan sebelum
perjalanan dinas dilaksanakan adalah tiket perjalanan PP sesuai
standard biaya.
 Terhadap ST yang dilampirkan beserta dokumen pendukung berupa
SPD, Tiket dan Bill Hotel, dan dokumen pendukung lainnya maka dapat
dibayarkan biaya tiket perjalanan PP, Biaya Penginapan dan Uang
Harian sesuai Ketentuan Standar Biaya.
l. Unit pelaksana SOP ini adalah Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Dasar Hukum:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
b. Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan
Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak
Tetap.
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
e. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-22/PB/2013
tentang Ketentuan Lebih Lanjut Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam
Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap.
f. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-11/BC/2016
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengumandahan (Datasering) Pegawai
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
g. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-13/BC/2015
tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas.

3. Ketertautan:
SOP ini memiliki ketertautan dengan SOP Pencairan Biaya Perjalanan Dinas
Mekanisme Pembayaran Langsung (LS) Sebelum Perjalanan Dinas.
4. Pihak-Pihak yang Terlibat:
a. Pelaksana SPD.
b. Pejabat Pembuat Komitmen.
c. Staf Pengelola Keuangan.
d. Pejabat Penandatangan SPM.

5. Persyaratan dan Perlengkapan:


a. Mengajukan permohonan penerbitan SPP Perjalanan Dinas Jabatan
mekanisme langsung sebelum perjalanan dinas, dilampiri dokumen
pendukung berupa:
1) Surat Tugas (ST).
2) Tiket (bila ada)
3) Bill Hotel (bila ada)
b. Pengajuan permohonan LS diajukan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
sebelum tanggal keberangkatan.
c. Apabila pengajuan permohonan LS diajukan setelah jangka waktu yang
telah ditentukan (kurang dari 10 hari kerja sampai dengan 5 hari kerja
sebelum tanggal keberangkatan) dapat dilayani akan tetapi tidak akan
dijamin pencairan dana perjalanan dinasnya akan dibayarkan sebelum
keberangkatan.
d. Apabila pengajuan permohonan LS diajukan dibawah 5 hari kerja sebelum
keberangkatan maka akan dilakukan mekanisme LS setelah Perjalanan
Dinas.

6. Keluaran (Output):
a. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) LS.
b. Daftar Nominatif.
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB).
d. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM).

7. Jangka Waktu Penyelesaian:


Jangka Waktu Penyelesaian SOP ini adalah paling lama 3 (tiga) hari kerja yang
dimulai sejak permohonan diterima lengkap sampai dengan penyampaian
berkas SPP (SPP, SPTJM, Daftar Nominatif dan Surat Tugas) yang telah
disetujui PPK kepada PPSPM.

8. Perhatian:
Dalam pelaksanaan SOP ini, harus memperhatikan:
a. Standar Biaya Masukan yang berlaku.
b. Ketersediaan DIPA.

9. Matriks RASCI
Penerbitan Surat Permintaan
Staf
Pembayaran (SPP) Perjalanan Dinas Pelaksana
PPK Pengelola PPSPM
Mekanisme Langsung Sebelum SPD
Keuangan
Perjalanan Dinas
Penerimaan Permohonan S R
Penelitian Permohonan / Dokumen R
Penerbitan SPP R/A S
Administrasi dan Distribusi SPP R I
10. Prosedur Kerja
a. Staf Pengelola Keuangan menerima permohonan LS sebelum Perjalanan
Dinas dilaksanakan, membukukan dan meneliti Surat Tugas dan dokumen
pendukung dari Pelaksana SPD.
1) Dalam hal kurang lengkap dan/atau adanya kesalahan dalam Surat
Tugas, maka dokumen disampaikan dan/atau dikembalikan kepada
Pelaksana SPD untuk diperbaiki.
2) Dalam hal lengkap, maka pelaksana meneliti, menghitung besarnya
biaya perjalanan dinas, dan membuat konsep SPTJM, konsep SPTB,
konsep daftar nominative, dan konsep SPP untuk selanjutnya diajukan
ke PPK.
b. PPK meneliti dan menandatangani SPTJM, Daftar Nominatif, SPTB, dan SPP
kemudian menugaskan Staf Pengelola Keuangan untuk menyampaikan
kepada Pejabat Penandatangan SPM.
c. Staf pengelola keuangan menyampaikan berkas SPP yang telah disetujui
PPK ke Pejabat Penandatangan SPM.
11. Bagan Alir (flowchart)
SOP Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Perjalanan Dinas
Mekanisme Langsung Sebelum Perjalanan Dinas

PEJABAT PEMBUAT STAF PENGELOLA


PELAKSANA SPD PPSPM
KOMITMEN KEUANGAN

MULAI

DOK MENERIMA DA N
PENDUKUNG MENELITI SPD
SURAT TUGAS DA N BUKTI
PENDUKUNGNYA

T
LENGKAP?

MENELITI,
MENGHITUNG,
DAN MEMBUAT

DAFTAR
NOMINATIF
KONSEP SPTJM
KONSEP SPTB
KONSEP SPP

MENERIMA,
MENELITI, DAN
MENANDA-
TANGANI

DAFTAR
NOMINATIF
SPTJM
SPTB
SPP

MENGADMINIS-
TRASI DAN
MENDISTRIBU-
SIKAN
DAFTAR
NOMINATIF
N
SPTJM
SPTB
SPP

SOP Pencairan
Biaya Perjalanan
Dinas Mekanisme
Pembayaran
Langsung (LS)
Sebelum Perjalanan
Dinas

SELESAI

Disahkan oleh:
Sekretaris Direktorat Jenderal

ttd

Kushari Suprianto
NIP 19661002 199103 1 001

Anda mungkin juga menyukai