Anda di halaman 1dari 3

BAB III AQIDAH AHKLAK

KELAS 12 IPA DAN IPS

AKHLAK TERCELA (NIFAK, GHADAB DAN QOSWAH AL-QOLB)


A. Munafik (Nifāq)

1. Pengertian Munafik (Nifāq)


Nifāq berasal dari akar kata nāfaqa berarti munafik, menyembunyikan, berbohong,
berpura-pura. Kata ini diambil dari kara nafiqā berarti salah satu lubang tikus, jika dicari melalui
satu lubang, maka tikus itu akan lari dan mencari lubang lainnya.
Kata Nifāq secara istilah adalah sikap menyembunykan sesuatu di dalam hatinya karena
tak ingin diketahui keberadaannya oleh orang lain sehingga menampakkan sesuatu yang tidak
sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya. Atau dengan kata lain nifāq ialah menyatakan
keimanan padahal di balik itu tersimpan kekufuran.

2. Macam-Macam Perilaku Munafik (Nifāq)


a. Nifāq ‘Amalī/ ‘Urfī
Nifaq ‘amalī ialah sikap yang dimiliki seseorang dengan memperlihatkan sesuatu yang
tidak sesuai dengan yang sebenarnya sehingga dalam interaksi sosialnya dia sering berperilaku
atau menampakkan tanda-tanda kemunafikan.

☆Tanda-tanda nifaq / kemunafikan adalah apabila seseorang


1. Kalau berbicara berbohong,
2. Bila berjanji diingkari,
3. Bila diberi amanah berkhianat,
4. Bila berseteru fajir ( curang )

Dalam membicarakan status hukum orang munafik seperti dalam hadis ini mayoritas
ulama berpendapat bahwa ciri-ciri kemunafikan dalam hadis ini yang umum terjadi dalam
masyarakat tidak dihukum kafir. Hanya sebagai suatu bentuk kemunafikan.
b. Nifāq Īmānī / Syar’ī
Nifāq Īmānī adalah suatu sikap yang dimiliki seseorang dengan memperlihatkan
keimanan dan menyembunyikan kekafirannya. Orang seperti ini diancam neraka, sebab orang
sangat berbahaya bagi umat dan agama Islam. Contoh dari nifāq īmānī adalah sikap kemunafikan
atas datangnya bulan Ramadan.

c. Cara Menghindari Perilaku Munafik (Nifāq)


a. Membiasakan berkata jujur
b. Membiasakan diri untuk setia atau amanah

B. Marah (Gaḍab)
1. Pengertian Marah (Gaḍab)
Kata gaḍab berasal dari kata gaḍiba-yagḍabu berarti marah, mengamuk, murka, berang,
gusar, jengkel, naik pitam. Kata gaḍab secara istilah adalah sikap tercela di mana gejolak darah
dalam diri seseorang meningkat karena tidak senang pada perlakuan tidak pantas. Gaḍab
merupakan fitrah manusia. Sikap ini akan terjadi ketika adanya sesuatu yang kesalahan atau pun
ketidakpantasan. Oleh karena itu sikap ini haruslah dikendalikan bahkan diredam.

2. Dampak Negatif perilaku Marah (Gaḍab)


Jika seseorang marah dan tidak berusaha untuk mengendalikan akan menyebabkan
keburukan-keburukan. Berikut ini adalah keburukan yang dapat timbul karena sikap marah:
a. Keputusan dan tindakan yang diambil tidak bijaksana.
b. Retak dan putusnya hubungan persaudaraan antar manusia.
c. Membahayakan kesehatan tubuh karena tekanan darah tinggi yang meningkat menyebabkan
sakit kepala dan beresiko menyebabkan serangan jantung.

Dalam al-Qur`an, sikap marah dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, yaitu:
a. Menemui banyak kesulitan sehingga menyesal.
b. Tidak mendapat keuntungan melainkan mendapatkan kerugian.
c. Menerima murka dan laknat Allah.

3. Menghindari Perilaku Marah (Gaḍab)


a. Meredam rasa amarah dengan sabar
b. meredam rasa amarah dengan berzikir kepada Allah.
c. Meredam rasa amarah dengan berwudhu
d. Meredam rasa amarah dengan cara merubah posisi atau berdiam diri
e. Memberi Maaf

C. Keras Hati (Qaswah al-Qalb)

1. Pengertian Keras Hati (Qaswah al-Qalb)


Dalam memahami arti dari keras hati, Amin Syukur dalam Terapi Hati mengatakan
bahwa Imam al-Ghazali menjelaskan tentang tiga macam hati, yaitu a) hati yang sehat, tandanya
adalah iman yang kuat dan pengamalan yang konsisten; b) hati yang sakit, tandanya adalah
adanya keimanan, ibadah, namun ternodai dengan keburukan dan kemaksiatan; 3) hati yang
mati, tandanya adalah mengeras dan membatunya hati karena banyak kemaksiatan yang
diperbuat. Dari pembagian di atas, kita memahami bahwa keras hati adalah sikap tercela di mana
seseorang menutup pikiran dan hatinya akibat dari perilaku keburukan dan kemaksiatan yang
telah diperbuat semisal munafik dan marah.

2. Cara Menghindari Mengerasnya Hati (Qaswah al-Qalb)


Untuk menghindarkan diri dari kerasnya hati, maka kita dapat melakukan beberapa hal
yang telah dikatakan oleh Imam al-Qusyairi yang dinukilkan dari Syaikh Ibrahim al-Khawas,
yaitu
a. Membaca al-Qur`an disertai dengan perenungan
b. Mengatur pola makan agar perut tidak kenyang
c. Bangun malam
d. Merendahkan diri di hadapan Allah pada akhir malam
e. Bergaul dengan orang-orang saleh
f. Berempati kepada orang lain.

Rangkuman
1. Nifāq berarti munafik, menyembunyikan, berbohong, berpura-pura. Secara istilah Nifāq adalah
sikap menyembunykan sesuatu di dalam hatinya karena tak ingin diketahui keberadaannya oleh
orang lain sehingga menampakkan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam
hatinya. Nifāq ada dua yaitu, Nifāq ‘Amalī/ ‘Urfī dan Nifāq Īmānī / Syar’ī. Cara menghindarinya
adalah bersikap jujur dan amanah.
2. Gaḍab berarti marah, mengamuk, murka, berang, gusar, jengkel, naik pitam. Gaḍab secara
istilah adalah sikap tercela di mana gejolak darah dalam diri seseorang meningkat karena tidak
senang pada perlakuan tidak pantas. Dampak sikap gaḍab adalah sikap tidak bijaksana,
hubungan persaudaraan yang tak harmonis, dan kesehatan tubuh yang memburuk. Adapun
dampak sikap gaḍab dalam al-Qur`an yaitu menemui banyak kesulitan sehingga menyesal, tidak
mendapat keuntungan melainkan mendapatkan kerugian dan menerima murka dan laknat Allah.
Cara menghindari perilaku gaḍab adalah sabar, zikir kepada Allah, berwudlu, merubah posisi
atau berdiam diri dan memberi maaf.
3. Qaswah al-Qalb adalah sikap tercela di mana seseorang menutup pikiran dan hatinya akibat
dari perilaku keburukan dan kemaksiatan yang telah diperbuat. Cara menghindari atau bahkan
melunakkan hati adalah membaca al-Qur`an disertai dengan perenungan, mengatur pola makan
agar perut tidak kenyang, bangun malam, merendahkan diri di hadapan Allah pada akhir malam,
bergaul dengan orang-orang saleh dan berempati kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai