SURAT EDARAN
NOMOR:
009/IV-9/KOM/D/2023
TENTANG
PELAKSAAN SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
RSU UNMUH JEMBER
TAHUN 2023
Kepada Yth.
CIVITAS HOSPITALIA
RSU Unmuh Jember
Nomor : 011//IV-9/KOM/D/2023
Sifat : -
Perihal : Pengajuan Laporan Kegiatan Survey Budaya
Keselamatan Pasien tahun 2023
Kepada Yth.
Bapak Direktur RSU Unmuh Jember
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………….
RUMAH SAKIT UMUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Jalan Wolter Monginsidi No.91 Sumbersari – Jember Kode Pos 68126
Telp : (0331)1544-2222 / 0821-3777-9669 Email : rsuunmuhjember@unmuhjember.ac.id
Visi
Terwujudnya pelayanan yang Profesional, Islami dan Bermutu Tinggi.
Misi :
1. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan bertanggung
jawab.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana Rumah Sakit dalam
mendukung pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui sistem tata kelola rumah sakit
yang efektif dan efisien.
4. Mengintegrasikan nilai-nilai islam dalam tatanan pelayanan.
5. Penguasaan ilmu dan teknologi serta pengembangan layanan unggulan.
Motto :
"Layananku Ibadahku : Tulus Dengan Sepenuh Hati".
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala bahwa
atas rahmat dan karunia-Nya, laporan Triwulan I ini dapat diselesaikan.
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala bahwa
atas rahmat dan karunia-Nya, laporan Kegiatan Survey Budaya Keselamatan Pasien tahun
2023 ini dapat diselesaikan diselesaikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga laporan Kegiatan Survey Budaya Keselamatan Pasien
tahun 2023 ini dapat diselesaikan. Kami menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dan
kendala serta permasalahan yang perlu diantisipasi dalam upaya menyusun laporan
Triwulan I Insiden Keselamatan Pasien di RSU Unmuh Jember, oleh karena itu kami
mengharapkan saran perbaikan, sumbangan pemikiran, masukan, dan kritikan untuk lebih
menyempurnakan laporan ini.
Semoga laporan Kegiatan Survey Budaya Keselamatan Pasien tahun 2023 ini dapat
bermanfaat dan diimplementasikan dalam terlaksananya budaya keselamatan pasien di
lingkungan RSU Unmuh Jember.
Penyusun,
LAPORAN
KEGIATAN SURVEI BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Keselamatan Pasien/ KP (Patient Safety) merupakan isu global dan
nasional bagi Rumah Sakit dan merupakan komponen penting dari mutu
pelayanan kesehatan, serta merupakan prinsip dasar dalam pelayanan
pasien dan komponen kritis dalam manajemen mutu. Perhatian dan fokus
terhadap keselamatan pasien ini didorong oleh masih tingginya angka
Kejadian Tidak Diharapkkan (KTD) atau Adverse Event di Rumah Sakit, baik
secara global maupun nasional. Adanya KTD tersebut selain berdampak
pada peningkatan biaya pelayanan juga dapat membawa Rumah Sakit ke
area blamming, menimbulkan konflik antara dokter atau petugas kesehatan
lain dan pasien, dan tidak jarang berakhir dengan tuntutan hukum yang dapat
merugikan bagi Rumah Sakit. Data KTD di Indonesia masih sangat sulit
diperoleh secara lengkap dan akurat, tetapi dapat diasumsikan tidaklah kecil.
Sebagai upaya memecahkan masalah tersebut dan mewujudkan
pelayanan kesehatan yang lebih aman, diperlukan suatu perubahan budaya
dalam pelayanan kesehatan dari budaya yang menyalahkan individu menjadi
suatu budaya di mana insiden dipandang sebagai kesempatan untuk
memperbaiki sistem. Sistem pelaporan yang mengutamakan pembelajaran
dari kesalahan dan perbaikan sistem pelayanan merupakan dasar budaya
keselamatan. Meningkatnya kesadaran pelayanan kesehatan mengenai
pentingnya mewujudkan budaya keselamatan pasien menyebabkan
meningkatnya pula kebutuhan untuk mengukur budaya keselamatan.
Perubahan budaya keselamatan dapat dipergunakan sebagai bukti
keberhasilan implementasi program keselamatan pasien.
Penerapan budaya keselamatan pasien akan mendatangkan
keuntungan bagi pasien dan pihak penyedia pelayanan kesehatan.
Penerapan budaya keselamatan pasien akan mendeteksi kesalahan yang
akan terjadi atau jika kesalahan terjadi. Budaya keselamatan pasien akan
meningkatkan kesadaran untuk mencegah error dan melaporkan jika ada
kesalahan. Budaya keselamatan pasien juga akan mengurangi pengeluaran
finansial yang diakibatkan oleh kejadian keselamatan pasien.
Budaya keselamatan di rumah sakit merupakan suatu lingkungan
kolaboratif di mana para dokter saling menghargai satu sama lain, para
pemimpin mendorong kerja sama tim yang efektif dan menciptakan aman
secara psikologis serta anggota tim dapat belajar dari insiden keselamatan
pasien, para pemberi layanan menyadari bahwa ada keterbatasan manusia
yang bekerja dalam suatu sistem yang kompleks dan terdapat suatu proses
pembelajaran serta upaya untuk mendorong perbaikan.
Budaya keselamatan pasien juga merupakan hasil dari nilai – nilai,
sikap, pesrepsi, kompetensi dan pola perilaku individu maupun kelompok
yang menentukan komitmen terhadap, serta kemampuan mengelola
pelayanan kesehatan maupun keselamatan. Keselamatan dan mutu
berkembang dalam suatu lingkungan yang membutuhkan kerja sama dan
rasa hormat satu sama lain, tanpa memandang jabatannya. Pimpinan rumah
sakit menunjukkan komitmennya mendorong terciptanya budaya keselamatan
tidak mengintimidasi dan atau mempengaruhi staf dalam memberikan
pelayanan kepada pasien.
Survey budaya keselamatan pasien Survey Budaya Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (Hospital Survey on Patient Safety Culture), dikeluarkan
oleh AHRQ (American Hospital Research and Quality) pada bulan November
2004, didesain untuk mengukur opini staf Rumah Sakit mengenai isu
Keselamatan Pasien, medical errors, dan pelaporan insiden. Survey ini terdiri
atas 38 item yang mengukur 10 dimensi keselamatan pasien. Diantaranya:
komunikasi terbuka, komunikasi dan umpan balik mengenai insiden, frekuensi
pelaporan insiden, handoffs dan transisi, dukungan manajemen untuk
keselamatan pasien, respon nonpunitif (tidak menghukum) terhadap
kesalahan, pembelajaran organisasi peningkatan berkelanjutan, staffing,
ekspektasi dan upaya atasan dalam meningkatkan keselamatan pasien, dan
kerjasama tim antar unit dan dalam unit. Survey ini juga mengandung dua
pertanyaan kepada responden mengenai tingkat Budaya Keselamatan Pasien
di unit kerja masing-masing, dan banyaknya jumlah insiden Keselamatan
Pasien yang telah mereka laporkan selama satu tahun terakhir. Sebagai
tambahan, responden juga ditanya mengenai latar belakang responden (unit
kerja, jabatan staf, apakah mereka berinteraksi langsung dengan pasien atau
tidak).
Membangun budaya keselamatan pasien di rumah sakit adalah
kewajiban dan tanggung jawab seluruh staf yang bekerja di rumah sakit lebih
utama para profesional pemberi asuhan yang berinteraksi langsung dengan
pasien yang memungkinkan untuk menemukan dan mengalami risiko
kesalahan pelayanan.
RSU Unmuh Jember telah memulai gerakan keselamatan pasien
dengan dibentuknya Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, namun belum
ada data yang pasti mengenai jumlah Insiden Keselamatan Pasien. Minimnya
data Insiden Keselamatan Pasien mengakibatkan rendahnya proses
pembelajaran, yang berdampak buruk pada usaha pencegahan dan
pengurangan cedera pada pasien. Akibatnya, Rumah Sakit mengalami
kesulitan untuk mengidentifikasi potensi bahaya atau risiko yang dihadapi
dalam sistem pelayanan kesehatan.
Rendahnya sistem pelaporan dan pembelajaran Insiden Keselamatan
Pasien di RSU Unmuh Jember tersebut merupakan bukti nyata bahwa
kesadaran staf dan Rumah Sakit akan potensi timbulnya kesalahan-
kesalahan masih rendah, masih tingginya budaya menyalahkan (blamming
culture) dan rasa takut untuk terbuka dalam pelaporan jika terdapat insiden.
Oleh sebab itu dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan keberhasilan
sistem pelaporan dan pembelajaran yang berfokus pada sistem, dan
mengurangi terjadinya cedera pasien di RSU Unmuh Jember.
Langkah penting yang harus dilakukan adalah membangun Budaya
Keselamatan Pasien. Langkah pertama dalam membangun Budaya
Keselamatan Pasien adalah melakukan Survey Budaya Keselamatan Pasien
Rumah Sakit. Survey tersebut bermanfaat untuk mengetahui tingkat Budaya
Keselamatan Pasien Rumah Sakit sebagai acuan menyusun program kerja
dan melakukan evaluasi keberhasilan program Keselamatan Pasien.
Penilaian dalam survey ini menggambarkan tingkat Budaya Keselamatan
Pasien dalam satu waktu tertentu saja, sehingga membutuhkan pengulangan
penilaian secara berkala untuk menilai perkembangannya.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan;
2. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit;
3. Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 20;
4. Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 34;
5. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor:
120/KEP/I.O/B/2006, Tentang Qaidah Unsur Pembantu Pimpinan
Persyarikatan;
6. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.87/KEP/I.O/B/2011
Tentang Pedoman Majelis Pembina Kesehatan Umum;
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1419/MENKES/PER/X/2005
Tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter Dan Dokter Gigi;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran;
9. Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.01/PED/I.O/B/2011
Tentang Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah;
10. Surat Keputusan Majelis Pembina Kesehatan Umum Pimpinan Pusat
Muhammadiyah No:06/KEP/I.6/H/2011 Tentang Ketentuan Mpku
Tentang Pedoman Amal Usaha Muhammadiyah (Pedoman Ppm
No.01/PED/I.O/B/2011);
11. Surat Persetujuan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian Dan
Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor
1482/I.3/C/2022 Tentang Persetujuan Penyelenggaraan Unit Usaha RSU
Unmuh Jember;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/Menkes/Per/Iv/2011 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Komite
Medis Rumah Sakit;
13. Peraturan Direktur PT Mediatama Surya Husada No.
008/PRN/II.6/PT.MSH/A/2022 Tentang Hospital By Laws RSU Unmuh
Jember:
C. Maksud danTujuan
1. Maksud
Survey ini dimaksud sebagai wujud pertanggung jawaban atas
pelaksanaan survey budaya keselamatan mutu yang telah dilaksanan di
lingkungan RSU Unmuh Jember.
2. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien pada
staff di RSU Unmuh Jember.
3. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran tentang Budaya Keselamatan Pasien di
lingkungan RSU Unmuh Jember.
b. Mengidentifikasi area yang membutuhkan pengembangan Budaya
Keselamatan Pasien Rumah Sakit untuk menyusun program kerja
selanjutnya.
c. Meningkatnya akuntabilitas instansi kesehatan terhadap pasien dan
masyarakat
d. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan
e. Melakukan 8 program-program pencegahan sehingga tidak ada lagi
kejadian tidak diharapkan
D. Manfaat Survey
Survey ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak
manajemen RSU Unmuh Jember untuk mengembangkan program yang
berkaitan dengan upaya keselamatan pasien (Patient safety).
B. Metode Survey
Pengukuran budaya keselamatan pasien ini menggunakan kuesioner
yang diadaptasi dari Survey on Patient Safety CultureTM (SOPS®) Hospital
Survey 2019 dari AHRQ. Sesuai dengan Survey on Patient Safety CultureTM
(SOPS®) Hospital Survey 2019 dari AHRQ, yang terdiri dari 10 aspek da 38
item pernyataan dan mengelompokkan dalam 4 komponen budaya. Dalam
penggukuran menggunakan Skala Likert yang terdiri dari 5 label bergerak,
mulai dari setuju, tidak setuju, kurang, cukup, baik, baik sekali, luar biasa.
Terdapat dua belas kategori keselamatan pasien yang diukur, yaitu:
1. Dukungan Supervisor, Manajer dan Pimpinan Klinis terhadap
Keselamatan Pasien
2. Teamwork
3. Keterbukaan Komunikasi
4. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
5. Pembelajaran Organisasi - Continuous Improvement
6. Komunikasi jika terjadi Error
7. Dukungan Manajemen RS terhadap Keselamatan Pasien
8. Respon/Tanggapan terhadap Error
9. Serah Terima dan Pertukaran Informasi
10. Kepegawaian dan Kecepatan Kerja
III. Hasil yang dicapai
A. Hasil Dan Analisa Survey
1. Analisis Responden
a. Presentase responden
1) Jumlah responden yang mengisi survey : 47
2) Jumlah target responden : 69
Prosentase : 68%
b. Distribusi Responden yang Mengisi Berdasarkan Unit Kerja
1) Keperawatan : 19
2) Pelayanan Medis : 10
3) Penunjang Medis : 16
4) Struktural :2
2. Analisis Per-Aspek Budaya Keselamatan
Presentase Presentase
dengan dengan Jumlah Kategori
No Aspek
kata - kata kata- kata Respon Budaya
Positif Negatif
Dukungan Supervisor,
Manajer dan Pimpinan
1 89% 11% 47 kuat
Kinis terhadap
Keselamatan Pasien
2 Teamwork 98% 2% 47 kuat
Keterbukaan
3 85% 15% 47 kuat
Komunikasi
Pelaporan Insiden
4 67,46% 32,5% 47 sedang
Keselamatan Pasien
Pembelajaran
5 Organisasi - Continuous 99% 1% 47 kuat
Improvement
Komunikasi jika terjadi
6 80,8% 19,2% 47 kuat
Error
Dukungan Manajemen
7 RS terhadap 78,7% 21,3% 47 kuat
Keselamatan Pasien
Respon/Tanggapan
8 80,8% 19,2% 47 kuat
terhadap Error
Serah Terima dan
9 82,3% 17,7% 47 kuat
Pertukaran Informasi
Kepegawaian dan
10 73,1% 26,9% 47 sedang
Kecepatan Kerja
Jumlah 834% 166% 470
Rata- rata 83% 17% 47 Kuat
98% 99%
100%
89%
85% 81% 79% 80,8%
82%
80%
67,46%
73,7%
60%
40%
20%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ket table:
1. Dukungan supervisor, manajer dan pimpinan klinis terhadap
keselamatan pasien
2. Teamwork
3. Keterbukaan Komunikasi
4. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
5. Pembelajaran Organisasi - Continuous Improvement
6. Komunikasi jika terjadi Error
7. Dukungan Manajemen RS terhadap Keselamatan Pasien
8. Respon/TanggapanterhadapError
9. Serah Terima dan Pertukaran Informasi
10. Kepegawaian dan Kecepatan Kerja
IV. Penutup
A. Kesimpulan
Hasil Survey Budaya Keselamatan Pasien Rumah Sakit bermanfaat
untuk menyusun program kerja spesifik sesuai dengan karakteristik Budaya
Keselamatan pasien RSU Unmuh Jember. Melalui Survey Budaya
Keselamatan Pasien, RSU Unmuh Jember dapat mengetahui perilaku –
perilaku dan persepsi karyawan yang dapat mendukung ataupun yang perlu
dikembangkan untuk mewujudkan Keselamatan Pasien di lingkungan RSU
Unmuh Jember.
Budaya keselamatan pasien di lingkungan RSU Unmuh Jember
tergolong kuat (82%). Kerjasama dalam unit menunjukkan bahwa anggota
satu divisi sangat kompak untuk bekerja sama tim (97,8%) dan kerja sama
antar unit menunjukkan kekompakkan dan kerja sama lintas unit atau bagian
dalam melayani pasien (82,3 %). Hal tersebut sangat mendukung dalam
peningkatan budaya keselamatan pasien.
Untuk angka pelaporan KTC, KNC, KTD, dan KPCS dilingkungan RSU
Unmuh Jember masih relatif sedang (67,46%). Hal ini disebabkan karena
kurangnya pemahaman staf terkait KTC, KNC, KTD, dan KPCS.
B. Saran
Disarankan bagi manajemen rumah sakit mempertahankan,
mengembangkan program-program keselamatan pasien yang telah berjalan
dan memelihara budaya keselamatan pasien yang telah berjalan serta
melaksanakan evaluasi secara berkelanjutan terhadap penerapan budaya
keselamatan pasien secara menyeluruh dengan didukung oleh kebijakan dan
mengaktualisasikan program keselamatan pasien yang terancang secara
sistematis di semua instalasi atau bidang secara berkesinambungan agar
berjalan efektif dan efisien. Saran-saran yang membangun dan dapat
diterapkan dan dilaksanakan di RSU Unmuh Jember sebaiknya segera dapat
ditindaklanjuti.
C. Rekomendasi Tindak Lanjut
1. Melakukan sosialisasi dan inhouse training berkala setiap tahunnya
terkait keselamatan kepada seluruh civitas hospitalia RSU Unmuh
Jember.
2. Menekankan kepada seluruh Civitas Hospitalia bahwa Budaya
Keselamatan adalah tanggungiawab bersama sehingga hasil survey
sangat pending untuk menyusun program budaya keselamatan tahun
selanjutnya.
3. Mengkampanyekan kembali “No Blaming Culture" kepada seluruh civitas
hospitalia RSU Unmuh Jember sehingga tidak ada budaya saling
menyalahkan apabila terjadi kejanggalan sehingga seluruh staf bebas
bertanya atau menyampaikan pendapat sesuai dengan norma yang
belaku. Dan untuk karyawan yang terlibat dalam IKP diberikan dukungan
dan support sehingga kedepannya tidak lagi takut untuk melaporkan
4. Melakukan sosialisasi dan inhouse training berkala setiap tahunnya
terkait jenis - jenis IKP dan alur pelaporannya.
Kepegawaian dan Staf di unit ini bekerja lebih lama daripada yang 73,70%
kecepatan kerja terbaik untuk perawatan pasien (Kata-kata 36 (76,6%) 11 (23,4%) 47
negatif)
Di unit ini bekerja tergesa - gesa sehingga
berdampak negatif terhadap keselamatan pasien 45 (95,7%) 2 (4,3%) 47
(Kata-kata negatif)
Unit ini secara teratur meninjau proses kerja
untuk menentukan apakah perlu perubahan untuk 46 (97,9%) 1 (2,1%) 47
meningkatkan keselamatan pasien
Pembelajaran Di unit ini perubahan untuk meningkatkan 98,60%
Organisasi keselamatan pasien di evaluasi untuk melihat 47 (100%) 0 (0%) 47
seberapa baik mereka bekerja
Unit ini membiarkan masalah keselamatan pasien
46 (97,9%) 1 (2,1%) 47
yang sama terjadi lagi (Kata-kata negatif)
Item dengan Item dengan Total % item
Total
Item kata - kata kata- kata dengan kata
Respon
Positif negatif positif
Di unit ini, staf merasa kesalahan mereka
32 (68,1%) 15 (31,9%) 47
ditimpakan pada mereka (Kata-kata negatif)
Ketika insiden dilaporkan di unit ini, seperti dicatat
43 (91,5%) 4 (8,5%) 47
orangnya, bukan masalahnya (Kata-kata negatif)
Respon/Tanggapan Ketika staf membuat kesalahan, di unit ini fokus
terhadap Error 81,40%
pada pembelajaran daripada menyalahkan 43 (91,5%) 4 (8,5%) 47
individu
Di unit ini, kurang mendapatkan dukungan untuk
staf yang terlibat dalam insiden keselamatan 43 (91,5%) 4 (8,5%) 47
pasien (Kata-kata negatif)