DOSEN PEMBIMBING :
NIM : 1814201027
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-NYA, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :
PEDOMAN K3 POLIKLINIK BEDAH Makalah ini penulis buat sebagai tugas
dari mata kuliah Sistem informasi, penulis tak lupanya mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini:
1. Orang tua yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk menggapai
impian dan cita-cita.
Bangkinang 20.12.2019
Kata Pengantar .........................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................
Bab I :Pendahuluan.....................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................
Bab II : Pembahasan...................................................................................
I. PENDAHULUAN...........................................................................
A. Tujuan .......................................................................................
B. Ruang Lingkup ..........................................................................
II. KEBIJAKAN...................................................................................
III. PENGORGANISASIAN.................................................................
IV. RENCANA DAN PROGRAM........................................................
V. IDENTIVIKASI SUMBER BAHAYA DANN RESIKO...............
VI. PENILAIAN....................................................................................
VII. PENGENDALIAN...........................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENDAHULUAN
A. Tujuan
Pedoman pelayanan Instalasi Kamar Bedah RS. Khusus Bedah Rawamangun
ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1) Sebagai Panduan (guidelines) dalam meningkatkan mutu pelayanan pembedahan di
kamar bedah, menurunkan angka kematian dan kecacatan pada pasien yang
menjalani pembedahan.
2) Memberikan pelayanan kamar bedah yang aman, memuaskan, dan
menghilangkan kecemasan dan stress psikis lain.
3) Mengurangi dan menurunkan angka kematian, kecacatan, dan infeksi seminimal
mungkin.
4) Meningkatkan mutu pelayanan dengan evaluasi pelayanan yang diberikan secara
terus menerus dan berkesinambungan.
B. Ruang Lingkup
lokal/sedasi ringan
Pada tindakan bedah yang tidak memerlukan pelayanan
anestesi¸pelayanan bedah dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal/sedasi
ringan. Pemilihan jenis obat anestesi lokal/sedasi ringan ditentukan oleh DPJP atau
dokter bedah. Pasien dimonitor secara kontinu keadaan hemodinamiknya dan dicatat
oleh perawat sirkuler di formulir pemantauan pasien selama anestesi lokal/sedasi
ringan dan ditandatangani oleh DPJP.
c) Cakupan pelayanan kamar bedah.
i) Operasi elektif dilakukan dengan perencanaan dan penjadwalan yang sudah disetujui
dokter anasthesi dan dokter bedah.
ii) Operasi emergensi dilakukan pada semua pasien yang harus segera diambil tindakan
pembedahan dalam waktu golden periode
II. KEBIJAKAN
1) VISI
Menjadi institusi layanan kesehatan pilihan yang mandiri dan terjangkau
oleh segenap lapisan masyarakat.
2) MISI
Melaksanakan upaya layanan kesehatan secara paripurna dan bermutu.
Melaksanakan upaya layanan kesehatan yang terjangkau oleh segenap
lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras, aliran
kepercayaan, aliran politik, dan status sosial ekonomi.
Melaksanakan upaya layanan kesehatan yang bersifat not for profit dan
dikelola secara sosio-ekonomis.
Mengembangkan sumber daya manusia.
Menjunjung tinggi kode etik.
I. PENGORGANISASIAN
A. Organisasi
Dalam pengorganisasiannya melibatkan seluruh unsur yang ada di RS sesuai
dengan tanggung jawab masing-masing. Namun demikian untuk menjamin
terlaksananya K3 dengan baik diperlukan keterpaduan antar fungsi dalam organisasi
dan antar jenjang dalam fungsi serta harus dinyatakan secara jelas dalam uraian tugas.
Pembentukan Panitia K3 bermaksud untuk menentukan dan membagi tugas,
wewenang, dan tanggung jawab dalam melakukan pengawasan. pengkoordinasian
dan pengendalian kegiatan K3 di Rumah Sakit terhadap seluruh pegawai, dokter,
pasien dan pengunjung lainnya.
Panitia K3 dibentuk bertujuan untuk menciptakan kondisi sehat, aman dari
kecelakaan kerja dan lingkungan yang nyaman bagi pegawai sehingga produktifitas
kerja meningkat dan rasa aman dari bahaya kebakaran dan bencana lainnya.
Panitia K3 Rumah Sakit (PK3RS) ditunjuk dan diangkat langsung oleh Direktur
Rumah Sakit berdasarkan usulan-usulan dan pertimbangan yang disampaikan oleh
pihak terkait dengan tetap memperhatikan prestasi kerja masing-masing PK3RS,
kemudian ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit.
1. Tugas Pokok
a. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur
yang berkaitan dengan bidang keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
b. Membuat program keselamatan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
c. Memberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada Direksi mengenai masalah-
masalah yang berkaitan dengan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit
.
2. Fungsi
Fungsi Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah :
a. Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta permasalahan
yang berhubungan dengan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit.
b. Membantu Direksi dalam melaksanakan dan meningkatkan upaya promosi,
sosialisasi dan pelatihan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
c. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan koreksi.
d. Investigasi dan melaporkan kecelakaan kerja.
IV. Rencana Dan Program
Perencanaan K3 Poliklinik Bedah
1. Manajemen risiko K3
1. Bahaya/insiden kecelakaan
a. Cedera kaki dan jari kaki yang disebabkan oleh benda yang jatuh,
misalnya, peralatan medis.
b. Slip, perjalanan, dan jatuh di lantai basah, khususnya selama situasi darurat.
c. Tertusuk atau terpotong oleh benda tajam, terutama tusukan jarum dan luka
oleh pisau
operasi.
d. Luka bakar dari peralatan sterilisasi panas.
e. Listrik kejut dari peralatan yang rusak atau grounding yang tidak ada, atau
peralatan
c. Stres, hubungan keluarga yang tegang, dan kelelahan akibat perubahan dan
bekerja malam, lembur kerja, dan kontak dengan pasien yang sakit,
terutama bila pasien tidak
pulih dari operasi.
d. Masalah hubungan interpersonal dengan ahli bedah dan anggota lain dari tim
operasi.
e. Paparan pasien mengalami trauma, beberapa korban bencana atau peristiwa
bencana atau pasien parah dapat menyebabkan kekerasan pasca-trauma
sindrom stress
VI. PENILAIAN
VII.
PENGENDALIAN
Mutu pelayanan harus memiliki standar mutu yang jelas, artinya setiap jenis
pelayanan haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan demikian
pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui
indikator dan standarnya.
Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
manusia/tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Pengendalian mutu pelayanan bedah di Instalasi Bedah Sentral disusun
berdasarkan Kepmenkes No.126 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit, meliputi :
1. Waktu tunggu Operasi elektif ≤ 2 hari
2. Kejadian Kematian di meja operasi ≤ 1 %
3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi Salah insisi 100%
4. Tidak adanya kejadian operasi salah orang 100%
5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 100%
6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah
operasi 100%
7. Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anastesi, dan salah penempatan
endotracheal tube ≤ 6 %
Pelaksanaan Pengendalian Mutu di Instalasi Bedah Sentral setiap bulan dilaporkan ke Bidang
Pelayanan Medik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
Bahaya yang dihadapi dalam Ruangan Bedah; Bahaya kebakaran dan ledakan
dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak (obat– obatan), Bahan beracun,
korosif dan kaustik , Bahaya radiasi, Syok akibat aliran listrik, Luka sayat akibat alat
gelas yang pecah dan benda tajam & Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=69919&fty
p=potongan&potongan=diploma-2014-313838-chapter1.pdf
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/353119474?
extension=pdf&ft=1576840565<=1576844175&user_id=301760826&u
ahk=A_KOd3H4_MVj4_J35swE67-a8T
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/353119474?
extension=pdf&ft=1576840565<=1576844175&user_id=301760826&u
ahk=A_KOd3H4_MVj4_J35swE67-a8TI
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/52128416/26650
4677-Pedoman-Pelayanan-Bedah.pdf?response-content-
disposition=attachment%3B%20filename
%3DPedoman_Pelayanan_Bedah.pdf&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-
SHA256&X-Amz-Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A
%2F20191220%2Fus-east-1%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-
Date=20191220T082650Z&X-Amz-Expires=3600&X-Amz-
SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=3aeb7cac9b95c9fdc10d4c0fe238ea93da80b35b02fa122bc96
6565b00f57a94