Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PEDOMAN K3 POLIKLINIK BEDAH

  

                                                      

DOSEN PEMBIMBING :

HENDRAWAN, S.KM, M.Si

NAMA : MUTYA MUCHIZAH HASANAH

NIM : 1814201027

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-NYA, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :
PEDOMAN K3 POLIKLINIK BEDAH Makalah ini penulis buat sebagai tugas
dari mata kuliah Sistem informasi, penulis tak lupanya mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini:

1. Orang tua yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk menggapai
impian dan cita-cita.

2. Dosen yang telah memberikan arahan untuk menyelesaikan makalah ini.

3. Teman-teman di UNIVERSITAS PAHALAWAN TUANKU TAMBUSAI


khususnya Keperawatan

Penulis dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dalam


penyempurnaan makalah ini, dan penulis juga minta maaf jika terdapat kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Bangkinang 20.12.2019

 Mutya Muchizah Hasanah 


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................

Daftar Isi.....................................................................................................

Bab I :Pendahuluan.....................................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................
Bab II : Pembahasan...................................................................................

PEDOMAN K3 POLIKLINIK BEDAH .....................................................

I. PENDAHULUAN...........................................................................
A. Tujuan .......................................................................................
B. Ruang Lingkup ..........................................................................
II. KEBIJAKAN...................................................................................
III. PENGORGANISASIAN.................................................................
IV. RENCANA DAN PROGRAM........................................................
V. IDENTIVIKASI SUMBER BAHAYA DANN RESIKO...............
VI. PENILAIAN....................................................................................
VII. PENGENDALIAN...........................................................................

Bab III : Penutup.........................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................

B. Saran ................................................................................................

Daftar Pustaka.......................................................................................
BAB II

PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN
A. Tujuan
Pedoman pelayanan Instalasi Kamar Bedah RS. Khusus Bedah Rawamangun
ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1) Sebagai Panduan (guidelines) dalam meningkatkan mutu pelayanan pembedahan di
kamar bedah, menurunkan angka kematian dan kecacatan pada pasien yang
menjalani pembedahan.
2) Memberikan pelayanan kamar bedah yang aman, memuaskan, dan
menghilangkan kecemasan dan stress psikis lain.
3) Mengurangi dan menurunkan angka kematian, kecacatan, dan infeksi seminimal
mungkin.
4) Meningkatkan mutu pelayanan dengan evaluasi pelayanan yang diberikan secara
terus menerus dan berkesinambungan.

B. Ruang Lingkup

Pedoman ini membahas tentang bagaimana pelayanan kepada pasien


diberikan dimulai pada saat diterimanya pasien diruang persiapan operasi
dilanjutkan ketika pasien mendapat pelayanan medis atau tindakan pembedahan, dan
sampai dengan penanganan pasca operasi di ruang pulih sadar/recovery room.
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Bedah Sentral, meliputi Memberikan
Pelayanan untuk menunjang pelayanan anestesiologi dan memberikan pelayanan
untuk menunjang pelayanan pembedahan spesialistik dan subspesialistik.
a) Cakupan pelayanan anastesi

Pelayanan anastesi meliputi anastesi di dalam kamar operasi, termasuk


sedasi moderat dan sedasi dala pada jadwal yang terencana maupun di luar jadwal
seperti pada operasi emergensi. Pelayanan anastesi di rumah sakit harus seragam
sesuai dengan pedoman dan standar pelayanan operasional yang ada. Dokter
anasthesi yang bertugas bertanggung jawab terhadap semua tindakan anasthesi mulai
dari masa pre anastesia sampai masa pasca anestesia. Dokter anastesi bertanggung
jawab untuk menjaga dan meningkatkan wawasan serta keterampilannya termasuk
para petugas anasthesi yang lain

b) Cakupan Pelayanan Kamar bedah pada Pasien dengan Anestesi

lokal/sedasi ringan
Pada tindakan bedah yang tidak memerlukan pelayanan
anestesi¸pelayanan bedah dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal/sedasi
ringan. Pemilihan jenis obat anestesi lokal/sedasi ringan ditentukan oleh DPJP atau
dokter bedah. Pasien dimonitor secara kontinu keadaan hemodinamiknya dan dicatat
oleh perawat sirkuler di formulir pemantauan pasien selama anestesi lokal/sedasi
ringan dan ditandatangani oleh DPJP.
c) Cakupan pelayanan kamar bedah.

Pelayanan bedah yang dapat dilakukan di kamar bedah meliputi


pelayanan bedah orthopedi, bedah syaraf, bedah plastik, bedah urologi, bedah
digestif, bedah onkologi, kebidanan, THT, Mata, Bedah Mulut, Bedah Toraks
Kardiovaskuler, Pulmonologi Intervesnsi, Penyakit dalam (KGEH), dan Pelayanan
Spesialis anak pada Bayi baru lahir. Pelayanan bedah dapat dilakukan selama jam
kerja untuk operasi terjadwal dan setiap saat untuk operasi emergensi.
d) Jenis operasi menurut waktunya

i) Operasi elektif dilakukan dengan perencanaan dan penjadwalan yang sudah disetujui
dokter anasthesi dan dokter bedah.
ii) Operasi emergensi dilakukan pada semua pasien yang harus segera diambil tindakan
pembedahan dalam waktu golden periode

II. KEBIJAKAN
1) VISI
Menjadi institusi layanan kesehatan pilihan yang mandiri dan terjangkau
oleh segenap lapisan masyarakat.

2) MISI
 Melaksanakan upaya layanan kesehatan secara paripurna dan bermutu.
 Melaksanakan upaya layanan kesehatan yang terjangkau oleh segenap
lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras, aliran
kepercayaan, aliran politik, dan status sosial ekonomi.
 Melaksanakan upaya layanan kesehatan yang bersifat not for profit dan
dikelola secara sosio-ekonomis.
 Mengembangkan sumber daya manusia.
 Menjunjung tinggi kode etik.

I. PENGORGANISASIAN
A. Organisasi
Dalam pengorganisasiannya melibatkan seluruh unsur yang ada di RS sesuai
dengan tanggung jawab masing-masing. Namun demikian untuk menjamin
terlaksananya K3 dengan baik diperlukan keterpaduan antar fungsi dalam organisasi
dan antar jenjang dalam fungsi serta harus dinyatakan secara jelas dalam uraian tugas.
Pembentukan Panitia K3 bermaksud untuk menentukan dan membagi tugas,
wewenang, dan tanggung jawab dalam melakukan pengawasan. pengkoordinasian
dan pengendalian kegiatan K3 di Rumah Sakit terhadap seluruh pegawai, dokter,
pasien dan pengunjung lainnya.
Panitia K3 dibentuk bertujuan untuk menciptakan kondisi sehat, aman dari
kecelakaan kerja dan lingkungan yang nyaman bagi pegawai sehingga produktifitas
kerja meningkat dan rasa aman dari bahaya kebakaran dan bencana lainnya.
Panitia K3 Rumah Sakit (PK3RS) ditunjuk dan diangkat langsung oleh Direktur
Rumah Sakit berdasarkan usulan-usulan dan pertimbangan yang disampaikan oleh
pihak terkait dengan tetap memperhatikan prestasi kerja masing-masing PK3RS,
kemudian ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit.
1. Tugas Pokok
a. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur
yang berkaitan dengan bidang keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
b. Membuat program keselamatan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
c. Memberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada Direksi mengenai masalah-
masalah yang berkaitan dengan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit
.
2. Fungsi
Fungsi Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah :
a. Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta permasalahan
yang berhubungan dengan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit.
b. Membantu Direksi dalam melaksanakan dan meningkatkan upaya promosi,
sosialisasi dan pelatihan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
c. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan koreksi.
d. Investigasi dan melaporkan kecelakaan kerja.
IV. Rencana Dan Program
Perencanaan K3 Poliklinik Bedah

Membuat perencanaan K3 yang efektif agar tercapai keberhasilan


penyelenggaraan K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan K3
dilakukan untuk menghasilkan perencanaan strategi K3, yang diselaraskan dengan
lingkup manajemen Rumah Sakit. Perencanaan K3 tersebut disusun dan ditetapkan
oleh pimpinan Rumah Sakit dengan mengacu pada kebijakan pelaksanaan K3 yang
telah ditetapkan dan selanjutnya diterapkan dalam rangka mengendalikan potensi
bahaya dan risiko K3 yang telah teridentifikasi dan berhubungan dengan operasional
Rumah Sakit. Dalam rangka perencanaan K3 perlu mempertimbangkan peraturan
perundangundangan, kondisi yang ada serta hasil identifikasi potensi bahaya
keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Pelaksana Rencana K3 Poliklinik Bedah

Program K3 dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan dan


merupakan bagian pengendalian risiko keselamatan dan Kesehatan Kerja. Adapun
pelaksanaan K3 meliputi:

1. Manajemen risiko K3

2. Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit

3. Pelayanan Kesehatan Kerja

4. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari Aspek


keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Pencegahan dan pengendalian kebakaran

6. Pengelolaan prasarana dari Aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja

7. Pengelolaan peralatan medis dari Aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja

8. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana.


Pelaksanaan K3 tersebut harus sesuai dengan standar K3
Pelaksanaan rencana K3 harus didukung oleh sumber daya manusia di bidang
K3, sarana dan prasarana, dan anggaran yang memadai.

V. Identivikasi Sumber Bahaya Dan Resiko

Bekerja di kamar tidak semudah yang dibayangkan karena memerlukan


keahlian khusus, disamping itu juga mempunyai resiko yang besar. Adapun
faktor resiko bekerja di kamar bedah yaitu,

1. Bahaya/insiden kecelakaan

a. Cedera kaki dan jari kaki yang disebabkan oleh benda yang jatuh,
misalnya, peralatan medis.
b. Slip, perjalanan, dan jatuh di lantai basah, khususnya selama situasi darurat.
c. Tertusuk atau terpotong oleh benda tajam, terutama tusukan jarum dan luka
oleh pisau

operasi.
d. Luka bakar dari peralatan sterilisasi panas.
e. Listrik kejut dari peralatan yang rusak atau grounding yang tidak ada, atau
peralatan

dengan isolasi yang rusak.


f. Nyeri punggung akut akibat posisi tubuh canggung yang lama atau
kelelahan saat menangani pasien berat.
2. Physical hazards /Bahaya fisik

Paparan radiasi dari x-ray dan sumber radioisotop.


3. Chemical hazards/Bahaya Kimia
a. Paparan berbagai obat bius (misalnya N2O, halotan, etil bromida, etil
klorida, eter, methoxyfluorane, dll).
b. Iritasi kulit dan penyakit kulit karena sering menggunakan sabun, deterjen,
desinfektan, dll
c. Iritasi mata, hidung, dan tenggorokan karena paparan udara aerosol atau kontak
dengan

tetesan/percikan desinfektan saat mencuci dan membersihkan alat.


d. Keracunan kronis karena paparan jangka panjang terhadap obat, cairan
sterilisasi

(misalnya, glutaraldehid), anestesi gas, dll


e. Alergi lateks yang disebabkan oleh paparan pada sarung tangan lateks
alam dan lateks lainnya.

4. Biological hazards/Bahaya biologi


a. Karena paparan terhadap darah, cairan tubuh atau spesimen jaringan mungkin
mengarah ke penyakit melalui darah seperti HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C.
b. Risiko tertular penyakit nosokomial akibat tusukan dari jarum suntik (misalnya
hepatitis

infeksius, sifilis, malaria, TBC).


c. Kemungkinan tertular herpes sawit dan jari (Herpes whitlow).
d. Peningkatan bahaya keguguran spontan.

5. Ergonomic, psychosocial and organizational/Factors Ergonomis,


psikososial dan faktor organisasi
a. Kelelahan dan nyeri punggung bawah akibat penanganan pasien berat dan
untuk periode merindukan pekerjaan dalam posisi berdiri.
b. Stres psikologis yang disebabkan oleh perasaan tanggung jawab yang
berat terhadap pasien.

c. Stres, hubungan keluarga yang tegang, dan kelelahan akibat perubahan dan
bekerja malam, lembur kerja, dan kontak dengan pasien yang sakit,
terutama bila pasien tidak
pulih dari operasi.
d. Masalah hubungan interpersonal dengan ahli bedah dan anggota lain dari tim
operasi.
e. Paparan pasien mengalami trauma, beberapa korban bencana atau peristiwa
bencana atau pasien parah dapat menyebabkan kekerasan pasca-trauma
sindrom stress

VI. PENILAIAN
VII.
PENGENDALIAN
Mutu pelayanan harus memiliki standar mutu yang jelas, artinya setiap jenis
pelayanan haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan demikian
pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui
indikator dan standarnya.
Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
manusia/tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Pengendalian mutu pelayanan bedah di Instalasi Bedah Sentral disusun
berdasarkan Kepmenkes No.126 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit, meliputi :
1. Waktu tunggu Operasi elektif ≤ 2 hari
2. Kejadian Kematian di meja operasi ≤ 1 %
3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi Salah insisi 100%
4. Tidak adanya kejadian operasi salah orang 100%
5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 100%
6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah
operasi 100%
7. Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anastesi, dan salah penempatan
endotracheal tube ≤ 6 %
Pelaksanaan Pengendalian Mutu di Instalasi Bedah Sentral setiap bulan dilaporkan ke Bidang
Pelayanan Medik

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja

Bahaya yang dihadapi dalam Ruangan Bedah; Bahaya kebakaran dan ledakan
dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak (obat– obatan), Bahan beracun,
korosif dan kaustik , Bahaya radiasi, Syok akibat aliran listrik, Luka sayat akibat alat
gelas yang pecah dan benda tajam & Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.

B.   Saran

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) khususnya di Indonesia secara


umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2008 Indonesia menempati posisi
yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi
tersebut mencerminkan kesiapan daya saing pelayanan dan kualitas saranan kesehatan
Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit
menghadapi persaingan global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan
tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan pelayanan tersebut
sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian
instansi itu sendiri, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan
perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis
sejak lama .Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan
kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja pelayanan kesehatan. Semakin
tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=69919&fty
p=potongan&potongan=diploma-2014-313838-chapter1.pdf

https://www.scribd.com/document_downloads/direct/353119474?
extension=pdf&ft=1576840565&lt=1576844175&user_id=301760826&u
ahk=A_KOd3H4_MVj4_J35swE67-a8T

https://www.scribd.com/document_downloads/direct/353119474?
extension=pdf&ft=1576840565&lt=1576844175&user_id=301760826&u
ahk=A_KOd3H4_MVj4_J35swE67-a8TI

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/52128416/26650
4677-Pedoman-Pelayanan-Bedah.pdf?response-content-
disposition=attachment%3B%20filename
%3DPedoman_Pelayanan_Bedah.pdf&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-
SHA256&X-Amz-Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A
%2F20191220%2Fus-east-1%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-
Date=20191220T082650Z&X-Amz-Expires=3600&X-Amz-
SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=3aeb7cac9b95c9fdc10d4c0fe238ea93da80b35b02fa122bc96
6565b00f57a94

Anda mungkin juga menyukai