Anda di halaman 1dari 2

Workshop Temukan Kriteria

PT XYZ telah menetapkan Kebijakan K3, kebijakan ditetapkan per tanggal 20 Nopember
2018 oleh Direktur. Kebijakan sudah menyebutkan komitmen dan tujuan utama penerapan
SMK3 yang berkaitan dengan mematuhi ketentuan perundang-undangan K3 di Indonesia,
menghasilkan pekerjaan yang aman dengan melakukan pencegahan
cidera/kejadian/kecelakaan dan sakit akibat kerja, penyediaan informasi, petunjuk,
pelatihan, supervisi terkait sistem kerja yang aman dan melakukan perbaikan secara
berkelanjutan terhadap kinerja K3. PP 50 th 2012 pasal 7 ayat 1 bunyi pasal Penetapan
kebijakan K3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh
pengusaha.
(KRITERIA 1.1.1) Pada perusahaan XYZ sudah terdapat kebijakan K3 yang tertulis,
bertanggal yang ditandatangani oleh pengusaha atau pengurus, kebijakan tersebut secara
jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3 serta komitmen terhadap peningkatan K3 dalam
mencegah kecelakaan kerja dan penyait akibat kerja.
Perlu diperhatikan dalam pembuatan kebijakan perusahaan XYZ harus melalui proses
konsultasi dengan pihak perwakilan pekerja pada saat penyusunan kebijakan K3 yang harus
dilibatkan dalam pembuatan kebijakan tersebut. Dalam PP 50 th 2012 pasal 7 ayat 2 huruf c
bunyi pasal Dalam menyusun kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengusaha
paling sedikit harus: c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh. (………Kriteria 1.1.2………………………...) Kebijakan disusun oleh PT XYZ
dan/atau pengurus setelah melalui proses konsultasi dengan wakil tenaga kerja yang sesuai
dengan peraturan perundangan K3 Republik Indonesia.
Penerapan SMK3 Perusahaan XYZ Untuk memastikan semua orang yang bekerja di area
kerja memahami kebijakan, seharusnya dilakukan beberapa pendekatan sepertis induksi
bagi karyawan baru atau sub-kontraktor/supplier yang akan bekerja di area kegiatan dan
kebijakan tersebut dikomunikasikan melalui pemampangan di setiap area kerja yang
strategis dan disosialisasikan. Perusahaan XYZ tidak mencantumkan kebijakan komunikasi
kepada seluruh tenaga kerja (…………Kriteria 1.1.3…………………………..)
Dalam penerapan SMK3 Kegiatan penerapan SMK3 juga diawali dengan menyusun
identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dengan mengacu pada
Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko No. SMK3-PRO-00001. Di
dalam prosedur sudah menetapkan pada skala mana resiko dapat diterima (acceptable risk)
seperti yang sudah ditetapkan di dalam form, hasilnya dituangkan dalam form identifikasi
bahaya dan penilaian resiko No. SMK3-PRO-01-00001 dan form pengelompokan bahaya No.
SMK3-PRO-01-02. (…………………Kriteria 2.1.1……………….)
Untuk perancangan dan perancangan ulang, perusahaan menggunakan Prosedur
Pengendalian perencanaan K3 No. SMK3-PRO-12 sebagai panduan teknis untuk pembuatan
IBPR atau JSA yang akan digunakan sebagai perencanaannya (………………Kriteria
2.1.1……………………….) Meskipun demikian masih terdapat beberapa ketidaksesuaian dalam
menyusun IBPPR seperti penetapan pengendalian yang belum dilakukan untuk semua
proses kerja.
(………………Kriteria…2.2.2………………………) IBPR untuk penanganan secara manual dan
mekanis, terutama untuk B3 yang terdapat aktifitasnya pada perusahaan, sudah ditetapkan
panduan teknis untuk penerapannya yaitu instruksi kerja pengangkatan manual No. SMK3-
IK-01 (dan KEPMENAKER/187/1999).
(…………………Kriteria…2.1.2…………………………….) Semua pekerja yang ditunjuk sebagai
tim pembuatan IBPR tidak dapat dipastikan sudah mengikuti pelatihan manajemen resiko
yang dilakukan secara internal maupun eksternal terutama untuk pegawai yang ditunjuk
sebagai pembuat JSA di lingkungan proyek. (UU No 13 Tahun 2003 pasal 12 tentang
ketenagakerjaan)
(………………… Kriteria 2.1.2………………………) Dalam melakukan pengendalian resiko yang
sudah teridentifikasi pada form pengelompokan bahaya No. SMK3-PRO-01-02 dilakukan
dengan langkah pengendalian yang ditetapkan dengan berdasarkan 5 (lima) hirarki
pengendalian yang ada (……………………Kriteria 2.1.3……………….) namun pada pengendalian
sudah ditetapkan baru diperuntukkan untuk aktifitas pekerjaan di kantor sedangkan
pengendalian untuk aktifitas pekerjaan di proyek belum ditetapkan, seperti pengendalian
untuk aktifitas proses pembuatan Direksi Kit dan pembuatan pembatas/pagar Kawasan
Wisata (PP No 50 Tahun 2012).

“Selamat Mengerjakan”

Anda mungkin juga menyukai