Anda di halaman 1dari 2

Nama : Wildan Charindra Wibawa

NIM : 22/504892/SP/31124
Sistem Sosial dan Politik Indonesia

Analisis Representasi Partai Politik

Setelah pertemuan mingguan yang panjang mata kuliah sistem sosial dan politik
Indonesia yang secara garis besar membahas tentang pembelahan (cleavage). Akhirnya, saya
resmi mendapat tugas untuk pertama kalinya. Pada tugas kali ini, saya diminta untuk
menganalisis partai politik di Indonesia lantas memilih tiga saja partai yang menurut saya
merepresentasikan grup yang berbeda. Selain itu, saya juga diminta untuk mendeskripsikan
setiap kelompok yang direpresentasikan oleh tiga partai tersebut sekaligus memberikan opini
saya pribadi tentang bagaimana struktur sosial mempengaruhi sistem politik.
Menurut saya, tiga partai yang terlihat cukup jelas merepresentasikan kelompok yang
berbeda adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Buruh, dan Partai
Keadilan Sejahtera (PKS). Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP merupakan
sebuah partai yang sudah ada sejak masa Orde Baru. Sebelumnya, partai ini bernama PDI
(1973) sebelum pada akhirnya berubah nama menjadi PDIP (1999). Penambahan sufiks
“perjuangan” ini dimaksudkan untuk membedakan fraksi partai PDIP dengan fraksi partai
yang mendukung maupun didukung pemerintah. Ketua umum dari partai ini adalah Megawati
Soekarnoputri, Presiden Kelima Indonesia dan putri dari Presiden Pertama Indonesia,
Soekarno. PDIP merupakan sebuah partai yang menurut saya merepresentasikan kelompok
nasionalis dan rakyat kecil atau bisa dibilang basis kekuatannya ada pada masyarakat. Lagi
pula PDIP sendiri sangat identik dengan slogan “wong cilik” yang cukup sering digemborkan
oleh mereka melalui berbagai macam media yang ada. Uniknya, selain sering disebut sebagai
partai paling nasionalis. PDIP juga identik dengan sebutan partai oposisi, walaupun partai ini
tidak secara terbuka menyatakan hal itu. Beberapa sebutan, seperti partai paling nasionalis
dan partai oposisi yang didapatkan oleh PDIP menurut saya tidak terlepas dari peran yang
dilakukan oleh partai ini selama masa Orde Baru yang mana mereka menjadi pihak yang
cukup vokal dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat sehingga
berakibat tidak diperbolehkan ikut Pemilu pada tahun 1997. Demikian juga, setelah
reformasi, PDIP secara konsisten menjadi oposisi yang berusaha menekan Partai Demokrat.
Berikutnya ialah Partai Buruh. Partai Buruh adalah sebuah partai yang merupakan
keberlanjutan dari Partai Buruh (1998) yang didirikan oleh Muchtar Pakpahan (tokoh buruh
Indonesia dan aktivis yang memperjuangkan hak-hak buruh). Ketua umumnya dari Partai
Buruh saat ini adalah Said Iqbal, seorang tokoh yang aktif memperjuangkan hak-hak buruh.
Meskipun partai ini baru saja dibentuk pada 5 Oktober 2021 (sekitar 2 tahun lalu), tapi partai
ini berhasil lolos menjadi peserta Pemilu 2024. Menurut saya, Partai Buruh mengusung
ideologi sosialisme (kiri) dan merepresentasikan suara-suara kelas pekerja atau buruh (kaum
ekonomi kelas bawah) yang sangat jarang bisa benar-benar sampai ke Istana Negara. Opini
ini bukan asumsi semata, melainkan saya buat berdasarkan analisis saya terhadap latar
belakang berdirinya Partai Buruh di Indonesia yang mana adalah keresahan dan reaksi tidak
puas terhadap Undang-Undang Cipta Kerja yang tetap diloloskan DPR RI pada September
2020 di tengah maraknya demonstrasi masyarakat dan kritikan pengamat dan tokoh publik.
Salah satu tujuan Partai Buruh ialah membatalkan UU Cipta Kerja yang telah disahkan secara
serampangan oleh DPR RI apabila berhasil menempatkan anggotanya di DPR RI pada
Pemilu 2024 mendatang. Selain itu, representasi terhadap kaum buruh ini dapat dilihat pada
beberapa unggahan Twitter yang rata-rata membahas hak-hak buruh maupun kaum marjinal.
Terakhir, ialah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS merupakan sebuah partai yang
dibentuk pada tahun 20 Juli 1998. Partai ini dahulu bernama Partai Keadilan sebelum
akhirnya berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera pada 20 April 2002. Saat ini, PKS
dipimpin oleh presiden bernama Ahmad Syaikhu. Menurut pendapat saya, PKS merupakan
sebuah partai sayap kanan konservatif yang merepresentasikan suara kaum Islam. Pendapat
saya ini didasarkan pada analisis terhadap latar belakang munculnya PKS di masa Orde Baru
(yang saat itu masih bernama Partai Keadilan) dimana Pemerintah Orde Baru yang cenderung
bersikap represif terhadap kelompok Islam membuat sejumlah tokoh-tokoh ormas Islam
mengambil tindakan untuk melakukan gerakan-gerakan tarbiyah yang terinspirasi dari
gerakan jemaah-jemaah di Mesir. Selama masa pemerintahan Presiden Jokowi, PKS menjadi
oposisi yang kuat dan bahkan merangkul kelompok-kelompok Islam yang cukup ekstrem,
seperti FPI. Kecenderungan PKS untuk merepresentasikan kelompok Islam (kelompok
agamawan) ini juga bisa kita lihat dalam beberapa unggahan media sosial mereka yang mana
belakangan ini cukup banyak membahas hal-hal yang berkaitan dengan bulan Ramadan.
Menurut Nuri Suseno, representasi dapat diartikan secara sederhana sebagai
menghadirkan yang tidak ada atau yang tidak akhir. Kontestasi ideologi Indonesia yang telah
mati setelah Reformasi karena sikap diktator Pemerintah Orde Baru yang sangat membatasi
kemajemukan ideologi di Indonesia menghambat adanya representasi bagi suara-suara kaum
marjinal saat ini. Struktur sosial yang sedemikian rupa dibangun dengan menjadikan
Pancasila sebagai sebuah “selimut kedamaian palsu” sudah tentu mempengaruhi kondisi
politik dewasa ini. Sejujurnya saya sendiri cukup kesulitan membedakan ideologi yang
diusung oleh partai satu dengan yang lainnya karena terlihat sama saja. Ini sebenarnya
berbahaya karena partai-partai politik yang ada akan menjadi bersikap pragmatis, hanya
fokus memperebutkan kekuasaan untuk menduduki kursi nomor satu di Bumi Pertiwi tanpa
peduli pada adanya kepentingan atau keterwakilan suara masyarakat. Di sisi lain, sebenarnya
saya cukup lega karena munculnya kembali Partai Buruh yang semoga bisa benar-benar
menjadi representasi yang mempunyai ideologi sejati. Sebuah langkah awal yang bagus
tentunya untuk membenahi demokrasi yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai