Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN LAPORAN BUDHI ASIH

Standar Pelayanan Kefarmasian PMK 72 2016


Sebagai tolak ukur yang digunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di Rumah sakit.

Instalasi farmasi
Unit fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah
Sakit.

Apoteker
Sarjana farmasi yang telah lulus program profesi apoteker dan telah mengucapkan sumpah
jabatan apoteker

Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.

Tujuan PKPA di RS
- Mempersiapkan apoteker dalam memasuki dunia kerja
- Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung
jawab Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.

DEFENISI RUMAH SAKIT (UU RI NO 44 TAHUN 2009)


rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT


TUGAS = memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
FUNGSI = Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.

KLASIFIKASI RUMAH SAKIT


1. BERDASARKAN JENIS PELAYANAN (PMK 56 THN 2014)
- Rumah sakit umum = rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit.
- Rumah sakit khusus = rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau jenis penyakit tertentu

2. BERDASARKAN TIPE KELAS


Rumah sakit tipe A Rumah sakit tipe B
 pelayanan medis paling sedikit 4  pelayanan medis paling sedikit 4
spesialis dasar spesialis dasar
 5 spesialis penunjang medis  5 spesialis penunjang medis
 12 spesialis lain  8 spesialis lain
 16 sub spesialis  2 sub spesialis
 jumlah tempat tidur paling sedikit 250  jumlah tempat tidur paling sedikit 200
buah buah

Rumah Sakit Tipe C Rumah Sakit Tipe D


 pelayanan medis paling sedikit 4  pelayanan medis paling sedikit 2
spesialis dasar spesialis dasar
 4 spesialis penunjang medis  jumlah tempat tidur paling sedikit
 jumlah tempat tidur paling sedikit 100 50buah
buah RUMAH SAKIT TIPE D PRATAMA
Rumah sakit ini hanya dapat didirikan dan
diselenggarakan di daerah tertinggal,
perbatasan, atau kepulauan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan

3. RUMAH SAKIT KHUSUS DIKLASIFIKASIKAN MENJADI 3 TIPE KELAS:


TIPE A TIPE B TIPE C
- Melakukan pelayanan - Melakukan pelayanan - Melakukan pelayanan
medis spesialis dan medis spesialis dan medis spesialis dan
pelayanan medis sub pelayanan medis sub pelayanan medis sub
spesialis sesuai spesialis sesuai spesialis sesuai
kekhususannya kekhususannya kekhususannya
- Memiliki tempat tidur - Memiliki tempat tidur - Memiliki tempat tidur
paling sedikit 100 buah. paling sedikit 75 buah. paling sedikit 21 buah.

4. BERDASARKAN AFILIASI PENDIDIKAN (PMK 93 Thn 2015)


Rumah Sakit Pendidikan yaitu rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat
pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan dalam bidang pendidikan.

5. BERDASARKAN PENGELOLAANNYA (44 thn 2009)


Rumah sakit publik Rumah sakit privat
Rumah sakit publik yang dikelola rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum
pemerintah dan pemerintah daerah dengan tujuan profit yang berbentuk
tidak dapat dialihkan menjadi rumah perseroan terbatas atau persero.
sakit privat.
6. BERDASARKAN KEPEMILIKAN
Rumah Sakit Swasta Rumah Sakit Pemerintah
Rumah sakit yang dimiliki dan rumah sakit yang dimiliki dan
diselenggarakan olehyayasan yang sudah diselenggarakan oleh pemerintah meliputi
disahkan oleh badan hukum. Departemen Kesehatan, Pemerintah
Daerah, Angkatan Bersenjata dan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN).

AKREDITASI RUMAH SAKIT


- Akreditasi rumah sakit di Indonesia dilaksanakan untuk menilai kepatuhan rumah sakit
terhadap standar akreditasi.
- Akreditasi rumah sakit di Indonesia memiliki pedoman yaitu Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1.1 pada tahun 2019. SNARS Edisi 1.1
- Berdasarkan SNARS Edisi 1.1 pada tahun 2019, rumah sakit yang akan melakukan
akreditasi melalui Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna (LARS
DHP) yang memiliki standar akreditasi KemenKes degan referensi yang digunakan yaitu
Join Commission Standar For Hospital edisi 7 dan panduan prinsip-prinsip standar
akreditasi edisi 5 yang dikeluarkan oleh The International Society For Quality in Health
Care (ISQue) harus memenuhi Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit sebagai upaya untuk
mendorong rumah sakit agar dapat mengikuti peraturan perundang-undangan, sehingga
akreditasi yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien
dapat dicapai.
- Rumah sakit yang akan melakukan akreditasi untuk pertama kalinya: Seluruh
persyaratan akreditasi rumah sakit dinilai selama survei awal
- sedangkan rumah sakit yang sudah terakreditasi, kesesuaian dengan persyaratan
akreditasi rumah sakit dinilai sepanjang siklus akreditasi dan melalui survei lokasi
langsung.
- LARS (Lembaga Akreditasi Rumah Sakit) LARS adalah lembaga professional,
independent yang berbasis sistem inter koneksi digital dan komunitas dipercaya oleh
kementrian Kesehatan Republik Indonesia sebagai lembaga penyelenggara Akreditasi
Rumah Sakit di Indonesia

PENGELOMPOKKAN STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT LARS DHP


No Kelompok Standar
1 TKRS (Tata Kelola Rumah TKRS, MFK, KPS, PKPO, PMKP
Sakit) dan PPK
2 TTK1 (Tata Kelola Klinis 1) AKP, PP, PAP, PAB, dan
PROGNAS
3 TTK2 (Tata Kelola Klinis 2) SKP, HKP, MRMIK, PPI, dan KE
SISTEM INFORMASI AKREDITASI RUMAH SAKIT (SINAR) ANTARA LAIN
MENCAKUP SEBAGAI BERIKUT:
a. Data RS
b. Persiapan Akreditasi
1) Permohonan bimbingan
2) Pelaksanaan bimbingan dan Hasilnya
3) Survei kepuasan RS terhadap pembimbing
c. Pelaksanaan Akreditasi
1) Permohonan akreditasi dari RS ke Bridging ke sistem informasi 6 lembaga
2) Laporan pelaksanaan akreditasi
3) Hasil penilaian akreditasi
4) Rekomendasi psca survei
d. Pasca Akreditasi
1) Sertifikat akreditasi yang telah ditandatagani Dirjen Yankes dikirim ke
lembaga dan dapat Di download
2) Survei kepuasan RS terhadap Lembaga dan Suveiornya
3) SINAR link
4) 6 lembaga dapat akses.

ALUR DARI SINAR PADA AKREDITASI RUMAH SAKIT SEBAGAI BERIKUT:


a) Rumah Sakit melakukan permohonan akreditasi ke LIPA RS yang dipilih oleh
Rumah Sakit
b) LIPA Rumah Sakit update proses akreditasi Rumah SAkit berdasarkan permohonan
yang masuk:
1) Pengajuan survei akreditasi= RS mengajukan permohonan akreditasi ke LIPA
RS
2) Tanggal Survei= LIPA RS menentukan tanggal pelaksanaan survey akreditasi
3) Pelaksanaan Survei= LIPA RS melakukan survei ke RS
4) Hasil akreditasi (Madya, Utama, Pripurna)= LIPA RS memberikan hasil
akreditasi
5) Rekomendasi= LIPA RS membuat rekomendas pasca survei
6) Penerbitan Sertifikat= LIPA RS mengajukan surat permohonan
penandatanganan sertifikat akreditasi ke KemenKes
7) Survei kepuasan Akreditasi= RS memberikan nilai hasil survei kepuasan RS
terhadap lembaga akreditasi dan pembimbing akreditasi melalui gogle form
kemudian KemenKes melakukan ceklist dalam aplikasi.
8) Selesai= proses akredittasi selesai
c) Dinas Kesehatan provinsi, Kab/Kota melakukan monitoring proses akreditasi data
yang muncul hanya data wilayah Dinkes Provinsi, Kab/Kota masing-masing.
d) Kementrian Kesehatan melakukan monitoring proses akreditasi; data yang muncul
semua proses akreditasi berdasarkan wilayah. Pemantauan Kululusan Akreditasi
Rumah Sakit Hasil kelulusan akreditasi rumah sakit dibagi menjadi 2 kelompok
utama berdasarkan jenis rumah sakit yaitu rumah sakit non pendidikan dan rumah
sakit pendidikan memiliki penilaian yang berbeda.

Berikut ini adalah hasil kelulusan AKREDITASI RUMAH SAKIT NON PENDIDIKAN:
1) Tidak Lulus Akreditasi
Rumah sakit tidak lulus akreditasi bila dari 15 bab yang disurvei, semua mendapat nilai
kurang dari 60%. Bila rumah sakit tidak lulus akreditasi, rumah sakit dapat mengajukan
akreditasi ulang setelah rekomendasi dari surveyor dilaksanakan.
2) Akreditasi Tingkat Dasar
Rumah sakit mendapat sertifikat akreditasi tingkat dasar bila dari 15 bab yang di survei
hanya 4 bab yang mendapat nilai minimal 80% dan 12 bab lainnya tidak ada yang
mendapat nilai dibawah 20%.
3) Akreditasi Tingkat Madya
Rumah sakit mendapat sertifikat akreditasi tingkat madya bila dari 15 bab yang di survei
ada 8 bab yang mendapat nilai minimal Institut Sains dan Teknologi Nasional 17 80%
dan 7 bab lainnya tidak ada yang mendapat nilai dibawah 20%.
4) Akreditasi Tingkat Utama
Rumah sakit mendapat sertifikat akreditasi tingkat utama bila dari 15 bab yang di survei
ada 12 bab yang mendapat nilai minimal 80% dan 3 bab lainnya tidak ada yang
mendapat nilai dibawah 20%.
5) Akreditasi Tingkat Paripurna
Rumah sakit mendapat sertifikat akreditasi tingkat paripurna bila dari 15 bab yang di
survei semua bab mendapat nilai minimal 80%.
Sedangkan hasil kelulusan AKREDITASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN adalah sebagai
berikut:
a) Tidak Lulus Akreditasi
Rumah sakit tidak lulus akreditasi bila dari 16 bab yang di survei mendapat nilai kurang
dari 60%. Bila rumah sakit tidak lulus akreditasi dapat mengajukan akreditasi ulang
setelah rekomendasi dari surveyor dilaksanakan.
b) Akreditasi Tingkat Dasar
Rumah sakit mendapat sertifikat akreditasi tingkat dasar bila dari 16 bab yang di survei
hanya 4 bab, dimana salah satu babnya adalah Institusi Pendidikan Pelayanan Kesehatan
mendapat nilai minimal 80% dan 12 bab lainnya tidak ada yang mendapat nilai
dibawah20%.
c) Akreditasi Tingkat Madya
Rumah sakit mendapat sertifikat akreditasi tingkat madya bila dari 16 bab yang di survei
ada 8 bab, dimana salah satu babnya adalah Institusi Pendidikan Pelayanan Kesehatan
mendapat nilai minimal 80% dan 8 bab lainnya tidak ada yang mendapat nilai dibawah
20%.
d) Akreditasi Tingkat
Rumah sakit mendapat sertifikat akreditasi tingkat utama bila dari 16 bab yang di survei
ada 12 bab, dimana salah satu babnya adalah Institusi Pendidikan Pelayanan Kesehatan
mendapat nilai minimal 80% dan 4 bab lainnya tidak ada yang mendapat nilai dibawah
20%.
e) Akreditasi Tingkat Paripurna
Rumah sakit mendapat sertifikat akreditasi tingkat paripurna bila dari 16 bab yang di
survei semua bab mendapat nilai minimal 80%. Bila rumah sakit tidak mendapat status
akreditasi paripurna dan ada bab nilainya dibawah 80% tetapi diatas 60%, maka rumah
sakit dapat mengajukan survei remedial untuk bab tersebut.

STATUS AKREDITASI BERLAKU SELAMA 3 TAHUN, kecuali ditarik oleh LARS.


Pada akhir 3 tahun siklus akreditasi rumah sakit, rumah sakit harus melaksanakan survei
ulang untuk perpanjangan status akreditasi
Peran apoteker dalam menyukseskan akreditasi rumah sakit adalah ikut serta dalam hal
meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai (high alert medications).
STRUKTUR ORGANISASI RS (UU 44 THN 2009)
Organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri atas:
- kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit, (Pemilik rs tidak boleh jadi kepala RS)
- unsur pelayanan medis (meliputi RAJAL, RANAP,IGD)
- unsur keperawatan (Melakukan Tindakan keperawatan)
- unsur penunjang medis (Pengelolaan rekam medis, Penyusunan rencana pemberian
pelayanan penunjang medis)
- komite medis (Memelihara mutu profesi staf medis, Menjaga disiplin, etika, dan perilaku
profesi staf medis)
- satuan pemeriksaan internal (unsur organisasi yang bertugas melaksanakan pemeriksaan
audit kinerja internal di rumah sakit)
- serta administrasi umum dan keuangan (pemasaran, ketata usahaan,pencatatan pelaporan,
evaluasi).

PERSYARATAN RS
Persyaratan lokasi didirikannya Rumah Sakit harus memenuhi :
- ketentuan mengenai kesehatan
- keselamatan lingkungan, dan
- tata ruang,
Bangunan Rumah Sakit harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan yang paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Bangunan yang harusnya ada di Rumah Prasarana yang harus ada di RS (44 THN
Sakit adalah sebagai berikut: 2009)
1. Rawat jalan 1. Instalasi air
2. Rawat inap 2. Instalasi gas medik
3. Ruang gawat darurat 3. Instalasi uap
4. Ruang operasi 4. Instalasi pengelolaan limbah
5. Kamar jenazah dll 5. Instalasi tata udara
6. Sistem informasi dan komunikasi
7. Ambulance.

Anda mungkin juga menyukai