Anda di halaman 1dari 3

DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA

GIZI BURUK ATAU YANG BERISIKO


GIZI BURUK

No. : 01 /SOP/444/VII/2021
Dokumen
No. Revisi : 00
SOP Tanggal : 1 Juli 2021
terbit

Halaman : 1/2

Puskesmas dr.Muhammad Rian


Wawo Adzahdi
NIP.199112012020121002
1. Pengertian Deteksi Dini dan Rujukan Balita Gizi Buruk adalah kegiatan dalam upaya
mendeteksi balita yang dicurigai mengalami gizi buruk sehingga kasus dapat
dicegah dan dapat segera ditangani.

2. Tujuan 1. Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam memfasilitasi proses persiapan,
pelaksanaan dan pemantauan deteksi dini dan rujukan pelacakan balita
beresiko gizi buruk.
2. Mendapatkan data yang lebih valid dan akurat.
3. Sebagai acuan dalam upaya penanganan kasus balita beresiko Gizi Buruk lebih
cepat dan akurat.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 001 Tahun 2021 Tentang Jenis-Jenis Pelayanan Di
Puskesmas Wawo

4. Referensi 1. 1. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Direktorat Jendral Bina Gizi
2. dan KIA tahun 2014.
3. 2. Buku Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk
4. 3. SK Kepala Puskesmas Dasan Agung No.001/PKM/I/2021 tentang jenis-jenis
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Dasan Agung
5. Prosedur Alat dan Bahan:
1. Alat tulis 4. Timbangan Dacin/Timbangan injak
2. Blanko Pelacakan 5. Lengthboard /Microtoise
3. Pita LILA berwarna

6. Langkah-langkah 1. Penemuan kasus balita gizi buruk dapat :


 Penemuan kasus pasif, yaitu balita gizi buruk ditemukan saat datang
berkunjung ke posyandu atau ke fasilitas pelayanan kesehtan lainnya.
 Penemuan kasus aktif yaitu penemuan kasus oleh masyarakat atau petugas
saat kunjungan rumah atau saat pelacakan kasus.
2. Balita yang datang ke posyandu atau ke fasilitas pelayanan kesehtan dengan :
 Berat badan tidak naik atau
 Balota dengan berat badan berada dibawah garis merah (BGM)
 LILA warna kuning dan merah
Perlu dirujuk ke puskesmas atau faskes untuk dilakukan konfirmasi status
gizinya dengan pemeriksaan klinis dan antropometri menggunakan indicator
BB/PB atau BB/TB dan atau LILA.
3. Bayi/balita yang ditemukan pada saat kunjungan rumah atau saat pelacakan
kasus dengan kondisi sebagai berikut :
 Balita yang terdindikasi mengalami hambatan pertumbuhan
 Balita (6-59 bulan) dengan LILA warna kuning (11.5-<12.5 cm), merah
(<11.5 cm).
 Balita dengan pitting edema bilateral
 Balita yang tampak kurus
 Balita <6 bulan yang mengalami kesulitan menyusu baik disebabkan karena
faktor bayi maupun faktor ibu.
Perlu dirujuk ke puskesmas atau faskes untuk dilakukan konfirmasi status
gizinya dengan pemeriksaan klinis dan antropometri menggunakan indicator
BB/PB atau BB/TB dan atau LILA.
4. Penentuan status gizi buruk pada balita berdasarkan gejala klinis yaitu adanya
edema bilateral yang bersifat pitting, minimal pada kedua punggung kaki.

7. Bagan Alir
Penemuan Kasus

Datang berkunjung ke Laporan masyarakat hasil


Posyandu,PAUD dan BKB pelacakan

Balita yang terdindikasi mengalami hambatan


Pengukuran dan tidak
pertumbuhan
naik dan atau LILA pada
Balita (6-59 bulan) dengan LILA warna kuning (11.5-
pita kuning atau merah
<12.5 cm), merah (<11.5 cm).
Balita dengan pitting edema bilateral
Balita yang tampak kurus
Balita <6 bulan yang mengalami kesulitan menyusu
baik disebabkan karena faktor bayi maupun faktor
ibu.

PUSKESMAS / FASYANKES
( Konfirmasi status gizi buruk dengan pemeriksaan klinis dan
antropometri menggunakan indicator BB/Pb dan atau LILA

Satu atau lebih


Balita 6-59 bulan : Balita Bayi <6 bulan :
tanda berikut :
Dengan satu atau lebih ≥6bulande Dengan satu atau
BB/TB -3 SD sd
tanda berikut: ngan lebih tanda berikut :
<-2SD
BB<4kg BB/Pb <-3SD
LILA 11 cm sd Edema minimal pada
Ada edema
<12.5 cm kedua punggung
Terllau lemah untuk
kaki/tangan (derajat +1 menyusu
atau +2) BB tidak naik atau BB
BB/PB atau BB/TB <-3 turun
LILA < 11.5 cm Terdapat tanda
tanda komplikasi
medis

KURANG GIZI BURUK

PEMULIHAN GIZI BURUK


KUNJUNGAN GIZI BURUK DENGAN
TANPA RAWAT INAP
RUTIN KOMPLIKASI MEDIS :
KOMPLIKASI
KONSELING MEDIS : RAWAT
RAWAT INAP DI DI RS
PMBA PUSKESMAS/TFC/RS
JALAN
SESUAI USIA
ANAK
8. Hal – hal yang perlu Usia, jenis kelamin, pengukuran antropometri
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Posyandu
2. Bides
3. Program Anak
10. Dokumen terkait

11. Rekaman Historis

NO HALAMAN YANG DIUBAH ISI PERUBAHAN TANGGAL


MULAI
DIBERLAKUKAN

Anda mungkin juga menyukai