Anda di halaman 1dari 4

1.

Pasar keuangan memiliki tiga peran utama, yaitu: Peran Penyedia Dana: Pasar
keuangan memungkinkan individu, perusahaan, dan pemerintah untuk memperoleh
dana yang mereka butuhkan untuk berinvestasi atau membiayai kegiatan mereka.
Contohnya adalah pasar saham dan pasar obligasi, di mana investor dapat membeli
saham atau obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah.

Peran Penyalur Dana: Pasar keuangan juga berfungsi sebagai perantara antara
penyedia dana dan peminjam. Bank dan lembaga keuangan lainnya berperan dalam
mengumpulkan dana dari individu dan menyediakan pinjaman kepada individu,
perusahaan, atau pemerintah yang membutuhkan dana tambahan.

Peran Penentu Harga: Pasar keuangan menentukan harga aset keuangan seperti
saham, obligasi, dan mata uang. Harga-harga ini mencerminkan penawaran dan
permintaan di pasar serta faktor-faktor lain seperti kinerja perusahaan, kondisi
ekonomi, dan kebijakan moneter.

Pengklasifikasian Pasar Keuangan

Pasar keuangan dapat diklasifikasikan berdasarkan dua kriteria, yaitu:

Berdasarkan Jatuh Tempo Klaim: Pasar keuangan dapat dibagi menjadi pasar uang
dan pasar modal. Pasar uang melibatkan instrumen keuangan dengan jatuh tempo
klaim kurang dari satu tahun, seperti deposito berjangka dan surat berharga
komersial. Sementara itu, pasar modal melibatkan instrumen keuangan dengan jatuh
tempo klaim lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi jangka panjang.

Berdasarkan Penerbitan Klaim: Pasar keuangan juga dapat diklasifikasikan menjadi


pasar primer dan pasar sekunder. Pasar primer adalah tempat di mana penerbit aset
keuangan pertama kali menjualnya kepada investor. Contohnya adalah Initial Public
Offering (IPO) di pasar saham. Sementara itu, pasar sekunder adalah tempat di mana
investor memperjualbelikan aset keuangan yang sudah ada di pasar. Contohnya
adalah perdagangan saham di bursa efek.

2. Lembaga keuangan nondepository tidak dapat menghimpun dana seperti lembaga


keuangan depository karena perbedaan dalam sifat dan fungsi mereka. Perbedaan
ini terkait dengan peran dan fungsi masing-masing lembaga keuangan. Lembaga
keuangan depository berperan sebagai perantara antara pemberi pinjaman dan
peminjam, sementara lembaga keuangan nondepository berperan sebagai penyedia
produk atau layanan keuangan. Karena perbedaan ini, lembaga keuangan
nondepository tidak memiliki mekanisme langsung untuk menghimpun dana seperti
lembaga keuangan depository.
3. Perbankan syariah harus beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam
karena mendasarkan diri pada prinsip-prinsip etika, hukum, dan moral Islam. Prinsip-
prinsip utama dalam perbankan syariah yang harus diterapkan adalah:

1. Haram (Forbidding of the Haram): Perbankan syariah harus menghindari segala


bentuk kegiatan yang dianggap haram (terlarang) dalam Islam. Contoh: Investasi
dalam industri alkohol, perjudian, atau perusahaan yang menghasilkan produk yang
diharamkan dalam Islam.

2. Menghindari Riba (Usury): Riba adalah bunga atau tambahan yang dikenakan atas
pinjaman uang. Dalam perbankan syariah, tidak ada riba. Contohnya adalah dalam
pembiayaan, bank syariah mengenakan biaya jasa sebagai gantinya, bukan bunga.

3. Bagi Hasil (Profit-and-Loss Sharing): Dalam perbankan syariah, risiko dan laba
dibagikan antara bank dan nasabah. Contoh: dalam pembiayaan mudharabah,
nasabah dan bank berbagi laba sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

4. Aset Produktif (Asset-Backed Financing): Pembiayaan dalam perbankan syariah


harus didukung oleh aset nyata. Misalnya, pembiayaan perumahan harus didukung
oleh aset properti yang nyata, bukan sekadar pinjaman uang.

5. Transparansi dan Keadilan: Transparansi dalam operasi dan keadilan dalam


hubungan dengan nasabah sangat penting dalam perbankan syariah. Semua pihak
harus diperlakukan dengan adil.

6. Zakat dan Sadaqah (Charity): Bank syariah mendorong pelaksanaan zakat dan
sadaqah (amal) sebagai bentuk kepedulian sosial dan keagamaan.

Pentingnya prinsip-prinsip ini adalah untuk memastikan bahwa perbankan syariah


beroperasi sesuai dengan nilai-nilai Islam dan mematuhi hukum agama. Ini juga
mengedepankan aspek keadilan dan tanggung jawab sosial, yang sejalan dengan
ajaran Islam. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, perbankan syariah berusaha
memberikan layanan keuangan yang sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai umat
Islam.

4. Perkembangan Teknologi: Kemajuan teknologi, terutama dalam bidang teknologi


informasi dan komunikasi, telah memberikan dorongan besar bagi inovasi keuangan.
Teknologi yang semakin canggih memungkinkan pengembangan produk dan layanan
keuangan yang lebih efisien, cepat, dan mudah diakses oleh masyarakat.

Perubahan Regulasi: Perubahan regulasi di sektor keuangan juga dapat mendorong


munculnya inovasi. Regulasi yang lebih fleksibel atau adanya kebijakan yang
mendukung inovasi dapat memicu perkembangan produk dan layanan keuangan
baru.

Perubahan Kebutuhan Konsumen: Perubahan kebutuhan dan preferensi konsumen


juga menjadi faktor penting dalam mendorong inovasi keuangan. Permintaan akan
produk dan layanan keuangan yang lebih efisien, aman, dan sesuai dengan
kebutuhan konsumen dapat mendorong industri keuangan untuk mengembangkan
inovasi baru.

Persaingan Industri: Persaingan antar lembaga keuangan juga dapat menjadi


pendorong munculnya inovasi. Untuk tetap bersaing, lembaga keuangan perlu
mengembangkan produk dan layanan yang lebih baik, inovatif, dan menarik bagi
konsumen.

5. Alat Tukar: Uang berfungsi sebagai alat tukar yang diterima secara umum. Dengan
adanya uang, orang dapat membeli barang dan jasa tanpa harus melakukan barter.
Uang mempermudah transaksi dan memungkinkan pertukaran barang dan jasa
secara efisien.

Satuan Nilai: Uang juga berfungsi sebagai satuan nilai yang digunakan untuk
mengukur harga barang dan jasa. Dengan adanya uang, kita dapat mengetahui nilai
relatif suatu barang atau jasa dalam bentuk harga. Hal ini memudahkan
perbandingan nilai antara berbagai barang dan jasa.

Penyimpan Nilai: Uang dapat digunakan sebagai alat penyimpan nilai. Seseorang
dapat menyimpan uang untuk digunakan di masa depan. Uang yang disimpan dapat
diinvestasikan atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan di kemudian hari. Dalam
hal ini, uang berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan nilai kekayaan.

Standar Pembayaran: Uang juga berfungsi sebagai standar pembayaran yang sah.
Dalam sistem moneter yang berlaku, uang merupakan alat pembayaran yang diakui
secara hukum. Uang dapat digunakan untuk melunasi hutang, membayar pajak, dan
melakukan transaksi keuangan lainnya.

Alat Pengukur Utang: Uang juga berfungsi sebagai alat pengukur utang. Dalam
transaksi pinjaman atau kredit, uang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan
jumlah utang yang harus dibayar kembali. Dalam hal ini, uang memungkinkan
terjadinya transaksi pinjaman dan kredit yang lebih mudah dan terukur.

Referensi
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/mod/resource/view.php?id=272535
Murti, Lestari. Modul https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKSI420503-
M1.pdf
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, http://repository.stie-yai.ac.id/1106/1/BLK-Bahan
%20Kuliah.pdf
Ilyas, Rahmat. 2016. KONSEP UANG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Bisnis/article/viewFile/1695/1507

Anda mungkin juga menyukai