Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MENCATAT KHUTBAH JUM'AT

Hadid Ramadhani Hermawan

Kelas XI IPS 3

‫ َأْش َهُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه اَل‬. ‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل اَّلِذ ْي َأْر َسَل َر ُسْو َلُه ِباْلُهدْى َوِد ْيِن اْلَح ِّق ِلُيْظِهَرُه َع َلى الِّدْيِن ُك ِّلِه َو َلْو َك ِر َه اْلُم ْش ِرُك ْو َن‬
‫ َأَّم ا‬. ‫ َالّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َعلى َخ اَتِم ْاَالْنِبَيآِء َو اْلُم ْر َسِلْيَن ُمَحَّمٍد َّوَع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه أْج َم ِع ْيَن‬.‫ َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬،‫َش ِر ْيَك َلُه‬
‫ َفَيا ِع َباَد ِهللا ِاَّتُقْو ا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬،‫َبْعُد‬

Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah

Di awal khutbah, mari kita tingkatkan ketakwaan terhadap Allah dengan sebenar-benarnya,
yaitu dengan berupaya secara optimal menjalankan segala perintah dan menjauhi segala
larangan-nya.

Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah

Di antara wujud ketakwaan terhadap Allah adalah belajar mengendalikan kemarahan. Dalam
hal ini, dahulu ada seorang sahabat -- ada yang mengatakan sahabat ini adalah Abdullah bin
Umar, Abu Darda', dan Sufyan bin Abdullah as-Tsaqafi -- yang serius meminta nasihat kepada
Nabi Muhammad SAW. Lalu secara simpel dijawab oleh beliau agar ia tidak marah. Berulang
kali ia meminta nasihat, Nabi SAW masih saja menasehati nya agar tidak marah menuruti hawa
nafsu. Dalam Hadits Shahih diriwayatkan :

‫ َأْخ َر َج ُه‬. ‫ اَل َتْغ َض ْب‬: ‫ َقاَل‬.‫ َفَر َّد َد ِمَر اًرا‬. ‫ اَل َتْغ َض ْب‬: ‫ َفَقاَل‬. ‫ َأْو ِصِنْي‬،‫ َيا َر ُسوَل ِهّٰللا‬: ‫َو َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة رضي هللا عنه َأَّن َر ُج ًال َقاَل‬
‫َاْلُبَخ اُِّر‬

Artinya : "Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh ada seorang laki-laki berkata kepada
Rasulullah saw; "Rasulullah saw, berwasiat kepadaku,' Lalu beliau menjawab; 'Jangan marah'.
Laki-laki itu kemudian mengulang-ulang permintaan nasihat kepadanya. Rasullullah pun tetap
menjawab; 'Jangan marah'." ( H.R al-Bukhari )
Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah

Kadang kita sebenarnya sudah berusaha menahan diri untuk mengendalikan kemarahan,
namun ada saja orang yang memancing-mancing emosi kita. Lalu bagaimana kita
menghadapinya ? Sayyidina Mu'awiyah yang terkenal sebagai ahlamul'arab atau orang Arab
yang paling bijak dan mampu mengendalikan kemarahan dapat dijadikan teladan. Ia
mempunyai prinsip tidak akan marah, baik terhadap orang yang mampu dibalasnya maupun
terhadap orang yang tidak mampu dibalasnya.

Suatu ketika ada orang yang mengklaim dapat membuatnya marah. Berangkatlah orang itu ke
tempat Sayyidina Mu'awiyah dan dengan penuh ketidaksopanan ia berkata :

"Nikahkanlah Ibumu denganku, sebab dubur atau pantatnya besar".

"Nah karena itulah ayahku mencintainya," jawab Sayyidina Mu'awiyah secara cerdik tanpa
kemarahan.

Tidak hanya mampu mengendalikan kemarahan dalam situasi sulit seperti itu, bahkan Sayyidina
Mu'awiyah ra memberi uang 1.000 Dinar kepada yang telah memancing kemarahannya
tersebut agar digunakan untuk menikahi perempuan lain. ( Muhammad bin Abdullah Al-Jurdani
ad-Dimyanti, al-Jawahir al-Lu'lu'iyyah fi Syahril Arba'inan Nawawiyyah, [Mansurah, Maktabah
al-Iman], halaman 147 )

Demikianlah akhlak menjaga kemarahan dari Sayyidina Mu'awiyah yang dapat kita teladani.
Meskipun dipancing-pancing untuk marah, semestinya kita tetap berusaha semaksimal
mungkin untuk tidak menuruti nafsu amarah yang menyala-nyala di hati kita, seiring pesan Nabi
saw yang diulang-ulang kepada umatnya:"Jangan marah".

Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah

Semoga teladan dalam Khutbah ini dapat menjadi pedoman bagi kita untuk meningkatkan
ketakwaan kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya, utamanya berkaitan upaya untuk
belajar mengendalikan kemarahan dalam situasi sesulit apapun. Amin ya'rabbal'alamin.
‫ِبْس ِم ِهللا الَّرْح مِن الَّر ِح يِم ‪َ .‬و اْلَع ْص ِر (‪ِ )١‬إَّن اِإْل ْنَس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر (‪ِ )٢‬إاَّل اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َو َتَو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق َو َتَو اَص ْو ا‬
‫ِبالَّصْبِر (‪َ )٣‬باَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِبْالُقْر آِن ْالَعِظ ْيِم َو َنَفَعِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآْل َيِة َوِذ ْك ِر اْلَحِكْيِم ‪َ .‬أُقْو ُل َقْو ِلي َهَذ ا َفَأْسَتْغ ِفُر َهللا الَعِظ ْيَم ‪،‬‬
‫ِإَّنُه ُهَو الَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيم‬

Anda mungkin juga menyukai