Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi Kewirausahaan

e-ISSN: p-ISSN
Vol. No. , 2021

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS XII IPS DALAM PEMBELAJARAN


AKUNTANSI SECARA ONLINE DI SMA NEGERI AMBULU JEMBER

Zanisa Nadia Ditananda1, Retna Ngesti Sedyati2, Dwi Herlindawati3


zn.ditananda@gmail.com, retnasedyati.fkip@unej.ac.id, dwiherlindawati@unej.ac.id
Universitas Jember, Jember, Indonesia

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, mengungkapkan, dan
menggambarkan kemandirian belajar siswa kelas XII IPS dalam pembelajaran
akuntansi secara online di SMA Negeri Ambulu Jember. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Metode Pengumpulan data
yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi. Metode analisis
data yang digunakan adalah analisis persentase. Hasil penelitian menunjukan
bahwa dalam penelitian ini sebanyak 88,6% (kategori sangat tinggi) siswa
telah mencerminkan sikap tanggung jawab, 84,2% (kategori sangat tinggi)
siswa mencerminkan sikap disiplin, 81,7% (kategori sangat tinggi) siswa telah
mencerminkan sikap motivasi belajar, 71,2% (kategori tinggi) siswa
mencerminkan sikap inisiatif dan 42,2% (kategori cukup) siswa mencerminkan
sikap percaya diri. Secara keseluruhan siswa kelas XII IPS di SMA Negeri
Ambulu Jember memiliki tingkat kemandirian belajar sebesar 73,6% dengan
kategori “tinggi”. Berdasarkan persentase dan kategori tersebut, dapat
dikatakan bahwa siswa kelas XII IPS SMA Negeri Ambulu Jember sudah
memiliki kemandirian belajar yang baik dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi secara online.

Kata Kunci: Pembelajaran Online, Akuntansi, Kemandirian Belajar

PENDAHULUAN
Sejak dikeluarkannya aturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam Surat Edaran No.
4 Tahun 2020 oleh Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) yang
menginstruksikan segala proses pembelajaran dialihkan sistemnya menjadi jarak jauh.. Aturan
tersebut juga disusul dengan dikeluarkannya Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/2021,
Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/Menkes/4242/2021 Nomor 440-7 Tahun 2021 yang
berisi tata cara penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yang tadinya berjalan
secara offline atau tatap muka, kini dialihkan menjadi pembelajaran secara online.
Menurut Dabbagh dan Ritland (2015) mengatakan bahwasannya Pembelajaran online
merupakan sebuah sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat
pedagogi (alat bantu pendidikan) yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan
untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang
berarti. Pembelajaran online diterapkan pada seluruh mata pelajaran tak terkecuali akuntansi.
Departemen Pendidikan Nasional (2003) mengatakan akuntansi sebagai bahan studi untuk
sistem pengumpulan data transaksi keuangan. Informasi ini dapat digunakan untuk pengawasan dan
pertanggungjawaban sektor keuangan oleh pelaku ekonomi swasta/akuntansi perusahaan,
pemerintah/akuntansi publik maupun organisasi lain/akuntansi publik. Akuntansi merupakan salah
satu bidang mata pelajaran yang memerlukan kemampuan pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran serta pelaporan informasi keuangan dalam ukuran

Universitas Nusantara PGRI Kediri


https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/jpeaku | 1
Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi Kewirausahaan
e-ISSN: p-ISSN
Vol. No. , 2021

moneter (uang) dalam suatu perusahaan atau organisasi yang ditujukan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan (Effendi, 2013).
Penerapan pembelajaran online dalam mempelajari mata pelajaran akuntansi membutuhkan
kemandirian pada diri siswa, sebab siswa dituntut harus mampu mengerjakan soal akuntansi yang
memerlukan penalaran, pengidentifikasian dan daya ukur yang tinggi terlebih dengan sistem belajar
yang dilakukan sendiri dirumah masing-masing. Siswa dituntut untuk memiliki kemandirian dalam
dirinya sebab guru tidak dapat mengawasi lagi secara langsung kegiatan belajar siswanya seperti
sebelum-sebelumnya sehingga kemandiran sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran tetap dapat
tercapai meskipun dengan cara online (Nugroho & Muhammad, 2021).
SMA Negeri Ambulu Jember termasuk sekolah yang menerapkan pembelajaran online pada
semua mata pelajaran termasuk akuntansi. Dalam menerapkan pembelajaran online ini seluruh
pihak sekolah baik guru maupun siswa memerlukan penyesuaian untuk dapat menjalankan
pembelajaran dengan sistem yang berbeda dengan sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi awal
di kelas XII IPS dijumpai fenomena yang tidak sesuai dengan kondisi ideal yang diharapkan, dimana
masih tampak sejumlah siswa yang masih semena-mena dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
secara online sehingga belum mencerminkan kemandirian belajar dalam dirinya.
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan,
mengungkapkan dan menggambarkan kemandirian belajar siswa kelas XII IPS dalam pembelajaran
akuntansi secar online di SMA Negeri Ambulu Jember. Cara yang dilakukan peneliti untuk melihat
gambaran kemandirian belajar adalah dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah seluruh data terkumpul dilakukan analisis data
menggunakan analisis persentase yang disajikan dalam bentuk deskriptif.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2022, dengan penentuan lokasi
penelitian menggunakan metode purposive area yaitu SMA Negeri Ambulu Jember. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan,
mengungkapkan, dan menggambarkan kemandirian belajar siswa kelas XII IPS selama mengikuti
pembelajaran akuntansi secara online di SMA Negeri Ambulu Jember. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya
seluruh data terkumpul dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis persentase.

PEMBAHASAN
Hasil perhitungan dalam penelitian ini menggunakan analisis persentase dengan rumus
sebagai berikut:
𝑛
DP = x100%
𝑁

(Arikunto, 2013)
Keterangan:
DP = Deskriptif persentase
N = Jumlah skor minimum
n = Jumlah skor yang diperoleh

Setelah seluruh data dilakukan analisa dengan menggunakan rumus persentase diatas,
selanjutnya dilakukan klasifikasi atas kategori yang ditentukan. Dalam hal ini kategori kemandirian
belajar dibagi menjadi 5 yakni; sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah. Klasifikasi
dilakukan dengan tujuan agar data yang dihasilkan dapat dijabarkan atau dideskripsikan dengan
lebih detail dan akurat. Setelah dilakukan klasifikasi, tahapan yang terakhir yakni menjelaskan hasil
analisis secara deskriptif.

Universitas Nusantara PGRI Kediri


https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/jpeaku | 2
Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi Kewirausahaan
e-ISSN: p-ISSN
Vol. No. , 2021

A. Percaya Diri
Sikap percaya diri siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu Jember dapat ditunjukkan dan
diamati melalui tiga komponen yakni raise hand, keberanian menjawab tanpa bertanya dan
keberanian menyampaikan pendapat. Ketiga komponen tersebut disajikan lebih detail dalam bentuk
persentase pada tabel 1. berikut ini:
Tabel 1. Kepercayaan Diri Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Secara Online
Jumlah Rata-Rata
Indikator XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 XII IPS 4
(Horisontal)
 Raise hand /
65,2% 43% 62,8% 54,6% 56,4%
PERCAYA DIRI

mengangkat tangan
 Menjawab tanpa
45,8% 26,3% 31,4% 29,6% 33,3%
bertanya teman
 Berani
menyampaikan 37,4% 29,1% 42,8% 39% 37,1%
pendapat
Jumlah Rata-Rata
49,4% 32,8% 45,6% 41% 42,2%
(Vertikal)
Berdasarkan tabel 1. diatas menunjukkan bahwa terdapat dua komponen untuk indikator
percaya diri yang memiliki tingkat kategori rendah, sedangkan kategori sisanya berada dalam
kategori cukup. Apabila dilihat berdasarkan hasil perolehan masing-masing kelas, XII IPS 1
merupakan kelas dengan tingkat percaya diri tertinggi dan XII IPS 2 dengan tingkat kepercayaan diri
terendah.
Dari keseluruhan data terkait kepercayaan diri diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan jika
tingkat rata-rata kepercayaan diri siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu berada dalam kategori
“cukup”. Maknanya, kepercayaan diri dalam diri siswa kelas XII IPS SMA Negeri Ambulu Jember
perlu ditingkatkan lagi.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya sikap percaya diri dalam diri siswa
siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu Jember yakni diantaranya; 1) kondisi lingkungan yang
kurang mendukung sehingga menimbulkan sugesti negatif. 2) perasaan takut dan khawatir. 3)
adanya rasa ragu-ragu. 4) tidak terbiasa menyampaikan opini secara langsung.
Beberapa faktor penyebab diatas sesuai dengan teori menurut Hambali dan Ujam (2013)
yang menyatakan bahwa rendahnya rasa percaya diri disebabkan oleh beberapa faktor penyebab
yakni adanya perasaan kurang dan tidak yakin dengan kemampuan dirinya, adanya perasaan ragu-
ragu atas kemampuan yang dimiliki, mudah menyerah dalam melakukan sesuatu, pola asuh
orangtua yang otoriter, adanya anggapan bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan yang berarti,
kondisi lingkungan yang tidak mendukung serta perasaan takut dengan anggapan orang lain
mengenai opini yang dimiliki.
Selain itu didukung pula dari hasil penelitian yang telah dilakukan Triningtyas (2016)
menyatakan bahwa tinggi rendahnya kepercayaan diri seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal
yakni hubungan sosial baik dari keluarga, teman dekat serta masyarakat. Selain itu faktor tanggung
jawab diri termasuk dalam faktor yang menjadi pengaruh tinggi atau rendahnya kepercayaan diri
seseorang.

B. Disiplin
Sikap disiplin siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu Jember dapat ditunjukkan dan
diamati melalui tiga komponen yakni ketepatan waktu saat memasuki kelas online, ketepatan waktu
saat mengumpulkan tugas dan mengikuti kelas online secara penuh dari awal sampai dengan jam
pembelajaran berakhir. Ketiga komponen tersebut disajikan lebih detail dalam bentuk persentase
pada tabel 2. berikut ini:

Universitas Nusantara PGRI Kediri


https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/jpeaku | 3
Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi Kewirausahaan
e-ISSN: p-ISSN
Vol. No. , 2021

Tabel 2. Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Secara Online


Jumlah Rata-Rata
Indikator XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 XII IPS 4
(Horisontal)
 Masuk kelas tepat
81,9% 80,5% 84,2% 81,2% 81,9%
waktu
DISIPLIN

 Mengumpulkan
87,4% 83,3% 81,4% 84,3% 84,1%
tugas tepat waktu
 Mengikuti kelas dari
91,6% 76,3% 91,3% 87,4% 86,6%
awal hingga akhir
Jumlah Rata-Rata
86,9% 80% 85,6% 84,3% 84,2%
(Vertikal)

Berdasarkan tabel 2. diatas menunjukkan bahwa terdapat ketiga komponen pada indikator
kedisiplinan sudah berada pada kategori sangat tinggi. Hal serupa juga tampak dari perolehan hasil
persentase masing-masing kelas yang menunjukkan bahwa keempat kelas tersebut berada dalam
kategori tinggi – sangat tinggi.
Data diatas juga menunjukkan bahwa semua kelas mengalami peningkatan dari observasi
pertama ke observasi kedua. Berdasarkan seluruh data yang disajikan diatas, dapat diambil
sebuah kesimpulan jika tingkat rata-rata kedisiplinan siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu
berada dalam kategori “Sangat Tinggi”. Maknanya, siswa telah memiliki sikap kedisipinan pada
saat mengikuti pembelajaran akuntansi secara online.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tingginya sikap disiplin dalam diri siswa kelas
XII IPS di SMA Negeri Ambulu yakni diantaranya; 1) manajemen waktu yang tepat. 2) sarana
prasarana yang memadai. 3) kesadaran diri akan hak dan kewajiban. 4) kondisi lingkungan.
Beberapa alasan diatas telah sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar
pada seorang siswa dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Tu’u (2004) terdapat beberapa faktor
yang menjadi penyebab tumbuhnya disiplin belajar dalam seorang anak yakni diantaranya yakni
adanya kesadaran diri, alat didik atau pola asuh, lingkungan yang mempengaruhi dan adanya sanksi
atau hukuman sebagai bentuk konsekuensi.
Hal tersebut didukung pula dengan hasil penelitian yang dilakukan Arinanda, dkk (2014) yang
menyatakan bahwa seseorang dengan kedisiplinan yang tinggi disebabkan oleh beberapa hal yang
melandasi seperti adanya kesadaran dalam diri siswa tersebut untuk menghargai waktu yang ada.

C. Motivasi Belajar
Motivasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu Jember dapat ditunjukkan dan
diamati melalui tiga komponen yakni kesungguhan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru,
tidak bergurau dan selalu mengaktifkan kamera Goggle Meet serta berupaya keras mengerjakan
secara mandiri tanpa bertanya teman. Ketiga komponen tersebut disajikan lebih detail dalam bentuk
persentase pada tabel 3. berikut ini:

Tabel 3. Motivasi Belajar Siswa Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Secara Online
Jumlah Rata-Rata
Indikator XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 XII IPS 4
(Horisontal)
 Memperhatikan penjelasan
88,8% 63,8% 82,8% 81,2% 79,1%
guru sungguh-sungguh
MOTIVASI
BELAJAR

 Tidak bergurau dan selalu


91,6% 83,3% 94,2% 92,1% 90,3%
mengaktifkan kamera
 Mengerjakan soal secara
86,1% 58,3% 80% 79,6% 76%
mandiri tanpa bertanya
Jumlah Rata-Rata
88,8% 68,4% 85,6% 84,3% 81,7%
(Vertikal)

Universitas Nusantara PGRI Kediri


https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/jpeaku | 4
Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi Kewirausahaan
e-ISSN: p-ISSN
Vol. No. , 2021

Berdasarkan tabel 3. diatas menunjukkan bahwa terdapat satu komponen yang memiliki
tingkat kategori sangat tinggi, sedangkan dua kategori sisanya berada dalam kategori tinggi.
Apabila dilihat berdasarkan hasil perolehan masing-masing kelas, hanya XII IPS 2 yang memilki
rata-rata persentase dengan kategori cukup, ketiga kelas lainnya sudah berada pada kategori
sangat tinggi.
Dari keseluruhan data diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwasannya tingkat rata-
rata motivasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu berada dalam kategori “sangat
tinggi”. Maknanya, siswa sudah dapat dikatakan memiliki motivasi belajar meskipun terdapat 1
kelas yang perlu ditingkatkan lagi.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa siswa kelas XII IPS di SMA Negeri
Ambulu Jember memiliki motivasi belajar yang tinggi yakni diantaranya; 1) keinginan kuat
mempelajari berbagai ilmu. 2) target nilai yang ingin dicapai. 3) dukungan dan latar belakang kondisi
finansial keluaga yang baik. 4) fasilitas belajar yang lengkap dan memadai. 5) guru yang
menyenangkan.
Faktor penyebab tersebut telah sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar pada seorang siswa dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010)
terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tumbuhnya motivasi belajar dalam seorang anak
yakni diantaranya adanya cita-cita yang ingin diraih, adanya kemampuan diri yang memadai, adanya
kemauan dan tekad untuk terus belajar, kondisi lingkungan yang mendukung serta upaya guru
dalam memberikan pelajaran.
Selain teori diatas, hasil penelitian yang telah dilakukan Sumiati (2019) juga menyatakan
bahwa faktor penyebab tingginya motivasi belajar seorang siswa sebagian besar dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan yang mendukung seperti adanya fasilitas yang memadai serta cara ajar guru
mata pelajaran yang bersangkutan, disisi lain diimbangi pula dengan keinginan untuk berkembang
menjadi lebih baik dalam diri siswa tersebut.

D. Inisiatif
Sikap inisiatif siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu Jember dapat ditunjukkan dan
diamati melalui tiga komponen yakni inisiatif mempelajari berbagi sumber diluar LKS/buku paket,
inisiatif bertanya jika ada materi yang belum dimengerti dan yang terakhir inisiatif mencatat materi
penting. Ketiga komponen tersebut disajikan lebih lanjut pada tabel 4. berikut ini:
Tabel 4. Inisiatif Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Secara Online
Jumlah Rata-Rata
Indikator XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 XII IPS 4
(Horisontal)
 Inisiatif mempelajari
sumber belajar diluar buku 94,4% 83,3% 94,2% 89% 90,2%
paket / LKS
INISIATIF

 Inisiatif bertanya apabila


terdapat materi yang 45,8% 20,8% 37,1% 43,7% 36,8%
kurang dipahami
 Inisiatif membuat catatan
pada materi yang 91,6% 86% 82,8% 87,4% 86,9%
dianggap penting
Jumlah Rata-Rata
77,2% 63,3% 71,3% 73,3% 71,2%
(Vertikal)

Berdasarkan tabel 4. diatas menunjukkan bahwa terdapat dua komponen untuk indikator
inisiatif yang memiliki tingkat kategori sangat tinggi. sedangkan satu kategori sisanya berada dalam
kategori rendah. Apabila dilihat berdasarkan hasil perolehan masing-masing kelas, keempat kelas
XII IPS di SMA Negeri Ambulu Jember berada dalam kategori cukup. Dapat diambil sebuah

Universitas Nusantara PGRI Kediri


https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/jpeaku | 5
Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi Kewirausahaan
e-ISSN: p-ISSN
Vol. No. , 2021

kesimpulan jika tingkat rata-rata inisiatif siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu Jember berada
dalam kategori “cukup”. Maknanya, siswa sudah memiliki inisiatif untuk mempelajari sumber belajar
diluar LKS/buku paket dan sudah memiliki inisiatif untuk mencatat namun yang perlu ditingkatkan
lagi adalah inisiatif untuk bertanya apabila ada materi yang kurang dipahami.
Diketahui terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tingginya inisiatif dalam diri siswa
kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu Jember yakni diantaranya; 1) harus berwawasan luas
dibandingkan teman lainnya. 2) keinginan kuat agar tidak tertinggal dengan teman lainnya. 3)
anggapan sumber belajar yang lebih lengkap di internet. 4) anggapan jika sumber belajar di internet
lebih variatif dan menarik.
Alasan diatas telah sesuai dengan pendapat yang disampaikan Slameto (2003) yang
mengungkapkan ada beberapa hal yang menggambarkan tingginya rasa inisiatif dalam diri
seseorang yakni diantaranya adanya hasrat ingin tahu yang besar, memiliki sikap terbuka dalam
pengalaman baru, adanya keinginan untuk menemukan dan meneliti hal baru, senang mencari
jawaban yang luas dan mendalam dan emiliki pola pikir yang fleksibel.
Hasil penelitian yang dilakukan Mahmudah (2021) juga menyatakan bahwa hal-hal yang
menyebabkan tumbuhnya sikap inisiatif seseorang sebagian besar berasal dari dalam dirinya /
internal,dimana siswa memiliki keinginan untuk memiliki pengetahuan lebih sehingga membuatnya
melakukan hal-hal lebih untuk memperoleh hasil yang lebih pula.

E. Tanggung Jawab
bentuk tanggung jawab siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu Jember dapat ditunjukkan
dan diamati melalui tiga komponen yakni ketertiban siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan tidak berbuat gaduh, kontibusi dalam tugas kelompok serta yang terakhir bertanggung jawab
mengerjakan dan mengumpulkan seluruh tugas yang diberikan guru tanpa terkecuali. Ketiga
komponen tersebut disajikan pada tabel 5. berikut ini:

Tabel 5. Tanggung Jawab Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Secara Online


Jumlah Rata-Rata
Indikator XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 XII IPS 4
(Horisontal)
 Siswa mengikuti
pembelajaran 93% 80,5% 84,2% 92,1% 87,4%
TANGGUNG JAWAB

dengan tertib
 Siswa berkontibusi
dalam tugas 97,2% 68% 84,2% 85,9% 83,8%
kelompok
 Siswa mengerjakan
dan mengumpulkan
100% 90,2% 97,1% 92,1% 94,8%
seluruh tugas yang
diberikan guru
Jumlah Rata-Rata
96,7% 79,5% 88,5% 90% 88,6%
(Vertikal)

Berdasarkan tabel 5. diatas menunjukkan bahwa ketiga komponen dari indikator tanggung
jawab berada dalam kategori sangat tinggi. Apabila dilihat berdasarkan hasil perolehan masing-
masing kelas, terdapat tiga kelas yang berkategori sangat tinggi serta satu kelas sisanya berkategori
tinggi. Dari keseluruhan data terkait sikap tanggung jawab diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan
jika tingkat rata-rata tanggung jawab dalam diri siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu
berkategori “sangat tinggi”. Maknanya, siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu Jember sudah
memiliki sikap tanggung jawab pada saat mengikuti pembelajaran akuntansi secara online.
Diketahui terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa siswa kelas XII IPS di SMA
Negeri Ambulu Jember memiliki tanggung jawab yang tinggi yakni diantaranya; 1) mindset jika

Universitas Nusantara PGRI Kediri


https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/jpeaku | 6
Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi Kewirausahaan
e-ISSN: p-ISSN
Vol. No. , 2021

mengerjakan segala sesuatu harus tuntas hingga akhir. 2) sadar akan tugas dan kewajiban yang
diterima sebagai seorang siswa. 3) didikan orangtua. 4) sadar akan semua sebab akibat atas apa
yang dikerjakannya.
Pemaparan diatas telah sesuai dengan apa yang disampaikan Mu’in (2014) mengenai ciri
anak yang dianggao memiliki sikap tanggung jawab dalam dirinya) yakni memiliki pacuan untuk
selalu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, hasrat untuk melakukan yang terbaik dalam
berbagai hal, danya kesadaran hak dan kewajiban dalam diri, selalu mempertimbangkan
konsekuensi atas segala tindakan yang dilakukan, selalu berusaha dan tekun dalam mengerjakan
berbagai hal hingga tuntas serta memiliki penguasaan diri dalam keadaan apapun.
Hal serupa didukung dari hasil penelitian yang dilakukan Salima (2019) yang menyatakan
bahwa tanggung jawab dalam diri seorang siswa bisa muncul dikarenakan kesadaran dalam dirinya
bahwa ia harus mengerjakan segala hal dengan mempertimbangkan sebab akibat atau dampak
yang akan terjadi.

F. Hasil Kemandirian Belajar Secara Keseluruhan


Dalam penelitian ini, terdapat lima indikator yang dipergunakan sebagai aalat ukur
kemandirian belajar yakni percaya diri, disiplin, motivasi belajar, inisiatif dan tanggung jawab. Hasil
perolehan data atas kelima indikator tersebut pada masing-masing kelas disajikan lebih detail dalam
tabel 6. berikut ini:

Tabel 6. Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Secara Online


Jumlah Rata-Rata
Indikator XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 XII IPS 4
(horisontal)
Percaya diri 49,4 % 32,8 % 45,6 % 41 % 42,2 %
Disiplin 86,9 % 80 % 85,6 % 84,3 % 84,2 %
Motivasi belajar 88,8 % 68,4 % 85,6 % 84,3 % 81,7 %
Inisiatif 77,2 % 63,3 % 71,3 % 73,3 % 71,2 %
Tanggung jawab 96,7 % 79,5 % 88,5 % 90 % 88,6 %
Jumlah Rata-Rata
79,8 % 64,8 % 75,3 % 74,6 % 73,6 %
(Vertikal)

1) Kelas dengan persentase kemandirian belajar tertinggi


Berdasarkan tabel 6. di atas diperoleh hasil bahwa kelas dengan persentase kemandirian
belajar tertinggi diraih oleh kelas XII IPS 1 sebesar 79,8%. Tingginya kemandirian belajar pada
siswa kelas XII IPS 1 tercermin dari bentuk tanggung jawab siswa secara penuh dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran akuntansi secara online, siswa sangat berkontribusi dalam tugas kelompok,
aktif dan berinisiatif untuk mempelajari berbagai sumber selain dari LKS/Buku paket, antusiasme
yang tinggi saat mengikuti KBM yang ditunjukkan dengan kesungguh-sungguhan dalam
memperhatikan penjelasan guru, selalu mengaktifkan kamera tanpa disuruh, tepat waktu saat
memasuki kelas dan mengumpulkan tugas yang diberikan guru serta selalu mengikuti kegiatan
pembelajaran secara penuh dari awal hingga akhir jam pembelajaran selesai sehingga kegiatan
pembelajaran berjalan dengan sangat baik dan tertib.
Terdapat beberapa alasan yang menjadi penyebab mengapa kelas XII IPS 1 memiliki rata-
rata siswa dengan kemandirian belajar yang tinggi yakni; 1) Haus akan pengetahuan dan rasa ingin
tahu yang tinggi. 2) Adanya target nilai yang ingin dicapai. 3) Kondisi lingkungan yang mendukung.
4) Fasilitas dan sarana prasarana yang terpenuhi dengan baik. 5) Keinginan untuk berkembang
menjadi pribadi yang lebih baik. 6) Keasadaran diri akan kewajiban dan tanggung jawab.
Beberapa alasan diatas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Salima (2019) yang
menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seorang siswa memiliki

Universitas Nusantara PGRI Kediri


https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/jpeaku | 7
Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi Kewirausahaan
e-ISSN: p-ISSN
Vol. No. , 2021

kemandirian belajar yang tinggi. Faktor tersebut antara lain; 1) adanya jiwa kompetisi yang tinggi
dalam diri siswa, siswa yang demikian akan memiliki hasrat lebih untuk mencari tahu segala halnya
secara mandiri. 2) fasilitas yang mendukung, kemudahan dan lengkapnya fasilitas belajar juga
menjadi pendukung seorang siswa menjadi pribadi yang mandiri. siswa yang demikian kebanyakan
lebih memililih belajar secara mandiri melalui internet dibandingkan dengan buku yang diberikan
sekolah. 3) kesadaran diri penuh, karena adanya hal tersebut siswa paham akan tugas dan
tanggung jawabnya menjadi seorang siswa. karena kesadaran tersebut siswa tumbuh menjadi
pribadi yang pro-aktif dan mandiri.

2) Kelas dengan persentase kemandirian belajar terendah


Berbanding terbalik dengan XII IPS 1, kelas XII IPS 2 merupakan kelas yang memiliki tingkat
persentase kemandirian belajar paling rendah dibandingkan dengan ketiga kelas lainnya yakni
hanya sejumlah 64,8%. Rendahnya kemandirian belajar pada siswa kelas XII IPS 2 paling menonjol
ditunjukkan dengan kecilnya jumlah siswa yang percaya diri untuk menyampaikan pendapat,
menjawab serta bertanya selama pembelajaran akuntansi berlangsung. Selain itu, masih terdapat
pula siswa yang tampak terlambat memasuki kelas, terlambat mengumpulkan tugas dan beberapa
tampak meninggalkan Google Meet sebelum jam pembelajaran selesai. Disisi lain tampak pula
siswa yang masih kurang memiliki motivasi belajar hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
beberapa siswa yang bergurau saat pembelajaran berlangsung serta tidak mengakifkan kamera.
Terdapat beberapa alasan yang menjadi penyebab mengapa kelas XII IPS 2 memiliki rata-
rata siswa dengan kemandirian belajar yang tergolong rendah jika dibandingkan ketiga kelas yakni;
1) Model Pembelajaran yang membosankan. 2) Sifat guru yang pasif dan kurang responsif dengan
siswa. 3) Perasaan takut apabila memiliki pendapat yang berbeda. 4) Fasilitas belajar yang tidak
lengkap. 5) Kondisi lingkungan yang kurang mendukung.
Beberapa alasan diatas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Anggraini (2014) yang
menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seorang siswa memiliki
kemandirian belajar yang rendah. Faktor tersebut antara lain; 1) Cara mengajar guru yang
bersangkutan, siswa kerap kali merasa malasa mengikuti pembelajaran karena pengaruh dari cara
mengajar guru. Cara mengajar guru yang monoton dan pasif akan membuat siswa tidak termotivasi
dalam KBM. 2) Perasaan takut dan malu untuk menjadi siswa yang aktif dalam hal
berpendapat/menjawab pertanyaan dihadapan banyak orang, siswa cenderung takut jika jawaban
yang dimilikinya salah. hal tersebut membuat siswa lebih memilih bungkam saja apabila memiliki
pendapat yang berbeda. 3) Model pembelajaran yang membosankan dan satu arah, siswa akan
merasa jenuh dengan sistem pembelajaran yang pasif sehingga ia tidak memiliki hasrat lebih dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. 4) fasilitas yang kurang memadai, faktor tersebut termasuk dalam
faktor penghambat kemandirian belajar seorang siswa.

SIMPULAN
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa kelas
XII IPS dalam pembelajaran akuntansi secara online di SMA Negeri Ambulu Jember tercermin
dalam 5 indikator dengan persentase mulai dari yang tertinggi hingga terendah sebagai berikut; 1).
Tangung Jawab sebesar 88,6% sehingga termasuk dalam kategori “sangat tinggi”. 2) disiplin
sebesar 84,2% sehingga termasuk dalam kategori “sangat tinggi”. 3) motivasi belajar sebesar
81,7% sehingga termasuk dalam kategori “sangat tinggi”. 4) inisiatif sebesar 71,2% sehingga
termasuk dalam kategori “tinggi”. 5) percaya diri sebesar 42,2% sehingga termasuk dalam kategori
“cukup”. Dari kelima indikator tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwasannya secara
keseluruhan kemandirian belajar siswa kelas XII IPS di SMA Negeri Ambulu Jember dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi secara online memiliki persentase sebesar 73,6% sehingga
termasuk dalam kategori “tinggi”.

Universitas Nusantara PGRI Kediri


https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/jpeaku | 8
Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi Kewirausahaan
e-ISSN: p-ISSN
Vol. No. , 2021

SARAN PENGEMBANGAN PENELITIAN LANJUT


Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dalam penelitian selanjutnya dapat menambahkan
instrumen-instrumen lain ataupun variabel yang lain supaya mendapatkan hasil yang lebih baik lagi
dan memiliki bahasan yang lebih luas lagi. Diharapkan pula untuk penelitian selanjutnya supaya
lebih jeli lagi dalam membidik responden dan dalam penyusunan lembar observasi supaya
mendapat hasil penelitian yang maksimal.

DAFTAR RUJUKAN
Anggraini, E. N. (2014). Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think PAAIR Share
Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Dalam Pembelajaran Matematika (PTK Kelas X
Gasal SMA Muhammaidyah 3 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014). Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Arianda, E. S. ddk. (2014) Pengaruh Kedisiplinan Siswa di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar
Teknik Pendinginan. Journal Of Mechanical Engineering Education, 1(2): 233-238.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dabbagh, N. and Ritland. B. B. (2005). Online Learning, Concepts, Strategies And Application. Ohio:
Pearson.
Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi SMA & MA. Jakarta: Balitbang
Depdiknas.
Effendi, R. (2013). Accounting Principles ‘’Prinsip-prinsip Akuntansi Berbasis SAK ETAP”. Edisi
Revisi Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hambali, A. dan Ujam, J. (2013). Psikologi Kepribadian. Bandung: CV. Pustaka Swawa.
Mahmudah, A. R. (2021). Analisis Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi
Secara Online Dimasa Pandemi Covid 19 di SMA Negeri 1 Batahan. Skripsi. Medan:
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Mu’in, F. (2014). Pendidikan Karakter Kontruksi Teoritik dan Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Nugroho, P. W., dan Muhammad, A. M. (2021). Kemandirian Belajar dalam Pembelajaran Jarak
Jauh. Jurnal Bimbingan dan Konseling. 2 (1): 10-16.
Salima, H. (2019). Analisis Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SDI
Al-Azhar 17 Vintaro. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Sumiati, F. (2019). Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII SMPN 1
Kampar Kiri Tahun Ajaran 2018/2019. Skripsi. Riau: Universitas Islam Riau.
Surat Edaran Kemendikbud No. 4 Tahun 2020. Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Corona Viru Disease Covid 19.
Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan, dan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 03/KB/2021, Nomor 384
tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021 dan Nomor 440-717 tahun 2021.
Panduan penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019.
Triningtyas, D. A. (2016). Studi Kasus Tentang Percaya Diri Faktor Penyebabnya dan Upaya
Memperbaiki dengan Menggunakan Konseling Individual. Jurnal Elektronik Studi Bimbingan
dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Madiun.
Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Universitas Nusantara PGRI Kediri


https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/jpeaku | 9

Anda mungkin juga menyukai