Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alifian Aulia Rachman

NIM : 048914245
Matkul : Sistem informasi Manajemen
Dosen : Ibu Sucik Puji Utami,S.E.,M.M.

Diskusi 4
Jelaskan tahapan-tahapan siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) tersebut!

Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) merupakan metodologi yang digunakan untuk
mengembangkan sistem informasi di dalam sebuah organisasi. Berikut tahapan-tahapan dalam SDLC :

1. Analisis Sistem (System Analysis)


Tahapan-tahapan dalam analisis sistem penting untuk memastikan bahwa pengembangan sistem
baru berjalan dengan baik dan memenuhi tujuan yang diinginkan. Dalam tahapan ini, tim analis
sistem bekerja untuk memahami konteks organisasi, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan,
serta menganalisis data yang diperoleh untuk merancang solusi yang efektif.
Berikut adalah penjelasan mengenai tahapan-tahapan dalam analisis sistem (system analysis):
a. Studi Pendahuluan (Preliminary Study):
 Tahap studi pendahuluan adalah tahap awal dalam analisis sistem. Pada tahap ini,
tim analis sistem melakukan penelitian awal untuk memahami latar belakang dan
konteks organisasi atau lingkungan di mana sistem akan dikembangkan.
 Studi pendahuluan melibatkan identifikasi masalah atau peluang bisnis yang
ingin diatasi atau dimanfaatkan oleh sistem yang akan dikembangkan.
 Tim analis sistem juga akan mempelajari aspek-aspek penting seperti struktur
organisasi, proses bisnis, dan kebijakan yang ada dalam organisasi untuk
memahami bagaimana sistem baru dapat diintegrasikan dengan baik ke dalam
lingkungan yang ada.

b. Studi Kelayakan (Feasibility Study):


 Tahap studi kelayakan dilakukan untuk mengevaluasi apakah pengembangan
sistem baru layak dilakukan dari segi teknis, operasional, dan ekonomi.
 Pada tahap ini, tim analis sistem akan mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan untuk menghitung biaya dan manfaat yang terkait dengan
pengembangan sistem baru.
 Studi kelayakan melibatkan analisis terhadap berbagai aspek, seperti kelayakan
teknis (apakah teknologi yang diperlukan tersedia dan dapat diimplementasikan),
kelayakan operasional (apakah sistem dapat dioperasikan dengan efektif dan
efisien), dan kelayakan ekonomi (apakah manfaat yang dihasilkan melebihi biaya
pengembangan dan operasional sistem).

c. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Pengguna (Problem Identification and User


Requirements):
 Tahap ini melibatkan identifikasi permasalahan atau kebutuhan yang harus
diatasi oleh sistem baru.
 Tim analis sistem akan melakukan wawancara dengan stakeholder dan pengguna
sistem, mengamati proses bisnis yang ada, dan menganalisis dokumen-dokumen
terkait untuk mengidentifikasi masalah yang ada.
 Selanjutnya, tim akan mengumpulkan kebutuhan pengguna dengan cara
melakukan wawancara, kuesioner, atau teknik pengumpulan data lainnya untuk
memahami secara mendalam apa yang diharapkan dari sistem baru.

d. Memahami Sistem yang Ada (Understanding Existing System):


 Pada tahap ini, tim analis sistem akan mempelajari sistem yang ada, jika ada,
yang akan digantikan oleh sistem baru.
 Tim akan menganalisis komponen-komponen yang ada, seperti perangkat keras,
perangkat lunak, basis data, dan proses bisnis yang sedang berjalan.
 Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana sistem yang ada berfungsi,
melihat kelebihan dan kekurangannya, serta mencari peluang untuk
meningkatkan atau menggantikan sistem yang ada.

e. Menganalisis Hasil Penelitian (Research Analysis):


 Pada tahap ini, tim analis sistem akan menganalisis data dan informasi yang telah
dikumpulkan selama tahap studi pendahuluan, studi kelayakan, dan identifikasi
masalah dan kebutuhan pengguna.
 Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang masalah yang dihadapi, kebutuhan pengguna, dan persyaratan sistem
yang harus dipenuhi.
 Hasil analisis ini akan menjadi landasan untuk merancang solusi yang tepat dan
sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik.

2. Perancangan Sistem (System Design)


Dalam tahap perancangan sistem (system design) terdapat dua tahapan yang penting, yaitu
perancangan awal (preliminary design) dan perancangan perinci (detailed design). Kedua tahapan
tersebut sangat penting karena mereka membantu mengatur pandangan yang komprehensif
tentang sistem yang akan dikembangkan, sambil memberikan panduan teknis yang sangat rinci
yang mempermudah pengembangan sistem secara efisien. Dengan kata lain, perancangan awal
memberikan pemahaman umum tentang apa yang perlu dibangun, sementara perancangan perinci
memberikan panduan teknis spesifik untuk setiap komponen sistem. Keduanya saling melengkapi
dan merupakan bagian penting dari proses pengembangan sistem yang baik. Berikut penjelasan
singkat mengenai kedua tahapan tersebut:

a. Perancangan Awal (Preliminary Design):


 Perancangan awal adalah tahap pertama dalam perancangan sistem. Pada tahap
ini, fokusnya adalah pada penentuan arsitektur sistem secara keseluruhan.
 Tim pengembang akan merancang struktur sistem secara konseptual,
mengidentifikasi komponen utama, serta menentukan bagaimana komponen-
komponen tersebut akan berinteraksi.
 Keputusan strategis seperti pemilihan platform teknologi, pemodelan proses
bisnis, dan pemilihan algoritma utama juga dibuat pada tahap ini.
 Hasil dari perancangan awal adalah gambaran tingkat tinggi tentang bagaimana
sistem akan berfungsi dan bagaimana komponen sistem akan berkolaborasi.

b. Perancangan Perinci (Detailed Design):


 Setelah perancangan awal selesai, tahap selanjutnya adalah perancangan perinci.
Pada tahap ini, fokusnya adalah pada detail teknis dari sistem yang akan
dikembangkan.
 Tim pengembang akan menguraikan setiap komponen sistem menjadi rincian
yang lebih spesifik, termasuk desain database, desain antarmuka pengguna,
algoritma perangkat lunak, dan komunikasi antara komponen sistem.
 Dalam hal desain database, mereka akan menentukan tabel, relasi, dan skema
database yang akan digunakan. Dalam hal antarmuka pengguna, desain grafis dan
elemen-elemen interaksi akan didefinisikan dengan lebih jelas.
 Hasil dari perancangan perinci adalah dokumen atau rencana yang sangat detail,
yang dapat digunakan sebagai panduan bagi tim pengembang saat mereka mulai
mengimplementasikan sistem.

3. Implementasi Sistem (System Implementation)


Dalam implementasi sistem (system implementation), terdapat beberapa pendekatan yang umum
digunakan untuk menggantikan sistem yang lama dengan sistem baru. Pilihan pendekatan
implementasi sistem tergantung pada karakteristik organisasi, kebutuhan bisnis, dan kompleksitas
sistem yang akan diimplementasikan. Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Penting untuk melakukan analisis dan perencanaan yang cermat untuk memilih
pendekatan yang paling sesuai dengan konteks dan kebutuhan organisasi. Berikut adalah
penjelasan mengenai empat pendekatan utama dalam implementasi sistem:
a. Konversi Paralel (Parallel Conversion):
 Pendekatan konversi paralel melibatkan menjalankan sistem lama dan sistem
baru secara bersamaan untuk periode tertentu.
 Data dan operasi bisnis dilakukan pada kedua sistem secara paralel. Dengan kata
lain, sistem baru dijalankan sambil sistem lama masih beroperasi.
 Pendekatan ini memungkinkan organisasi untuk membandingkan kinerja sistem
baru dengan sistem lama sebelum sepenuhnya beralih ke sistem baru.
 Meskipun pendekatan ini membutuhkan sumber daya yang lebih besar karena
kedua sistem harus dijalankan secara bersamaan, konversi paralel memberikan
jaminan dan kesempatan untuk mengatasi masalah yang mungkin muncul selama
proses migrasi.

b. Konversi Pilot (Pilot Conversion):


 Pendekatan konversi pilot melibatkan pengujian dan implementasi sistem baru
pada sekelompok kecil pengguna atau dalam satu area atau unit kerja terlebih
dahulu.
 Dalam pendekatan ini, sistem baru diimplementasikan dan dijalankan pada
lingkungan pilot terpilih, sementara sistem lama masih beroperasi di area lain.
 Pilot ini memberikan kesempatan untuk menguji sistem baru secara menyeluruh
sebelum mengimplementasikannya secara luas.
 Jika sistem baru terbukti berhasil dan sesuai dengan harapan, sistem lama dapat
ditinggalkan dan sistem baru dapat diperluas ke area atau unit kerja lainnya.

c. Konversi Bertahap (Phased Conversion):


 Pendekatan konversi bertahap melibatkan penggantian sistem lama secara
bertahap dengan sistem baru dalam beberapa tahap.
 Dalam pendekatan ini, sistem baru diimplementasikan secara bertahap pada area
atau unit kerja tertentu, sementara sistem lama masih beroperasi di area lain.
 Setelah tahap pertama berhasil diimplementasikan, tahap berikutnya dijalankan
hingga seluruh sistem lama digantikan oleh sistem baru.
 Pendekatan ini membantu mengurangi risiko dan memungkinkan organisasi
untuk mengatasi masalah secara bertahap.

d. Konversi Langsung (Direct Conversion):


 Pendekatan konversi langsung melibatkan penggantian sistem lama dengan
sistem baru secara seketika.
 Dalam pendekatan ini, sistem lama dimatikan dan sistem baru diimplementasikan
langsung sebagai penggantinya.
 Pendekatan ini dapat efisien dalam hal waktu dan sumber daya, tetapi juga
memiliki risiko yang lebih tinggi karena tidak ada kesempatan untuk pengujian
dan penyesuaian secara bertahap.

4. Operasi dan Perawatan Sistem (System Operation and Maintenance)


Perawatan sistem adalah bagian penting dari siklus hidup perangkat lunak dan teknologi
informasi. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga kualitas, keandalan, dan keberlanjutan sistem
sepanjang waktu. Hal ini mencakup pemantauan kinerja, identifikasi dan perbaikan kesalahan,
penyesuaian terhadap perubahan kebutuhan, dan upaya untuk memastikan bahwa sistem tetap
relevan dan efektif dalam mendukung tujuan bisnis organisasi. Perencanaan perawatan sistem
yang baik merupakan aspek kunci dalam memastikan bahwa investasi dalam teknologi informasi
memberikan nilai jangka panjang yang berkelanjutan. Dalam operasi dan perawatan sistem
(system operation and maintenance), terdapat beberapa alasan umum mengapa perawatan
diperlukan. Berikut adalah penjelasan mengenai empat alasan utama perawatan sistem:
a. Kesalahan yang Tidak Terdeteksi Sebelumnya:
 Sistem komputer atau perangkat lunak mungkin mengandung kesalahan atau bug
yang tidak terdeteksi selama pengembangan atau uji coba awal. Kesalahan
semacam ini dapat muncul saat sistem beroperasi dalam lingkungan produksi.
 Perawatan diperlukan untuk mengidentifikasi, memahami, dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan ini agar sistem dapat berfungsi secara benar dan dapat
diandalkan.

b. Permintaan Baru dari Pengguna:


 Pengguna sistem atau pemangku kepentingan mungkin memiliki kebutuhan baru
atau perubahan dalam fungsionalitas sistem yang sudah ada. Permintaan ini dapat
berkisar dari perubahan minor hingga perluasan besar.
 Perawatan sistem diperlukan untuk mengakomodasi permintaan-permintaan ini,
termasuk pengembangan, pengujian, dan implementasi perubahan yang sesuai.

c. Perubahan Lingkungan Luar:


 Sistem dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam lingkungan eksternalnya, seperti
perubahan dalam peraturan, standar industri, atau teknologi yang digunakan.
 Perawatan diperlukan untuk memastikan sistem tetap sejalan dengan perubahan-
perubahan ini dan mematuhi persyaratan dan regulasi yang berlaku.

d. Peningkatan Sistem:
 Organisasi mungkin ingin meningkatkan sistem mereka dengan menambahkan
fungsionalitas baru, meningkatkan kinerja, atau mengoptimalkan proses bisnis.
 Perawatan sistem dalam konteks ini dapat melibatkan proyek-proyek perubahan
besar yang memerlukan analisis, desain, pengembangan, dan pengujian.

Anda mungkin juga menyukai