Di tahun 80an juga, dunia internasional telah masuk ke era globalisiasi dan
liberalisasi. Sehingga kebijakan leberalisasi,swastanisasi,debirokratisasi
diberlakukan pada tahun 1983 karena banyaknya tuntutan lembaga Negara donor
dan internasional atas kinerja Indonesia sebagai Negara penerima. Namun,
adanya anggapan bahwa ini adalah bagian dari upaya membendung
berkembangnya komunisme, Negara-negara atau lembaga donor menutup mata.
Sebenarnya pembangunan Indonesia di masa orde baru sudah lumayan
baik. Namun, masih banyak masalah yang masih menyelimuti orde baru salah
satunya adalah KKN. Mengingat di masa itu bukan masalah government failure
yang menjadi masalah tapi private failure. Salah satu kasus korupsi yang paling
terkenal di era ini adalah kasus Eddy Tansil pada tahun 90an yang mengemparkan
Indonesia saat itu.
KEPEMIMPINAN POLITIK
Polugri era orde baru lebih di formulasikan kepada para elit politik yang
banyak dipengaruhi oleh budaya politik yang berkembang dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor determinan.
Pertama kali didirikan pda tahun 1963 dan berkembang di era orde baru
yang bertujuan untuk mendorong perekonomian Indonesia. Namun,kelompok
dan elit ABRI sering melakukan intervensi demi kepentingan mereka. Akan tetapi
juga menyulitkan mereka karena adanya UU penanaman modal asing tahun 1967
yang membuat beberapa kelompok ABRI melakukan penolakan untuk
pelaksanaannya.
3.SEKRETARIAT NEGARA
Sekneg mempunyai peran sentral pada masa orde baru, karena seringkali
dipercaya sebagai jubir presiden. Khusus untuk luar negeri, sulit dibedakan yang
mana hasil koordinasi antar menteri atau usulan para elit ABRI yang diterima oleh
Soeharto. Seringkali sekneg mengambil alih Deplu untuk urusan luar negeri.
Sehingga dapat dipahami bahwa sejak 1973 sekneg cenderung semakin
berkembang.
4.KOMISI 1 DPR
Para elit ABRI banyak yang menguasai lembaga ini antara lain Lembaga
Pertahanan Nasional,Dephankam,Bakin,BAIS dan KOMKANTIB. Namun,ada pula
yang terdiri dari para pakar dari sipil. Tapi, jumlah mereka sangatlah sedikit. Jadi
dapat dipahami bahwa posisi strategis lembaga nasional diisi oleh para elit dari
ABRI maupun TNI AD.