Anda di halaman 1dari 2

MON VOYAGE

Nazila Basuin Abdullah_Gugus Srikandi_Prodi Teknologi Pendidikan

Waktu itu aku hanyalah seorang siswi kelas 12 di MAN 4 Bantul. Seorang
siswi biasa yang tidak terlalu rajin dan tidak terlalu pintar, biasa saja. Sejak masih di
bangku MTs, selepas SMA aku selalu berpikir untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi di kampus besar seperti UGM atau UNY jurusan Psikologi, sesuai
dengan cita-citaku.
Aku menceritakan pada ibu perihal tujuan kuliahku dan prodi apa yang kupilih
pada tahun kedua di MA. Namun, beliau keberatan jika aku harus masuk ke prodi
tersebut. Aku mengalah dan memikirkan kembali visi misiku sebagai calon
mahasiswa.
Berawal dari lelahnya menjadi seorang siswi madrasah yang dituntut harus
bisa memanajemen waktu dan menghafal lebih banyak pelajaran, aku berfikir untuk
mengkaji kurikulum dimasa depan sehingga kelak, pelajar sepertiku tidak perlu
merasa stress dan tertekan karena tuntutan pelajaran.
Bersamaan dengan keputusanku itu, pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Semua hal yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar di sekolah dialihkan secara
daring. Sejujurnya, aku senang. Sebab dengan begitu, aku bisa memaksimalkan waktu
belajar untuk mengikuti UTBK tahun depan.
Tetapi, sayangnya tidak seindah yang aku perkirakan. Libur akibat pandemi
yang mulanya hanya dua minggu, ternyata menjadi dua tahun. Jadi, aku dan teman-
temanku benar-benar menghabiskan tahun terakhir kami di SMA secara daring.
***
Pukul tiga sore pada tanggal 14 Juni 2021 adalah salah satu hari bersejarah
untukku. Aku diterima di universitas beserta prodi yang aku inginkan. Hari-hari
baruku dimulai sejak itu.
Teman pertamaku adalah seseorang yang penyebutan namanya terdengar
seperti namaku. Namaya Dilla. Adilla Rosiana. Kami mengobrol melalui platform
WhatsApp di suatu malam setelah pengumuman SBMPTN. Bagiku, dia cukup ramah.
Karena dia perempuan, kupikir dia pasti cantik! Ah, suatu hari kuharap dapat
berteman dekat dengan kenalan pertamaku itu.
Aku mempunyai kesan tersendiri terhadap teman-temanku yang bergabung
lebih awal di group chat sebelum rombongan SBMPTN sepertiku datang. Mulanya
aku pikir aku terlalu tertutup, ansos, dan tingkat no-life-ku terlalu tinggi. Aku minder
sekali waktu itu, berasa ingin menghilang saja dari bumi. Aku berusaha membaur
dengan obrolan mereka yang sangat seru. Dan ya, hasilnya ada satu-dua orang teman
yang menyadari keberadaaku di group chat itu. Hehehe.
Ternyata faktornya bukan hanya dari aku sendiri yang kurang pintar
beradaptasi, tetapi juga faktor dari teman-temanku yang sudah lebih lama berinteraksi
sebelum aku bergabung. Ah, ya sudalah. Tak apa. Aku sudah berteman dengan
mereka semua sekarang!
***
Tanggal 9 Agutus 2021, selepas technical meeting PKKMB, pembagian gugus
untuk tingkat universitas dibagi. Dari prodi, hanya aku seorang di gugus itu. Tetapi,
ada beberapa anak yang fakultasnya sama denganku. Rasanya? Tentu saja canggung
sekali! Hehehe.
Meskpun begitu, yang pasti aku senang bisa berkenalan dengan teman-teman
beda fakultas.
Hal yang kupikir tidak akan pernah aku lupakan sampai wisuda nanti adalah
mengenai tugas PKKMB yang sangat menyenangkan ini. Ah, benar. Karena tugas
PKKMB ini, aku jadi bisa kenal lebih dekat dengan teman-teman kuliahku. Kami
berbagi informasi, saling membantu, dan saling mengingatkan pula. Jadi aku rasa,
interaksi kami--meskipun virtual--itu sudah lebih dari cukup untuk membuat orang
lain merasakan chemistry di prodi kami.
Saking menyenangkan tugas PKKMB ini, aku bahkan tidak bisa menahan diri
untuk tidak mengeluh sehari saja. Semua orang pasti lelah, bukan? Kupikir kakak-
kakak panitia PKKMB yang lebih kelelahan daripada kami. Hehehe. Semangat, kak!
Harapanku, semoga melalui tugas-tugas PKKMB ini, aku bisa kembali
mengembangkan softskillsku yang sempat nyaris hilang sebab pandemi tahun ini.

Semoga beruntung untuk kamu dan diriku sendiri!

Anda mungkin juga menyukai