Anda di halaman 1dari 4

AUTOBIOGRAPI

MUTIA DWITA PUTRI M

Nama saya Mutia Dwita Putri M.Saya lahir di salah satu desa di
kabupaten Luwu Timur.Lahir dari rahim seorang Wanita kuat yang
bernama Hatija dan seorang yang sangat sabar mendampinginya
bernama Mustari.Saya lahir sebagai anak ke empat dalam keluarga
tersebut pada tanggal 07 oktober 2002.Menjadi anak bungsu selama 15
tahun lamanya,sebelum akhirnya hadir seorang malaikat kecil lagi
dirumah.

Dirumah saya memanggil orang tua saya dengan sebutan bapak


dan mama.Bapak saya bekerja sebagai seorang petani biasa sedangkan
Mama saya adalah URT.Kami tinggal di salah satu desa di kabupaten
Luwu Timur yaitu Lampia.Tempat yang asri dengan penduduk nya yang
ramah dan sangat bersahabat.

Saya memiliki 4 saudara,yang pertama bernama Laila Kadrianti


yang merupakan anak paling tua dalam keluarga dan satu-satunya
saudari ku tahun 2017 dia menikah dengan seorang pria bernama Multi
Ramli dan dikaruniai 2 anak.Yang kedua bernama Rahmat M umurnya
berbeda setahun dengan kakak saya yang pertama dia juga sudah
menikah dan sekrang memili 2 anak juga.Yang ke tiga bernama Wahyudi
pallawa Lipu,umur nya 2 tahun diatas saya dan masih lajang.Dan yang
terakhir adalah Muh Rafif safa,dia adalah adik saya,yang usianya terpaut
sangat jauh dengan saya,yakni 15 tahun.

Masa kecil saya dihabiskan di desa tempat saya lahir,tumbuh


berkembang bersama anak-anak seusia saya,banyak memainkan
permainan tradisional,dan jauh dari kata Handphone seperti kebanyakan
anak sekarang.Saya sangat bersyukur bisa merasakan masa-masa
tersebut,setidak nya masa kecil saya tidk dihabisakan berjam jam dalam
sebuah layar gadget seperti kebanyakan anak sekarang.

Banyak kisah dan cerita di masa kecil saya.Tentang petualangan


bersama 2 sahabat saya,serta kenakalan-kenakalan yang kalua di ingat
sekarng,suka bikin ketawa sendiri dan berfikir kenapa pada saat itu saya
melakukannya.Saya dikenali oleh semua tetangga dekat rumah,dan
beberapa Lorong yang sering kami tempati bermain.

Pada saat memasuki usia sekolah,orang tua saya menyekolahkan


saya pada TK dekat dengan rumah.Banyak hal baru yang saya pelajari
disana.Bahkan pada saat TK saya juga sudah lancer mengeja dan
membaca berkat kerja keras Ibu pastinya.Setelah wisuda TK,orang tua
saya kemudian mendaftarkan saya pada sekolah dasar yang juga
lumayan dekat dengan rumah,sehingga kalau pulang bersekolah saya
bisa berjalan kaki ke rumah.Tidak banyak hal menarik disekolah dasar
selain berkegiatan pramuka seperti Perjusami dan persami yang sering di
adakan disekolah.

Setelah menamatkan Pendidikan sekolah dasar,orang tua saya


memutuskan untuk menyekolakan saya pada sekolah menengah pertama
di kota,yaitu SMP NEGERI 1 MALILI banyak hal yang menarik di
SMP.Menjadi satu satunya murid dari SD saya yang bersekolah di tempat
itu,sehingga setiap orang yang saya temui adalah orang baru.Di SMP juga
saya mendapat sahabat yang sampai sekarang masih berhubungan baik
dengan mereka.

Tamat SMP,saya memilih untuk bersekolah di SMA NEGERI 1


LUWU TIMUR yang merupakan sekolah unggulan di kabupaten Luwu
Timur,banyak pengalaman yang saya dapat kan ditempat ini.Merasakan
kebersamaan yang betul-betul tercipta disetiap waktu.Nama dari kelas
saya pada saat itu adalah Fascio Torsia yang artinya cahaya obor.Entah
terinspirasi dari mana,tapi nama itu memiliki sejuta makna untuk
kami.Yang mempersatukan kami dan mampu membuat kami berproses
bersama.

Pada akhir kisah fascio torsia,kami dengan terpaksa harus berpisah


tanpa sesuatu yang berkesan.Awal mulai pandemic covid19 yang sampai
saat ini belum berhasil diatasi oleh pemerintah.Segala persiapan yang
dilakukan untuk merayakan hari kelulusan kami terkubur sia-sia akibat
penerapan PPKM dan segala rangkaian upaya pemerintah untuk
memutus rantai covid19.

Setelah berbagai macam drama yang terjadi,sekarang saya


menjadi seorang mahasiswa disalah satu kampus Vokasi negeri.Yaitu
politeknik Negeri Ujung Pandang.Entah tertimpa keberuntungan apa saya
mengambil Jurusan Teknik Sipil yang sejak saya di sekolah menengah
tidak pernah terbayangkang sekali pun.Ini juga merupakan bukti bahwa
Allah selalu punya rencana terbaik dalam hidup.Kita bisa berencana,tapi
allah punya ketetapan yang terbaik bagi setiap hambahnya.

Rasa syukur tidak terhentikan pada hidup ini,berkat doa dan kerja
keras kedua orang tua saya,saya lulus dalam program Kip-kuliah yang
merupakan salah satu program Beasiswa untuk Pelajar dan mahasiswa
Indonesia yang kurang mampu dan berprestasi.Saya bisa melanjutkan
Pendidikan diperguruan tinggi ini tanpa membayar UKT,karena telah
ditutupi oleh Kip-Kuliah,setidaknya mengurangi beban orang tua.

Selama kuliah,saya dituntut untuk bisa mandiri dan belajar


mendewasakan diri.Jauh dari kedua orang tua,jauh dari rumah
sendiri,jauh dari sanak saudara.Semua yang saya temui adalah wajah
baru,watak baru serta segala macam kepribadian.Di kota ini,saya
mengurus segala keperluan saya sendiri,dituntut untuk menjadi kuat
padahal nyata nya tiap malam menangis memikirkan apakah hari besok
masih bisa bertahan.
Saya mengambil program studi D3 Teknik Konstruksi Sipil,sampai
sekarng masih heran juga kenapa saya,seorang yang paling membenci
perhitungan dan segala sesuatu yang berbau-bau angka bisa tersangkut
masuk di jurusan ini.Tiap semesternya dilalui dengan sejuta
perjuangan.Laporan,tugas besar dan segala sesuatu yang memerlukan
asistensi hingga berkali-kali menjadi cobaa tersendiri setiap semester di
sini.

Banyak hal yang berubah setelah ada nya covid19 yang sampai
sekarang pemerintah pun tidak memiliki cara yang tepat untuk
membasmi.Beradaptasi dengan kebiaasaan baru perterti pake masker
dan menjaga jarak.

Selama berkuliah,saya berteman dengan beberapa orang yang


menurut saya kepribadiannya sangat unik,dan Langka.Hal ini menadi
pemangkit semangat tersendiri bagi saya.Walaupun sebenarnya awalnya
saya tidak senan dengan kuliah saya,saya meragukan kemampuan saya
diteknik sipil.Karena mengingat saya sangat benci dengan matematika
dan segala sesuatu yang berhuungan dengan angka.

Namun,saya menyadari bahwa Allah SWT tidak memberikan


sesuatu kepada umatnya diatas dari pada kemampuan umatnya
sendiri.Saya membuktikan bahwa saya bisa sampai ke semester
sekarang berkat usaha doa dan dukugan orang terdekat.Saya sangat
bersyukur bisa bertemu bersama Sahabat Nivo 20 (teman kelas saya)
meski bayak drama yang terjadi di tiap tahunnya.Tapi,itu tidak membuat
membenci teman kelas saya.

Anda mungkin juga menyukai