Anda di halaman 1dari 6

BUDIDAYA MAGGOT

LATAR BELAKANG MASALAH

Sampah merupakan masalah yang sangat kasik di Indonesia khususnya di kota kita
tercinta Bandar Lampung ini. Setiap harinya sampah yang dihasilkan oleh seluruh masyarakat
Bandar Lampung adalah 1.000 ton dan itu ditampung di TPA Bakung, kurang lebih 50 % nya
adalah sampah organik. Jika setiap hari sampah terus dibuang di TPA tanpa ada
penanggulangan maka lama lama akan membusuk dan akan terserap oleh tanah dan jika
dibiarkan terus bisa terserap oleh air tanah sehingga membuat air tanah tercemar. Sedangkan
air tanah akan kita konsumsi baik untuk manusia dan juga hewan ternak, dan efek
mengkonsumsi air yang tercemar bisa menimbulkan penyakit salah satunya cacingan dan
juga penyakit lainnya.

PEMBAHASAN

Disini kita akan mencoba menanggulangi penumpukan sampah tersebut dengan cara
memanfaatkan sampah organik. Ada terobosan baru untuk pengolahan sampah organik yaitu
dengan Biokonversi yang dibantu oleh Lalat Hitam atau Black Soldier Fly (BSF) yang dalam
bahasa latinnya disebut Hermetia illucens. Dari hasil biokonversi dengan BSF tersebut akan
dihasilkan larva BSF atau yang disebut dengan Maggot.

Manfaat dari Maggot:

1. Dapat mereduksi jumlah sampah organik

2. Dapat hidup dalam rentang pH cukup luas

3. Tidak berperan sebagai agen penyakit

4. Kandungan proteinnya 405 s/d 60%

5. Masa hidup yang lama ( + minggu )

6. Untuk reproduksinya tidak perlu teknologi yang tinggi


Tahapan Penetasan Telur Larva Maggot

- Sampah yang halus, bisa sampah roti yang dihaluskan atau sampah organik lain yang
dihaluskan sebanyak 3 kg diletakkan pada box plastik ukuran 60 cm x 30 cm

- Telur larva sebanyak 10 gram diletakkan di kassa nyamuk

- Kemudian telur larva yang berada di kassa nyamuk diletakkan dia atass sampah halus
tadi.

- Diamkan selama 7 s/d 9 hari dijaga dan dirawat serta diliat kondisinya.

- Pada hari ke 9 telur larva sudah mulai menetas. Jika baru menetas bisa diberi makan
sampah roti yang disiram air. Lalu pisahkan baby larva yang sudah menetas dari
sampah yang sudah kering, sisa makanan atau sampahnya bisa untuk media tanam
dan pupuk organik.

Tahapan Pembesaran Baby Larva

- Memilah sampah organik, jika terbawa sampah yang non organik antara 10% s/d
15% tidak apa – apa tetapi diusahakan seminimal mungkin terbawa sampah non
organiknya karena bahaya untuk larva, setelah itu sampah organik tersebut
dihaluskan atau dicacah halus dan dicampur.

- Siapkan reaktor / bak pembesaran / kolam

- Masukkan sampah organik yang sudah sebanyak 10 kg dihaluskan tadi ke dalam


reaktor berukuran 1m2, lalu telur larva yang sudah menetas berusia 10 hari letakkan di
atas 10 kg sampah tadi. Untuk pembesaran baby larva membutuhkan waktu 5 hari.

- Pada hari ke 2 atau usia baby 11 hari diliat kondisi sampahnya, jika sudah kering
semua itu tandanya sudah habis dimakan baby larva boleh ditambah sampah halus
lagi tapi pelan pelan dan jangan langsung 10 kg. Tetapi jika masih basah sampahnya
itu tandanya makanannya masih banyak jadi diistirahatkan dulu jangan diberi makan.

- Pada hari ketiga atau usia 12 hari sampai hari ke 5 atau usia 14 hari tambahan terus
setiap harinya 10 kg sampah halus untuk makanan baby larva yang akan membesar
menjadi larva.

- Pada hari ke 15 baby larva sudah sempurna menjadi larva maggot dan sudah siap
dipanen.

- Larva pada usia 15 hari ini mengadung protein yang tinggi sekali, dan sudah siap
untuk menjadi pakan ikan atau pakan ternak lainnya. Warna Larva kuning. Bisa
diberikan langsung dalam kondisi segar hidup atau dikeringkan. Jika tidak langsung
diberikan dalam kondisi hidup bisa disimpan ke dalam freezer, dengan cara dicuci
bersih terlebih dahulu lalu disimpan di freezer. Untuk pakan ikan dalam kondisi
frozen cukup dikeluarkan dari freezer 10 – 15 menit lalu diberikan kepada ikan.
Untuk pengeringan larva bisa menggunakan oven roti, untuk 1 kg larva mebutuhkan
waktu 20 – 25 menit dan harus dibolak balik agar merata keringnya.

- Larva yang bagus diberikan untuk pakan hanya pada usia 15 sampai 20 hari paling
lama.

- Setelah itu dia akan istirahat makan

- Sisa sisa sampah dari media pembesaran larva bisa digunakan untuk media tanam atau
pupuk organik cair

Tahapan Pre Pupa

- Larva yang tidak digunakan untuk pakan ikan atau ternak akan mengalami fase
pembentukan menjadi pre pupa.

- Tahapan ini kurang lebih 10 hari yaitu dari hari ke 15 s/d 25 hari. Pada tahapan ini dia
istirahat makan atau puasa.

- Warnanya mulai berubah menjadi kecoklatan. Tahapan ini disebut pre pupa

Tahapan Menjadi Pupa (Kepompong)

- Pre pupa akan berubah menjadi Pupa (kepompong) membutuhkan waktu antara 26 s/d
40 hari. Yang berubah warna menjadi coklat kehitaman

- Pada tahapan ini Pupa atau kepompong juga tidak mebutuhkan makan

Tahapan Dari Pupa menjadi Lalat Hitam

- Setelah menjadi pupa, pupa dimasukkan dalam insektarium (kandang) berukuran


3m x 3m yang terbuat dari paranet (jaring).

- Dalam waktu 5 hari s/d 7 hari Pupa akan menjadi Lalat Hitam (BSF)

- Lalat hitam di dalam insektarium harus dijaga suhu dan kelembapannya, mereka
sangat sensitif sekali. Suhu di dalam insektarium harus pada kisaran 240 C s/d 340C.
Untuk kelembapan pada kisaran 400C s/d 600C. Pada saat menjadi lalat mereka tidak
membutuhkan makan tetapi kita harus memberi perlakuan yang khusus seperti
menjauhkan dari polusi udara, menghidari suara bising, harus terkena cahaya untuk
menhidari lalat tersebut stres, karena jika lalat tersebut stres banyak yang tidak mau
kawin dan tidak mau bertelur. Oleh karena itu di dalam kandang harus disiapkan
lampu, jika mendung lampu dihidupkan. Karena jika dalam cuaca mendung lalat tidak
mau bertelur.

- Di dalam kandang diberi daun daunan yang digantung seperti daun pisang untuk
media hinggap lalat. Dan juga siapkan kayu yang untuk menjadi cluster atau media
lalat bertelur, kayu dua buah yang disatukan.

- Lalat jantan setelah kawin langsung mati. Untuk lalat betina setelah bertelur dia akan
mati.

- Untuk bertelur lalat membutuhkan waktu 2 s/d 3 hari.

- Aktivitas lalat hanya pada siang hari, mereka kawin pada siang hari biasanya pada
pukul 09.00 pagi. Pada mlam hari lalat tidak beraktivitas, oleh karena itu biarkan
kandang dalam kondisi gelap pada malam hari.

- Untuk pemanenan telur kita lihat pada cluster kita buka kita lihat pada lipatan
kayunya jika ada yang berwarna putih itu telur lalat tersebut, bisa diambil dengan
disisir menggunakan cutter dan dipindahka pada media penetasan.

- Untuk 1 gram telur setara dengan 50 cluster. Setiap cluster menghasilkan 700 s/d 900
ekor larva, kita ambil mediannya 500 ekor larva. Estimasinya untuk 1 cluster bisa
menghasilkan 500 ekor larva. Jadi 1 gram telur bisa menghasilkan 25,000 ekor larva.
TABEL SIKLUS DARI TELUR MENJADI LALAT HITAM

Penetasan (7 s/d 9 hari) :


Sampah halus 3 kg diletakkan pada media ukuran 60 cm x 30 cm
Letakkan telur larva 10 gram di kassa nyamuk, letakkan dia atas sampah
Diamkan 7 s/d 9 hari dan telur akan menetas menjadi baby larva

Baby Larva Menjadi Larva (10 s/d 15 hari) :


Pada hari ke 10 siapkan kembali 10 kg sampah halus pada media box ukuran 1m2
Letakkan 5 gram baby larva
Sampai 5 hari beri makan 10 kg sampah terus. Tapi pada hari kedua dilihat kondisi jika masih
banyak makanan istirahatkan dulu, baru hari ke 3 diberi lg 10 kg samapah tiap hari sampai
hari ke 5 atau usia larva 14 hari.
Hari ke 6 atau usia larva 15 hari siap dipanen untuk pakan ternak atau ikan. Warna larva
kuning

Larva Menjadi Pre Pupa (16 s/d 25 hari):


Larva tidak butuh makan dan warna berubah menjadi kuning kecoklatan

Pre Pupa Menjadi Pupa/Kepompong (26 s/d 40 hari) :


Pre pupa berubah warna menjadi coklat kehitaman
Pindahkan pada Kandang/Insektarium. Dan menjadi Lalat

Lalat di dalam Insektarium harus dijaga :


1. Suhu antara 240C s/d 340C
2. Kelembapan antara 400C s/d 600C
3. Polusi Udara
4. Suara Bising
5. Harus Cukup Cahaya
Jika tidak dijaga lalat akan stres sehingga tidak mau kawin dan tidak mau bertelur

Anda mungkin juga menyukai