Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN NO 1

Proses persepsi, perhatian, dan stimulus saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dalam
membentuk pemahaman kita terhadap dunia di sekitar kita.

Proses persepsi adalah proses mental di mana informasi yang diterima oleh indera kita
diinterpretasikan dan diberi makna. Proses persepsi melibatkan pemrosesan sensori dan kognitif
untuk mengenali, menginterpretasikan, dan mengorganisir informasi dari stimulus.

Perhatian, di sisi lain, adalah mekanisme mental yang memungkinkan kita untuk fokus pada informasi
tertentu dan mengabaikan stimulus yang tidak relevan. Perhatian memainkan peran penting dalam
proses persepsi, karena kita perlu memperhatikan stimulus yang relevan untuk dapat memproses
informasi yang diberikan dengan tepat.

Stimulus adalah sesuatu yang menarik perhatian atau merangsang indera kita. Stimulus dapat
berupa visual, auditori, taktil, rasa, atau bau. Contoh stimuli adalah melihat lampu merah di jalan
saat mengemudi, mendengarkan musik di belakang, atau merasakan sentuhan yang hangat dari
pancutan matahari.

Hubungan antara ketiga proses ini dapat dilihat dalam contoh sederhana seperti ketika kita sedang
membaca buku. Stimulus adalah teks dalam buku yang kita lihat. Kita perlu memperhatikan dan
mengarahkan perhatian kita pada kata-kata tertentu dalam teks untuk memahami maknanya. Proses
persepsi berperan dalam menginterpretasikan kata-kata dan memberikan maknanya kepada kita.
Dengan adanya perhatian yang tepat dan proses persepsi yang sesuai, kita dapat memahami dan
mengingat informasi yang diberikan dalam buku tersebut.

Dalam konteks yang lebih luas, ketika kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita, proses persepsi,
perhatian, dan stimulus saling bekerja sama untuk membentuk pemahaman dan pengalaman kita
terhadap lingkungan. Persepsi terbentuk melalui stimulus dan membutuhkan perhatian yang adekuat
untuk memproses informasi yang relevan dari stimulus itu.

JAWABAN NO 2

Memori jangka pendek dan memori jangka panjang adalah dua jenis memori yang berbeda dalam
hal kapasitas, durasi, dan bagaimana informasi disimpan.

1. Memori jangka pendek (short-term memory/STM):

- Kapasitasnya terbatas, biasanya dapat menyimpan sekitar 7 hingga 9 item informasi.

- Durasinya singkat, hanya beberapa detik hingga beberapa menit.


- Informasi yang disimpan dalam memori jangka pendek cenderung tidak disimpan secara permanen
kecuali jika diproses lebih lanjut atau ditransfer ke memori jangka panjang.

Contoh pengalaman pribadi:

Misalkan Anda pergi ke toko kelontong dan mencatat beberapa item yang perlu Anda beli dalam
pikiran Anda. Sementara Anda berjalan melalui lorong dan melihat berbagai produk, Anda
menggunakan memori jangka pendek untuk mengingat daftar belanjaan Anda. Namun, setelah
beberapa saat, jika Anda tidak secara aktif mengulang atau mencatat daftar tersebut, Anda mungkin
akan melupakannya karena kapasitas dan durasi memori jangka pendek yang terbatas.

2. Memori jangka panjang (long-term memory/LTM):

- Kapasitasnya sangat besar, dapat menyimpan banyak informasi.

- Durasinya jauh lebih lama, dapat bertahan selama beberapa jam hingga seumur hidup.

- Informasi dalam memori jangka panjang cenderung disimpan secara permanen dan dapat diakses
kapan saja.

Contoh pengalaman pribadi:

Misalkan Anda belajar bahasa baru selama beberapa bulan. Melalui latihan dan repetisi, informasi-
informasi yang Anda pelajari akan diproses dan disimpan dalam memori jangka panjang. Ketika Anda
ingin mengingat kata-kata atau struktur kalimat dalam bahasa tersebut, Anda dapat dengan mudah
mengaksesnya dari memori jangka panjang Anda bahkan setelah waktu yang lama telah berlalu.

Secara umum, memori jangka pendek berfungsi sebagai tempat penampungan sementara untuk
informasi sebelum diolah atau diproses lebih lanjut, sedangkan memori jangka panjang berperan
dalam penyimpanan informasi jangka panjang yang akan bisa diakses kapan saja.

JAWABAN NO 3

Penilaian sosial atau social evaluation adalah proses di mana seseorang mengevaluasi atau membuat
penilaian terhadap orang lain berdasarkan berbagai faktor seperti penampilan fisik, perilaku,
prestasi, atau atribut personal lainnya.

Contoh pengalaman pribadi:

Saya memiliki pengalaman di mana saya terlibat dalam sebuah kompetisi olahraga. Saat kompetisi
berlangsung, penilaian sosial yang terjadi sangat nyata. Peserta dan penonton membuat penilaian
terhadap penampilan fisik, keterampilan teknis, dan performa secara keseluruhan.
Selama kompetisi, saya merasakan adanya evaluasi sosial dari peserta lain dan penonton. Beberapa
penilaian tersebut bisa dinyatakan secara langsung, seperti komentar atau sorakan, sedangkan yang
lain bisa bersifat lebih tak terucapkan seperti tatapan atau reaksi tubuh tertentu.

Selain itu, interaksi dengan rekan tim juga melibatkan penilaian sosial. Misalnya, saat berlatih
bersama tim, kinerja dan kontribusi setiap anggota tim akan dinilai dan dievaluasi oleh yang lain. Hal
ini bisa berdampak pada kepercayaan diri, motivasi, dan hubungan antar anggota tim.

Penilaian sosial juga berperan dalam membentuk persepsi diri kita sendiri. Jika kita menerima umpan
balik positif dan penilaian yang baik dari orang lain, bisa meningkatkan kepercayaan diri kita.
Sebaliknya, umpan balik negatif atau penilaian yang buruk bisa menurunkan perasaan percaya diri
dan mempengaruhi persepsi kami tentang kualitas diri atau kemampuan kita.

Pengalaman tersebut mengilustrasikan bagaimana penilaian sosial secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi interaksi sosial dan persepsi diri kita. Penting untuk memahami bahwa
penilaian sosial adalah proses alami dalam interaksi sosial, namun juga penting untuk tidak terlalu
terpengaruh oleh penilaian orang lain dan tetap fokus pada pengembangan diri yang sehat dan
positif.

Anda mungkin juga menyukai