PENDAHULUAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini dapat ditinjau
dari segi teoritis dan segi praktis yaitu sebagai berikut.
KAJIAN PUSTAKA
1. Menganalisis (C4)
Kemampuan menganalisis adalah kemampuan memisahkan
konsep ke dalam beberapa komponen dan menghubungkan satu
sama lain untuk memperoleh pemahaman secara utuh. Menurut
(Anderson, L.W., & D. Krathwohl, 2001) menganalisis merupakan
kemampuan menguraikan suatu bahan atau konsep menjadi
bagian-bagian dan menjelaskan bagaimana hubungan yang terjadi
antara satu bagian dengan bagian lain secara keseluruhan. Sebagai
contoh pada gambar berikut ini merupakan salah satu soal yang
terdapat pada materi momentum dan impuls.
Gambar 2.2 Contoh Soal Menganalisis (C4)
2. Mengevaluasi (C5)
3. Mencipta (C6)
a) Nilai Outfit Mean Square (MnSq) yang diterima adalah: 0,5 <
MnSq < 1,5.
b) Nilai Outfit Z-Standard (ZStd) yang diterima adalah: -2,0 < ZStd <
+2,0.
c) Nilai Point Measure Correlation (PeaCock) yang diterima adalah:
0,4 < PtMeaCorr < 0,85
Jika ketiga kriteria tersebut terpenuhi maka butir soal dapat
dikatakan fit. Apabila hanya dua dari tiga kriteria yang terpenuhi maka
butir soal dapat dikategorikan fit. Namun jika hanya satu kriteria yang
terpenuhi maka butir soal dikategorikan tidak fit.
Kompetensi Inti
Sikap (KI-1 dan KI-2)
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Mengahayati dan mengamalkan perilaku perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
Pengetahuan (KI-3) Keterampilan (KI-4)
KI.3 Memahami, menerapkan, KI.4 Mengolah, menalar, dan
dan menganalisis pengetahuan menyaji dalam ranah konkret
faktual, konseptual, prosedural, dan ranah abstrak terkait dengan
dan metakognitif berdasarkan pengembangan dari yang
rasa ingin tahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, bertindak secara efektif
budaya, dan humaniora dengan dan kreatif, serta mampu
wawasan kemanusiaan, menggunakan metoda sesuai
kebangsaan, kenegaraan, dan kaidah keilmuan.
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.10 Menerapkan konsep 4.10 Menyajikan hasil pengujian
momentum dan impuls serta penerapan hukum kekekalan
hukum kekekalan momentum momentum, misalnya bola jatuh
dalam kehidupan sehari-hari. bebas ke lantai dan roket
sederhana.
Indikator Pencapaian
Pengetahuan Keterampilan
3.10.1 Menganalisis hubungan 4.10.1 Mencipta roket sederhana
konsep momentum dan impuls. dengan menerapkan hukum
3.10.2 Mengevaluasi hukum kekekalan momentum
kekekalan momentum dalam
menyelesaikan masalah sehari-
hari.
3.10.3 Menganalisis peristiwa
tumbukan dalam kehidupan
sehari-hari
Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian pada
Materi Momentum dan Impuls
2.4 Analisis Materi Momentum dan Impuls
2.4.1 Momentum
Ketika sebuah benda diberi gaya maka benda yang semula diam
akan bergerak, benda tersebut bergerak karena adanya momentum
pada benda. Momentum adalah besaran vektor dan momentum sebuah
partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan
sebuah partikel (Tipler, n.d.). Definisi lainnya, momentum merupakan
salah satu sifat yang pasti dimiliki oleh benda bergerak dan merupakan
tingkat kesukaran untuk menghentikan gerak suatu benda. Momentum
sebuah partikel didefinisikan sebagai hasil kali massa dan
kecepatannya (Tipler, n.d.). Secara matematis, persamaan momentum
dapat ditulis sebagai berikut.
2.4.2 Impuls
⃗I = ⃗
F ∆t
Keterangan:
I : Impuls (N)
F : Gaya yang bekerja (W)
∆t : Selang waktu (s)
2.4.3 Hubungan Momentum dan Impuls
Sumber: (Slideshare)
F aksi = - F reaksi
' '
m1 v 1+ m2 v 2=m1 v1 +m2 v 2
p1 + p2 = p'1 + p'2
Jumlah momentum awal = Jumlah momentum akhir
Keterangan:
' '
p1 , p2 : momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
p1 , p2 : momentum benda 1 dan 2 setelah tumbukan
m1 ,m2 :massa benda 1 dan 2
v 1 , v 2 : kecepatan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
' '
v 1 , v 2 : kecepatan benda 1 dan 2 setelah tumbukan
2.4.5 Tumbukan
'
∆v
e=-
∆v
Sumber: (Slideshare)
(Sumber: carbiketech.com)
Gambar 2.13 Ilustrasi Crumple Zone Pada Mobil
Crumple zone merupakan sebuah area pada kendaraan yang
dirancang untuk hancur atau deformasi ketika terjadi tabrakan.
Deformasi sendiri memiliki arti perubahan bentuk mobil dari
bentuk yang mulus hingga ringsek. Area crumple zone atau
zona benturan dapat menyerap energi kinetik dari benturan,
sehingga dapat meminimalisir efek ketika terjadi tabrakan.
Bagian zona benturan biasanya terletak pada bagian depan dan
bagian belakang mobil.
2. Airbag
(Sumber: techbug.com)
Gambar 2.14 Ilustrasi Airbag Pada Mobil
3. Roket
(Sumber: nasa.gov)
Gambar 2.15 Ilustrasi Roket
METODE PENELITIAN
2) Validitas Empiris
Pengujian validitas empiris adalah pengujian validitas yang
dilakukan dengan cara menguji coba instrumen yang dibuat
kepada peserta didik (Arikunto, 2019). Pengujian validitas
empiris dilakukan dengan melaksanakan uji coba instrumen
yang diikuti oleh 36 peserta didik. Uji coba dilakukan
menggunakan google form kepada peserta didik kelas XI di
salah satu SMA di Kota Bandung yang telah mempelajari
materi momentum dan impuls, kemudian diolah menggunakan
bantuan software ministep.
5) Daya Pembeda