Anda di halaman 1dari 1

prolog

Malam,21 mei 2011.

tiupan angin behembus di jalanan pinggir kota. Tidak kuat, hanya sepoi_-sepoi. Tapi
tiupannya membawa nuansa dingin yang mencekam bagi jiwa yang dilanda ketakutan.
Ranting-ranting pohon ikut bergerak di bawah sinar bulan. Saling menggesek satu sama
lain. Menyajikan alunan melodi alam yang dihiasi derik serangga malam.
Jalanan itu sepi.
Di malam seperti ini, tidak ada seorang pun yang berminat keluar dari rumah mereka.
Kebanyakan lebih memilih untuk meringkuk nyaman di kasur mereka. Berlindung dari hawa
dingin di malam itu.
Malam itu nyaris berjalan normal seperti malam-malam biasanya. Sampai terjadi hal
yang agak membingungkan di sana.
Pada malam itu, di jalanan yang sepi. Ada seorang anak laki-laki kecil yang berlarian di
sana. Anak itu sendirian di tengah gelapnya malam. Berlari cepat dengan membawa rasa cemas
dan takut akan sesuatu, sesuatu yang sepertinya bisa kapan saja menyergap dirinya.
Dia terlalu cemas akan terlambat dan takut dengan kehilangan.


15 menit yang lalu.saat semuanya dimulai.

Anda mungkin juga menyukai