Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING

UNTUK SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH (SIKDA)


(STUDI KASUS: DINAS KESEHATAN PROVINSI RIAU)

Dosen Pengampu :

Febi Nur Salisah, S.Kom., M.Kom

Oleh :

Kelompok 3

Mahfuzoh 12150321274
Mahyuda 12150315127
Irwanda
Miftahul Jannah 12150321893

KELAS: 5D SISTEM INFORMASI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Abstrak:

Tulisan ini membahas penerapan EAP pada Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) di
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Perencanaan, pemahaman situasi saat ini dan prospek bisnis
di masa depan, dan rencana implementasi adalah bagian dari EAP. Analisis value chain
Porter digunakan dalam pemodelan bisnis untuk menentukan entitas bisnis utama dan
pendukungnya. Entitas bisnis yang diusulkan diubah menjadi entitas data dan dihubungkan
dengan arsitektur aplikasi yang dibutuhkan organisasi. Terakhir, rencana pengembangan telah
disusun untuk memungkinkan implementasi EAP pada SIKDA.

Pendahuluan:

Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) di Dinas Kesehatan Provinsi Riau


membutuhkan perencanaan arsitektur enterprise yang terstruktur dan sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Oleh karena itu, paper ini membahas penerapan Enterprise
Architecture Planning (EAP) pada SIKDA. EAP adalah metodologi yang menyelaraskan
kebutuhan teknologi informasi dengan visi misi enterprise sehingga akan diperoleh tujuan
akhir yang terarah dan juga tepat. Langkah-langkah EAP yang dilakukan meliputi inisialisasi
perencanaan, pemahaman kondisi saat ini, kondisi enterprise di masa depan, dan rencana
implementasi.

Metodologi Penelitian

Langkah-langkah EAP yang dilakukan pada SIKDA di Dinas Kesehatan Provinsi Riau adalah
sebagai berikut:

1. Inisialisasi Perencanaan

- Menentukan Ruang Lingkup Enterprise Blueprint

- Mendefinisikan Visi Misi

- Menentukan Metodologi Blueprint Sistem Informasi Kesehatan

- Menentukan Tim Pengembangan

2. Pemahaman Kondisi Saat Ini

- Pemodelan Bisnis (Business Modeling)

- Sistem Teknologi Saat Ini (Current System & Technology)

3. Kondisi Enterprise di Masa Depan

- Daftar Kandidat Entitas


- Arsitektur Aplikasi

- Arsitektur Teknologi

4. Rencana Implementasi

- Roadmap Rencana Pengembangan

Pemodelan bisnis dilakukan dengan menggunakan analisis value chain Porter untuk
mengidentifikasi entitas bisnis utama dan pendukung. Selanjutnya, kandidat entitas bisnis
diubah menjadi entitas data dan dihubungkan dengan arsitektur aplikasi yang dibutuhkan oleh
organisasi. Terakhir, roadmap rencana pengembangan disusun untuk implementasi EAP pada
SIKDA.

Landasan Teori:

- Enterprise Architecture Planning (EAP)

- Analisis value chain Porter

a. Langkah 1 – Inisialisasi Perencanaan


1. Menentukan Ruang Lingkup Enterprise
Blueprint yang disusun merupakan Blueprint Sistem Informasi Kesehatan yang
mana akan memberikan gambaran tentang proses manajemen informasi kesehatan
yang dibutuhkan dan infrastruktur teknologi yang mendukungnya di Dinas Kesehatan.

2. Mendefinisikan Visi Misi


Dari visi dari Dinas Kesehatan maka dirumuskan sebagai berikut "Penyelenggaraan
organisasi yang sehat dengan didukung sistem informasi yang didasarkan pada
perkembangan teknologi informasi dan berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan"
Misi:

 Mewujudkan sumber daya yang beriman, berkualitas dan berdaya saing melalui
pembangunan manusia seutuhnya
 Mewujudkan pembangunan insfrastruktur daerah yang merata dan berwawasan
lingkungan
 Mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri dan berdaya saing
 Mewujudkan budaya melayu sebagai payung negeri dan mengembangkan pariwisata
yang berdaya saing
 Mewujudkann tata kelola pemerintahan yang baik dan pelayan publik yang prima
berbasis teknologi informasi
3. Menentukan Metodologi
Blueprint Sistem Informasi Kesehatan disusun dengan menggunakan metodologi
Enterprise Architecture Planning karena dalam metodologi ini menyelaraskan kebutuhan
teknologi informasi dengan visi misi enterprise sehingga akan diperoleh tujuan akhir yang
terarah dan juga tepat.

4. Menentukan Tim Pengembangan


Tim penyusun dan pengembang dipilih berdasarkan kapasitas masing masing sebagai
tim yang ahli sesuai bidangnya. Tim ini dibagi menjadi tim peneliti, tim IT, tim manajemen
proyek dan tim konsultan.

b. Langkah 2 – Pemahaman Kondisi Saat Ini


1. Pemodelan Bisnis (Business Modeling)
Memodelkan bisnis proses dapat dilakukan dalam tiga tahap: dokumentasi struktur
organisasi, identifikasi, dan pemodelan. Tujuan pemodelan bisnis proses adalah untuk
menyediakan dasar pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh tentang yang dapat digunakan
untuk mendefinisikan arsitektur dan rencana implementasi.
Rantai nilai (value Chain) Porter dapat dijadikan langkah awal dalam memodelkan
bisnis dengan mendefinisikan area fungsional utama organisasi dan aliran informasi yang
terdiri dari aktivitas utama (primary activitie) dan aktivitas pendukung (support activities).

Pendefinisian fungsi bisnis Dinas Kesehatan dengan menggunakan analisis value


chain mengidentifikasi 3 (Tiga) kegiatan utama (primary activities) dan 4 (Empat) kegiatan
pendukung (support activities).
Primary Activities (Aktivitas Utama)

 Manajemen Administrasi: Ini melibatkan administrasi rumah sakit, manajemen


pasien, penjadwalan, dan manajemen data pasien.
 Asuransi Kesehatan: Ini melibatkan penyediaan layanan asuransi kesehatan kepada
masyarakat.
 Penelitian dan Pengembangan: Ini melibatkan penelitian medis dan pengembangan
teknologi kesehatan baru.
 Pendidikan Kesehatan: Ini mencakup pendidikan dan pelatihan tenaga medis, serta
edukasi masyarakat tentang kesehatan.
Support Activities (Aktivitas Pendukung)

 Penyediaan Layanan Medis: Ini adalah tahap utama dalam rantai nilai di industri
kesehatan, yang mencakup penyediaan layanan medis kepada pasien.
 Penyediaan Sarana Kesehatan: Ini mencakup penyediaan fasilitas, peralatan medis,
dan bahan medis.
 Produksi Obat dan Alat Kesehatan: Ini mencakup produksi obat-obatan, perangkat
medis, dan produk-produk kesehatan lainnya.
Dengan pemodelan bisnis ini, Enterprise Architecture Planning dapat diterapkan
dengan lebih terstruktur dan sesuai dengan kebutuhan Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Itu
akan membantu dalam menyusun roadmap teknologi, pengelolaan sumber daya, dan
perencanaan strategis untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan
informasi kesehatan di provinsi tersebut.
2. Sistem Teknologi Saat Ini (Current System & Technology)
Untuk tahap sistem dan teknologi saat ini di lapisan kedua, tujuannya adalah untuk
mencatat dan mendefinisikan seluruh platform sistem dan teknologi yang digunakan instansi
saat ini, serta memberikan acuan untuk migrasi jangka panjang. Sedangkan yang harus
dihasilkan pada tahap ini yaitu berupa Information Resource Catalog (IRC) atau disebut juga
sebagai ensiklopedia sistem atau inventory sistem.

Nama Sistem Informasi dan Manjemen Objek Pelayanan


Deskripsi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) adalah sebuah
sistem yang digunakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Riau
untuk mengelola data dan informasi terkait kesehatan di wilayah
tersebut. SIKDA mencakup informasi tentang layanan
kesehatan, statistik kesehatan, manajemen pasien, dan lainnya.
Sistem Operasi Windows Server
Database Server Microsoft SQL Server
Jenis Aplikasi Aplikasi Web-based
Tahun Implementasi 20XX (Isi dengan tahun implementasi sebenarnya)
Basis Teknologi NET Framework, ASP.NET, C#

c. Langkah 3 – Kondisi Enterprise di Masa Depan


1) Daftar Kandidat Entitas
Kandidat entitas adalah suatu entitas yang akan menjadi bagian dalam dalam
perencanaan arsitektur enterprise, sehingga penentuannya dapat didasarkan pada kondisi
fungsi bisnis utama pada value chain yang telah terdefinisi sebelumnya, dengan demikian
maka entitas yang akan didefinisikan adalah entitas bisnis yang nantinya didefinisikan
menjadi entitas data. Sesuai dengan kondisi value chain tersebut, maka daftar entitas bisnis
yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
 Entitas Manajemen Administrasi
 Entitas Asuransi Kesehatan:
 Entitas Penelitian dan Pengembangan
 Entitas Pendidikan Kesehatan
 Entitas Penyediaan Layanan Medis
 Entitas Penyediaan Sarana Kesehatan
 Entitas Produksi Obat dan Alat Kesehatan

Kondisi diatas didasarkan pada Zachman Framework, pendefinisian mengenai entitas


pada level dua adalah menurut owner view, dimana hubungan antar entitas digambarkan
dalam bentuk hubungan diantara entitas bisnisnya. Dengan demikian maka kandidat entitas
yang digambarkan merupakan entitas bisnis yang didapat dari fungsi utamanya belum
merupakan penggambaran entitas pada masing-masing data.

Untuk lebih jelasnya maka perlu diturunkan kembali dari masing-masing entitas
bisnis menjadi entitas data sehingga rencana pendefinisian dari arsitektur data dapat
terbentuk. Berikut kandidat entitas data dari entitas bisnis.

ENTITAS BISNIS NO ENTITAS DATA

Entitas Manajemen Administrasi 1. 1. Data Administrasi Rumah Sakit

2. 2. Data Pasien

3. 3. Data Penjadwalan

4. 4. Data Manajemen Data Medis

Entitas Asuransi Kesehatan 5. 1. Data Polis Asuransi

6. 2. Data Klaim Asuransi

7. 3. Data Layanan Pelanggan

Entitas Penelitian dan 8. 1. Data Penelitian Obat


Pengembangan
9. 2. Data Pengembangan Perangkat Medis

Entitas Pendidikan Kesehatan 10. 1. Data Pendidikan Dokter

11. 2. Data Pelatihan Perawat

12. 3. Data Program Edukasi Masyarakat


Entitas Penyediaan Layanan 13. 1. Data Rekam Medis
Medis
14. 2. Data Diagnosis

15. 3. Data Perawatan

16. 4. Data Operasi

17. 5. Data Rehabilitasi

18. 6. Data Pemberian Obat

Entitas Penyediaan Sarana 19. 1. Data Fasilitas


Kesehatan
20. 2. Data Peralatan Medis

21. 3. Data Bahan Medis

Entitas Produksi Obat dan Alat 22. 1. Data Penelitian Obat


Kesehatan
23. 2. Data Produksi Obat

24. 3. Data Produksi Perangkat Medis

2) Arsitektur Aplikasi
Untuk arsitektur aplikasi yang diidentifikasikan untuk membantu fungsi bisnis utama
dari organisasi dimaksudkan untuk mendefinisikan aplikasi yang dibutuhkan oleh organisasi,
antara lain:

 Menentukan kandidat aplikasi


 Menghubungkan aplikasi tersebut dengan fungsi bisnis yang telah didefinisikan.
 Menghubungkan aplikasi dengan unit organisasi Perusahaan

Dalam mendefinisikan kandidat aplikasi akan digunakan Four Stage Life Cycle
sebagai alat perkiraan kebutuhan terhadap aplikasi ini.

NO GRUP APLIKASI N KANDIDAT SISTEM INFORMASI


O

1. Entitas Manajemen Administrasi 1. Sistem Administrasi Rumah Sakit

2. Sistem Manajemen Pasien


3. Sistem Penjadwalan Kunjungan

4. Sistem Manajemen Data Medis

2. Entitas Asuransi Kesehatan 5. Sistem Polis Asuransi

6. Sistem Klaim Asuransi

7. Sistem Layanan Pelanggan

3. Entitas Penelitian dan 8. Sistem Penelitian Obat


Pengembangan
9. Sistem Pengembangan Perangkat Medis

4. Entitas Pendidikan Kesehatan 10. Sistem Pendidikan Dokter

11. Sistem Pelatihan Perawat

12. Sistem Program Edukasi Masyarakat

5. Entitas Penyediaan Layanan 13. Sistem Rekam Medis


Medis
14. Sistem Diagnosis

15. Sistem Perawatan

16. Sistem Operasi

17. Sistem Rehabilitasi

18. Sistem Pemberian Obat

6. Entitas Penyediaan Sarana 19. Sistem Fasilitas


Kesehatan
20. Sistem Peralatan Medis

21. Sistem Bahan Medis

7. Entitas Produksi Obat dan Alat 22. Sistem Penelitian Obat


Kesehatan
23. Sistem Produksi Obat

24. Sistem Produksi Perangkat Medis

3) Arsitektur Teknologi
Setelah melakukan identifikasi arsitektur data dan arsitektur aplikasi, langkah
selanjutnya yakni mengusulkan pengembangan arsitektur teknologi yang dimiliki guna
meningkatkan kinerja sistem, seperti gambar di bawah ini:

d. Langkah 4 – Rencana Implementasi


Untuk tahapan implementasi, akan dibuatkan roadmap rencana pengembangan seperti
pada tabel berikut:

Kesimpulan
Penerapan Enterprise Architecture Planning (EAP) pada Sistem Informasi Kesehatan Daerah
(SIKDA) di Dinas Kesehatan Provinsi Riau sangat penting untuk menyelaraskan kebutuhan
teknologi informasi dengan visi dan misi perusahaan. Metodologi EAP digunakan untuk
menyelaraskan kebutuhan teknologi informasi dengan visi dan misi perusahaan, sehingga
menghasilkan tujuan akhir yang terarah dan sesuai. Langkah-langkah EAP yang dilakukan
meliputi inisialisasi perencanaan, memahami kondisi saat ini, kondisi perusahaan di masa
depan, dan rencana implementasi. Pemodelan bisnis dilakukan dengan menggunakan analisis
rantai nilai Porter untuk mengidentifikasi entitas bisnis utama dan pendukung. Selanjutnya,
kandidat entitas bisnis ditransformasikan ke dalam entitas data dan dihubungkan dengan
arsitektur aplikasi yang dibutuhkan oleh organisasi. Terakhir, rencana pengembangan
roadmap disiapkan untuk implementasi EAP pada SIKDA.

Anda mungkin juga menyukai