Anda di halaman 1dari 4

Pedoman dalam melakukan self disclosure

Self-disclosure adalah proses dimana seseorang membagikan informasi pribadi


tentang diri kepada orang lain. Pedoman dalam melakukan self-disclosure sangat
penting untuk menjaga hubungan interpersonal yang sehat dan saling
menghormati. Berikut adalah beberapa pedoman singkat dalam melakukan self-
disclosure:
1. Pertimbangkan Tujuan
Sebelum berbicara, pikirkan apa tujuan dalam melakukan self-disclosure.
Apakah ingin membangun kepercayaan, mencari dukungan, atau
memperkuat hubungan?
2. Pertimbangkan Konteks
Perhatikan situasi dan konteks di mana akan melakukan self-disclosure.
Apakah ini merupakan waktu yang tepat dan tempat yang sesuai untuk
berbicara?
3. Pertimbangkan Keterbukaan Orang Lain
Selalu pertimbangkan kenyamanan dan keterbukaan orang lain dalam
menerima informasi pribadi. Jangan memaksakan diri jika mereka tidak
siap mendengar.
4. Gradual Disclosure
Buka diri secara bertahap. Mulailah dengan informasi yang tidak terlalu
sensitif, dan jika ada kepercayaan yang terbangun, dapat membagikan
informasi yang lebih pribadi.
5. Hindari Oversharing
Jangan berlebihan dalam self-disclosure. Tidak semua detail pribadi perlu
dibagikan, terutama yang tidak relevan dalam konteks yang sedang
dibicarakan.
6. Dengarkan Respons
Setelah melakukan self-disclosure, perhatikan respons orang lain. Ini dapat
membantu memahami bagaimana informasi diterima dan apakah perlu
untuk melanjutkan atau mengubah arah pembicaraan.
7. Jaga Kepercayaan
Jangan mengkhianati kepercayaan orang lain dengan membocorkan
informasi pribadi yang mereka bagikan kepada.
8. Jaga Privasi
Pertimbangkan privasi sendiri. Jika merasa tidak nyaman atau khawatir
tentang bagaimana informasi pribadi dapat digunakan, pertimbangkan
untuk tidak membagikannya.
9. Jangan Gunakan Self-Disclosure sebagai Senjata
Hindari menggunakan informasi pribadi sebagai alat untuk menyakiti atau
memanipulasi orang lain.
10. Jujur dan Terbuka
Saat melakukan self-disclosure, berbicaralah dengan jujur dan terbuka.
Kejujuran adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat.
Memberikan respon bagi self disclosure orang lain
Memberikan respon yang baik bagi self-disclosure orang lain adalah keterampilan
penting dalam menjaga hubungan interpersonal yang sehat dan mendukung.
Berikut adalah beberapa panduan untuk memberikan respon yang tepat terhadap
self-disclosure orang lain:
1. Dengarkan Aktif
Fokuskan perhatian sepenuhnya pada orang yang melakukan self-
disclosure. Matikan gangguan dan tunjukkan bahwa peduli dengan apa
yang mereka katakan.
2. Tunjukkan Empati
Cobalah untuk memahami perasaan dan pengalaman orang tersebut.
Sampaikan empati dengan mengatakan hal-hal seperti, "Bisa dibayangkan
betapa sulitnya itu bagi Anda."
3. Hindari Penilaian
Jangan langsung menilai atau mengkritik apa yang orang tersebut bagikan.
Biarkan mereka merasa aman untuk berbicara tanpa takut dihakimi.
4. Pertanyakan dengan Bijak
Jika perlu, ajukan pertanyaan yang mendalam untuk lebih memahami
situasi atau perasaan mereka. Namun, lakukan ini dengan sensitif dan
hindari pertanyaan yang terlalu pribadi.
5. Sampaikan Dukungan
Berikan dukungan verbal, seperti mengatakan, "Saya di sini untuk
mendengarkan" atau "Mendukung dalam menghadapi ini."
6. Jangan Paksakan Solusi
Jika orang tersebut tidak meminta saran, hindari memberikan solusi secara
berlebihan. Terkadang, orang hanya ingin berbicara dan merasa didengar.
7. Jaga Kerahasiaan
Jika self-disclosure tersebut bersifat pribadi atau rahasia, pastikan untuk
menjaga kerahasiaan informasi tersebut, kecuali jika ada ancaman serius
terhadap diri sendiri atau orang lain.
8. Tawarkan Bantuan
Jika orang tersebut meminta bantuan atau saran, berikan secara positif dan
berdasarkan pengalaman Anda, jika memungkinkan.
9. Hindari Menyamakan Pengalaman
Ketika memberikan respon, hindari untuk membuat percakapan tentang
diri Anda sendiri. Ini adalah waktu untuk mendengarkan dan mendukung
mereka, bukan untuk menjadikan diri pusat perhatian.
10. Bersabar
Terkadang, orang mungkin butuh waktu untuk merespon atau
merenungkan apa yang telah mereka bagikan. Berikan mereka ruang yang
mereka butuhkan.
Imbalan dan bahaya melakukan self disclosure
Self-disclosure adalah proses dimana seseorang membagikan informasi
pribadi tentang diri mereka kepada orang lain. Imbalan dari melakukan self-
disclosure adalah terbentuknya hubungan yang lebih intim dan erat dengan orang
lain. Ketika seseorang berbagi perasaan, pengalaman, atau pikiran yang pribadi,
hal ini dapat meningkatkan tingkat kepercayaan dan koneksi emosional antara
individu-individu tersebut. Ini bisa memperkuat hubungan persahabatan, romantis,
atau bahkan profesional. Self-disclosure juga dapat memungkinkan seseorang
untuk mendapatkan dukungan, pemahaman, atau saran dari orang lain, yang bisa
sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah atau situasi sulit.
Ada bahaya yang terkait dengan self-disclosure. Salah satunya adalah
risiko penyalahgunaan informasi pribadi. Ketika seseorang mengungkapkan hal-
hal yang sangat pribadi, ada kemungkinan informasi tersebut dapat digunakan
melawan mereka, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Selain itu, self-
disclosure yang berlebihan atau tidak tepat dapat menyebabkan ketidaknyamanan
atau bahkan merusak hubungan. Terlalu banyak self-disclosure sebelum ada
tingkat kepercayaan yang memadai dapat membuat orang lain merasa terlalu
terbuka atau terbebani oleh informasi tersebut. Oleh karena itu, penting untuk
mempertimbangkan situasi dan hubungan dengan baik sebelum melakukan self-
disclosure.
Johari Window Theory
Johari Window Theory, yang dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harry
Ingham, adalah kerangka kerja konseptual yang digunakan untuk memahami
dinamika self-disclosure dan komunikasi interpersonal. Teori ini menggambarkan
empat kuadran yang mewakili berbagai aspek dari diri seseorang yang dapat
dikenali atau tidak dikenali oleh diri sendiri dan orang lain. Kuadran pertama
adalah "Area Terbuka" (Open Area), yang mencakup informasi yang diketahui
oleh individu dan juga oleh orang lain. Kuadran kedua adalah "Area Tersembunyi"
(Hidden Area), yang berisi informasi yang hanya diketahui oleh individu tetapi
tidak oleh orang lain. Kuadran ketiga adalah "Area Buta" (Blind Area), yang berisi
informasi yang hanya diketahui oleh orang lain tetapi tidak oleh individu. Kuadran
terakhir adalah "Area Tidak Diketahui" (Unknown Area), yang berisi informasi
yang tidak diketahui oleh individu maupun orang lain.
Johari Window Theory mengajarkan bahwa dengan meningkatkan self-
disclosure yang tepat dan mengurangi area yang "buta" atau "tersembunyi,"
seseorang dapat memperluas area yang terbuka dan memperdalam hubungan
interpersonal. Ini membantu dalam membangun kepercayaan, pemahaman, dan
komunikasi yang lebih efektif antara individu-individu. Dengan pemahaman yang
lebih baik tentang diri sendiri dan orang lain, seseorang dapat menciptakan
hubungan yang lebih sehat dan lebih mendalam.

Anda mungkin juga menyukai