Anda di halaman 1dari 2

Membenahi Budaya Banjir Kota Dumai

BANJIR hal itu bukan lagi dianggap aneh untuk daerah di Indonesia,
ada beberapa penyebab banjir diantaranya faktor cuaca, lingkungan
dan manusia itu sendiri. Wajar saja, orang tua jarang mengajari anak
untuk menjaga lingkungan, seperti hal kecil buang sampah
sembarang.

Belum lagi faktor cuaca tidak menentu yang terjadi di Kota Dumai
belakangan ini, hujan hanya hitungan menit banjir sudah memenuhi
sudut perkotaan. Ditambah lagi, aliran air melalui drainase tersumbat
akibat sampah dan pendangkalan drainase bertahun-tahun tidak
dilakukan pengerokan.

Kota Dumai terletak di wilayah pesisir juga menjadi ancaman, banjir


juga hadir tanpa diiringi hujan lebat. Kota Industri ini juga menjadi
langganan untuk air pasang laut, dulunya air pasang laut masih bisa
diprediksi hadirnya. Tapi sekarang tidak menentu hingga tiap bulan
air pasang tiba.

Untuk itu pemerintah harus mulai program penanggulangan banjir


secara non fisik. Artinya kebijakan penanggulangan banjir yang
bersifat fisik harus diimbangi dengan langkah-langkah non fisik,
dimana peran masyarakat dan stakeholder lainnya diberi tempat
yang sesuai.

Tak hanya pemerintah, peran masyarakat utamanya pelaku usaha


harus juga menunjukkan kepeduliannya dalam memelihara alam
lingkungan. Sebab, bencana banjir juga sangat mengganggu aktivitas
usaha.

"Semua komponen harus merasa bertanggungjawab untuk terlibat


dalam mencegah terjadinya banjir"
Banjir Rob di Dumai Riau, Kawasan Permukiman Terendam

PEKANBARU, KOMPAS.com - Banjir rob atau air laut pasang


menggenangi permukiman warga di Kecamatan Dumai Kota, Kota
Dumai, Riau, Senin (10/10/2022).
Koordinator Lapangan (Korlap) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Dumai Rustam Effendi menyebutkan, banjir rob
mulai terjadi pukul 06.00 WIB.
"Air laut mulai naik ke daratan jam enam pagi berdampak ke
permukiman warga. Tapo banjir diperparah karena musim hujan.
Pada jam 10.00 WIB, air sudah mulai surut lagi,"

sebut Rustam saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin


siang. Baca juga: Pembangunan Tanggul Laut untuk Antisipasi Rob
di Semarang Terancam Molor, Ini Penyebabnya Rustam
memperkirakan, ada puluhan rumah warga yang terdampak banjir
seperti di kawasan Jalan Belimbing, Jalan Budi Kemuliaan, Jalan
Nangka, hingga Jalan Sukajadi. Secara umum, ketinggian banjir di
permukiman warga sekitar 60 sentimeter.

"Yang terdampak banjir rob ada sekitar 60 rumah warga. Sekarang


anggota sedang melakukan patroli di kawasan banjir sambil
melakukan pendataan," ujar Rustam. Sejauh ini, sebut dia, belum ada
warga yang mengungsi. "Kalau yang mengungsi belum ada,"
sebutnya. Baca juga: Kouta BBM Bersubsidi Terbatas, Nelayan di
Dumai Mengeluh Tak Bisa Melaut Rustam mengimbau agar warga
tetap waspada terhadap banjir rob.

"Warga kita imbau waspada. Kepada orangtua agar mengawasi anak-


anaknya. Sekarang ini memang banjir surut, tapi banjir rob ini
biasanya jam 18.00 naik lagi. Kalau turun hujan, bisa saja air cepat
naik," kata Rustam.

Anda mungkin juga menyukai