Anda di halaman 1dari 1

Ansor Setia Menolong

Surat Ali Imran ayat 52 yang artinya: “Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani Israil), dia
berkata, ‘Siapakah yang akan menjadi penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?’ Para Hawariyyun
(sahabat setianya) menjawab, ‘Kamilah penolong (agama) Allah’. Kami beriman kepada Allah. Dan
saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim.”

Ayat diatas adalah salah satu ayat yang disampaikan oleh KH. Wahab Hasbullah dalam medirikan Ansor.
Sikap kesetiaan dan berjiwa penolong menjadi pondasi yang wajib dimiliki setiap kader Ansor dalam
menghadapi setiap tantangan zaman. Ansor sebagai organisasi yang lahir dari Rahim Nahdlatul Ulama’
juga memiliki kwajiban mendasar dalam hal mengejawantahkan perjuangan NU dan menjadi garda
terdepan mengawal ajaran islam Ahlussunah Waljamaah An-nahdliyah.

Pada 2 September 1951, dilakukan penandatanganan persetujuan bersama antara PBNU dengan PP GP
Ansor. Persetujuan ini ditandatangani oleh Rais ‘Aam PBNU KH Abdul Wahab Chasbullah, Ketua PBNU KH
M Dahlan, dan Ketua Umum PP GP Ansor Hamid Wijaya. Terdapat tiga poin dalam persetujuan itu.
Pertama, dalam bidang politik GP Ansor tunduk kepada PBNU dan dalam bidang hukum apa pun tunduk
kepada PB Syuriyah NU. Kedua, GP Ansor adalah alat perjuangan NU. Ketiga, GP Ansor tetap taat dan
setiap kepada NU dalam waktu dan keadaan yang bagaimanapun juga selama NU tetap dipimpin oleh
para ulama Ahlussunnah wal Jamaah (NU Online)

Anda mungkin juga menyukai