2. Tujuan
Mengajak dan menuntut ditegakkannya syariat Allah, bekerja denganNya dan untukNya,
keyakinan yang bersih menghujam dalam sanubari, pemahaman yang benar yang merasuk dalam
akal dan fikrah, syariah yang mengatur al-jawarih (anggota tubuh), perilaku dan politik.
Tujuan Ikhwanul Muslimin adalah mewujudkan terbentuknya sosok individu muslim,
rumah tangga Islami, bangsa yang Islami, pemerintahan yang Islami, negara yang dipimpin oleh
negara-negara Islam, menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara mereka yang terampas,
kemudian membawa bendera jihad dan da’wah kepada Allah sehingga dunia mendapatkan
ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam. Pengaruh ajaran shufi hanya terbatas pada zikir/wirid yg
dibaca konsisten setiap pagi dan petang (Al-Ma'tsurat) berdasrkan hadits2 yg shohih. Ikhwanul
Muslimin menolak segala bentuk penjajahan dan monarki yang pro-Barat.
Dalam perpolitikan di berbagai negara, Ikhwanul Muslimin ikut serta dalam
proses demokrasi sebagai sarana perjuangannya (bukan tujuan), sebagaimana kelompok-
kelompok lain yang mengakui demokrasi. Contoh utamanya adalah Ikhwanul Muslimin di Mesir
yang mengikuti proses pemilu di negara tersebut.
3. Sarana
Wasilah (sarana) untuk merealisasi sasaran-sasaran tersebut telah disebutkan oleh ustadz
Hasan al-Banna rahimahullah: "Sarana kita dalam mengokohkan da’wah, dapat diketahui secara
jelas, dan dapat dibaca oleh semua orang yang ingin mengetahui sejarah jama’ah. Ringkasan
semua itu ada pada dua kalimat yakni: Iman dan amal, cinta dan persaudaraan (Ukhuwah). Apa
yang paling banyak dilakukan Rasulullah saw. tidak lain adalah menda’wahkan manusia pada
keimanan dan amal. Kemudian memadukan hati kaum mu’minin di atas pilar cinta dan
persaudaraan. Lalu terpadulah antara kekuatan ‘aqidah dan kekuatan persatuan.
Kedua, menyaring semua unsur-unsur baik untuk dijadikan pilar pendukung yang kokoh bagi
fikrah ishlah (perbaikan).
Keempat, manhaj (metode) yang benar. Ikhwan telah mendapatkannnya dalam al-Qur’an,
sunnah Rasul-Nya dan melalui berbagai hukum Islam ketika kaum muslimin memahaminya secara
bersih, jauh dari tambahan unsur asing dan kedustaan. Ikhwan melakukan kajian terhadap Islam
di atas landasan ini dengan mudah, luas disertai penguasaan yang menyeluruh.
Kelima, kaum mu’minin yang beramal atau aktivis muslim. Ikhwan menerapkan apa yang
mereka pahami dari Agama Allah, penerapan menyeluruh tanpa pandang bulu. Ikhwan,
alhamdulillah, mengimani fikrah, meyakini tujuan, dan percaya dengan pertolongan Allah kepada
mereka selama mereka bekerja untuk-Nya serta berada di atas petunjuk Rasulullah saw.
4. Penyebarannya
Ikhwanul Muslimin adalah organisasi Islam tertua dan terbesar di Mesir, didirikan oleh
Hassan al-Banna pada 1928. Gerakan ini awalnya dimaksudkan untuk menyebarkan nilai-nilai
Islam, tetapi kemudian tumbuh menjadi gerakan politik. Di Mesir terutama, gerakan ini
berjuang melawan koloni Inggris dan memberantas semua pengaruh dari Barat. Mereka mampu
menyebar ke seluruh dunia lewat aktivitas politik yang dipadukan dengan kegiatan amal. Para
anggotanya mengklaim bahwa mereka mendukung prinsip-prinsip demokrasi, tetapi tujuan
yang telah ditetapkan adalah membentuk negara yang didasarkan pada hukum Islam atau
syariah. Slogan yang dipakai di seluruh dunia berbunyi: "Islam adalah solusi". Cabang-
cabangnya segera dibentuk di seluruh negeri dan masing-masing menjalankan sekolah, masjid,
dan organisasi olahraga. Jumlah anggotanya lalu meningkat dengan pesat. Pada akhir dekade
1940an, kelompok ini diperkirakan sudah memiliki 500.000 anggota di Mesir, dan ideologinya
telah menyebar di berbagai penjuru di Timur Tengah